Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

KINERJA BALOK BETON PRA TEGANG PARSIAL PRATARIK YANG TELAH DIPERBAIKI AKIBAT PEMBEBANAN SILKLIK Suharwanto; Artiningsih, Titik Penta; Budiono, Bambang
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1579.831 KB)

Abstract

Pembangunan gedung bertingkat dan jembatan pada umumnya mengunakan rangka baja atau beton. Beton yang digunakan khususnya untuk elemen struktur balok pada umunya menggunakan system prategang. Sistem ini memungkinkan balok beton yang digunakan mempunyai bentang panjang. Namun apabila elemen struktur balok tersebut mengalami kerusakan tidak dapat di lakukan penggantian secara sebagian atau parsial, sehingga perlu ada cara lain untuk perbaikannya, yaitu dengan cara prepack dan grouting. Bahan yang digunakan untuk perbaikannya adalah beton polimer. Perbaikan ini dimaksudkan untuk memulihkan kembali kinerja dan memperpanjang umur rencana. Perbaikan secara nyata di lapangan sulit untuk langsung diketahui kinerjanya dalam waktu yang singkat, sehingga dibuat pemodelan benda uji yang dibuat dengan skala laboratorium, tetapi dapat menstimulasikan keadaan di lapangan. Pembebanan dilaboratorium dilakukan terhadap model benda uji tersebut pada keadaan awal/original dan setelah dilakukan perbaikan dengan beban siklik kembali yang sama agar elemen struktur balok tersebut dapat mensimulasikan beban dinamis dari gempa atau kendaraan yang bergerak, sehingga pemodelan dan pengaturan pengujian mendekati kondisi lapangan atau kenyataan yang ada seperti kondisi sebelum dan sesudah diperbaiki. Jumlah beban siklik yang diberikan adalah 6 siklus dengan maksud agar model benda uji dapat dibebani hingga daktilitas tingkat 3, sehingga kinerja balok prategang tersebut dapat diketahui dengan cepat. Hasil pengujian yang diperoleh adalah bahwa semua jenis balok beton prategang yang telah diperbaiki (balok retrofit) mengalami defleksi yang lebih besar dari balok beton prategang original, karena pengurangan daya prategang awal pada kabel prategang, serta baja tulangan dan kabel prategang sudah mengalami sedikit leleh. Kekuatan daya layan balok prategang masih relatif sama pada setiap siklusnya, namun sedikit penurunan daya layan beban siklus terakhir yaitu rata – rata adalah 10 % untuk penurunan kapasitas beban, 17% untuk kekuatan dan 7% untuk kekakuan. Pola retak yang terjadi benda uji (yang awal dan setelah diperbaiki) relatif sama yaitu retak lentur, sehingga kinerja beton yang telah diperbaiki masih dalam kondisi baik dan hamper sama dengan benda uji awalnya.
PEMANFAATAN LIMBAH PROSES PEMBUATAN BAJA SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT ALAM Suharwanto; D, Enri
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol 2 No 1 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.153 KB)

Abstract

Beton adalah material komposit antara agregat (kasar dan halus) dan semen serta air sebagai bahan pengikatnya yang diambil dari alam, sehingga peningkatan kebutuhan agregat alam akan mengganggu lingkungan. Di lain pihak buangan limbah (padat dan cair) dari kegiatan industri seperti di PT. Krakatau Steel yang memproduksi debu EAF yang di peroleh dari sisa pembuatan pelat (Slab) baja dan billet yang ditangkap di deducting plant, lumpur (Slurry) berupa CRM yang diperoleh dari pendinginan pelat (Cold Rolling Mill) dan DR Plant yang diperoleh dari pembuatan besi Spons dari bahan baku pellet, dan dan batu gangue yang diperoleh dari sisa pembakaran besi Spons dan ini juga akan mengganggu lingkungan atau berdampak buruk bagi lingkungan sekitarnya dan membutuhkan lahan pembuangan, sehingga limbah tersebut harus diolah menjadi bahan lain atau sebagai bahan pengganti sebagian semen dan agregat alam (halus dan kasar). Pemanfaatan bahan limbah dapat mengurangi limbah buangan dan mengurangi eksploitasi agregat alam, pencemaran lingkungan dan lahan tempat pembuangan limbah. Penelitian di awali dengan mengetahui karakteristik untuk masing-masing limbah tersebut dan prosentase kandungannya di dalam beton. Hasil penelitian masing-masing limbah tersebut ternyata mendekati karakteristik bahan-bahan pembentuk beton. Dengan demikian, limbah tersebut dapat di jadikan sebagai bahan pengganti sebagaian material pembentuk beton, namun mutu yang dicapai lebih kecil dari beton dengan agregat alam. Pada pengetesan lain yang berupa pelat dan balok beton ini juga mempunyai kinerja yang baik untuk dijadikan material non-structural (seperti gorong-gorong dan kansteen) dan structural (seperti pelat dan balok).   Kata kunci : agregat, batu gangue, material pembentuk beton, debu EAF, Slurry CRM dan  DR Plant.
PERILAKU KEKUATAN GESER BALOK BETON MUTU TINGGI DENGAN BEBAN TERPUSAT STATIK PADA BALOK TULANGAN TUNGGAL DAN TANPA TULANGAN GESER DENGAN BERBAGI BENTANG GESER Suharwanto; Oesman, Mardiana
Jurnal Rekayasa Infrastruktur Vol 1 No 4 (2016)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiralodra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.274 KB)

Abstract

Penelitian secara eksperimental telah dilakukan untuk mempelajari perilaku dan mekanisme kekuatan geser pada balok beton dengan tulangan tunggal dan tanpa tulangan geser. Sebanyak 9 buah balok beton dengan tulangan tunggal diuji dengan menggunakan rangka penahan beban atau Rigid Portal Beam (RPB), dan kurva hubungan beban vs defleksi di tengah bentang balok telah diperoleh. Variabel yang digunakan pada eksperimen ini adalah kekuatan beton (fc?) dan bentang geser (a/d). Kekuatan beton bervariasi milai fc? 30 MPa hingga fc? 70 MPa. Sedangkan bentang geser (a/d) bervariasi antara 2.5 hingga 5.0. Dan rasio tulangan tarik longitudinal ??= 1,46%. Selanjutnya hasil uji eksperimen dianalisa dan dibandingkan dengan persamaan pada yang ada di dalam SNI T-15-1991-03. Hasil analisa terhadap pengaruh rasio tulangan tarik longitudinal dan bentang geser (a/d) menunjukkan bahwa nilai kuat geser jauh lebih tinggi dari hasil perhitungan dengan persamaan SNI T-15-1991-03. Dengan demikian nilai geser yang dari persamaan tersebut sangat konserfatif.
Konservasi Mata Air Pancur Dan Sirembes Sebagai Sumber Kebutuhan Air Domestik Di Desa Penungkulan, Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah Ilham Chandra Wijaya; Suharwanto Suharwanto; Puji Pratiknyo
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 1, No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-I
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.065 KB) | DOI: 10.31315/psb.v1i1.9051

Abstract

Mata air Pancur dan Mata Air Sirembes merupakan sumber air bersih yang dimanfaatkan masyarakat di Desa Penungkulan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya metode survey (menentukan karakteristik mata air, potensi mata air dan kondisi lapangan secara langsung), metode wawancara (penentuan kebutuhan air penduduk) menggunakan metode random sampling perhitungan rumus Slovin dalam penentuan responden, metode matematik (menghitung kuantitas debit dan penggunaan mata air), metode laboratorium untuk analisi sifat fisik (warna, bau, rasa, dan TDS) mata air, sifat kimia (CL-, BOD, COD, Ca, SO4 , Mg, NO , Fe, pH, CaCO3) mata air, dan sifat biologi (total coliform) mata air dengan acuan Peraturan Menteri Kesehatan No. 32 Tahun 2017 tentang standar baku mutu Air Bersih, dan metode evaluasi digunakan untuk mengetahui hasil akhir dari analisis mata air seabgai penentuan arahan konservasi di daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Mata Air Pancur dan Mata air Sirembes termasuk mata air Perenial Spring (mataair menahun). Debit Mata Air Pancur sebesar 0,8948 L/detik dan debit Mata Air Sirembes 0,098 L/detik. Kebutuhan air warga Desa Penungkulan di Tahun 2027 sebesar 9,327 L/detik. Kualitas Mata air Pancur dan Mata Air Sirembes tergolong baik dan sesuai baku mutu kecuali parameter biologi total coliform. Potensi kuantitas mata air Pancur dan mata air Sirembes rendah dan tidak dapat mencukupi kebutuhan air bersih 10 tahun kedepan. Teknik konservasi yang diterapkan yaitu secara vegetatif (penanaman pohon beringin, bambu, dan sukun), secara mekanis (pembuatan teras gulud, pembutan lubang resapan biopori, dan perlindungan mata air).Kata Kunci: karakteristik mata air, konservasi mata air, mata air pancur dan sirembes
Perencanaan Teknis Reklamasi Lahan Bekas Penambangan Andesit di Desa Somorejo, Kecamatan Bagelen, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah Akrim Aisani; Suharwanto Suharwanto; Jaka Purwanta
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.657 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8837

Abstract

Kegiatan penambangan bahan tambang batuan berupa andesit di Desa Somorejo, Kecamatan Bagelen,Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah menyebabkan terjadinya perubahan fungsi lahan, bentuk lahan, dankualitas lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui tingkat kerusakan lahan akibat penambanganandesit dan membuat perencanaan teknis reklamasi lahan bekas penambangan andesit sebagai upayamelestarikan fungsi lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari metode survei danpemetaan yang dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran di lapangan. Metode yang digunakan untukmengetahui tingkat kerusakan lahan adalah metode pengharkatan, dan metode purposive sampling. Setelahmengetahui tingkat kerusakan lahan, dalam membuat perencanaan teknis reklamasi menggunakan metodeanalisis deskriptif. Parameter yang digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan lahan adalah batas tepi galian,batas kemiringan dinding galian, tinggi dinding galian, relief dasar galian, tutupan vegetasi, dan kondisi jalan.Berdasarkan hasil evaluasi tingkat kerusakan lahan pada lahan bekas penambangan andesit di daerah penelitiantermasuk dalam kategori kerusakan tinggi dengan nilai harkat 14 dari keenam parameter kerusakan lahan.Perencanaan teknis reklamasi yang dilakukan harus memperhatikan dampak yang terjadi dengan mengacu padaRTRW Kabupaten Purworejo 2011-2031.Kata Kunci: Andesit; Kerusakan Lahan; Penambangan; Reklamasi; Revegetasi.
Analisis Potensi Pencemaran Airtanah Akibat Kebocoran Tangki Pendam SPBU di Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, DIY RR Salsabila Paundria Cayadewi; RR Dina Asrifah; Suharwanto Suharwanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.98 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8825

Abstract

Seiring perkembangan zaman diikuti meningkatnya jumlah kendaraan bermotor menyebabkan peningkatan konsumsi BBM sehingga banyak dibangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU). Keberadaan SPBU memiliki risiko terhadap pencemaran airtanah akibat dari kebocoran tangki pendam dan aktivitas SPBU. SPBU Payak yang berada di Kalurahan Srimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul berada di wilayah padat pemukiman dengan kondisi airtanah yang dangkal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat potensi pencemaran airtanah akibat kebocoran tangki pendam SPBU. Penentuan potensi pencemaran airtanah menggunakan metode Le Grand dengan 5 parameter fisik, yaitu kedalaman muka airtanah, kemiringan muka airtanah, daya serap di atas permukaan tanah, permeabilitas akuifer, dan jarak horizontal terhadap sumber pencemar. Hasil analisis menunjukan lokasi pengamatan memiliki potensi kecil (sangat sulit tercemar) dengan rentang total skor dari seluruh titik pengamatan 16,04 sampai 20,02. Kata Kunci: Airtanah; Le Grand; Potensi Pencemaran; SPBU; Tangki Pendam
Pengolahan Air Tanah Payau Menggunakan Karbon Aktif Granular di Desa Jambakan Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten, Jawa Tengah Tria Rohmeila Sari; Suharwanto Suharwanto; Rr. Dina Asrifah
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 1, No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-I
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.23 KB) | DOI: 10.31315/psb.v1i1.9040

Abstract

Sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah air. Kebutuhan air untuk pemanfaatnya sebagai air bersih semakin meningkat setiap waktunya. Penggunaan air tanah sangatlah dominan dibandingkan dengan kebutuhan air permukaan dikarenakan oleh kualitas air yang terkandung didalamnya. Sebagian besar masyarakat Desa Jambakan mengeluhkan kondisi air sumur yang terasa payau. Air bersih layak konsumsi harus memenuhi syarat secara fisik, kimia dan biologi sesuai dengan Kepmenkes No. 32 Tahun 2017 tentang standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air. Pengujian sifat fisik air dilapangan menggunakan EC meter didapatkan bahwa nilai TDS > 1000 mg/L dan masuk dalam kategori air payau. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air tanah dan efektivitas pengolahan air tanah menggunakan karbon aktif dengan beda ketebalan yaitu 60 cm dan 70 cm. Dalam peneitian ini metode yang digunakan adalah metode survei lapangan, laboratorium, dan matematis. Penggunaan air di lokasi penelitian adalah sebagai air bersih sehinggaparameter pengujiannya secara fisik yaitu TDS, DHL. Parameter kimia berupa salinitas, natrium, sulfat, dan klorida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air tanah di Desa Jambakan setelah dilakukan pengolahan masih berada di atas baku mutu, dengan efektivitas tertinggi dapat menurunkan konsentrasi sulfat mencapai46,296% pada karbon aktif ketebalan 70 cm. 
Pengaruh Kemiringan Lereng terhadap Nilai Laju Erosi di PT Darma Henwa Bengalon Coal Project Roseva Rahmawati Maha; Aditya Pandu Wicaksono; Nandra Eko Nugroho; Herwin Lukito; Suharwanto Suharwanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1175.558 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8832

Abstract

PT Darma Henwa melakukan kegiatan reklamasi pada lahan bekas tambang sebagai salah satupenanggulangannya, namun tidak menutup kemungkinan tetap terjadi erosi pada lahan reklamasi. Tujuan daripenelitian untuk mengetahui besar laju erosi berdasarkan kemiringan lereng datar, miring, dan curam,mengetahui faktor pengaruh dari curah hujan dan vegetasi terhadap erosi. Metode untuk penentuan titikpengukuran erosi dan pengambilan sampel tanah adalah purposive sampling. Pengukuran erosi menggunakanmetode tongkat dengan menghitung penurunan tanah pada tongkat. Melakukan analisis statistik korelasi pearson.Lahan reklamasi dengan kemiringan lereng datar didapatkan nilai erosi sebesar 66,86 ton/ha/thn, kemiringanlereng miring sebesar 46,11 ton/ha/thn, dan kemiringan lereng curam sebesar 32,29 ton/ha/thn. Hasil tersebutmenunjukan erosi yang dihasilkan tidak signifikan berpengaruh oleh faktor hujan pada kemiringan lerengtertentu, melainkan adanya pengaruh dari faktor lain yaitu vegetasi. Pada kemiringan lereng curam dan miringmemiliki nilai coverage yang lebih tinggi sebesar 236,80 m2 dan 115,56 m2 dibandingkan nilai coverage padakemiringan lereng datar sebesar 41,02 m2, hal ini menyebabkan erosi pada kemiringan lereng datar lebih besar.Hasil analisis korelasi antara intensitas hujan dengan nilai erosi termasuk kedalam klasifikasi sangat kuat, nilai Rpada kemiringan lereng datar sebesar 0,9181, kemiringan lereng miring sebesar 0,9118 dan kemiringan lerengcuram sebesar 0,9106.Kata Kunci: Erosi; Tongkat; Kemiringan Lereng; Lahan Reklamasi; Vegetasi
Teknik Pengolahan Airtanah Payau Menjadi Air Bersih, di Desa Kanoman, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon progo, Daerah Istimewa Yogyakarta Fahri Ali Arey; Suharwanto Suharwanto; Ekha Yogafanny
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan SATU BUMI Vol 1, No 1 (2019): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu Bumi) Ke-I
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.3 KB) | DOI: 10.31315/psb.v1i1.9028

Abstract

Penduduk di Desa Kanoman tidak dapat menggunakan air tanah yang ada dikarenakan airtanah yang berasal dari sumur gali dirasa sedikit payau. Warga hanya menggunakan airtanah dari sumur gali tersebut untuk kebutuhan sehari-hari kecuali untuk konsumsi karena takut apabila air tersebut dikonsumsi akan menimbulkan gangguan bagi kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas airtanah, penyebab terbentuknya airtanah payau, dan arahan pengolahan airtanah payau di daerah penelitian sebagai air bersih. Metode yang dalam penelitian ini diantaranya adalah metode survei dan pemetaan, metode matematis, metode analisis laboratorium dan pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Analisis yang digunakan untuk mengetahui penyebab airtanah payau adalah analisis karakteristik akuifer, analisis arah aliran airtanah, dan analisis kualitas airtanah. parameter fisik seperti DHL dan TDS. Untuk parameter kimia yang diuji diantaranya adalah salinitas, pH, Cl, Ca, Na, dan kesadahan sebagai CaCO3.Hasil yang diperoleh yaitu kualitas airtanah di lokasi penelitian tergolong sebagai air payau. Hal ini dapat diketahui dari beberapa parameter yang terkandung didalam airtanah dan memiliki nilai melebihi batas baku mutu sebagai air bersih, antara lain yaitu nilai TDS sebesar 1120 ppm, nilai DHL 2270 µmhos/cm, nilai klorida 317,6 mg/L, nilai salinitas 1 (%o) dan nilai natrium 1059 mg/L. Airtanah payau di daerah penelitian merupakan air formasi (connate water) yang terperangkap akibat aktivitas marin berupa laut dangkal atau zona lithoral pada masa lampau. Pemanfaatan zeolit sebagai water filter treatment untuk arahan pengolahan air payau sebagai air bersih kurang menunjukan hasil yang optimal dalam mengarbsorpsi ion-ion dalam air, sehingga arahan pengolahan berupa reverse osmosis sebagai alternatif lain dalam mengolah air payau menjadi air yang layak dikonsumsi.Kata Kunci: Adsorbentv; Airtanah payau ; Media
Evaluasi dan Pengelolaan Lereng Bekas Tambang Sirtu di Dusun Dompol, Desa Dompol, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah Sekar Tyasing Wicaksono; Wisnu Aji Dwi Kristanto; Suharwanto Suharwanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian SATU BUMI Vol 4, No 1 (2022): Vol 4, No 1 (2022): Prosiding Seminar Nasional Teknik Lingkungan Kebumian (Satu
Publisher : UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1144.945 KB) | DOI: 10.31315/psb.v4i1.8895

Abstract

Gunung Merapi merupakan salah satu gunungapi aktif di Indonesia. Ketika Gunung Merapi mengalami erupsi akan menghasilkan material vulkanik yang dapat bermanfaat bagi warga sekitar. Salah satu cara masyarakat memanfaatkan material tersebut dengan melakukan penambagan pasir dan batu seperti yang berlangsung di Dusun Dompol. Salah satu lahan bekas tambang yang dijumpai di Dusun Dompol sangat bersinggungan langsung dengan permukiman warga. Sehingga, perlu adanya suatu evaluasi untuk mengetahui kondisi eksisting lereng bekas tambang dan faktor keamanan. Metode yang adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan survei dan pemetaan lapangan serta uji laboratorium. Metode sampling dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan pengambilan sampel tanah berdasarkan spesifikasi ASTM D-1587. Sedangkan untuk pengujian ukuran butir dan porositas menggunakan sampel tanah terganggu. Metode analisis yang dilakukan menggunakan metode Janbu yang disederhanakan dan analisis deskriptif berdasarkan Kepmen No. 1827 K/30/2018 dan Klasifikasi Faktor Keamanan Bowles, 1989. Berdasarkan pengujian laboratorium diperoleh nilai berat isi berat isi 1,19 gr/cm3 , kadar air 50%, kohesi 5 kN/m2 , dan sudut geser 15° pada lereng timur. Sedangkan pada lereng selatan memiliki nilai berat isi 1,62 gr/cm3 , kadar air 12%, kohesi 4 kN/m2 , dan sudut geser 22°. Berdasarkan perhitungan faktor keamanan diperoleh nilai faktor keamanan nilai faktor keamanan 1,058 pada lereng timur dan 0,333 pada lereng selatan. Arahan pengelolaan yang dilakukan adalah dengan melakukan rekayasa geometri, penanaman vegetasi, dan, pendekatan sosial.Kata kunci: Kestabilan Lereng, Nilai Faktor Keamanan, Metode Janbu yang disederhanakan