Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

TINJAUAN PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RSUD Dr. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Firzah Dika Andria; Ida Sugiarti
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/.v3i2.85

Abstract

AbstractFast and precise services are the desire of consumers. The speed of document provision of medical records to the clinic can be an indicator in measuring satisfaction. Based on preliminary studies in dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya found that the provision of medical record documents less than the maximum and delayed. The aim of this research is to determine the implementation of the provision of documents in the old patient medical records outpatient services. This research type is a descriptive study. Data collection used observation sheets, stopwatch, and interview guidelines. Sample size is 99 medical record documents with accidental sampling technique. The amount of sample is 99 document medical records with accidental sampling technique. Data were analyzed using univariate analysis. The results shows 63.64% late provision of medical record documents with an average time of 12.36 minutes, it exceeds the minimum standard service that is d”10 minutes. The groove of the provision of documents in the old patient medical records outpatient is 100% not appropriate. This is due to the amount of time a patient visits increased, less officer, less storage rack capacity, system alignment sequence and the absence of tracer. The conclusion is the provision of document medical record of old patients is late and the groove of the provision of documents in the old patient medical records outpatient is not appropriate. To solve those problems, it would be better if the service quality is improved, especially in the speed of medical records document provision.Keyword: speed of services, average speed, groove.AbstrakPelayanan yang cepat dan tepat merupakan keinginan konsumen. Kecepatan penyediaan dokumen rekam medis ke poliklinik dapat menjadi indikator dalam mengukur kepuasan. Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya ditemukan bahwa dalam penyediaan dokumen rekam medis kurang maksimal dan mengalami keterlambatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan penyediaan dokumen rekam medis pasien lama di pelayanan rawat jalan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi, stopwatch, dan pedoman wawancara. Besar sampel adalah 99 dokumen rekam medis dengan teknik accidental sampling. Analisis data dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukan 63,64% dokumen rekam medis terlambat penyediaannya dengan rata-rata waktu 12,36 menit, melebihi standar pelayanan minimal yakni d”10 menit. Alur penyediaan dokumen rekam medis pasien lama di rawat jalan 100% tidak sesuai. Hal ini disebabkan karena jumlah kunjungan pasien lama meningkat, petugas yang kurang, kapasitas rak penyimpanan kurang, sistem penjajaran tidak berurutan dan tidak adanya tracer. Kesimpulannya penyediaan dokumen rekam medis pasien lama terlambat dan alur penyediaan dokumen rekam medis pasien lama di rawat jalan tidak sesuai. Untuk memecahkan masalah tersebut ada baiknya jika kualitas pelayanan lebih ditingkatkan khususnya dalam hal kecepatan penyediaan dokumen rekam medis.Kata Kunci: Kecepatan penyediaan, rata-rata kecepatan, alur.
ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DATA FORMULIR ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK KASUS BEDAH Rd. Irda Melinda Febriyanti; Ida Sugiarti
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 3, No 1 (2015)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/.v3i1.67

Abstract

AbstractQuantitative analysis has conducted in dr. Slamet Garut General Hospital, but there are still anamnesis andphysical examination forms are incomplete both clinical data and demographic data. Based on the highestpreliminary survey of incompleteness on the register component is 83.34%. The aim of this research is toknow the fulfilment procedure, completeness and incompleteness data fulfilment of anamnesis and physicalexamination forms. The method that used in this research is observation quantitative analysis, using instrumentobservation sheet. The population in this research are 1008 medical record documents on semester I in 2013.The magnitude of the sample uses Slovin formula is 90 documents. Slovin formula is used because it refersto large samples which are 90 documents. The result of research showed that complete form anamnesis andphysical examination of the patient identification component is 20%, important report is 31.12%, authenticationis 83.33% dan the register is 3.34%. Refers to the minimum standard of completeness which is submitted bythe department of health (2006), the completeness document must be 100%. It can be conclusion that theanamnesis and physical examination data fulfilment in dr. Slamet Garut General Hospital is not complete.Preferably, socialization is needed in fulfilment medical record document which is adapted to the StandardOperational Procedure (SOP) or The Fixed Procedure (PROTAP) which is adapted to all units related personalhealth such as doctors, nurses, dan medical record officer.Key words : Completeness, Filling up data, Anamnesis and physical examination.AbstrakDi RSUD dr. Slamet Garut sudah dilakukan analisis kuantitatif tetapi masih terdapat formulir anamnesisdan pemeriksaan fisik yang kurang lengkap baik data demografi maupun data klinis. Berdasarkan surveypendahuluan ketidaklengkapan yang tertinggi pada komponen pencatatan 83,34%. Tujuan penelitian ini untukmengetahui prosedur pengisian, kelengkapan dan ketidaklengkapan pengisian data formulir anamnesis danpemeriksaan fisik. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu observasi, dengan menggunakaninstrumen lembar observasi. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 1008 dokumen rekam medis padasemester I tahun 2013. Besarnya sampel menggunakan rumus Slovin sebanyak 90 dokumen. Hasil penelitianmenunjukan kelengkapan formulir anamnesis dan pemeriksaan fisik komponen identifikasi pasien sebanyak20%, laporan penting 31,12%, authentikasi 83,33% dan pencatatan 3,34% . Mengacu pada standar minimalkelengkapan dokumen yang diajukan departemen kesehatan (2006) kelengkapan dokumen harus 100%.Maka dapat disimpulkan pengisian data formulir anamnesis dan pemeriksaan fisik di RSUD dr. Slamet Garuttidak lengkap. Sebaiknya, diadakan sosialisasi dalam pengisian dokumen rekam medis disesuaikan denganStandar Operasional Prosedur (SOP) atau Prosedur Tetap (PROTAP) yang telah ditetapakan pada semua unitpelayanan kepada tenaga kesehatan terkait seperti : dokter, perawat dan petugas rekam medis.Kata Kunci: Kelengkapan, Pengisian data, Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
FAKTOR-FAKTOR KETERLAMBATAN PENGEMBALIAN SENSUS HARIAN RAWAT INAP DI RSUD KAB. CIAMIS Firman Cahya Diningrat; Ida Sugiarti
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI) Vol 3, No 2 (2015)
Publisher : Asosiasi Perguruan Tinggi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Indonesia- APTIRMIKI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33560/.v3i2.84

Abstract

AbstractThe implementation of good medical records will support the implementation of health improvement services in hospital, one of them is making report based on the daily census. The return of daily hospitalizazion census to the medical record unit in RSUD Kab. Ciamis is often delayed. This research aims to know the factors of delay returns daily census of hospitalizazion to medical record unit at RSUD Kab. Ciamis. The method used in this research is qualitative method with phenomenological approach. The data collecting used interview and observation techniques in 8 informants. Data analysis is done by the data reduction, data presentation and withdrawal data conclusion or verification. Based on this research, it is known that the daily census has been delayed for two weeks, it is incompatible with the standard operating procedures (SOP) in which the daily census should have sent to the Medical Records back at least at 09.00 am the next day. The cause of the delay returns daily census is the lack of responsibility of the officer and the mismatch workload which is resulting in low productivity of labour. It is necessary for the holding of related SOP socialization census data collection daily hospitalization for officers, especially for the nurses in the implementation mechanism census daily data.Keyword: Delays, Returns, Census, HospitalizationAbstrakPenyelenggaraan rekam medis yang baik akan menunjang terselenggaranya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit, salah satunya adalah pembuatan laporan berdasarkan sensus harian. Pengembalian sensus harian rawat inap ke unit rekam medis di RSUD Kab. Ciamis sering mengalami keterlambatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor keterlambatan pengembalian sensus harian rawat inap ke unit rekam medis di RSUD Kab. Ciamis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan observasi pada delapan informan. Analisis data yang dilakukan adalah dengan cara reduksi data, penyajian data serta penarikan data simpulan atau verfikasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sensus harian mengalami keterlambatan selama dua minggu, hal tersebut tidak sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dimana sensus harian harus dikembalikan ke bagian Rekam Medis paling lambat jam 09.00 WIB hari berikutnya. Penyebab dari keterlambatan pengembalian sensus harian adalah kurangnya tanggung jawab petugas dan ketidaksesuaian beban kerja sehingga mengakibatkan rendahnya produktivitas kerja. Untuk itu perlu diadakannya sosialisasi terkait SOP pengumpulan data sensus harian rawat inap untuk petugas, utamanya untuk perawat dalam mekanisme pelaksanaan sensus data harian.Kata Kunci : Keterlambatan, Pengembalian, Sensus, Rawat Inap
Implementasi Clinical Pathway Kasus Tuberkulosis Paru Berdasarkan Rekam Medis Pasien di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalya Namira Fatimah Azahra; Ida sugiarti
Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI) Vol. 8 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda Edisi Agustus
Publisher : Akademi Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jipiki.v8i2.1313

Abstract

Hospitals should have tools to control the quality of services provided to patients so that health services provided by health workers can be integrated and can reduce risks in the process of clinical services. One tool to control the quality of service is a clinical pathway. Preparation of clinical pathways at Dr. Soekardjo, Tasikmalaya City, based on five criteria in filling out the clinical pathways for pulmonary tuberculosis cases in this study included initial examination, follow-up examination, management, evaluation, and validation. Implementation of a clinical pathway for pulmonary tuberculosis cases based on patient medical records in the third quarter of 2022 at Dr.Soekardjo Hospital Tasikmalaya City. This type of research is a quantitative method, the implementation of clinical pathways at Dr. Soekardjo Hospital has been carried out well with the results obtained for the initial review examination carried out as many as 63 files (76%), the average follow-up review examination was carried out as many as 77 files (93 %), the average management review is 74 files (89%), the average evaluation review is 79 files (95%), the average authentication review is 83 files (100%).
PENDAMPINGAN PENINGKATAN MANAJEMEN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN DI PUSKESMAS KARANGNUNGGAL KABUPATEN TASIKMALAYA Arief tarmansyah iman; Ida Sugiarti; Fadil Ahmad Junaedi
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Jupemas) Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jupemas.v2i2.858

Abstract

Fasilitas kesehatan termasuk puskesmas dan klinik diwajibkan untuk memberikan pelayanan manajemen informasi kesehatan, pelayanan tersebut  berdasar pada data dan informasi kesehatan bersumber dari Rekam Medis (RM) yang bermutu serta  terintegrasi. Salah satu bagian penting dalam pelayanan di FKTP adalah manajemen informasi kesehatan dan rekam medis, pelayanan ini merupakan pelayanan yang tidak terpisahkan dari pelayanan mulai dari pendaftaran, pencatatan, pengelolaan, bukti hukum hingga bagian penyimpanan. Puskesmas yang bekerja sama dengan BPJS wajib diakreditasi setidaknya  tiga tahun sekali,dan akreditasi tersebut juga salah satu syarat untuk kredensial. Puskesmas Karangnunggal adalah salah satu puskesmas di Kabupaten Tasikmalaya, yang pada tahun 2020 akan dilakukan reakreditasi. Untuk mendapatkan hasil terbaik akreditasi dalam standar Manajemen Informasi dan Rekam Medis,  khususnya Puskemas Karangnunggal perlu mendapatkan pendampingan dalam peningkatan manajemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.  Pengabdian Kepada masyarakat telah dilaksanakan dengan metoda workshop dan bimbingan penyusunan dokumen kebijakan dan prosedur serta formulir rekam medis. Dan luaran dari kegiatan ini adalah telah tersusunnya dokumen kebijakan dan prosedur, masukkan untuk revisi formulir rekam medis serta penerapan e-family folder.
PEMBENTUKAN TIM PENGGERAK DESA SEHAT PENYAKIT TIDAK MENULAR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT KOTA TASIKMALAYA Ida Sugiarti; Iwan Somantri; Yanti Cahyati; Ida Rosdiana; Ai Cahyati; Arief Tarmansyah Iman; Tri Kusuma Agung Puruhita
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Jupemas) Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jupemas.v2i2.864

Abstract

Jumlah kasus Covid-19 meningkat dengan cepat, terutama gejala muncul pada pasien dengan comorbid yang mengakibatkan kematian. Salah satu comorbid yaitu Penyakit Tidak menular (PTM), diantaranya DM dan Hipertensi. Identifikasi sedini mungkin diperlukan agar penanganan kasus PTM dapat dilakukan lebih awal agar tidak berakibat fatal. Pemerintah memiliki sumber daya yang terbatas dalam penatalaksanaan kesehatan. Situasi pandemik Covid-19 juga membutuhkan perhatian khusus dan sumber daya yang tidak sedikit. Oleh karena itu pentingnya melibatkan partisipasi masyarakat untuk terlibat terutama dalam pencegahan dan deteksi dini melalui pembentukan Tim Penggerak PTM. Metode yang digunakan berupa pelatihan dan pembentukan tim penggerak PTM yang didukung dengan aplikasi lembur sehat PTM. Hasil pengabdian kepada masyarakat terdapat peningkatan pengetahuan dari kader dan tim penggerak, setelah pelatihan. Rata-rata nilai pre test pada tim penggerak wilayah Tamansari  yaitu sedangkan rata-rata nilai post test yaitu. Rata-rata nilai pre test pada tim penggerak wilayah Cipedes yaitu sedangkan rata-rata nilai post test yaitu. Hasil monitoring dan observasi menunjukkan kader melakukan pendataan berupa pengukuran gula darah dan tensi serta mengisi data di aplikasi Lembur Sehat PTM. Jumlah kader yang mengikuti pelatihan sebanyak 60 kader dan karang taruna. Hasil observasi pada aplikasi tercatat 600 data masyarakat yang sudah dientri Hasil pengukuran menjadi data bagi Puskesmas setempat dan akan ditindaklanjuti. Data juga dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya
PENDAMPINGAN PEMBUATAN CLINICAL PATHWAY DALAM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA Ida Sugiarti; Fadil Ahmad Junaedi
Jurnal Pengabdian Masyarakat (Jupemas) Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Bakti Tunas Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jupemas.v3i2.1009

Abstract

Clinical pathways are used for quality and cost control in health services in hospitals. A clinical pathway is the main requirement for quality control and cost control, especially in cases that have the potential to spend large resources. Research shows that the application of clinical pathways can reduce the length of stay and hospital costs. The existence of clinical pathways in hospitals is sought to refer to the National Guidelines for Medical Services (PNPK). The existence of clinical pathways at dr. Soekardjo does not all meet these criteria. Community service activities are carried out referring to the lecturer roadmap that has been made. The purpose of the activity is to the availability of clinical pathway forms that can be used in hospitals as needed and the preparation of clinical pathways according to PNPK criteria. The method of activity is in the form of FGD and Assistance in making clinical pathways. The activity was carried out well and agreed on a form that refers to the standards of the Hospital Accreditation Committee. Mentoring activities involve all health workers as users, both doctors, nurses, pharmacists, nutritionists, and PMIK so that the results are expected to be by the needs of the hospital. The results of the activity are in the form of an agreement on the form used and the arrangement of 10 clinical pathways according to the needs of the hospital.
Penerapan Alur Prosedur Pelayanan Rekam Medis dan Desain Formulir Kesehatan Tahanan di Rumah Sakit X Himatul Zakiyah; Ida Sugiarti
Media Informasi Vol. 20 No. 1 (2024): Mei
Publisher : Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37160/mijournal.v20i1.45

Abstract

Latar Belakang: Kriteria yang memuat penilaian tentang sistem penyimpanan rekam medis dalam Standard Procedure Operational (SPO) adalah adanya sistem yang memandu penyimpanan dan pemrosesan rekam medis. Penyelenggaraan pelayanan sangat berhubungan dengan formulir. Formulir Kesehatan Tahanan adalah formulir pemeriksaan secara menyeluruh. Tujuan: Mengetahui Gambaran Penerapan Alur Prosedur Pelayanan Rekam Medis dan Merancang Formulir Kesehatan Tahanan sesuai dengan teori desain formulir rekam medis. Metode Penelitian: Penelitian yang dilaksanakan menggunakan triangulasi tematik, dengan  subjek 5 (lima) informan, menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam didukung pedoman observasi. Hasil Penelitian: Sistem alur pelayanan kesehatan dari TPPRJ, TPPGD, dan TPPRI. Sistem pengelolaan data rekam medis di Rumah Sakit X yang meliputi assembling, coding and indexing, analizing and reporting, filling. Sistem rekam medis di Rumah Sakit X  meliputi: Sistem Penamaannya menggunakan nama pasien sendiri sesuai dengan tanda pengenal yang sah seperti KTP, KK, SIM, dll. Sistem penomoranya menggunakan Unit Numbering System (UNS). Desain formulir rekam medis kesehatan tahanan ditinjau dari aspek anatomi, aspek fisik, dan aspek isi. Komponen heading, pendahuluan, intruksi, isi, dan penutup. Kesimpulan: Perlu adanya SPO pelayanan bagi pasien tahanan dan perlu adanya desain ulang tentang formulir kesehatan tahanan.