Pendahuluan: Menyusui merupakan proses alami yang tidak mudah dilakukan, maka diperlukan latihan tehnik menyusui yang tepat. Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan ASI tidak keluar secara optimal, sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Bila bayi jarang menyusu maka akan berpengaruh terhadap produksi ASI, karena isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik dan praktek menyusui pada ibu nifas di Kota Denpasar. Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan sampel penelitian sebanyak 30 responden yang dipilih secara purposive sampling. Variabel yang digunakan adalah karakteristik meliputi umur, pendidikan, status pekerjaan, paritas dan praktik menyusui yang meliputi teknik menyusui, pola pemberian ASI dan kendala dalam memberikan ASI. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara dan diikuti secara prosfektif dalam masa nifas atau selama 42 hari. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan karakteristik responden sebagaian besar yaitu 86,7% responden berumur 20-35 tahun, sebagian besar yaitu 66,7% dengan pendidikan tinggi, setengahnya yaitu 56,7% tidak bekerja, sebagian besar yaitu 63,3% multipara. Pada teknik menyusui didapatkan yaitu sebagian besar (73,3%) dalam ketegori baik dan sebagian kecil yaitu 26,7% dalam ketegori kurang baik. Pada pola pemberian ASI didapatkan sebagian besar yaitu 80% memberikan ASI saja dan sebagian kecil yaitu 20% memberikan tambahan susu formula. Kendala yang dihadapai saat pemberian ASI yaitu sebagian kecil yaitu 16,7% mengatakan putting susu lecet dan sebagian kecil yaitu 26,7% dengan bendungan ASI pada minggu pertama setelah kelahiran. Kesimpulan: Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagian besar responden memiliki praktek menyusui dalam kategori baik, sebagian besar ibu memberikan ASI saja dan kendala yang yang dihadapi yaitu lecet puting susu dan bendungan ASI pada minggu pertama setelah kelahiran. Diharapkan tenaga kesehatan dapat terus memfasilitasi ibu dalam menyusui dan dibantu dengan tambahan terapi komplementer seperti pijat oksitosin untuk membantu mengatasi bendungan ASI dan meningkatkan produksi ASI ibu nifas.