Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengembangan Wall Chart Sejarah Pemberontakan DI/TII Jawa Barat Moch. Nurfahrul Lukmanul Khakim; Abdul Fattah; Muhammad Lingga Andana; Putri Nur Fahriyanti
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v10i2.11626

Abstract

Abstrak: Bahan ajar sangat diperlukan dalam proses penyampaian ilmu pengetahuan di kelas agar target tujuan pembelajaran tercapai sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Salah satunya bahan ajar yang disusun untuk mata pelajaran Sejarah Indonesia Kelas XII adalah Wall Chart. Metode penelitian ini adalah pengembangan bahan ajar mulai dari analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Subjek penelitian yaitu Peserta Didik Kelas XII SMA. Materi bahan ajar yang digunakan yaitu “Pemberontakan  DI/TII Jawa Barat”. Pemberontakan tersebut diprakarsai oleh seorang aktivis bernama S. M. Kartosuwiryo. Perbedaan ideologi antara kelompok Islam dengan kelompok nasionalis pemicu terjadinya pemberontakan. Berdasarkan hasil survei diperoleh data bahwa pengembangan wall chart efektif dari empat indikator (Pendukung pembelajaran, pemaparan materi, pembelajaran mandiri dan menambah pengetahuan) yang digunakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengembangan Wall Chart Pemberontakan DI/TII Jawa Barat efektif membantu peserta didik dalam memahami materi Pemberontakan DI/TII Jawa Barat.Kata Kunci: Bahan Ajar, Wall Chart, DI/TII Jawa Barat, S. M. Kartosuwirjo.Abstract: Teaching materials are needed in the process of delivering knowledge in the classroom so that the learning objectives are achieved in accordance with the curriculum used. One of the teaching materials prepared for the Class XII Indonesian History subject is the Wall Chart. This research method is the development of teaching materials ranging from analysis, design, development, implementation, and evaluation. The research subjects are students of class XII SMA. The teaching materials used are "DI/TII West Java Rebellion". The rebellion was initiated by an activist named S. M. Kartosuwiryo. The ideological difference between the Islamic group and the nationalist group triggered the rebellion. Based on the survey results obtained data that the development of an effective wall chart of the four indicators (Supporting learning, material exposure, independent learning and increasing knowledge) are used. So it can be concluded that the development of the DI/TII West Java Rebellion Wall Chart is effective in helping students understand the material for the West Java DI/TII Rebellion.Keywords: Teaching Materials, Wall Chart, DI / TII West Java, S.M Kartosuwiryo.
PERKEMBANGAN TATA KOTA SURABAYA PADA TAHUN 1870-1940 Muhammad Lingga Andana; Izza Yuspriana Afhimma; Silvia Nurul Ashiva
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (852.656 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i22021p146-155

Abstract

The city of Surabaya became one of the areas that attracted the interest of Europeans to perpetuate power and establish government as well as establish economic relations, especially trade with indigenous peoples. The city of Surabaya has been given the authority to regulate its territory, thus giving rise to the term Gemeente. This article aims to explain how Surabaya’s urban planning has changed across centuries, from 1870-1940. The method used in this article is the study of literature and historical methods. The development of the Surabaya City layout was motivated by the passing of the agrarian and the sugar law. As a result, many people from various ethnic migrated to Surabaya and formed settlements. In addition, another impact is the renewal of Surabaya City infrastructures such as railroads, markets, and highwaysKota Surabaya menjadi salah satu wilayah yang menarik minat orang Eropa untuk melanggengkan kekuasaan dan mendirikan pemerintahan serta menjalin hubungan ekonomi khususnya perdagangan dengan masyarakat pribumi. Kota Surabaya telah diberi kewenangan untuk mengatur wilayahnya sendiri hingga memunculkan istilah Gemeente. Artikel ini bertujuan dalam menjelaskan bagaimana tata Kota Surabaya berubah secara lintas abad, yaitu dari tahun 1870-1940. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah studi kepustakaan serta metode sejarah. Perkembangan tata Kota Surabaya dilatarbelakangi oleh disahkannya undang-undang agraria serta undang-undang gula. Dampaknya banyak penduduk dari berbagai etnis yang bermigrasi ke Kota Surabaya serta membentuk pemukiman-pemukiman. Selain itu dampak lain adalah adanya pembaruan infrastruktur Kota Surabaya seperti rel kereta api, pasar, dan Jalan raya.
Pelatihan konten media sosial sebagai upaya branding dan digitalisasi desa Rizza Megasari; Fatihatin Nushroh; Fardian Novandi Rahman; Muhammad Lingga Andana
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Pendidikan (JEBP) Vol. 1 No. 10 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.084 KB)

Abstract

Abstract In the current digital era, most activities require technological sophistication, one of which is activities in branding a village and digitalizing the village. The existence of technology today is very much needed, one of which is in village development. One way to show the potential of the village is through social media, a village can show its potential such as its natural resources, its MSMEs and activities held in the village. However, some villages do not yet have official social media accounts. Then this social media content creation training activity aims to train village officials to be more skilled in creating village social media content. This activity is carried out by means of interactive socialization, discussion, and practice. The results of this training help village officials in planning to develop village social media content for village branding and digitization. Abstrak Pada era digital saat ini sebagian besar kegiatan membutuhkan kecanggihan teknologi salah satunya yaitu kegiatan dalam membranding sebuah desa dan digitalisasi desa. Keberadaan teknologi saat ini sangat dibutuhkan salah satunya dalam pengembangan desa. Salah satu cara dalam memperlihatkan potensi desa yaitu melalui media sosial, sebuah desa dapat menunjukkan potensi yang dimiliki seperti sumber daya alamnya, UMKM nya dan kegiatan-kegiatan yang diadakan di desa. Namun sebagian desa belum memiliki akun resmi media sosial. Kemudian kegiatan pelatihan pembuatan konten media soasil ini bertujuan untuk melatih para perangkat desa lebih terampil dalam membuat konten media sosial desa. Kegiatan ini dilakukan dengan cara sosialisasi interaktif, diskusi, dan praktik. Hasil dari pelatihan ini membantu para perangkat desa dalam perencanaan mengembangkan konten sosial media desa untuk membranding dan digitalisasi desa.