Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENYULUHAN PENTINGNYA TINJAUAN KEBIJAKAN SPASIAL UNTUK ARAHAN KESESUAIAN TATA RUANG DI KABUPATEN TANAH LAUT Hanny Maria Caesarina; Ratih Yuliandhari AR; Muhammad Yusuf Ridhani; Desy Puspitasari; Syarfiatul Uzma
Bakti Banua : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2021): BAKTI BANUA : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.801 KB) | DOI: 10.35130/bbjm.v2i2.256

Abstract

Kabupaten Tanah Laut merupakan wilayah di Kalimantan Selatan yang pada tahun 2021 termasuk salah satu Kabupaten yang diharuskan melakukan peninjauan kembali dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)nya. Sebagai landasan kegiatan tersebut, maka diperlukan tinjauan terhadap kebijakan spasial terkait Kabupaten Tanah Laut sesuai dengan hirarki perencanaan yang dimulai dari tingkat nasional, regional, hingga lokal. Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan SKPD dan masyarakat Kabupaten Tanah Laut akan pentingnya tinjauan kebijakan untuk evaluasi kesesuaian rencana struktur dan pola ruang di wilayah Tanah Laut. Kegiatan ini dilakukan di kota Pleihari pada bulan September 2021 dengan melibatkan segenap SKPD (Satuan Kinerja Perangkat Daerah), dan masyarakat Kabupaten Tanah Laut. Kebijakan spasial yang ditinjau meliputi RPJP (Rencana Pembangunan Jangka Panjang), RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah), RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) tingkat Nasional dan Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri terbaru. Dari hasil penyuluhan didapatkan bahwa Kabupaten Tanah Laut termasuk dalam kebijakan nasional sebagai bagian dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) Metropolitan BanjarBakula sehingga memerlukan perencanaan yang lebih bersinergi untuk struktur dan pola ruang di Tanah Laut. Sebelum penyuluhan dilakukan, rata-rata hanya 44% dari keseluruhan peserta kegiatan yang memahami pentingnya tinjauan kebijakan, dan setelah pelaksanaan kegiatan meningkat menjadi 86%. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan penyuluhan memberikan manfaat yang cukup siginifikan dengan meningkatnya pemahaman peserta sebesar 42%.
Perumusan Karakteristik Fisik Peri Urban Primer di Kota Banjarmasin Syarfiatul Uzma; Miftahul Ridhoni; Hanny Maria Caesarina
Uniplan: Journal of Urban and Regional Planning Vol 3, No 2 (2022): September
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (19.455 KB) | DOI: 10.26418/uniplan.v3i2.57596

Abstract

Wilayah peri urban merupakan wilayah yang memiliki karakteristik kekotaan dan kedesaan. Wilayah Peri urban memiliki karakteristik pertambahan penduduk dan kepadatan penduduk yang tinggi, sektor ekonominya yang didominasi non-pertanian, dan kesadaran penduduk sebagai penduduk kota pada daerah tersebut. Adanya interaksi yang terjadi dengan wilayah kota maupun desa dapat mempengaruhi perkembangan wilayah peri urban. Perkembangan tersebut dapat menimbulkan perkembangan dan pembangunan wilayah yang tidak terarah dan terkendali. Kota Banjarmasin merupakan perkotaan yang mengalami pertumbuhan terutama sektor perdagangan dan jasa dan Kawasan permukiman.  Merujuk dari Teori Singh (2011) yang membagi 3 klasifikasi peri urban, yaitu peri urban primer (ciri kekotaan lebih mendominasi), peri urban sekunder (ciri kekotaan dan kedesaan saling mempengaruhi) dan rural peri urban (ciri kedesaan lebih mempengaruhi). Lokasi penelitian ini adalah kelurahan yang berada di Kota Banjarmasin yang berbatasan langsung dengan kabupaten/kota lain disekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah perumusan karakteristik peri urban primer berdasarkan aspek fisik di Kota Banjarmasin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif terhadap penelitian terdahulu dan metode expert judgement (pendapat para ahli). Variabel karakteristik fisik peri urban primer yang didapakan berupa karakteristik pemanfaatan lahan pertanian, kepadatan bangunan, persentase permukiman dan persentase jalan aspal. Karakteristik fisik yang didapat kemudian akan di lakukan verifikasi kepada narasumber ahli untuk menguji variable dan memilih karakteristik yang paling banyak dipilih oleh narasumber ahli yang bisa diterapkan di Kota Banjarmasin. Dari rangkaian analisis yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat 4 (empat) karakteristik fisik peri urban primer yang dapat diterapkan di Kota Banjarmasin, yaitu karakteristik pemanfaatan lahan pertanian, kepadatan bangunan, persentase permukiman dan persentase jalan aspal.