Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BIJI KETUMBAR SEBAGAI ALTERNATIF PENURUN GULA DARAH PADA PASIEN PENDERITA DIABETES MELLITUS Devina Ingrid Anggraini; Atur Semartini
Jurnal Abdimas Saintika Vol 3, No 2 (2021): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v3i2.1144

Abstract

Prevalensi diabetes mellitus pada penduduk dewasa Indonesia sebesar 6,9% di tahun 2013, dan melonjak pesat ke angka 8,5% di tahun 2018. Hal tersebut menjadi latar belakang perlunya dilakukan edukasi kepada masyarakat guna menerapkan gaya hidup yang baik dengan berolahraga maupun mengatur makanan yang dikonsumsi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan biji ketumbar (Coriandrum sativum L.) yang mengandung riboflavin, niasin, dan flavonoid sebagai penurun gula darah darah serta menjaga keseimbangan kadar gula darah bagi penderita diabetes mellitus. Selain itu kegiatan ini juga dalam rangka menyebarluaskan informasi kepada masyarakat mengenai bahan alam yang memiliki potensi sebagai penurun gula darah. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangkaian Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang dilaksanakan di wilayah Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Peserta kegiatan ini merupakan pasien penderita diabetes mellitus yang bernaung dalam Klub Prolanis Dadi Waras. Kegiatan ini dilakukan secara rutin namun materi edukasi diberikan dengan tema yang berbeda tiap pertemuannya. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan menerapkan seduhan biji ketumbar yang dikonsumsi setiap pagi untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan tidak naik. Hasil didapatkan dengan membandingkan kadar gula pasien sebelum dan sesudah mengkonsumsi seduhan biji ketumbar dalam kurun waktu 1 bulan.
UJI CEMARAN PADA EKSTRAK ETANOL TEMPE KORO BENGUK (Mucuna pruriens L.) SEBAGAI OBAT ANTIDIABETES TERSTANDAR Devina Ingrid Anggraini; Eka Wisnu Kusuma
CENDEKIA EKSAKTA Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.3194/ce.v5i1.3314

Abstract

Koro benguk (Mucuna pruriens L.) merupakan tanaman lokal jenis polong-polongan yang mengandung senyawa bioaktif seperti triptamin, alkilamin, steroid, flavonoid, dan alkaloid. Tempe koro benguk (Mucuna pruriens L.) dibuat dengan cara fermentasi untuk meningkatkan kemampuannya sebagai antioksidan sehingga dapat digunakan mencegah penyakit degeneratif seperti diabetes melitus. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas tempe koro benguk (Mucuna pruriens L.) menjadi bahan baku obat herbal antidiabetes yang memenuhi standar mutu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol tempe koro benguk (Mucuna pruriens L.) berbentuk ekstrak kental, berwarna putih susu, bau khas menyengat, dengan rasa tawar. Uji kadar air dengan metode moisture balance sebesar 8,502%. Uji cemaran mikroba angka lempeng total (ALT) rata-rata adalah 7,10 x 102 cfu/ml, angka kapang khamir (AKK) diperoleh nilai rata-rata 1 x 101 cfu/ml, dan negatif mengandung bakteri coliform dan Escherichia coli. Hasil uji aflatoxin total sebesar 2,19 (≤20) μg/kg. Hasil analisis menggunakan spektrofotometri serapan atom menunjukkan bahwa cemaran Pb, Cd, As, dan Hg dibawah ambang batas. Standarisasi ekstrak etanol tempe koro benguk (Mucuna pruriens L.) memenuhi parameter standar umum non spesifik ekstrak tumbuhan obat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No 55/Menkes/SK/I/2000 serta Peraturan Kepala BPOM RI No. 12 Tahun 2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Kata Kunci : antidiabetes, tempe koro benguk (Mucuna pruriens L.), obat herbal terstandar (OHT), uji cemaran
Pengaruh pH Terhadap Pembentukan Senyawa Kompleks Kobal(II)Hipoksantin Devina Ingrid Anggraini; Suhartana suhartana; pardoyo pardoyo
Media Farmasi Indonesia Vol. 6 No. 2 (2011): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1996.96 KB)

Abstract

Cobalt ion has electron configuration that enable as a center ion of complex compound such as cobalt(II)hypoxanthine. Complexation of cobalt(II)hypoxanthine is necessary to learnad due to its biological system involvement in purine catabolism. Complex formation is affected by pH on cobalt(II)hypoxanthine complex formation. This effect was studied by varying solution pH From 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, and complex formed was extracted using chloroform.qualitative characterization of the complex was performed by analysing its infrared and ultraviolet spectra, and quantitative test using atomic absorption spectrophotometer. Result show that optimum process was reached at pH of 9. Cobalt bonds with hypoxanthine via N9, as supported by its ultraviolet and infrared spectra as well.