Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GEOMETRIK TEMPAT PARKIR PESAWAT UDARA BANDAR UDARA FATMAWATI SOEKARNO DI KOTA BENGKULU Anggita Yuliani; Latif Budi Suparma; Suprapto Siswosukarto
Jurnal Transportasi Vol. 21 No. 2 (2021)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jtrans.v21i2.5162.143-152

Abstract

Abstract Flight services at Fatmawati Soekarno Airport, located in Bengkulu City, continue to develop, along with the increasing public need for air transportation. The increasing need for aviation services affects the number and types of aircraft required. Aircraft maneuvering and parking affect the dimensions of the aircraft parking space. In this study, an analysis of the dimensions of the apron at Fatmawati Soekarno Airport was carried out, with a service life of 20 years. The analysis in this study was carried out using the design aircraft B737-900ER. The existing apron dimension lot is 475 m long and 80 m wide. By using the International Civil Aviation Organization method and the Federal Aviation Administration method, to accommodate aircraft movements for the next 20 years, an apron with a length of 475 m and a width of 100 m is required. Thus, the width of the existing apron must be increased by 20 m, in order to be able to serve the B737-900ER aircraft until the service life of the next 20 years. Keywords: airport; flight services; apron; air transport. Abstrak Layanan penerbangan di Bandar Udara Fatmawati Soekarno, yang terletak di Kota Bengkulu, terus mengalami perkembangan, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan transportasi udara. Peningkatan kebutuhan akan layanan penerbangan tersebut memengaruhi jumlah dan jenis pesawat udara yang diperlukan. Pesawat udara yang melakukan manuver dan parkir memengaruhi dimensi tempat parkir pesawat udara. Pada studi ini dilakukan analisis terhadap dimensi tempat parkir pesawat udara di Bandar Udara Fatmawati Soekarno, dengan umur layanan 20 tahun. Analisis pada studi ini dilakukan dengan menggunakan pesawat udara rencana B737-900ER. Tempat parkir pesawat udara eksisting mempunyai panjang 475 m dengan lebar 80 m. Dengan menggunakan metode International Civil Aviation Organization da metode Federal Aviation Administration, untuk melayani pesawat udara hingga 20 tahun mendatang diperlukan tempat parkir pesawat udara dengan panjang 475 m dan lebar 100 m. Dengan demikian lebar tempat parkir pesawat udara eksisting harus ditambah 20 m, agar dapat melayani pesawat udara tipe B737-900ER hingga umur layanan 20 tahun mendatang. Kata-kata kunci: bandar udara; layanan penerbangan; tempat parkir pesawat udara; transportasi udara.
PENENTUAN OPTIMUM SETTING TIME ASPAL EMULSI JENIS CRS-1 DAN CRS-1P SEBAGAI MATERIAL LAPIS PEREKAT Muhammad Rezki Fadhilah; Latif Budi Suparma; Suprapto Siswosukarto
Jurnal Transportasi Vol. 22 No. 1 (2022)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jtrans.v22i1.5763

Abstract

Abstract The use of a tack coat is very important in supporting the performance of a road pavement to improve the road capability. This research was carried out in 2 stages, namely: (1) empirical testing in the laboratory to determine the shear strength of the interlayer layer of the specimen using a tack coat of CRS-1P and CRS-1 types with variations in the rate of sprayed and curing time using the Leutner shear test, and (2) mechanistic analysis using BISAR 3.0 software to determine the minimum shear strength as the basis for determining the optimum tack coat application. Based on the results of the analysis of the flexible pavement structure using BISAR 3.0 software, the maximum shear stress value at 100 kN overload loading is 0.561 MPa which is set as the minimum allowable shear strength. This study showed that all variations of the tested tack coat application resulted in a shear strength value greater than the minimum shear strength so that the recommended optimum rate of sprayed and curing time was for tack coat materials of CRS-1 and CRS-1P emulsion asphalt types at 0.35 l/m2 with a curing time of 45 minutes with a shear strength of 1.610 MPa and 1.390 MPa, respectively. Keywords: road pavement; tack coat; rate of sprayed; curing time; shear strength. Abstrak Penggunaan lapis perekat sangat penting dalam mendukung kinerja suatu perkerasan jalan untuk meningkatkan kemampuan jalan tersebut. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan, yaitu: (1) pengujian empiris di laboratorium untuk mengetahui kuat geser pada lapisan interlayer benda uji dengan menggunakan lapis perekat jenis CRS-1P dan jenis CRS-1, dengan variasi rate of sprayed dan curing time, yang menggunakan alat Leutner shear test, dan (2) pengujian mekanistik menggunakan perangkat lunak BISAR 3.0, untuk menentukan kuat geser minimum sebagai dasar penentuan aplikasi lapis perekat yang optimum. Berdasarkan hasil analisis struktur perkerasan lentur menggunakan perangkat lunak BISAR 3.0, diperoleh nilai tegangan geser maksimum pada pembebanan overload 100 kN, yaitu 0,561 MPa, yang ditetapkan sebagai kuat geser minimum yang diizinkan. Ppenelitian ini menunjukkan bahwa semua variasi aplikasi lapis perekat yang diuji menghasilkan nilai kuat geser yang lebih besar daripada kuat geser minimum, sehingga rate of sprayed dan curing time aplikasi optimum yang direkomendasikan untuk material lapis perekat jenis aspal emulsi CRS-1 dan aspal emulsi CRS-1P adalah 0,35 l/m2 dengan curing time 45 menit dan dengan kuat geser masing-masing sebesar 1,610 MPa dan 1,390 MPa. Kata-kata kunci: perkerasan jalan; lapis perekat; rate of sprayed; curing time; kuat geser.
ANALISIS PERKUATAN LENTUR BALOK KAYU SENGON DENGAN SISTEM KOMPOSIT BALOK SANDWICH (LAMINA DAN PLATE) Teguh Mulyo Wicaksono; Ali Awaludin; Suprapto Siswosukarto
Inersia : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol 13, No 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (951.472 KB) | DOI: 10.21831/inersia.v13i2.17176

Abstract

ABSTRACTThe using of wood beam for structural purposes are still wood-oriented of good type and quality. Along with the increasing use of wood in the field of construction, the availability of large size wood and good quality becomes more limited. Moving from previous research on weak wood composite, an idea was made to analyze the strength of bending of logs from weak wood through composite engineering. Sengon wood is weak wood with compretion strength 16,91 MPa, tensile strength 46,33 MPa, shear strength 3.51 MPa, flexural strength 23,52 MPa, MOE 4210,99 MPa and classification of E6. Component press lamina keruing with compretion strength 47,58 MPa. Component tesile plate steel with tensile strength 267,28 MPa. The maximum load of intact sengon beam (BSU) 8.04 kN while the composite laminated beam (BLK) of maximum load of 16.82 kN increased 109%. The flexural elasticity module of BSU 7.002,62 Mpa while the BLK of 10,419 MPa increased 49%. Flexural strength BSU 20.65 MPa while at 39.72 MPa BLK increased 92%. BSU rigidity at 6.4 kN proportional load is 153,02 while at BLK 325,06 it increases 112,43%. The curvature of BSU -77.42 at maximum load of 8.04 kN whereas in BLK is -24.03 increased 69%. The efficiency structure of the BSU is 1.07 and in the BLK 1.24 is increased by 15.89%. The pattern of BSU failure is brittle on linear loading with disconnected fibers. While BLK sengon damage does not cause the beam collapsed because it is still held steel plate and lamina keruing. The analysis for live load is 350 Kg / m2, then the maximum load is 10.5 kN. At BLK able to withstand the maximum load of 16.82 kN, the concept of this laminated composite beam can be used as a structural beam.Keywords: sengon, beams, composites, structural beams.AbstrakPenggunaan balok kayu untuk keperluan struktur masih berorientasi pada kayu dari jenis dan mutu yang bagus. Seiring dengan makin banyaknya penggunaan kayu dalam bidang konstruksi maka ketersediaan kayu ukuran besar dan bermutu baik menjadi semakin terbatas.Beranjak dari riset-riset terdahulu tentang perkuatan kayu lemah, dibuatlah gagasan untuk menganalisis kekuatan lentur balok dari kayu lemah melalui rekayasa komposit.Kayu sengon merupakan kayu lemah dengankuat tekan 16,91 MPa, kuat tarik 46,33 MPa, kuat geser 3,51 MPa, kuat lentur 23,52 MPa, MOE 4210,99 MPa dan termasuk klasifikasi E6. Komponen tekan lamina keruing dengan kuat tekan 47,58 Mpa. Komponen tarik steel plate dengan kuat tarik 267,28 Mpa. Beban maksimum balok sengon utuh (BSU) 8,04 kN sedangkan balok laminasi komposit (BLK) beban maksimum16,82 kN meningkat 109%.Modulus elastisitas lentur BSU 7.002,62 MPa sedangkan BLK sebesar 10.419 Mpa meningkat 49%. Kuat lentur BSU 20,65 MPa sedangkan pada BLK 39,72 Mpa meningkat 92%.Kekakuan BSU pada beban proporsional 6,4 kN adalah 153,02 sedangkan pada BLK 325,06 meningkat 112,43%.Kelengkungan BSU -77,42 pada beban maksimum 8,04 kN sedangkan pada BLK adalah -24,03 meningkat 69%.Efisiensi struktur BSU sebesar 1,07 dan pada BLK didapatkan 1,24 meningkat 15,89%.Pola kegagalan BSU bersifat getas pada pembebanan linear dengan serat terputus. SedangkanBLK kerusakan sengon tidak menyebabkan balok runtuh karena masih ditahan steel plate dan lamina keruing. Analisis untuk beban hidup 350 Kg/m2, maka beban maksimum adalah 10,5 kN. Pada BLK mampu menahan beban maksimum 16,82 kN, maka konsep balok laminasi komposit ini dapat digunakan sebagai balok struktural.Kata kunci: sengon, balok, komposit, balok struktural.
PERILAKU KERUNTUHAN SAMBUNGAN TIPE PELAT TUNGGAL PADA SAMBUNGAN BALOK ANAK DENGAN BAUT Baehaki Baehaki; Akhmad Aminullah; Suprapto Siswosukarto
Jurnal Fondasi Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : JURUSAN TEKNIK SIPIL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.923 KB) | DOI: 10.36055/jft.v4i2.1232

Abstract

Sambungan dengan tipe pelat tunggal, menempatkan pelat sambung saling overlapping dengan pelat badan balok sehingga sumbu pelat menjadi tidak segaris dengan sumbu balok. Kondisi tersebut menghasilkan eksentrisitas pada gaya-gaya yang akan dipindahkan. Adanya eksentrisitas pada sambungan tipe pelat tunggal dan kekakuan pelat tidak mencukupi maka pelat cenderung untuk memuntir, hal tersebut dapat mengurangi kapasitas sambungan pelat tunggal. Permasalahan yang dikaji pada penelitian ini yaitu, bagaimanakah perilaku keruntuhan dari sambungan tipe pelat tunggal pada sambungan balok anak dengan baut.Penelitian ini menyajikan hasil studi eksperimental yang mencoba menjawab pertanyaan tersebut, sekaligus dapat menjelaskan dampak negatif dari penggunaan sambungan tipe pelat tunggal. Penelitian ini dengan 3 buah benda uji sambungan tipe pelat tunggal skala penuh yang dilakukan untuk menguji dampak dari dua parameter pengujian yaitu, eksentrisitas pada sambungan dan kekakuan dari pelat sambung.Dihasilkan dari semua hasil pengujian eksperimental, keruntuhan akhir dari semua benda uji adalah puntiran pada pelat (twisting).
PERILAKU PELAT KOMPOSIT BETON– KAYU BANGKIRAI DENGAN SAMBUNGAN GESER MENGGUNAKAN PASAK BAJA DAN PAPAN KAYU KERUING Agyanata Tua Munthe; Andreas Triwiyono; Suprapto Siswosukarto
Rekayasa Sipil Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan bahan bangunan semakin besar dan daerah sempit resistensi dalam pengadaan perumahan bagi masyarakat. Untuk menekan harga bangunan, maka dilakukan pengadaan komponen lantai ringan dan lebih murah. Struktur gabungan antara kayu bangkirai dan beton diperkenalkan kepada masyarakat sebagai komponen struktur lantai menjadi salah satu kesatuan dengan konektor link geser pejantan sebuah kayu keruing yang dikenal sebagai lantai komposit. Dalam hasil penelitian ini menunjukkan kekuatan batas struktur komposit kayu bangkirai - beton untuk slab.The karakteristik mekanik dan fisik bangkirai Andari keruing kayu yang mengamati dalam penelitian untuk mengetahui kualitas dan kekuatan tingkat kayu. Uji kekuatan geser dari dowel dan keruing kayu dilakukan untuk mengetahui daya dukung. Pejantan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pejantan diameter 10 mm, pejantan diameter 12 mm, pejantan diameter 16 dan keruing dimensi kayu 3 / 12. uji kekuatan dari tiga jenis pejantan dan keruing kayu dilakukan untuk kayu bangkirai. Satu tes Shear objek yang digunakan 4 konektor geser. Sebagai aplikasi dilakukan dari lantai komposit model skala 1: 2 oleh 2 variasi konektor geser jumlah pejantan dalam penelitian. Tes struktur komposit lantai berbohong pada dua dukungan sederhana (gulungan - engsel), masing-masing model slab adalah 2.000 mm panjang, lebar 250 mm, 25 mm slab beton tebal. Kedua slab komposit dengan kode tes, LTK - 1 adalah tes kode untuk 6 / 7,5 kayu bangkirai dengan 6 konektor geser, LTK - 2 adalah ujian kode untuk 6 / 7,5 kayu bangkirai dengan konektor 12 geser. Tes diamati menggunakan uji tekanan statis monoton dengan dua beban titik dan lendutan diukur menggunakan dial gauge. Sesuai dengan PKKI 1961, kayu bangkirai memenuhi tingkat kekuatan II - IV, sedangkan dari The penelitian uji sifat mekanik dan fisik, kayu bangkirai itu memenuhi tingkat kekuatan II - IV. Rata-rata dari daya dukung maksimum untuk diameter pejantan 10 mm adalah 7.250 kN, diameter pejantan 12 mm adalah 8.750 kN, diameter pejantan 16 mm adalah 21.750 kN, maka diameter dowel 12 mm dipilih sebagai konektor geser, karena memiliki rata-rata daya dukung maksimum . lantai komposit 2000 mm panjang untuk LTK - 1 bisa mendukung memuat hingga 18,84 kN, LTK - 2 dapat mendukung beban hingga 23,50 kN. Deviasi antara hasil eksperimen dan konsep teori SNI dari Bangkirai kayu komposit beton adalah sekitar 12,2340 - 15,2600%. Jadi kayu bangkirai dapat digunakan sebagai komponen dari lantai struktur komposit.
PENGARUH SUBSTITUSI BAHAN PENGISI NANO HYDRATED LIME TERHADAP PERANCANGAN CAMPURAN ASPHALT CONCRETE-WEARING COARSE Jus Syawal; Latif Budi Suparma; Suprapto Siswosukarto
Jurnal Transportasi Vol. 23 No. 1 (2023)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jtrans.v23i1.6646.37-44

Abstract

Abstract Asphalt Concrete-Wearing Coarse (AC-WC) is the top layer of a flexible pavement structure. As a road surface layer, the AC-WC coating is very susceptible to moisture damage due to weather influences. Therefore, the use of hydrated lime has been widely studied to improve the performance of asphalt pavements. In this study, the use of hydrated lime, with a finer size or nano scale, is used as a substitute for filler in the AC-WC mixture, with the aim of evaluating the use of nano hydrated lime as a substitute for filler in the AC-WC mixture. This study shows that the use of nano hydrated lime filler substitution in the AC-WC mixture increases the optimum asphalt content value of the mixture along with the addition of nano hydrated lime. Keywords: flexible pavement; nano-hydrated lime; quenched lime; fillers; asphalt pavement Abstrak Asphalt Concrete-Wearing Coarse (AC-WC) merupakan lapisan paling atas dari struktur perkerasan lentur. Sebagai lapis permukaan jalan, lapisan AC-WC sangat rentan terhadap kerusakan akibat kelembaban karena pengaruh cuaca. Oleh karena itu, pemanfaatan kapur padam (hydrated lime) telah banyak diteliti untuk meningkatkan performa perkerasan beraspal. Pada penelitian ini pemanfaatan hydrated lime, dengan ukuran yang lebih halus atau dengan skala nano, dimanfaatkan sebagai subtitusi bahan pengisi pada campuran AC-WC, dengan tujuan untuk mengevaluasi penggunaan nano hydrated lime sebagai subtitusi bahan pengisi pada campuran AC-WC. Studi ini menunjukkan bahwa penggunanaan subtitusi bahan pengisi nano hydrated lime pada campuran AC-WC meningkatkan nilai kadar aspal optimum campuran seiring dengan penambahan nano hydrated lime. Kata-kata kunci: perkerasan lentur; nano hydrated lime; kapur padam; bahan pengisi; perkerasan beraspal