Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI USIA KURANG DARI 6 BULAN Tutik Ekasari
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 1, No 2 (2018): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.586 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v1i2.82

Abstract

AbstrakMakanan pendamping ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap. Cakupan pemberian MP ASI pada anak usia 6-24 bulan di Kabupaten Probolinggo tahun 2014 adalah 40,43% dan turun pada tahun 2015 yaitu 27,43% tetapi masih belum mencapai target sebesar 100%. Berdasarkan survei pendahuluan melalui wawancara kepada 15 ibu dengan bayi umur <6 bulan, ternyata mayoritas ibu tidak memberikan ASI Ekslusif (60%). Hal ini dikarenakan masih banyak ibu yang memberikan MP-ASI pada bayinya yang berusia <6 bulan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia <6 bulan. Desain penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan crosssectional. Populasi adalah semua ibu dengan bayi umur <6 bulan sebanyak 66 orang. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling. Sampel adalah sebagian ibu dengan bayi umur <6 bulan yaitu sebanyak 40 orang. Uji statistik menggunakan Chi Square. Hasil penelitian ini menginformasikan 26  ibu (65%)   memberikan MP ASI pada bayi usia <6 bulan. Hasil uji Chi Square diperoleh pvalue 0,002 artinya ada pengaruh dukungan keluarga terhadap pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia <6 bulan. Disarankan petugas kesehatan lebih optimal dalam penyuluhan pentingnya ASI Eksklusif. Kata kunci : dukungan keluarga, MP-ASI, bayi usia kurang 6 bulan AbstractASI complementary food is a transition food from breastfeeding to family food. The identification and distribution of MP-ASI must be done gradually. The scope of MP ASI distribution for children aged 6-24 months in Probolinggo was 40.43% during 2014 and decreased to 27.43% in 2015, but it still did not reach the target of 100%. Based on the preliminary survey, interview to15 mothers whoes babies aged < 6 months old did not give their exclusive breastfeeding (60%). This is because there are still many mothers who give MP-ASI to their babies aged < 6 months old. The purpose of this study was to analyze the effect of family support on the distribution of complementary foods for breastfeeding to infants aged <6 months. The design used in this study was correlational analysis with crosssectional approach. The population was all mothers whose babies aged < 6 months, 66 people. The sampling technique is simple random sampling. The sample is some mothers whose babies aged <6 months, 40 people. The statistical test used chi square. The result of this study was 26 ( 65%) mothers gave MP ASI to babies  aged <6 months.The chi square test resulted pvalue 0.002 means that there was influence of family support on complementary feeding of ASI (MP-ASI) for babies aged <6 months. It is expected that health workers optimize in providing counseling about the importance of exclusive breastfeeding.Keyword : family support, MP ASI, babies less than 6 months old
Pengaruh Pemeriksaan Kehamilan secara Teratur terhadap Kejadian Preeklamsi Tutik Ekasari; Mega Silvian Natalia
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 3, No 1 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.328 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v3i1.125

Abstract

ABSTRAKKematian ibu tertinggi disebabkan oleh Preeklamsi. Kejadian preeklamsia dapat dikatakan sebagai masalah kesehatan masyarakat jika CaseFatalityRate (CFR) preeklamsia mencapai 1,4% - 1,8%.Menurut data terakhir prevalensi kejadian preeklamsia di Indonesia sekitar 3-10%. Angka tersebut menunjukkan bahwa kejadian preeklamsia di Indonesia melewati batas CFR sehingga preeklamsia menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2017 di Kabupaten Probolinggo sebanyak 14 orang. Penyebab langsung kematian ibu pada tahun 2017 disebabkan karena Perdarahan (15%), Preeklamsi/Eklamsi (50%), Infeksi (5%), Emboli Air Ketuban (5%), dan Lain-lain(25%). Semakin meningkatnya kejadian preeklampsi di Kabupaten Probolinggo diduga karena ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya secara teratur. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh pemeriksaan kehamilan secara teratur terhadap kejadian preeklamsia.Desain yang digunakananalitik korelasional dengan pendekatan Retrospektifstudy. Populasi yang digunakan semua ibu hamil pada tahun 2018. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling dan diperoleh sampel sejumlah 200 orang yang memenuhi kriteria inklusi.Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 50% ibu hamil yang mengalami preeklamsi, sedangkan 59% dari ibu hamil yang mengalami preeklamsi tidak memeriksakan kehamilannya secara teratur. Setelah dianalisis dengan Chi Square didapatkan p value 0,003 yang artinya ada pengaruh pemeriksaan kehamilan secara teratur terhadap kejadian preeklamsi. Kata kunci : pemeriksaan kehamilan, teratur, preeklamsi ABSTRACTThe highest maternal mortality is caused Preeclampsia. The incidence of preeclampsia can be said to be a public health problem if the Case Fatality Rate (CFR) of preeclampsi areaches 1.4% - 1.8%. According to the latest data, the prevalence of preeclampsiain Indonesia is around 3-10%. This figures hows that the incidence of preeclampsiain Indonesia exceeds the CFR limit so that preeclampsia is one of the public health problems. The maternal mortality rate (AKI) in 2017 in Probolinggo Districtis 14 people. The direct cause of maternal deathin 2017 is caused by bleeding (15%), preeclampsia / eclampsia (50%), infection (5%), amnioticembolism (5%), and others (25%). The increasing incidence of preeclampsiain Probolinggo Regency is suspected because pregnant women do not check their pregnancy regularly. This study aims to analyze the effect of regular pregnancy examinations on the incidence of preeclampsia. The design used correlational analytic with a retrospective study approach. The population used was all pregnant women in 2018. The sampling technique was purposive sampling and a sample of 200 people met the inclusion criteria. Data collection used questionnaires and interviews. The statistical test used is Chi Square. The results showed that there were 50% of pregnant women who experienced preeclampsia, while 59% of pregnant women who experienced preeclampsia did not check their pregnancy regularly. After being analyzed with Chi Square, it was obtained p value 0.003, which means that the reisan effect of regula rpregnancy examinations on the incidence of preeclampsia. Keywords: pregnancy checkup, regular, preeclampsia
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSIA DI KABUPATEN PROBOLINGGO Tutik Ekasari; Mega Silvian Natalia; Muthmainnah Zakiyyah
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol 2, No 2 (2019): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.848 KB) | DOI: 10.33006/ji-kes.v2i2.119

Abstract

 AbstrakPreeklampsia merupakan masalah kebidanan yang masih belum bisa dipecahkan secara tuntas dan merupakan penyebab kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sekitar 1,5% - 2,5%. Pada tahun 2016 di Kabupaten Probolinggo Angka Kematian Ibu (AKI)  sebanyak 15 orang sedangkan 10 orang diantaranya dikarenakan Preeklampsia. Berdasarkan survei pendahuluan di Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo pada tahun 2014 Angka Kematian Ibu akibat preeklampsi yaitu 16,66%, pada tahun 2015 sebanyak 30,77% dan pada tahun 2016 sebanyak 66,66%. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi kejadian preeklampsia. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan adalah semua ibu hamil preeklampsi pada bulan Juni - Agustus 2017 sebanyak 134 orang. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling dan diperoleh sampel sejumlah 100 orang. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square dan uji Regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan kejadian preeklampsia adalah 71% dan variabel yang berhubungan secara signifikan adalah umur ibu, paritas, riwayat komplikasi, dan penyakit kronik. Variabel yang dominan pada penelitian ini adalah umur ibu dengan OR 4,302 artinya responden yang umur <20 tahun dan >35 tahun berpeluang 4,302 kali lebih berisiko preeklampsia dibandingkan dengan yang berumur 20 – 35 tahun. Saran petugas kesehatan lebih mengoptimalkan pelayanan ANC. Kata Kunci : preeklampsia, ibu hamil, AKI, AKB AbstractPreeclampsia is a midwifery problem that has not been completely resolved and the cause of maternal death. Maternal Mortality Rate (MMR) in Indonesia ranges from 1.5% - 2.5%. In 2016 in Probolinggo Regency the Maternal Mortality Rate (MMR) was 15 people while 10 of them were due to Preeclampsia. Based on a preliminary survey at the Probolinggo District Health Office in 2014 the maternal mortality rate due to preeclampsia was 16.66%, in 2015 it was 30.77% and in 2016 66.66%. The aim of the study was to determine the dominant factors that influence the incidence of preeclampsia. The design used in this study is correlational analytic with cross sectional approach. The population used was all preeclamptic pregnant women in June - August 2017 as many as 134 people. The sampling technique was simple random sampling and a sample of 100 people was obtained. The statistical test used is Chi Square and logistic regression test. The results showed that the incidence of preeclampsia was 71% and the variables that were significantly related were maternal age, parity, history of complications, and chronic disease. The dominant variable in this study is the age of the mother with OR 4.302 which means that respondents aged <20 years and> 35 years have a chance of 4.302 times more at risk of preeclampsia than those aged 20 - 35 years. Advice from health workers to optimize ANC services. Keywords : preeclampsia, pregnant mother, AKI, AKB