Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS RISIKO INVESTASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU DI NUSA PENIDA I Gd N Suta Waisnawa; I Made Rajendra; I Made Sudana
Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika Vol 5 No 2 (2015): MATRIX - Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.639 KB)

Abstract

Analisis yang sistematis dan rasional sangat dibutuhkan sebelum kegiatan investasi itu direalisasikan.Ketidaklayakan suatu investasi disebabkan oleh kurang cermat dan akuratnya analisis investasi yang dilakukan, terutama terhadap analisis dari berbagai risiko yang mungkin terjadi. Pembangunan dan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (Win Power) ini merupakan teknologi baru yang dikembangkan di Bali khususnya di Nusa Penida. Risiko dalam setiap kegiatan investasi begitu banyak jenisnya, keadaan ini merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini mengkaji risiko investasi secara kualitatif. Analisis risiko kualitatif adalah analisis risiko investasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan alam, masyarakat serta kebijakan pemerintah. Analisis risiko kualitatif dimulai dari tahap identifikasi jenis-jenis risiko investasi PLT Bayu yang selanjutnya dilakukan analisis risiko kualitatif untuk menentukan risiko mayor (major risk). Risiko mayor pada investasi PLT Bayu yang termasuk katagori tidak dapat diterima (Unacceptable) ada 3 jenis risiko dengan proporsi 6,67 % yaitu : Kecepatan hembusan angin berubah-ubah sehingga produksi tenaga listrik PLTB tidak stabil, Tarif/Harga jual listrik PLTB masih rendah serta rendahnya tingkat keuntungan akibat kapasitas pembangkitan tenaga listrik PLT Bayu yang belum maksimal. Risiko tidak diharapkan ada 8 jenis dengan proporsi 17,78% yaitu : Pemilihan peralatan PLT Bayu kurang sesuai dengan kondisi di Nusa Penida, spesifikasi baling-baling kurang sesuai dengan kondisi kecepatan angin di Puncak Mundi. Kurangnya pesaing dalam usaha kelistrikan sehingga pengembangan pembangkit dengan energi alternatifbelum berkembang, rendahnya tingkat keuntungan akibat kapasitas pembangkitan tenaga listrik PLT Bayu yang belum maksimal, kualitas peralatan unit Pembangkit Listrik Tenaga Bayu yang tidak sesuai dengan kondisi angin di Puncak Mundi sehingga tidak bisa beroperasi optimal. Kurangnya kemampuan sumber daya manusia (SDM) sehingga perlu waktu yang lama untuk menangani perawatan dan perbaikan unit PLT Bayu dan seringnya terjadi kerusakan Auto Voltage Regulator (AVR) sehingga biaya perbaikan meningkat. Proporsi jenis risiko yang termasuk risiko mayor adalah 24,45% sedangkan yang tidak termasuk risiko mayor adalah 75,55%. Kapasitas daya mampu satu unit PLT Bayu jenis WES 18 adalah 80 kw sedangkan daya listrik rata-rata yang dihasilkan periode 2007 – 2009 adalah 7,2 kw dengan proporsi 9%. Mitigasi yang harus dilakukan terhadap risiko mayor berdasarkan analisis secara kualitatif dan kuantitatif adalah modifikasi baling-baling (blade) dan memilih kapasitas daya mampu generator sesuai dengan kondisi kecepatan hembusan angin di Puncak Mundi Nusa Penida. Perawatan seluruh komponen pendukung unit PLT Bayu harus dirawat dengan baik serta dilakukan secara rutin yaitu pelumasan komponen-komponen rotor serta pengecatan tower sehingga usia pakainya (life time) dapat dipertahankan sesuai rencana.
Inovasi Teknologi Dan Optimalisasi Proses Destilasi Untuk Produksi Arak Tradisional Bali I Gede Nyoman Suta Waisnawa; Ida Ayu Anom Arsani; I Made Rajendra; I Made Sudana
Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS Vol. 8 No. 1 (2022): Bhakti Persada Jurnal Aplikasi IPTEKS
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M, Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.596 KB) | DOI: 10.31940/bp.v8i1.69-76

Abstract

Arak merupakan salah satu minuman tradisional mengandung alkohol yang dihasilkan melalui proses destilasi dengan bahan baku nira yang bermanfaat sebagai bahan pencampur produk olahan berupa makanan dan minuman. Kendala dalam produksi arak dengan alat destilasi tradisional atau sederhana mengacu pada aspek waktu dan temperatur proses produksi cukup lama serta kontrol terhadap temperatur pemanasan nira dan pendinginan uap  nira belum bisa dilakukan pengukuran dengan pasti. Temperatur pemanasan nira dan pendinginan uap nira yang kurang tepat dapat memepengaruhi kualitas dan kuantitas hasil distilasi.  Peroses distilasi secara tradisional sangat dipengaruhi juga oleh pengalaman perajin dengan intusisinya memperkirakan proses pemanasan yang terjadi di dalam tungku kesalahan dalam menjaga api pemanas dari pembakaran kayu bakar ini harus ditunggui dan diamati secara terus menerus. Berdasarkan hasil penelitian dan rancang bangun alat distilasi dapat diterapkan sistem kontrol suhu pemanasan nira pada tungku dan suhu pendinginan uap nira dapat diukur dan dikontrol dengan alat pengatur yang disebut thermo kontrol. Penerapan sistem thermo kontrol ini berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas produk hasil distilasi. inovasi teknologi dalam proses produksi arak  untuk  meningkatkan hasil dan kualitas produk. Penerapan inovasi alat destilasi yang dikembangkan terbukti dapat meningkatkan kandungan alkohol sampai dengan 70% dan menurunkan waktu produksi.
Design and Fabrication of a Fixed Bed Pyrolysis with LDPE Plastic Waste I Made Agus Putrawan; I Ketut Gde Juli Suarbawa; I Made Rajendra; INS Winaya
Logic : Jurnal Rancang Bangun dan Teknologi Vol. 21 No. 3 (2021): November
Publisher : Unit Publikasi Ilmiah, P3M, Politeknik Negeri Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1435.388 KB) | DOI: 10.31940/logic.v21i3.179-183

Abstract

This paper presents the design of a fixed bed reactor pyrolysis to convert plastic waste type LDPE into condensate oil. The dimensions of the batch type pyrolysis reactor are adapted to household needs and are designed to be easy to operate and transport. From the results at three different pyrolysis temperature variations; 250 oC, 275 oC and 300 oC shows that reactor yields a maximum condensate oil of 45,3wt% at temperature of 300 oC. In addition, the weight of charcoal also decreased along with the increase in operating temperature.