Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Akses Dan Pelayanan Transportasi Menuju Destinasi Wisata Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Wisata Tanjung Gunung Kabupaten Bangka Tengah Boy Dian Anugra Sandy; Indra Gunawan
Borneo Engineering : Jurnal Teknik Sipil Volume 6 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/be.v1i1.2458

Abstract

Tanjung Gunung tourist area will be used as a Special Economic Zone (SEZ) for tourism. There are three main destinations, namely Tapak Antu Beach, Pan Semujur Beach, and Bukit Angsa Emas. The process of determining this tourism SEZ will have an impact on investment growth in Bangka Belitung. This condition is of course a driving force for investors to invest in developing tourist areas on Bangka Belitung Island. The need for tourist public transportation is important to support the smooth running of the program. With the existence of public transportation, tourist visits, both local and international, are expected to increase. This study aims to develop recommendations related to accessibility and the implementation of tourism transportation to the Tanjung Gunung tourist area. Research Methods while the analytical method uses descriptive qualitative and quantitative to determine access and transportation services to tourist destinations. From the results of the survey in the field, transportation to the area is dominated by private vehicles. Based on the analysis of transportation needs, it can be concluded that the operating time of tourist public transportation (Bus) will be carried out from 09.00 to 19.00 WITA with an average bus speed of 40 km/hour. The bus travel time is 28.5 minutes with a headway of 15 minutes. The tourism bus fleet needs are based on a calculation of 4 fleets with a capacity of 30 people. 
PEMANFAATAN KAOLIN BELITUNG SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON Indra Gunawan; Laksmi Puri Laraswaty
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 1 No 1 (2013): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.202 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v1i1.254

Abstract

Adanya keterbatasan semen di daerah tertentu khususnya di Pulau Belitung akan menjadi kendala pembangunan di daerah tersebut. Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan semen adalah memanfaatkan dan menggunakan material lokal, sehingga mampu menekan biaya serta dapat menggali potensi material lokal yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar daerah tersebut. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan yaitu dengan cara memanfaatkan potensi material kaolin. Kemiripan kandungan unsur-unsur kimia penyusun semen yang menjadikan dasar penelitian penggunaan kaolin sebagai bahan substitusi parsial semen untuk bahan baku pembuatan beton Penelitian ini menggunakan variasi campuran, yaitu: 0%, 15%, 30% dan 45%. Umur beton yang digunakan adalah 3 hari, 14 hari dan 28 hari pada kuat tekan rencana 22,5 MPa. Dari masing-masing campuran beton tersebut dibuat tiga benda uji. Pengujian yang dilakukan pada campuran beton adalah kuat tekan dengan menggunakan alat uji tekan beton (compressive strength test). Dari hasil penelitian diperoleh nilai kuat tekan beton umur 3 hari pada campuran beton dengan menggunakan persentase penambahan kaolin 0% sebesar 17,93 MPa, 15% sebesar 16,44 MPa, 30% sebesar 8,22 MPa dan 45% sebesar 6,54 MPa. Nilai kuat tekan beton umur 14 hari pada campuran beton dengan menggunakan persentase penambahan kaolin 0% sebesar 22,08 MPa, 15% sebesar 19,04 MPa, 30% sebesar 11,34 MPa dan 45% sebesar 7,46 MPa. Nilai kuat tekan beton umur 28 hari, pada campuran beton dengan menggunakan persentase penambahan kaolin 0% sebesar 24,72 MPa, 15% sebesar 22,56 MPa, 30% sebesar 13,65 MPa dan 45% sebesar 9,29 MPa. Dari data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan kaolin pada campuran beton pada persentase tersebut hanya bisa digunakan pada penambahan persentase 15 %, karena hanya kuat tekan persentase tersebut yang masuk kedalam kuat tekan rencana, namun hasil tersebut lebih rendah 9,74 % dari hasil kuat tekan beton normal
ANALISIS POLA PERJALANAN ORANG DI KOTA PANGKALPINANG Ormuz Firdaus; Indra Gunawan
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 1 No 2 (2013): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1038.078 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v1i2.262

Abstract

Perkembangan pembangunan di wilayah Kota Pangkalpinang yang begitu pesat telah membawa implikasi kepada pesatnya pertumbuhan penduduk, tenaga kerja, ekonomi, pembangunan sarana dan prasarana, pembangunan industri, perdagangan serta pariwisata yang telah membawa pengaruh sangat besar terhadap meningkatnya mobilitas atau pergerakan yang berarti pula bertambahnya waktu dan biaya perjalanan di dalam sistem lalu lintas tersebut. Penelitian analisis pola perjalanan di Kota Pangkalpinang ini dilakukan dengan survei wawancara rumah tangga atau kuesioner dan survei lalu lintas harian rata-rata pada ruas jalan beserta data sekunder yang dibutuhkan pada penelitian ini. Sedangkan pola perjalanan setiap hari disuatu kota yang akan terbentuk merupakan gabungan dari pola perjalanan bekerja, pendidikan, belanja dan kegiatan sekolah. Berdasarkan hasil analisis terhadap karakteristik perjalanan orang di kota Pangkalpinang diperoleh informasi bahwa taraf kehidupan sebagian masyarakat kota Pangkalpinang sudah semakin membaik bila ditinjau dari segi ekonomi, hal ini terlihat pada peningkatan persentase pendapatan rumah tanggaantara Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000/bulan dengan komposisi pekerja yang lebih dominan daripada pelajar. Dalam melakukan perjalanannya sehari-hari, sebagian besar masyarakat menggunakan kendaraan jenis sepeda motor sebesar 75,86% yang kepemilikannya setiap tahun mengalami peningkatan yang jauh lebih tinggi daripada jenis kendaraan yang lain seperti kepemilikan mobil sebesar 11,78%. Matriks asal-tujuan menunjukkan bahwa Perjalanan yang berasal dari zona asal-tujuan yang sama lebih mendominasi dalam 1 kecamatan. Wilayah dengan asal-tujuan perjalanan tertinggi adalah Rangkui, dan yang terendah Pangkalbalam. Ini menunjukkan bahwa perjalanan yang dilakukan sebagian besar masyarakat kota Pangkalpinang masih dalam jarak relatif dekat atau masih dalam wilayah internal.
PEMANFAATAN BAMBU BETUNG BANGKA SEBAGAI PENGGANTI TULANGAN BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU Ria Fahrina; Indra Gunawan
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 2 No 1 (2014): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (778.752 KB) | DOI: 10.33019/fropil.v2i1.269

Abstract

Pemakaian beton semakin banyak dijumpai untuk berbagai macam konstruksi bangunan.Dalam perkembangan bidang perekayasaan material, saat ini terus diupayakan penelitian dan inovasi material termasuk material untuk bangunan atau komponen struktur.Harga tulangan baja semakin mahal karena ketersediaan bahan dasarnya semakin terbatas.Penggunaan bambu sebagai material konstruksi selama ini masih bersifat sekunder seperti perancah, reng, atap, dinding. Kenyataan ini lebih disebabkan minimnya pengetahuan masyarakat mengenai sifat-sifat mekanik dan fisik struktur bambu.Dalam penelitian ini bambu digunakan sebagai pengganti tulangan untuk balok beton bertulang. Bambu yang digunakan adalah bambu betung yang kemudian dikeringkan selama 7 hari. Dilakukan pengujian fisik bambu dan beton seperti kadar air bambu, kuat tarik bambu sejajar serat, kuat tekan beton, kuat lekat bambu terhadap beton dan kuat lentur balok beton bertulangan bambu dengan umur masing-masing beton 28 hari. Setelah dilakukan pengujian kuat lentur, kemudian dibandingkan nilai kuat lentur balok bertulang secara teori dengan eksperimen. Dari hasil penelitian diperoleh nilai kadar air bambu sebesar 18,29%, kuat tekan beton rata-rata sebesar 28,5771 MPa, kuat tarik bambu sejajar serat sebesar 350,9741 MPa dengan kuat leleh bambu sebesar 247,42 MPa, kuat lekat bambu terhadap beton sebesar 0,341 Mpa, dan kuat lentur balok bertulang bambu sebesar 3,8735 MPa.
PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH PENGOLAHAN TIMAH (TIN SLAG) SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON Melita Melita; Indra Gunawan
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 3 No 1 (2015): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.037 KB)

Abstract

Peningkatan kebutuhan bahan bangunan dari tahun ke tahun semakin besar. Hal ini bisa menyebabkan penyediaan bahan bangunanpun akan semakin banyak dibutuhkan misalnya pasir. Apabila kebutuhan pasir meningkat maka ketersediaannya pun akan semakin berkurang dan diperlukan alternatif untuk mengatasi masalah tersebut. Terak timah (tin slag) adalah sisa dari pengolahan timah dan merupakan bahan yang banyak tertimbun dan cenderung menjadi limbah karena pemanfaatannya masih relatif kecil dan belum maksimal. Mempunyai bentuk yang tajam dan kubikal. Penelitian tentang pengaruh penggunaan terak timah (tin slag) yang berasal dari PT. Stanindo Inti Perkasa dengan menggunakan enam variasi campuran substitusi parsial terhadap berat agregat halus yaitu 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50%. Dari masing­masing campuran beton tersebut dibuat 54 buah benda uji untuk umur 14 hari dan 28 hari. Pengujian yang dilakukan pada campuran beton adalah uji kuat tekan beton dan uji kuat tarik belah beton. Dari hasil penelitian diperoleh pada umur 14 hari, pada penambahan kadar tin slag berturut-turut 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% adalah 25,1 MPa, 20,7 MPa, 18,9 MPa, 15,6 MPa, 14,8 MPa dan 14,7 MPa untuk uji kuat tekan beton. Pada umur 28 hari, pada penambahan kadar tin slag berturut-turut 0%, 10%, 20%, 30%, 40% dan 50% adalah 26,5 MPa, 25,1 MPa, 24,6 MPa, 24,3 MPa, 24,1 MPa dan 23,7 MPa untuk uji kuat tekan beton dan 3,3 MPa, 3,2 MPa, 3,1 MPa, 2,9 MPa, 2,9 MPa dan 2,6 MPa untuk uji kuat tarik belah beton.
Studi Pendahuluan Potensi Bencana Alam (Geo-Disaster) Di Pulau Bangka Irvani Irvani; Indra Gunawan
PROMINE Vol 3 No 2 (2015): PROMINE
Publisher : Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.695 KB) | DOI: 10.33019/promine.v3i2.91

Abstract

The study area is a tin mining region in hundred years, located in Bangka Island, Bangka BelitungArchipelago Province. Identifying geo-disaster potential, in order that to know the the type, spatialdistribution of geo-disaster that caused by geogenic or antropogenic factor. The research is done byobserving all of geo-disaster potential, with geological and geomophological additional condition. Geodisasterpotential is ilustratrated in a map as result of work using geographic information system (GIS)software that is supported from Landsat TM7 analysis. Erosion, sedimentation, lanslide andabration disaster mainly caused by antropogenic factors from tin mining activities and landfarming, butfor dryness, flood, hurricane and earthquake caused by geogenic factors. For flood and dryness alsoinfluenced by antropogenic factor. Dryness, erosion and sedimentation has the large spatialdistribution in Bangka Island.
Pelatihan Aplikasi Data Kependudukan dan Surat Menyurat di Desa Jada Bahrin Boy Dian Anugra Sandy; Endang Setyawati Hisyam; Yayuk Apriyanti; Indra Gunawan; M. Fikri Radiyan
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2020): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v4i1.3321

Abstract

Jada Bahrin is a village that is very different from other villages in Bangka Island which is famous for its tin mines. This village is famous for its plantations and agriculture. Because the location of the village is in the area of ​​plantations and agriculture, so many village officials or school administrators do not know or are unable to enter data into computers, both population data and write letters. Based on the situation analysis that has been explained, a problem that can be formulated in Jada Bahrin Village is the absence of training for the community to be able to use population applications and correspondence. With this training it is hoped that the village administration and the school can be better and easier to do archiving and data searching.