Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Mual Muntah Post Operasi Marta Tania Gabriel Ching Cing; Tati Hardiyani; Deisy Sri Hardini
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 16 No. 1 (2022): May
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v16i1.537

Abstract

Efek yang tidak menyenangkan dan sering timbul setelah dilakukan operasi atau pembedahan yaitu mual dan muntah. Efek yang dapat ditimbulkan bukan hanya masalah fisiologis namun juga dapat masalah psikologis menghambat proses terapi dan memberi dampak pengingkatan beban biaya perawatan selama pasien dirawat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui factor non farmakologi apa saja yang mempengaruhi kejadian mual dan muntah post operasi. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode crossectional. Penelitian ini melihat factor yang mempengaruhi kejadian mual dan muntah post operasi dengan menggunakan Rhodes Index Nausea, Vomiting dan Retching (Rhodes INVR), Dimana penilaian dilakukan pada 30 orang responen pada 12 jam post operasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat 56,7% responden mengaami kejadian PONV ringan dan 43,3% mengalami PONV sedang. 66,7% responden berusia lebih dari 50 tahun, 66,7 % berjenis kelamin pria, 86,7 % tidak memiliki riwayat PONV dan 56,7% memiliki riwayat merokok. Kesimpulan yaitu jenis kelamin memiliki korelasi signifikan terhadap kejadian mual muntah post operasi. Adapun variabel usia, lama tindakan operasi, riwayat mual muntah pada operasi sebelumnya, riwayat merokok, nyeri post operasi memiliki tidak memiliki korelasi signifikan terhadap kejadian PONV
Hubungan distress dan self efficacy pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 Tati Hardiyani; Marta Tania Gabriel Ching Cing
NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan Vol 8, No 1 (2022): Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/nurscope.8.1.51-58

Abstract

Pendahuluan: Penyakit diabetes merupakan penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan sehingga pasien harus mempertahankan perilaku manajemen diri seumur hidup, termasuk perawatan diri yang terkait dengan perawatan kesehatan dan kehidupan sehari-hari. Mempertahankan perilaku yang konsisten didukung oleh adanya self efficacy. Pasien diabetes dengan adanya distress kemungkinan memiliki self efficacy yang buruk sehingga keyakinan dan kemampuan dalam manajemen diabetes menjadi buruk. Namun hubungan tersebut perlu dibuktikan dengan adanya penelitian. Metode: Deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study. Sampel 106 pasien DM tipe 2 diambil dari Puskesmas Purwokerto Utara I dan II dengan metode purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah DDS17 Bahasa Indonesia dan Diabetes Management Self Efficacy Scale (DMSES). Hasil: Sebagian besar pasien DM mengalami distress tingkat sedang sebesar 77,3% dengan sebagian besar memiliki self efficacy baik sebesar 60,37%. Nilai r = -0,179 (0,05). Sehingga dinyatakan memiliki hubungan yang lemah dengan arah korelasi berlawanan. Simpulan: Tidak ditemukan hubungan distress dan self efficacy pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
Upaya Peningkatan Pengetahuan Dan Informasi Tentang Hipertensi Dan Tatalaksananya Dalam Perawatan Anggota Keluarga Yang Sakit Marta Tania Gabriel Ching Cing; Tantri Analisawati Sudarsono
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 5 (2023): Juli
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i5.115

Abstract

Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi. Kerusakan organ target akibat komplikasi Hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Hipertensi termasuk penyakit degenerative yang menjadi pintu masuk penyakit kardiovaskuler lainnya. Pada survey awal ditemukan bahwa sebanyak 34% anggota mitra mengalami hipertensi  dan lebih dari 50 % dari anggota mitra memiliki anggota keluarga yang menderita hipertensi. Berdasarkan hasil tersebut maka tim melakukan upaya peningkatan koqnitif tentang hipertensi sehingga anggota mitra mampu merawat diri dan merawat anggota keluarga yang memiliki masalah hipertensi. Kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan dan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan tatalaksana hipertensi yang dirancag dengan tehnik diskusi. Hasil pre test pada kegiatan ini didapatkan skor rerata  65 dan setelah kegiatan didapatkan hasilrerata  post test yaitu 88 yang artinya terdapat peningkatan sebesar 35,38% pengetahuan dari sebelum dan setelah kegiatan penyuluhan maka dari itu dapat disimpukan bahwa kegiatan ini dapat meningatkan pengetahuan dan informasi tentang  hipertensi dan tatalaksananya  dalam  perawatan anggota keluarga yang sakit.
Upaya Peningkatan Pengetahuan Tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) Di Lingkungan Rumah Tangga Marta Tania Gabriel Ching Cing; Tati Hardiyani; Tina Muzaenah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 1 No. 9 (2023): November
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v1i9.446

Abstract

Melakukan pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan yang dilakukan sepanjang waktu dan rutin Karena dianggap pekerjaan rutinaitas dan biasa dilakukan, maka ada kecenderungan dilakukan dengan tidak memperhatikan factor- factor yang menimbulkan kecelakaan. Beberapa kejadian seperti luka bakar atau kejadian seperti tersedak yang membutuhkan penanganan yang segera. Tujuan dari kegiatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan terhadap cara pertolongan pertama pada kondisi kecelakaan yang bisa terjadi dirumah maka diharapkan dapat meningkatkan ketepatan penanganan kecelakaan tersebut sehingga dapat mencegah terjadinya cedera yang lebih serius, dengan mendapatkan penanganan segera korban memiliki banyak waktu untuk diselamatkan sambil menunggu penanganan dari tim medis. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara offline pada 85 anggota Aisyiah dengan metode diskusi, demonstrasi dan diskusi tentang penangan luka bakar dan tersedak. Keberhasilan program dilihat dari pre dan post test dan peserta mampu melakukan redemonstrasi tentang penanganan luka bakar dan tersedak. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan dari skor 65 menjadi 80. kemudian para peserta mampu mempraktekkan cara penanganan tersedak dengan penolong, tanpa penolong dan pada orang gemuk/ hamil.