Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

The Correlation between Mothers' Breastfeeding Pattern and Stunting among Toddlers Tiffatul Jannah Firdausya; Deisy Sri Hardini
Pediomaternal Nursing Journal Vol. 6 No. 2 (2020): VOLUME 6 NO 2 SEPTEMBER 2020
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/pmnj.v6i2.19943

Abstract

Introduction: Stunting is a condition of the measured height of toddlers, which is less to the age. Stunting, which occurs in these children, is also considered in chronic nutrition problems. The study aimed to discover the correlation between breastfeeding mothers' pattern in breastfeeding for toddlers aged 0 days to 6 months with the stunting incidence in toddlers in Gandatapa village, Sumbang sub-district, Banyumas district.Methods: This study implemented an observational analytic method that examined the correlation between breastfeeding mothers' patterns and stunting incidence. This research design was case control. This study conducted two sampling techniques; total sampling and simple random sampling, and each was used for sampling and control groups. The research sample collected 80 respondents. The study used a questionnaire of breastfeeding mothers and TB/U observation charts for ages 2 to 5 years, according to WHO 2005.Results: Based on the bivariate analysis, the pattern of breastfeeding mothers in Gandatapa Village, Sumbang District, Banyumas Regency was in a bad category with 22 stunting toddlers (55%). Pearson Chi-Square test on the Pattern of Breastfeeding Mothers towards Stunting Incidents in toddlers obtained p-value = 0.024 <0.05 with an OR value of 2.852 (95% CI 1.137 - 7.152).Conclusion: Toddlers under 24 to 35 months can increase the risk of stunting incidence when mothers have poor breastfeeding patterns. 
Pola Pembelajaran Toilet Training Anak Usia Sekolah Bagi Anak Enuresis di SD Negeri Ledug Kabupaten Banyumas Lutfiannisa Fadhillah; Deisy Sri Hardini
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2020: JKM EDISI KHUSUS SEPTEMBER 2020
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/jkm.v0i0.5253

Abstract

Objective:  This research aimed to find out the pattern of toilet training learning for school-age children with enuresis in SD Negeri Ledug, Banyumas Regency.Methods:  This was qualitative research with a phenomenological approach. Five people were taken as the research samples by combining purposive sampling and snowball sampling techniques. The data were obtained through in-depth interviews.Results:  The informants were 33-48 years old, graduated from elementari school, junior high school, vocational school, and worked as housewives. The children were male and female, aged 6-7 years. The toilet training carried out by the informants began by telling the children about how to urinate and defecate properly. This learning was done by asking children to practice directly so that they were accustomed to do it.Conclusion:  The themes found in the research were understanding toilet training, the perspective of toilet training for children, time to teach toilet training, perception of the impact if children are given the toilet training late, techniques to teach toilet training, obstacles in toilet training, overcoming consultation problems with health workers, overcoming consultation problems with family, perception of feelings of handling children with enuresis, and causes of enuresis in children. Keywords:  Enuresis, Learning Pattern, Toilet Training, School Age
Pengaruh Model Edukasi Berbasis TIK ʺAplikasi Teradamʺ terhadap Pengetahuan Orang Tua dalam Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Anak Deisy Sri Hardini; Sarwito Rachmad Barmawi
Jurnal Basicedu Vol 6, No 1 (2022): February, Pages 1-1500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i1.2064

Abstract

Pendidikan kesehatan dengan menggunakan media tepat guna dan berbasis teknologi informasi keperawatan (TIK) dengan smartphone melalui Aplikasi Teradam (tersedak, keracunan, dan kejang demam) merupakan sebuah inovasi untuk memudahkan dan mengoptimalkan pengetahuan, pemahaman, serta praktik tatalaksana kegawatdaruratan pada anak. Desain penelitian dengan menggunakan quasi eksperimen dengan pre test post test pada dua kelompok intervensi yaitu kelompok Aplikasi Teradam dan kelompok Media Edukasi Ceramah. Sampel penelitian sebanyak 60 responden yang terdiri dari 30 responden pada kelompok Aplikasi Teradam dan 30 responden pada kelompok Media Edukasi Ceramah. Data dianalisis dengan uji paired t test dan uji T Independent. Hasil analisis paired t test menunjukkan terdapat efek signifikan dari pemberian Aplikasi Teradam dan pemberian edukasi ceramah terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam tatalaksana kegawatdaruratan anak (p<0,05). Hasil analisis uji T Independent menunjukkan bahwa selisih (perbedaan) yang terjadi antar kelompok menunjukkan tidak terdapat efek yang signifikan (p>0,05) terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam tatalaksana kegawatdaruratan anak. Penggunaan media edukasi ceramah dan penggunaan Aplikasi Teradam keduanya dapat diimplementasikan dalam peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan mempraktikkan tatalaksanan kegawatdaruratan anak, sehingga kedua media edukasi ini dapat digunakan secara bersamaan dan berdampingan.
Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Mual Muntah Post Operasi Marta Tania Gabriel Ching Cing; Tati Hardiyani; Deisy Sri Hardini
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 16 No. 1 (2022): May
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v16i1.537

Abstract

Efek yang tidak menyenangkan dan sering timbul setelah dilakukan operasi atau pembedahan yaitu mual dan muntah. Efek yang dapat ditimbulkan bukan hanya masalah fisiologis namun juga dapat masalah psikologis menghambat proses terapi dan memberi dampak pengingkatan beban biaya perawatan selama pasien dirawat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui factor non farmakologi apa saja yang mempengaruhi kejadian mual dan muntah post operasi. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan menggunakan metode crossectional. Penelitian ini melihat factor yang mempengaruhi kejadian mual dan muntah post operasi dengan menggunakan Rhodes Index Nausea, Vomiting dan Retching (Rhodes INVR), Dimana penilaian dilakukan pada 30 orang responen pada 12 jam post operasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat 56,7% responden mengaami kejadian PONV ringan dan 43,3% mengalami PONV sedang. 66,7% responden berusia lebih dari 50 tahun, 66,7 % berjenis kelamin pria, 86,7 % tidak memiliki riwayat PONV dan 56,7% memiliki riwayat merokok. Kesimpulan yaitu jenis kelamin memiliki korelasi signifikan terhadap kejadian mual muntah post operasi. Adapun variabel usia, lama tindakan operasi, riwayat mual muntah pada operasi sebelumnya, riwayat merokok, nyeri post operasi memiliki tidak memiliki korelasi signifikan terhadap kejadian PONV
A Retrospective Study: Trend in the Incidence of Tuberculosis Among Children in the Pekalongan Irnawati Irnawati; Benny Arief Sulisyanto; Deisy Sri Hardini; Kosasih Bai Asmita; Tukimin bin Sansuwito
Proceedings Series on Health & Medical Sciences Vol. 2 (2021): Proceedings of the 2nd International Nursing and Health Sciences Universitas Muhammad
Publisher : UM Purwokerto Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (792.599 KB) | DOI: 10.30595/pshms.v2i.223

Abstract

Mycobacterium tuberculosis is the leading cause of death worldwide from a single bacterial pathogen. World Health Organization (WHO) estimates that annually, 1 million children have tuberculosis disease and many more harbor a latent form of infection. Evaluation of time trends is an integral part of a comprehensive analysis of tuberculosis among children data. Objective: This study aimed to assess trends in tuberculosis among children incidence in the period 2015-2021. Tuberculosis among data were collected from tuberculosis database of Pekalongan Health Department. Data were analyzed by using Microsoft Excel. In the period 2015-2019, the tuberculosis among children incidence significantly increased from 11 to 165 cases, then drop in the period 2019-2021 from 165 to 32 cases. The largest increase in trend in the analysed period was observed for 2019, which showed an increase of 165 cases. Knowledge of the current tuberculosis among children burden in the population and its time trends will help to prioritise targets and future resource allocation to tuberculosis among children control.
Pengaruh Model Edukasi Berbasis TIK ʺAplikasi Teradamʺ terhadap Pengetahuan Orang Tua dalam Penatalaksanaan Kegawatdaruratan Anak Deisy Sri Hardini; Sarwito Rachmad Barmawi
Jurnal Basicedu Vol 6, No 1 (2022): February, Pages 1-1500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/basicedu.v6i1.2064

Abstract

Pendidikan kesehatan dengan menggunakan media tepat guna dan berbasis teknologi informasi keperawatan (TIK) dengan smartphone melalui Aplikasi Teradam (tersedak, keracunan, dan kejang demam) merupakan sebuah inovasi untuk memudahkan dan mengoptimalkan pengetahuan, pemahaman, serta praktik tatalaksana kegawatdaruratan pada anak. Desain penelitian dengan menggunakan quasi eksperimen dengan pre test post test pada dua kelompok intervensi yaitu kelompok Aplikasi Teradam dan kelompok Media Edukasi Ceramah. Sampel penelitian sebanyak 60 responden yang terdiri dari 30 responden pada kelompok Aplikasi Teradam dan 30 responden pada kelompok Media Edukasi Ceramah. Data dianalisis dengan uji paired t test dan uji T Independent. Hasil analisis paired t test menunjukkan terdapat efek signifikan dari pemberian Aplikasi Teradam dan pemberian edukasi ceramah terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam tatalaksana kegawatdaruratan anak (p<0,05). Hasil analisis uji T Independent menunjukkan bahwa selisih (perbedaan) yang terjadi antar kelompok menunjukkan tidak terdapat efek yang signifikan (p>0,05) terhadap tingkat pengetahuan orang tua dalam tatalaksana kegawatdaruratan anak. Penggunaan media edukasi ceramah dan penggunaan Aplikasi Teradam keduanya dapat diimplementasikan dalam peningkatan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan mempraktikkan tatalaksanan kegawatdaruratan anak, sehingga kedua media edukasi ini dapat digunakan secara bersamaan dan berdampingan.
Aplikasi Teori Transcultural Nursing melalui Intervensi Biological Maternal Sounds untuk Kebutuhan Perilaku Tidur-Terjaga Bayi Prematur di Ruang Perinatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta Deisy Sri Hardini; Yeni Rustina; Elfi Syahreni
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.614 KB)

Abstract

Pentingnya bayi prematur mencapai perilaku tidur tenang dan terjaga tenang agar pengeluaran resting energy expenditure (REE) dapat diminimalkan sehingga energi yang dimiliki dapat digunakan untuk proses metabolisme guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal. Pendekatan Transcultural Nursing melalui intervensi keperawatan yang berbasis kultural adalah pemberian stimulasi biological maternal sounds (BMS). BMS merupakan stimulasi audiosensori dengan memperdengarkan suara rekaman dan denyut jantung ibu pada bayi prematur dengan menggunakan media audio untuk mengalihkan kebisingan yang muncul dalam lingkungan perawatan dan meminimalkan komplikasi iatrogenic. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan teori Transcultural Nursing melalui intervensi BMS dalam memenuhi kebutuhan perilaku tidur-terjaga bayi premature dimana menciptakan kondisi lingkungan bayi sama seperti bayi saat berada didalam lingkungan rahim Ibu yaitu memperdengarkan rekaman suara Ibu pada frekuensi 500-1000 Hz atau sama dengan 20-50 dB. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan mengelola lima kasus bayi premature. Hasil penelitian ini adalah lima bayi dengan rerata usia koreksi lebih dari 30 minggu berespon positif setelah diberikan BMS, dengan menunjukkan rerata pencapaian status tidur tenang selama 35 menit dalam waktu 90 menit pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia diatas 30 minggu dalam proses perkembangan sistem auditori dan sistem neurobehaviour adalah terbentuknya hubungan antara lobus temporal dengan korteks auditori sehingga dapat mendengar dan berespon terhadap suara Ibunya, mulai membeda-bedakan suara yang ada disekitarnya, serta memulai perkembangan untuk fungsi bahasa dan bicara.
INTERVENSI BIOLOGICAL MATERNAL SOUND TERHADAP FUNGSI FISIOLOGIS BAYI PREMATUR DI RUANG PERINATOLOGI Deisy Sri Hardini; Yeni Rustina; Elfi Syahreni
PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP Vol 1 (2019): PROSIDING SEMINAR NASIONAL LPPM UMP 2019
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (809.916 KB)

Abstract

Biological Maternal Sounds (BMS) merupakan pemberian stimulus audiosensori pada bayi prematur sehingga dengan mendengarkan rekaman suara dan detak jantung ibu, bayi prematur memperoleh kembali lingkungan selayaknya saat masih berada dalam rahim ibu. Intervensi BMS bermanfaat secara biologis memberikan stimulasi auditori melalui stimulus akustik yang berasal dari ibunya sendiri. BMS diberikan dengan memperdengarkan suara rekaman dan denyut jantung ibu pada bayi prematur dengan menggunakan media audioportable box. Rekaman suara diambil saat ibu berbicara, membaca Alqur’an, dan bernyanyi pada bayinya, dengan volumen suara hasil rekaman tidak lebih dari 500-1000 Hz atau sama dengan 20-50 dB diukur dengan sound level metre. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus (case report) dengan mengelola lima kasus bayi prematur. Hasil penelitian ini adalah lima bayi dengan rerata usia koreksi lebih dari 30 minggu berespon positif terhadap suara Ibunya dengan menunjukkan nilai saturasi oksigen, frekuensi nadi, dan frekuensi pernafasan yang stabil selama 90 menit pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia diatas 30 minggu dalam proses perkembangan sistem auditori dan sistem neurobehaviour adalah sudah terbentuknya hubungan antara lobus temporal dengan korteks auditori sehingga bayi prematur dapat mendengar dan berespon terhadap suara Ibunya, mulai membeda-bedakan suara yang ada disekitarnya, serta memulai perkembangan untuk fungsi bahasa dan bicara.
Pencegahan Penyakit Menular Melalui Pelatihan Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak Sekolah Mi Muhammadiyah Singasari Marta Tania Gabriel Ching Cing; Deisy Sri Hardini
Literasi: Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Pengelola Jurnal Politeknik Negeri Ketapang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.664 KB) | DOI: 10.58466/literasi.v2i1.171

Abstract

Clean and healthy living behavior is a form of health promotion effort so that family members to know, want and are able to play an active role in the health movement in society. Not only in adults, this behavior must also be instilled at the age of the child, so that they are accustomed to carrying out clean and healthy living habits for themselves. At school age children, they interact a lot with peers and do play activities as a learning process to develop cognitive, psychomotor and affective. They interact with people and devices that may be exposed to pathogenic bacteria or viruses. Washing hands with soap is one of the simplest activities to prevent transmission of these pathogens. By washing hands with good and correct soap, it is hoped that it can break the spread of viruses that land on / or stick to hands when handling objects before they touch other objects such as food or food. their own nose and mouth. Not only to prevent contagious infections, hygiene and healthy living habits washing hands is also done to prevent children from other diseases
Aplikasi Teori Transcultural Nursing melalui Intervensi Biological Maternal Sounds untuk Kebutuhan Perilaku Tidur-Terjaga Bayi Prematur di Ruang Perinatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta Deisy Sri Hardini; Yeni Rustina; Elfi Syahreni
Prosiding University Research Colloquium Proceeding of The 10th University Research Colloquium 2019: Bidang MIPA dan Kesehatan
Publisher : Konsorsium Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA) Koordinator Wilayah Jawa Tengah - DIY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentingnya bayi prematur mencapai perilaku tidur tenang dan terjaga tenang agar pengeluaran resting energy expenditure (REE) dapat diminimalkan sehingga energi yang dimiliki dapat digunakan untuk proses metabolisme guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal. Pendekatan Transcultural Nursing melalui intervensi keperawatan yang berbasis kultural adalah pemberian stimulasi biological maternal sounds (BMS). BMS merupakan stimulasi audiosensori dengan memperdengarkan suara rekaman dan denyut jantung ibu pada bayi prematur dengan menggunakan media audio untuk mengalihkan kebisingan yang muncul dalam lingkungan perawatan dan meminimalkan komplikasi iatrogenic. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penerapan teori Transcultural Nursing melalui intervensi BMS dalam memenuhi kebutuhan perilaku tidur-terjaga bayi premature dimana menciptakan kondisi lingkungan bayi sama seperti bayi saat berada didalam lingkungan rahim Ibu yaitu memperdengarkan rekaman suara Ibu pada frekuensi 500-1000 Hz atau sama dengan 20-50 dB. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan mengelola lima kasus bayi premature. Hasil penelitian ini adalah lima bayi dengan rerata usia koreksi lebih dari 30 minggu berespon positif setelah diberikan BMS, dengan menunjukkan rerata pencapaian status tidur tenang selama 35 menit dalam waktu 90 menit pengamatan. Hal ini menunjukkan bahwa pada usia diatas 30 minggu dalam proses perkembangan sistem auditori dan sistem neurobehaviour adalah terbentuknya hubungan antara lobus temporal dengan korteks auditori sehingga dapat mendengar dan berespon terhadap suara Ibunya, mulai membeda-bedakan suara yang ada disekitarnya, serta memulai perkembangan untuk fungsi bahasa dan bicara.