Tak luput dari tren, Indonesia pun memiliki ekosistem produk fesyen mewah yang solid. Preferensi konsumennya pun bergeser. Kalau dulu banyak orang Indonesia memburu barang bermerek preloved(bekas), kini mereka semakin mampu membeli yang baru. Permintaan akan barang baru dari merek prestisius (blue-chip brands) meroket dari tahun ke tahun, khususnya di tataran e-commerce. Tahun lalu, total transaksi barang branded naik 37% dibandingkan periode sebelumnya, sedangkan total pembelanjaannya melesat 50%. Tren konsumsi barang-barang bermerek dengan harga fantastis itu terungkap dalam laporan Asia Luxury Index 2016 yang dilansir Reebonz, situs belanja online terbesar di Asia khusus untuk segmen produk fesyen prestisiusPerilaku konsumen berkaitan dengan komunikasi pemasaran karena dengan menganalisis perilaku konsumen maka diketahui informasi mengenai bagaimana konsumen mengambil keputusan dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa. Informasi tersebut diperlukan dalam mencari factor-faktor penyebab seorang konsumen membeli atau tidak jadi membeli dengan memperhatikan adanya perbedaan harapan dan kebutuhan konsumen.Dengan definisi kamus sederhana, kata "mewah" sering mengacu pada sesuatu yang dianggap lebih bersifat indulgensi daripada sebuah kebutuhan, sesuatu yang diinginkan yang memberikan kesenangan dan kenyamanan namun sulit didapat dan seringkali mahal (TheFreeDictionary.com, n.d.). Untuk menguraikan definisi ini, ahli kemewahan Kapferer dan Bastien (2012) menyiratkan bahwa konsep kemewahan berkaitan dengan "pengalaman atau produk hedonistik yang dibuat dengan harapan" yang dihargai secara signifikan lebih tinggi daripada nilai fungsional yang akan disarankan, dan bahwa distribusi barang sengaja dibatasi untuk mempertahankan citra eksklusif. Oleh karena itu, memiliki produk mewah yang diinginkan oleh orang lain membuat konsumen merasa istimewa, dan bertindak sebagai alat pembedaan sosial dan komunikasi status.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan pendekatan deksiptif yaitu penelitian yang memberikan gambaran kepada pembaca dan mengungkapkan suatu masalah, keadaan, peristiwa, dan bagaimana adanya mengungkapkan fakta secara detail. Sedangkan, menurut Bagdan & taylor (dalam Moleong, 2002), yang dimaksud penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.