Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Tinjauan Perencanaan Kebutuhan Air Baku Pandang – Pandang Kabupaten Gowa Ratna Musa; Ali Mallombassi; Masud SAR; Andi Nabilah Aizi Anri; La Ode Muh. Alamsyah
PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik VOLUME 5 NOMOR 1 MARET 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Andi Djemma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51557/pt_jiit.v5i1.598

Abstract

Air merupakan unsur yang sangat berperan dalam kehidupan khususnya untuk kehidupan manusia. Bukan hanya karena 80% tubuh manusia terdiri dari air, akan tetapi karena didalam air terdapat unsur mineral yang diperlukan untuk perkembangan dan tumbuh fisik manusia. Kebutuhan air menignkat seiring dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, hal ini merupakan masalah yang terjadi pada sebagian daerah yang ada di Indonesia. Proyeksi jumlah penduduk dimaksudkan untuk memperkirakan jumlah penduduk suatu daerah dimasa yang akan dating. Untuk menentukan berapa tingkat pertambahan jumlah penduduk, dapat dihitung dengan menggunakan pendekatanMatematical Method. Secara etimologi kebutuhan berasal dari kata dasar “butuh” yang mempunyai arti perlu, jadi kebutuhan air berarti keperluan air. Sedangkan menurut terminology kata kebutuhan besinonim dengan kata pemakaian, jadi kebutuhan air  dapat diartikan menjadi pemakaian air untuk keperluan hidup seseorang. Kebutuhan air bersih untuk pelayanan domestic merupakan kebutuhan yang sifatnya mendasar (pokok) atau pelayanan kebutuhan yang digunakan untuk keperluan rumah tangga. Pelayanan kebutuhan air bersih untuk pelayanan non domestic seperti: niaga, social, industry dan instansi pemerintahan merupakan kegiatan yang dominan dalam suatu kota yang membutuhkan air dalam jumlah yang cukup besar, sehingga kebutuhan air bersih untuk kegiatan ini perlu dihitung. Agar kita mendapatkan jumlah total kebutuhan non domestic.Water is a very important element in life, especially for human life. Not only because 80% of the human body is made up of water, but because in water there is a mineral element needed for the development and physical growth of humans. The need for water increases along with the increase in population, this is a problem that occurs in some regions in Indonesia. The projected population is intended to estimate the population of a region in the future. To determine the level of population growth, can be calculated using the Matematical Method approach. Etymologically, the need comes from the basic word "need" which has the necessary meaning, so the need for water means the need for water. Whereas according to the terminology the word needs besinonim with the word usage, so the need for water can be interpreted to be the use of water for the needs of one's life. The need for clean water for domestic service is a basic need (basic) or service needs that are used for household needs. The service for clean water needs for non-domestic services such as: commerce, social, industry and government agencies is the dominant activity in a city that needs a large amount of water, so the need for clean water for this activity needs to be calculated. So that we get the total amount of non-domestic needs. 
Kajian Debit Banjir di Wilayah Sungai Saddang Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan dengan Menggunakan Grafik Creager Ary Kurniawati; Ratna Musa; Ali Mallombassi; Musafir Wellang
Jurnal Flyover Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Flyover
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jfo.v1i2.755

Abstract

Dalam analisis banjir rancangan dengan pendekatan data hujan suatu wilayah seringkali terbentur oleh masalah kalibrasi pemilihan metode yang paling mendekati kondisi banjir aktual dilapangan sementara alat pengukur debit pada hampir semua sungai belum memadai. Sehingga diperlukan suatu model kalibrasi yang merupakan pendekatan dari debit banjir actual di lapangan. Salah satu model kalibrasi untuk debit banjir rancangan sungai adalah dengan metode grafik creager. Wilayah sungai saddang yang merupakan suatu wilayah sungai yang memiliki potensi sumberdaya air dan potensi bencana yang cukup besar di Sulawesi Selatan belum dilengkapi alat pencatatan debit yang cukup untuk semua Daerah Aliran Sungai didalamnya. Sehingga studi untuk membentuk model grafik creager di lakukan dengan menggunakan data actual banjir dari alat-alat pencatatan debit yang ada dilakukan. Dari data debit banjir dan luas DAS terbentuk grafik creager yang mewakili kondisi banjir di WS Saddang dengan Q100th, Q50th, Q25 th, Q10 tahun, Q5th dan Q2th. Sebagai pembanding dilakukan analisis perhitungan banjir dengan perhitungan kapasitas banjir penampang sungai asli dan beberapa metode hidrograf banjir dari pendekatan data hujan yaitu dengan hidrograf satuan sintetis Nakayasu, Snyder dan ITB 1 di salah satu DAS di WS. Saddang. Hasil perbandingan debit menunjukkan hasil debit banjir dari grafik creager mendekati hasil perhitungan debit dengan perhitungan kapasitas banjir penampang sungai asli dan didekati dengan cukup baik dengan hasil metode lainnya dengan penyimpangan terbesar 14,4% dengan metode ITB 1.
Perbaikan Alur Sungai Akibat Debit Banjir: (Studi Kasus : Sungai Siwa, Kabupaten Wajo) Kasnawawi; Ratna Musa; Ali Mallombassi
Jurnal Flyover Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Flyover
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jfo.v2i1.871

Abstract

Salah satu penyebab banjir pada Daerah Aliran Sungai adalah tergerusnya tebing atau bahkan longsor akibat arus aliran yang deras, hal ini juga terjadi di Sungai Siwa, dikarenakan sungai ini mempunyai dinamika geohidrolika dengan potensi daya rusak air yang cukup tinggi, khususnya pada bagian sungai-sungai rawan terhadap longsoran tebing-tebing sungai dan degradasi dasar sungai. Hal ini disebabkan karena sungainya banyak berbelok-belok (khusus pada bagian hilir sepanjang 2,50 km dari muara) dan dikhawatirkan akan menimbulkan masalah yang lebih besar jika tidak segera ditanggulangi dengan baik berupa normalisasi penampang dan pelurusan trase, pengaman tebing ataupun pengarah arus pada daearah belokan. Tujuan dari penelitian ini terdiri dari dua, yaitu yang pertama adalah menganalisis kapasitas sungai dan tampungan debit yang dapat debit diterima oleh sungai dan yang kedua adalah merencanakan perbaikan alur sungai dan pengaturan aliran. Penelitian ini menggunakan metode analisis hidrologi dan analisis hidrolika untuk mengetahui debit rancang rencana. Kemudian terpilih satu alternatif dari tiga alternatif yang ditawarkan berdasarkan perhitungan menggunakan metode analaisis Hecras. Alternatif yang terpilih dalam perbaikan alur untuk pengendalian banjir adalah melakukan pelebaran penampang sungai pada sta. 81 – sta. 84.
Studi Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Debit Banjir Dengan Menggunakan Software HEC HMS: Studi Kasus DAS Saddang Harfiah Rachmayanti; Ratna Musa; Ali Mallombassi
Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains
Publisher : Program Pascasarjana UMi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banjir merupakan suatu peristiwa alam yang terjadi ditandai dengan naiknya permukaan air, diantaranya disebabkan oleh faktor curah hujan, pendangkalan sungai, hingga tata guna lahan. Tujuan penelitian ini, yaitu mengetahui nilai koefisien limpasan DAS Saddang akibat perubahan tata guna lahan, mengetahui debit banjir DAS Saddang dengan program HEC HMS, dan mengetahui pengaruh perubahan tata lahan terhadap debit banjir DAS Saddang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan software HEC HMS untuk analisa atau simulasi hidrologi. Hasil peneltian: (1) nilai koefisien limpasan DAS Saddang meningkat dari tahun 1999 – 2019, yaitu tahun 1999 sebesar 0.143, tahun 2009 sebesar 0.148, dan tahun 2019 sebesar 0.151; (2) Berdasarkan hasil pemodelan HEC HMS, debit banjir pada tahun 1999 sebesar 562,60 m3/detik, tahun 2009 sebesar 601,70 m3/detik sedangkan debit banjir pada tahun 2009 sebesar 630,03 m3/detik. Meningkatnya debit banjir dari tahun 1999 – 2019 disebabkan karena nilai CN tahun 1999 lebih kecil dari tahun 2019; (3) Pengaruh perubahan tata guna lahan secara keseluruhan tidak berpengaruh signifikan terhadap debit banjir, karena perubahan nilai CN, IM, dan nilai koefisien limpasan tidak terlalu besar.
Kajian Pengendalian Banjir Sungai Kera Kabupaten Wajo Abd Latif; Ratna Musa; Ali Mallombassi
Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains Vol. 1 No. 4 (2022): Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains
Publisher : Program Pascasarjana UMi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jumlah penduduk di wilayah DAS Kera kurang lebih 14.000 jiwa, akibat pertumbuhan penduduk maka kebutuhan akan ruang untuk fasilitas penunjang penduduk juga akan semakin meningkat, dan secara otomatis akan menggeser ruang-ruang yang saat ini masih mempunyai fungsi sebagai kawasan hijau. Kondisi ini tidak terlepas dari karakteristik masyarakat pada DAS Kera yang lebih menyukai pola pemanfaatan ruang secara horizontal, terlebih adanya kebiasaan penduduk yang suka berpindah-pindah dan membuka ladang baru, akan memicu perubahan morfologi ruang secara signifikan. Ruang-ruang yang dulunya berfungsi sebagai daerah hijau atau berfungsi sebagai daerah resapan air akan berubah fungsi budidaya yang tentu akan berpengaruh terhadap siklus hidrologi pada DAS Kera secara umum. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis besarnya debit banjir Sungai Kera Kabupten Wajo yang berdampak pada 9 Kecamatan dan 78 Desa/Kelurahan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis curah hujan rata-rata yang terdiri dari 2 Stasiun curah hujan yaitu Stasiun Awo dan Stasiun Watang Gilireng dan analisis debit banjir rencana untuk berbagai periode ulang dengan menggunakan metode Haspers, HSS ITB I dan HSS Nakayasu.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil perhitungan debit banjir metode HSS ITB I menunjukkan bahwa debit banjir rancangan untuk Q2 = 360.3082 m3/s, Q5 = 484.4296 m3/s, Q10 = 566.6087 m3/s, Q20 = 645.4369 m3/s, Q25 = 670.4422 dan Q50 = 747.4719 m3/s.
Kajian Pengaruh Perubahan Tata Guna Lahan terhadap Debit Banjir pada Daerah Aliran Sungai Gilireng (DAS Gilireng) Asmar; Ratna Musa; Ali Mallombassi
Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains Vol. 1 No. 8 (2022): Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains
Publisher : Program Pascasarjana UMi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian banjir pada tanggal 20 Juli 2013 menunjukan bahwa akibat curah hujan dengan intensitas yang tinggi di Kabupaten Wajo khususnya di kecamatan gilireng dan selama beberapa hari, membuat debit air Sungai Gilireng terus meningkat, sehingga meluap dan merendam pemukiman warga. Pengendalian banjir untuk menghindari dampak yang lebih parah yaitu dengan analisa banjir. Salah satunya dengan hidrograf satuan (unit hydrograph), karena hidrograf debit atau aliran merupakan bagian yang sangat penting dalam mengatasi masalah – masalah yang berkaitan dengan hidrologi (Ratna Musa, Dr). Dengan melakukan analisis banjir nantinya dapat diketahui pengaruh perubahan tata guna lahan di DAS Gilireng. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui debit banjir DAS Gilireng Akibat adanya pengaruh perubahan tata guna lahan.Metode analisis yang digunakan adalah menghitung hujan aliran menggunakan program HEC HMS akibat perubahan tata guna lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh perubahan tata guna lahan secara keseluruhan tidak berpengaruh signifikan terhadap debit banjir.
Kajian Debit Limpasan Permukaan Akibat Intensitas Curah Hujan Lapangan: Studi Kasus DAS Kiru-Kiru Kab.Barru Muh Ikhwan; Ratna Musa; Ali Mallombassi
Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains Vol. 1 No. 7 (2022): Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains
Publisher : Program Pascasarjana UMi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Limpasan permukaan terjadi ketika jumlah curah hujan melampaui kapasitas infiltrasi, dimana tanah sudah tidak mampu menyerap air sehingga air akan mengalir dengan bebas di atas permukaan tanah. Kondisi ini sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, diantaranya: intensitas curah hujan, karakteristik lahan, karakteristik tanah, kemiringan lahan dan kepadatan tanah. Penelitian ini mencoba untuk mengkaji Debit Limpasan Permukaan Akibat Intensitas Curah Hujan Lapangan (Studi Kasus DAS Kiru-Kiru Kab.Barru)”. Pengambilan sampel tanah pada penelitian ini dilaksanakan pada kecamatan Soppeng Riaja Kabupaten Barru. Data- data yang diperoleh adalah data karakteristik tanah dilaboratorium mekanikan tanah serta data primer yang merupakan pengamatan langsung dari laboratorium hidrolika Teknik sipil yaitu dengan menggunakan alat rainfall simulator untuk mengetahui debit limpasan permukaan dengan memvariasikan intensitas curah hujan, dan kemiringan, percobaan dilakukan sebanyak 9 kali. Hasil pengukuran debit limpasan di laboratorium hubungan limpasan dengan variasi intensitas curah hujan dan kemiringan lahan adalah berbanding lurus, debit limpasan meningkat jika intensitas curah hujan dan kemiringan meningkat.
Kajian Sistim Drainse pada Pengembangan Bandar Udara Rahadi Oesman Ketapang Amran; Ratna Musa; Ali Mallombassi
Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains Vol. 1 No. 6 (2022): Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains
Publisher : Program Pascasarjana UMi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bandar Udara Rahadi Oesman Ketapang merupakan bandara yang melayani penerbangan di Provinsi Kalimantan Barat dan Kabupaten Ketapang khususnya. Meningkatnya kebutuhan akan transportasi yang memadai, mendorong perlunya akan perluasan bandara. Proyek pengembangan Rahadi Oesman bertujuan untuk menambah kapasitas bandara, dari pengembangan bandara maka diperlukan sistem saluran drainase yang mampu mengakomodir debit limpasan air yang ada. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisa hidrologi dan analisa hidrolika untuk menghitung debit banjir rencana yang akan terjadi di area bandara. Pertama menghitung Intensitas hujan dari periode ulang hujan 5 tahun. Selanjutnya menghitung luas total cathment area dihitung untuk mengetahui luas DAS saluran. Setelah itu ditetapkan nilai koefisien rembesan untuk masing-masing cathment area. Setelah itu akan didapatkan debit hidrologi yang akan diproyeksikan ke debit hidrolika. Kemudian baru direncanakan dimensi saluran sesuai perhitungan yang tersedia. Dan yang terakhir akan direncanakan alternatif solusi jika diperlukan untuk mengatasi pengaruh backwaternya. Perhitungan debit rencana saluran akhir diperoleh 8,48m3/dt sehingga saluran direncanakan lebar 7m dengan tinggi saluran 1,2m. Adanya pengaruh backwater dari data pasang yang ada menyebabkan direncanakan kolam dengan dimensi 150m x 80m yang dioperasikan dengan pintu ketika surut dan penggunaan pompa kapasitas 2m3/dt sebanyak 3 buah ketika adanya pasang air laut dilevel +0.95.
Analisa Kinerja Sistem Pendistribusian Air PDAM Kota Palopo : Studi Kasus Sumber Air Baku Batupapan Andi Tenri; Ratna Musa; Ali Mallombassi
Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains Vol. 1 No. 12 (2022): Jurnal Konstruksi : Teknik, Infrastruktur dan Sains
Publisher : Program Pascasarjana UMi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air bersih merupakan kebutuhhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal yang wajar jika sektor air bersih mendapat prioritas dalam penanganan dan pemenhannya. PDAM sebagai perusahaan daerah pengelola air bersih seharusnya mampu untuk memenuhi kebtuhan tersebut. Dengan system pengolahan dan system jaringan perpipaan yang ada, PDAM diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat baik secara kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sampai sejauh mana kinerja pendistribusian, dilokasi yang dikelola oleh PDAM kota Palopo khususnya di Intake Batu Papan dengan mengevaluasi kinerja pelayanan air bersih yang ada saat ini, menganalisa factor-faktor yang mempengaruhi system pendistribusian air bersih, dan menganalisa persepsi masyarakat terhadap pelayanan air bersih. Penelitian ini dilaksanakan pada daerah jaringan distribusi air yang bersumber dari Batupapan. Analisis kinerja jaringan distribusi dilakukan berdasarkan hasil kuesioner, sedangkan analisa tekanan dan kontinuitas dilakkan dengan pencatatan tekanan dan meter air di lapangan yang hasil pengukurannya dibandingkan dengan analisa menggunakan Epanet 2.0 sebagai pengontrol. Berdasarkan hasil kuesioner, distribusi air bersih ke pelanggan belum sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.122 Tahun 2015 tentang kontinuitas selama 24 jam.