Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN KARAKTERISTIK ALIRAN TERHADAP BANGUNAN PELIMPAH PADA SALURAN TERBUKA Syam Sunniati Saleh; Ratna Musa; Hanafi As'ad
TEKNIK HIDRO Vol 12, No 2 (2019): TEKNIK HIDRO Agustus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/th.v12i2.2811

Abstract

Pelimpah (Spillway) merupakan salah satu bangunan pelengkap dari bendungan yang berfungsi sebagai pengaman terhadap bahaya air banjir yang melimpas diatas bendungan (overtopping). Selain itu, bangunan pelimpah juga berfungsi agar debit hujan rancangan yang terjadi cepat mengalir sehingga debit air tidak sempat meluas. Karakteristik aliran yang melewati bangunan pelimpah akan tergantung kepada bentuk dan sifat pelimpah itu sendiri. Untuk kepentingan  bangunan air seperti bendungan dan bangunan air lainnya maka perihal karakteristik aliran sangatlah penting untuk menentukan bangunan yang akan dipilih sesuai kebutuhannya. Pengkajian tentang hal ini dapat dilakukan melalui suatu penelitian terhadap aliran pada saluran terbuka berukuran kecil yang melewati pelimpah dengan model bangunan pelimpah type ogee. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui karakteristik aliran, pola aliran dan energy spesifik yang terjadi pada bangunan tersebut. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa aliran air dapat mengalami perubahan ketinggian karena adanya bangunan pelimpah dan berpengaruh pada karakteristik alirannya. Dimana semakin tinggi muka air maka semakin besar kecepatan yang terjadi.Pola aliran pada daerah hulu merupakan aliran sub kritis (FR1) kemudian menjadi kritis (FR = 1) pada saat melewati bangunan pelimpah. Setelah melewati bangunan pelimpah maka aliran menjadi super kritis (FR 1) dan berangsur-angsur menjadi normal kembali pada saat berada di daerah hilir.Energi spesifik yang dihasilkan pada bangunan pelimpah tipe Ogee juga bergantung pada jenis pelimpah yang diberikan.
Tinjauan Perencanaan Kebutuhan Air Baku Pandang – Pandang Kabupaten Gowa Ratna Musa; Ali Mallombassi; Masud SAR; Andi Nabilah Aizi Anri; La Ode Muh. Alamsyah
PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik VOLUME 5 NOMOR 1 MARET 2020
Publisher : Faculty of Engineering, Andi Djemma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51557/pt_jiit.v5i1.598

Abstract

Air merupakan unsur yang sangat berperan dalam kehidupan khususnya untuk kehidupan manusia. Bukan hanya karena 80% tubuh manusia terdiri dari air, akan tetapi karena didalam air terdapat unsur mineral yang diperlukan untuk perkembangan dan tumbuh fisik manusia. Kebutuhan air menignkat seiring dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk, hal ini merupakan masalah yang terjadi pada sebagian daerah yang ada di Indonesia. Proyeksi jumlah penduduk dimaksudkan untuk memperkirakan jumlah penduduk suatu daerah dimasa yang akan dating. Untuk menentukan berapa tingkat pertambahan jumlah penduduk, dapat dihitung dengan menggunakan pendekatanMatematical Method. Secara etimologi kebutuhan berasal dari kata dasar “butuh” yang mempunyai arti perlu, jadi kebutuhan air berarti keperluan air. Sedangkan menurut terminology kata kebutuhan besinonim dengan kata pemakaian, jadi kebutuhan air  dapat diartikan menjadi pemakaian air untuk keperluan hidup seseorang. Kebutuhan air bersih untuk pelayanan domestic merupakan kebutuhan yang sifatnya mendasar (pokok) atau pelayanan kebutuhan yang digunakan untuk keperluan rumah tangga. Pelayanan kebutuhan air bersih untuk pelayanan non domestic seperti: niaga, social, industry dan instansi pemerintahan merupakan kegiatan yang dominan dalam suatu kota yang membutuhkan air dalam jumlah yang cukup besar, sehingga kebutuhan air bersih untuk kegiatan ini perlu dihitung. Agar kita mendapatkan jumlah total kebutuhan non domestic.Water is a very important element in life, especially for human life. Not only because 80% of the human body is made up of water, but because in water there is a mineral element needed for the development and physical growth of humans. The need for water increases along with the increase in population, this is a problem that occurs in some regions in Indonesia. The projected population is intended to estimate the population of a region in the future. To determine the level of population growth, can be calculated using the Matematical Method approach. Etymologically, the need comes from the basic word "need" which has the necessary meaning, so the need for water means the need for water. Whereas according to the terminology the word needs besinonim with the word usage, so the need for water can be interpreted to be the use of water for the needs of one's life. The need for clean water for domestic service is a basic need (basic) or service needs that are used for household needs. The service for clean water needs for non-domestic services such as: commerce, social, industry and government agencies is the dominant activity in a city that needs a large amount of water, so the need for clean water for this activity needs to be calculated. So that we get the total amount of non-domestic needs. 
Manajemen Resiko Terhadap Aspek Legal Dan Bisnis Dalam Pekerjaan Konstruksi Jembatan Penyeberangan Di Jalan Tol Muh Afandhy Hamid; Abd Karim Hadi; Ratna Musa
Jurnal Flyover Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Flyover
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jfo.v1i1.657

Abstract

Dalam pelaksanaan kegiatan atau proyek tentunya tidak akan lepas dari permasalahan. Permasalahan yang paling sering muncul di dalam proyek adalah keterlambatan. Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam proyek konstruksi adalah terkait biaya, kualitas, dan waktu. Pada akhirnya risiko dapat timbul baik terduga maupun tidak terduga, risiko-risiko tersebut dapat di kelola dengan cara mengidentifikasi lalu mengkuantifikasi risiko yang mungkin dapat terjadi pada suatu proyek. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berbagai resiko pelaksanaan konstruksi jembatan penyeberangan di Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo, Ruas Colomadu-Karanganyar dan untuk mengetahui nilai yang terjadi setelah diidentifikasi berdasarkan kemungkinan dan besaran dampak terjadinya. Metode Analisis yang digunakan adalah analisis hasil faktor risiko dan analisis ranking. Hasil dari penelitian ini adalah Setiap elemen risiko sebaiknya dialokasikan kepada pihak yang paling mampu mengelola risiko tersebut yaitu: 1) ketidakpastian kondisi dilapangan oleh penyedia jasa, 2) terhambatnya keuangan pihak kontraktor oleh penyedia jasa, 3) cuaca oleh pengguna jasa dan penyedia jasa, 4) produktivitas oleh penyedia jasa dan penyedia jasa
Kajian Pengendalian Banjir dengan Menggunakan Waduk Regulasi: Studi Kasus: DAS Wanggu Kota Kendari Haeruddin C Maddi; Ratna Musa; Hanafi Ashad
Jurnal Flyover Vol. 1 No. 1 (2021): Jurnal Flyover
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jfo.v1i1.658

Abstract

Banjir merupakan masalah serius yang dihadapi daerah-daerah di Indonesia, salah satunya adalah Kota Kendari. Salah satu Daerah Aliran Sungai (DAS) yang rawan banjir dan merupakan daerah prioritas penanganan banjir di Kota Kendari adalah DAS Wanggu. Curah hujan yang tinggi disertai perubahan tata gunan lahan di DAS Wanggu mempengaruhi kemampuan resapan air oleh oleh tanah yang meningkatkan limpasan air permukaan yang mengakibatkan banjir. Melihat dari permasalahan yang terjadi maka dibutuhkan suatu upaya pengendalian banjir dengan merencanakan waduk regulasi untuk menampung debit limpasan dan mereduksi banjir. Pada studi ini, dilakukan analisis hidrologi guna mendapatkan debit banjir rancangan pada lokasi studi. Selanjutanya dilakukan analisis hidrolika untuk mengetahui kondisi banjir kala ulang 25 tahun untuk mengetahui seberapa besar dampak banjir dengan menggunakan bantuan program HEC-RAS 5.0.7. Dari hasil perhitungan debit banjir Q25 dengan metode HSS SCS CN, HSS SCS, HSS ITB-1 dan HSS ITB-2 berturut-turut sebesar 261,70 m3/dtk; 259,80 m3/dtk; 264,64 m3/dtk; dan 262,21 m3/dtk. Adapun pemotongan debit puncak banjir menggunakan kolam regulasi ialah sebesar 141,6 m3/dtk yang setara dengan reduksi debit banjir Q25 sebesar 54,12%. Waduk regulasi yang direncanakan berlokasi di Baruga dengan luas 45,54 Ha mampu menampung volume debit banjir Q25 sebesar 1.580.300,24 m3, dimana volume puncak debit banjir Q25 sebesar 351.276,48 m3.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Petugas Operasi dan Pemeliharaan dalam Pengelolaan Operasi Jaringan Irigasi: Studi Kasus : Daerah Irigasi Opiyang Mancalele Kabupaten Halmahera Timur Irwan Mohamad; Ratna Musa; Hanafi Ashad
Jurnal Flyover Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Flyover
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jfo.v1i2.750

Abstract

Berdasarkan laporan akhir Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) dan Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) D.I kewenangan pusat pada tahun 2020, hasil penilaian kinerja bangunan pada saluran pembawa mencapai skor kinerja 4,38 dari total 9, kinerja kantor, perumahan dan gudang mencapai skor kinerja 1,75 dari skala 5, kinerja sarana penunjang mencapai skor kinerja 6,88 dari skala 10 dan pada beberapa bangunan terjun kondisinya baik dengan kondisi asset dibawah 60%, yang berarti kinerja pada beberapa bagian dari D.I Opiyang Mancalele ada yang masuk kategori “kinerja kurang baik dan perlu perhatian”. Penyebab penurunan kondisi dan fungsi infrastruktur irigasi dikarenakan kurangnya petugas perawatan, serta kurang disiplinya pengguna air (banyak pengambilan liar). Kesadaran petani yang rendah terhadap sarana dan prasarana irigasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang menjadi prioritas dalam penanganan kinerja petugas operasi dan pemeliharaan Jaringan Irigasi daerah irigasi Opiyang Mancalele. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis IPA (Importance and Performance Analysis). Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang menjadi prioritas adalah faktor pembayaran gaji, panduan/bimbingan dalam melakukan operasi dan pemeliharan, sinergitas antara pemerintah daerah, petugas pengairan dan PPL pada daerah irigasi Opiyang Mancalele Kabupaten Halmahera Timur. Berdasarkan laporan akhir Pengelolaan Aset Irigasi (PAI) dan Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) D.I kewenangan pusat pada tahun 2020, hasil penilaian kinerja bangunan pada saluran pembawa mencapai skor kinerja 4,38 dari total 9, kinerja kantor, perumahan dan gudang mencapai skor kinerja 1,75 dari skala 5, kinerja sarana penunjang mencapai skor kinerja 6,88 dari skala 10 dan pada beberapa bangunan terjun kondisinya baik dengan kondisi asset dibawah 60%, yang berarti kinerja pada beberapa bagian dari D.I Opiyang Mancalele ada yang masuk kategori “kinerja kurang baik dan perlu perhatian”. Penyebab penurunan kondisi dan fungsi infrastruktur irigasi dikarenakan kurangnya petugas perawatan, serta kurang disiplinya pengguna air (banyak pengambilan liar). Kesadaran petani yang rendah terhadap sarana dan prasarana irigasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang menjadi prioritas dalam penanganan kinerja petugas operasi dan pemeliharaan Jaringan Irigasi daerah irigasi Opiyang Mancalele. Metode analisis yang digunakan adalah Analisis IPA (Importance and Performance Analysis). Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang menjadi prioritas adalah faktor pembayaran gaji, panduan/bimbingan dalam melakukan operasi dan pemeliharan, sinergitas antara pemerintah daerah, petugas pengairan dan PPL pada daerah irigasi Opiyang Mancalele Kabupaten Halmahera Timur.
Kajian Debit Banjir di Wilayah Sungai Saddang Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan dengan Menggunakan Grafik Creager Ary Kurniawati; Ratna Musa; Ali Mallombassi; Musafir Wellang
Jurnal Flyover Vol. 1 No. 2 (2021): Jurnal Flyover
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jfo.v1i2.755

Abstract

Dalam analisis banjir rancangan dengan pendekatan data hujan suatu wilayah seringkali terbentur oleh masalah kalibrasi pemilihan metode yang paling mendekati kondisi banjir aktual dilapangan sementara alat pengukur debit pada hampir semua sungai belum memadai. Sehingga diperlukan suatu model kalibrasi yang merupakan pendekatan dari debit banjir actual di lapangan. Salah satu model kalibrasi untuk debit banjir rancangan sungai adalah dengan metode grafik creager. Wilayah sungai saddang yang merupakan suatu wilayah sungai yang memiliki potensi sumberdaya air dan potensi bencana yang cukup besar di Sulawesi Selatan belum dilengkapi alat pencatatan debit yang cukup untuk semua Daerah Aliran Sungai didalamnya. Sehingga studi untuk membentuk model grafik creager di lakukan dengan menggunakan data actual banjir dari alat-alat pencatatan debit yang ada dilakukan. Dari data debit banjir dan luas DAS terbentuk grafik creager yang mewakili kondisi banjir di WS Saddang dengan Q100th, Q50th, Q25 th, Q10 tahun, Q5th dan Q2th. Sebagai pembanding dilakukan analisis perhitungan banjir dengan perhitungan kapasitas banjir penampang sungai asli dan beberapa metode hidrograf banjir dari pendekatan data hujan yaitu dengan hidrograf satuan sintetis Nakayasu, Snyder dan ITB 1 di salah satu DAS di WS. Saddang. Hasil perbandingan debit menunjukkan hasil debit banjir dari grafik creager mendekati hasil perhitungan debit dengan perhitungan kapasitas banjir penampang sungai asli dan didekati dengan cukup baik dengan hasil metode lainnya dengan penyimpangan terbesar 14,4% dengan metode ITB 1.
Analisis Penyelesaian Sengketa Jasa Konstruksi pada Proyek Pembangunan Pasar Rakyat Pontolo Kabupaten Gorontalo Helmi Latada; Hanafi Ashad; Ratna Musa
Jurnal Flyover Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Flyover
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jfo.v2i1.867

Abstract

Pekerjaan konstruksi secara teknis dalam pengadaan Barang/Jasa Pemerintah merupakan pekerjaan insfrastruktur Pembangunan yang pelaksanaannya dimulai dari proses identifikasi kebutuhan, sampai dengan serah terima hasil pekerjaan, yang dibiayai oleh APBN/APBD. Kenaikan Kontribusi konstruksi yang sangat signifikan perlu diwaspadai terhadap fenomena yang berpotensi memicu peningkatan permasalahan sengketa konstruksi (construction dispute). Beberapa kasus berdasarkan data BANI sektor konstruksi terus mendominasi kasus persengkataan yang diselesaikan mencapai 30,8%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya sengketa konstruksi karena berdasarkan hasil dari pemeriksa ahli teknis ditemukan kondisi bangunan tidak memenuhi persyaratan kekuatan dan kekokohan, sehingga masuk dalam kategori gagal bangunan dan gagal konstruksi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyelesaian sengketa dapat ditempuh lembaga diluar pengadilan (non-Litigasi) dengan azas praduga tidak bersalah dengan ultimum remedium yaitu berdasarkan UU Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017 sudah mengatur pilihan penyelesaian sengketa konstruksi dengan berdasarkan Pasal 8 UU Jasa Konstruksi.
Manfaat Program Padat Karya Revitalisasi Drainase di Waktu Covid-19 Abd Karim Hadi; Ratna Musa; A. Rezeki Nurul Ramadhani Sadar
Jurnal Flyover Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Flyover
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jfo.v2i1.870

Abstract

Data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 7 April 2020, akibat pandemi Covid-19, tercatat sebanyak 39.977 perusahaan di sektor formal yang memilih merumahkan, dan melakukan PHK terhadap pekerjanya. Total ada 1.010.579 orang pekerja yang terkena dampak ini. Tingginya tingkat Pengangguran di Indonesia membuat Pemerintah mengusung program Padat Karya Tunai. Padat karya merupakan kegiatan pembangunan proyek yang lebih banyak menggunakan tenaga manusia jika dibandingkan dengan tenaga mesin. Salah satu contoh bentuk dari pekerjaan padat karya adalah pekerjaan kontruksi seperti perbaikan jalan, saluran, dan sebagainya. Program Padat Karya Revitalisasi Drainase dilakukan di hampir seluruh wilayah Kabupaten Selayar, namun di penelitian ini hanya difokuskan pada wilayah Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng yang menjadi kelurahan terpadat di Kabupaten Selayar. Tujuan dari penelitian ini terdiri dari 2 yaitu untuk mengetahui apa saja manfaat program padat karya revitalisasi drainase dan yang kedua adalah untuk mengetahui seberapa besar manfaat program padat karya revitalisasi drainase yang paling dirasakan oleh masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode peneltian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang fokus kepada orang-orang yang terlibat langsung di Program Padat Karya Revitalisasi Drainase. Hasil dari penelitian ini yaitu yang mempengaruhi manfaat program padat karya revitalisasi drainase adalah gaji diberikan seminggu sekali. Indikator yang dipakai untuk mengukur keberhasilan program padat karya salah satunya yaitu dengan berkurangnya penduduk miskin, dengan terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat maka akan mengurangi tindak kriminal di suatu wilayah dan tenaga kerja yang bergabung di program padat karya bergotong royong demi terhindarnya bencana banjir di Kabupaten Kepulauan Selayar dan manfaat program padat karya diperkirakan sebesar 57,078 %. Manfaat yang paling dirasakan oleh masyarakat yaitu program padat karya revitalisasi drainase dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan menambah penghasilan.
Perbaikan Alur Sungai Akibat Debit Banjir: (Studi Kasus : Sungai Siwa, Kabupaten Wajo) Kasnawawi; Ratna Musa; Ali Mallombassi
Jurnal Flyover Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Flyover
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jfo.v2i1.871

Abstract

Salah satu penyebab banjir pada Daerah Aliran Sungai adalah tergerusnya tebing atau bahkan longsor akibat arus aliran yang deras, hal ini juga terjadi di Sungai Siwa, dikarenakan sungai ini mempunyai dinamika geohidrolika dengan potensi daya rusak air yang cukup tinggi, khususnya pada bagian sungai-sungai rawan terhadap longsoran tebing-tebing sungai dan degradasi dasar sungai. Hal ini disebabkan karena sungainya banyak berbelok-belok (khusus pada bagian hilir sepanjang 2,50 km dari muara) dan dikhawatirkan akan menimbulkan masalah yang lebih besar jika tidak segera ditanggulangi dengan baik berupa normalisasi penampang dan pelurusan trase, pengaman tebing ataupun pengarah arus pada daearah belokan. Tujuan dari penelitian ini terdiri dari dua, yaitu yang pertama adalah menganalisis kapasitas sungai dan tampungan debit yang dapat debit diterima oleh sungai dan yang kedua adalah merencanakan perbaikan alur sungai dan pengaturan aliran. Penelitian ini menggunakan metode analisis hidrologi dan analisis hidrolika untuk mengetahui debit rancang rencana. Kemudian terpilih satu alternatif dari tiga alternatif yang ditawarkan berdasarkan perhitungan menggunakan metode analaisis Hecras. Alternatif yang terpilih dalam perbaikan alur untuk pengendalian banjir adalah melakukan pelebaran penampang sungai pada sta. 81 – sta. 84.
Perbandingan Fast Tracking dengan Least Cost Analysis pada Proyek Peningkatan Jalan Ruas Beroanging – Bungung-Bungung Kabupaten Jeneponto Siti Hardiyanti; Abd Karim Hadi; Ratna Musa
Jurnal Flyover Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Flyover
Publisher : Magister Teknik Sipil PPs UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/jfo.v2i1.872

Abstract

Percepatan waktu pembangunandapat dilakukan untuk mengatasi keterlambatan waktu pelaksanaan pekerjaan. Permasalahan yang dihadapi dalam proyek Peningkatan Jalan Ruas Beroanging – Bungung-bungung di Kabupaten Jeneponto adalah masalah keterlambatan waktu pelaksanaan. Untuk mengatasi masalah keterlambatan waktu pelaksanaan pekerjaan yaitu dengan menggunakan metode Fast Tracking dan Least Cost Analysis untuk menentukan waktu dan biaya yang paling optimum. Penelitian ini akan membandingkan metode Fast Tracking dan Least Cost Analysis untuk mempercepat jadwal waktu pelaksanaan, dengan mengerjakan aktivitas-aktivitas secara parallel/tumpang tindih pada penjadwalan proyek agar menghasilkan waktu pelaksanaan lebih cepat dan biaya lebih efisien. Dengan demikian, diharapkan dalam perbandingan metode Fast Tracking dan Least Cost Analysis dapat diperoleh percepatan waktu yang tepat dan hemat, waktu normal sebelum dilakukan fast tracking, waktu setelah dilakukan fast tracking, dengan biaya yang paling optimum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan Metode Fast Tracking dan Least Cost Analysis terjadi pengurangan waktu 12 hari, namun untuk Least Cost Analysis ada penambahan biaya sebesar Rp. 26.577.649,57.