Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pelatihan Eco-Print Kain Kapas/Cotton Pada Siswa SMK Tekstil Pedan Subiyati Subiyati; Ainur Rosyida; Totok Wartiono
Abdi Masya Vol 1 No 2 (2021)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v1i2.124

Abstract

Ecoprint dapat didefinisikan sebagai Teknik pewarnaan kain yang cukup sederhana namun dapat menciptakan visual yang sangat menarik, unik dan eksklusif. Prinsip pembuatannya yakni melalui kontak langsung antara daun, bunga atau batang yang mengandung pigmen warna dengan bahan tekstil yang terbuat dari serat alam. Urutan proses pengerjaan meliputi persiapan bahan yang artinya kain siap diwarna. Pengerjaan ecoprint dilakukan dengan menggunakan metode pounding dengan langkah langkah sebagai berikut : 1. Membentangkan kain kapas putih di atas koran agar tidak kotor. 2. Meletakkan bunga atau daun sebagai bahan pewarna. 3. Pukul pukul bunga atau daun yang sudah ditata menggunakan palu. 3. Bunga atau daun yang sudah mengeluarkan pigmen dibiarkan sampai kering. 4. Bunga atau daun dilepas dan difiksasi menggunakan tawas.
Efek Perlakuan Panas (Heat Treatment) pada Besi Cor Kelabu terhadap Sifat Mekanik dan Struktur Mikro Nugroho Tri Atmoko; Moch Chamim; Subiyati Subiyati; Bambang Hari Priyambodo
Creative Research in Engineering Vol 1, No 2 (2021): Creative Research in Engineering (CERIE)
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.562 KB) | DOI: 10.30595/cerie.v1i2.10847

Abstract

Besi tuang yang digunakan sebagai bahan dasar pada industri otomotif dan manufaktur mengharuskan memiliki sifat mekanik dan karakteristik yang perlu disesuaikan dengan sifat dan tujuan aplikasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sebelum dan sesudah proses perlakuan panas terhadap sifat mekanik dan struktur mikro material besi cor untuk industri otomotif dan manufaktur. Penelitian ini menggunakan 3 macam metode proses perlakuan panas yaitu annealing , normalizing , dan quenching. Spesimen akan dibakar di dalam furnace chamber menggunakan temperatur 850 °C dan waktu penahanan 20 menit sampai spesimen benar-benar teraustenisasi. Untuk analisis pengaruh proses perlakuan panas besi cor, dilakukan uji struktur mikro dan pengukuran kekerasan mikro. Hasil penelitian ini bahwa perbedaan proses perlakuan panas akan mempengaruhi sifat struktural dan mekanik dimana metode annealing pada besi cor akan menyebabkan penurunan kekerasan, hal ini disebabkan fasa ferit yang semakin mendominasi matriks. Metode quenching akan menyebabkan peningkatan kekerasan yang signifikan sebesar 104% sehingga material yang diquenching sesuai untuk diaplikasikan pada bagian-bagian yang memerlukan getas seperti roda gigi, guide rail, dll.
SETTING VARIASI DISTANCE CLIP DENGAN ROLLER GAUGE DRAFTING ROLL UNTUK PENINGKATAN KUALITAS ROVING NE11.08 PADA MESIN FLYER TOYODA FL 6 Sulistyadi Sulistyadi; Sukisno Sukisno; Subiyati Subiyati
Teknika Vol 7 No 1 (2021): April 2021
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (379.905 KB) | DOI: 10.52561/teknika.v7i1.116

Abstract

                Salah satu mesin produksi benang adalah mesin Flyer   dan menghasilkan produk disebut  dengan  roving dan roving ini selanjutnya akan diolah menjadi benang di mesin Ring Spinning.  Dalam  proses produksi roving carded ada beberapa faktor yang harus dievaluasi terkait dengan kwalitas roving , diantaranya ketidakrataan (u%). Nilai ketidakrataan (U%) yang rendah menunjukkan mutu  roving yang baik dan sebaliknya. Salah satu upaya untuk menghasilkan mutu roving carded yang baik adalah setting variasi ketebalan distanclip dengan jarak titik jepit peregangan (Roller Gauge) pada mesin Flyer. Hasil eksperimen dengan memvariasikan ketebalan distanclip dan roller gauge merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap ketidakrataan (U%) roving carded Ne11.08 pada mesin Flyer .  Ketebalan distance Clip  akan mengatur jarak antar apron yang terdapat pada Cradel dan bottom roll.   Jarak yang semakin sempit ini membuat serat berjalan dengan stabil diantar apron sebelum dilakukan proses drafting selanjutnya. Kestabilan dari jumlah serat yang diproses drafting dapat menjadikan variasi dari hasil roving menurun artinya nilai ketidakrataanya (U%) roving carded nilainya rendah Demikian juga setting jarak titik jepit peregangan 35 mm x 47.5 mm x 47.5 mm mengakibatkan terjadinya cracking fiber dan setting jarak titik jepit peregangan 39 mm x 47.5mm x 47.5 mm akan mengakibatkan floating fiber serta drafting wave yang lebih tinggi artinya nilai ketidakrataanya tinggi. Variasi setting antara distanclip dan roller gauge yang sesuai untuk proses roving carded Ne11.08 di mesin flyer adalah ketebalan distance clip 3.5 mm dan titik jepit peregangan 37.5 mm x 47.5 mm x 47.5 mm.
PELATIHAN PENCAPAN ZAT WARNA ALAM DENGAN HASIL OPTIMAL DAN WAKTU YANG SINGKAT PADA PENGRAJIN KAMPUNG BATIK KAUMAN SURAKARTA Subiyati Subiyati; Ainur Rosyida; Sri Haryana
Abdi Masya Vol 4 No 1 (2023)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52561/abma.v4i1.250

Abstract

Untuk meningkatkan jumlah penjualan batik di Kampung Batik Kauman maka perlu diupayakan adanya variasi jenis produk dan efisiensi dalam pembuatannya. Salah satunya dengan membuat produk kain printing/cap bermotif batik dengan zat warna alam yang  mudah dan cepat dalam pembuatannya sehingga biaya produksinya lebih murah. Produk  kain cap  ini  lebih   diminati  dan  memiliki  daya  saing   di  pasar domesti   dan  global   karena   produk   yang   dihasilkan   bersifat   ramah lingkungan. Selain itu dalam produksinya dapat mengurangi pencemaran, khususnya lingkungan perairan mengingat Kampung Batik Kauman berada ditengah-tengah pemukiman dan di jantung kota Surakarta.  Untuk  itu  pada  kegiatan  PkM  dilakukan pelatihan  pembuatan kain cap yang diikuti 20 pengerajin batik dari Kampung Laweyan. Pelatihan dimulai dengan penjelasan oleh mahasiswa mengenai bahan, peralatan, resep, dan tahapan dalam pencapan kemudian dilanjutkan dengan praktek  proses persiapan pada kain yang akan dicap, pembuatan pasta cap, dan proses pencapan pada kain. Diakhir pelatihan, peserta diberikan kuesioner untuk membuktikan keberterimaan ketrampilan pencapan  yang telah diperoleh dalam pelatihan. Hasil pengisian kuesioner menunjukkan 100% peserta menyatakan pelatihan yang diikuti dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. 100% menyatakan hasil pelatihan dapat diterapkan untuk pengembangan usaha dan 89% peserta pelatihan  dapat melakukan sendiri pembuatan kain cap. Hasil pencapan dinilai sebagian besar pengerajin kualitasnya belum memuaskan karena dari hasil penilaian peserta hanya 32% saja yang menyatakan kualitas hasil pencapannya baik dan 68% peserta yang menilai ketuaan warna hasil pencapan cukup tua. Untuk itu masih perlu dilatihkan kepada pengerajin cara peningkatan kualitas hasil pencapan agar pembuatan kain cap zat warna alam benar-benar dapat diterapkan dalam pengembangan usahanya.