Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Tingkatan Bahasa Jawa dalam Perspektif Metafisika Hans-Georg Gadamer Tarwiyani, Tri
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 21, No 3 (2011)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hans Georg Gadamer argued that language is not a system of signs. Language is more than a system of signs. Language, according to Gadamer, does not come from reflective action because language describes subjective reality. It is only a communicated-reality that can be recognized by human. The essence of Gadamer’s metaphysicsis is that language is a world of experience so that between language and the world there is an interrelated relationship. By having language, human has its world because the world is essentially linguistics.The point of Gadamer’s metaphysics is then used to see levels in the Javanese language. The levels in the Javanese language, namely ngoko, madya, and krama, imply a persons attitude toward his interlocutor who has a different position. This is what Gadamer means, that by analyzing language of a particular community, a social system or class distinction in the community will berecognizable.Keywords: reality, being and language, Javanese language level, class distinction
Nilai-nilai Hukum dalam Masyarakat Bugis-Makassar (Sebuah Tinjauan Filsafat Hukum) Tarwiyani, Tri
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 22, No 3 (2012)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Budaya Bugis-Makassar adalah salah satu budaya yang belum banyak diungkap sisi filosofisnya. Padahal nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalam kebudayan tersebut menarik dan tidak kalah dibandingkan nilai-nilai filosofis Barat. Penggalian nilai-nilai filosofis masyarakat Bugis-Makassar ini bertujuan untuk mencari dan merumuskan filsafat yang ada di Indonesia atau disebut dengan Filsafat Nusantara.Berdasarkan kajian yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan: (1) nilai-nilai hukum yang terdapat di masyarakat Bugis-Makasar berkaitan dengan hakikat manusia yang merupakan landasan dan dasar dari panggaderreng. (2) Dalam hal hukum dan keadilan, mereka memandang bahwa yang adil adalah yang benar yaitu dengan menempatkan segala sesuatu sesuai dengan tempatnya dan adanya keseimbangan. (3) Individu di dalam masyarakat ini diakui secara mutlak. (4) Negara (raja) harus menjamin hal tersebut karena perjanjian yang diadakan antara raja dengan masyarakat bukan berarti raja mempunyai kekuasaan yang mutlak. (5) Raja mempunyai tanggung jawab dan kewajiban terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya.Kata kunci: nilai hukum, Bugis-Makassar, keadilan, kesejahteraan
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 14 BATAM TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Adi, Kartika Putri; Okwita, Afrinel; Tarwiyani, Tri
HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 1, No 1 (2016): Historia : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (123.831 KB) | DOI: 10.33373/his.v1i1.389

Abstract

Pembelajaran yang terpusat pada guru berdampak terhadap kurang optimalnya kemampuan berfikir siswa. Selain itu, siswa juga sulit untuk memahami materi pembelajaran dari bahan ajar yang telah disediakan sehingga siswa menjadi pelajar pasif. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah melalui pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan mengetahui perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol di SMA Negeri 14 Batam. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Quasi Experimental Design. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 30 orang dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 orang. Pengambilan kelas sampel ini dilakukan secara acak dari kelas yang ada. Hasil uji coba instrumen yang terdiri dari 40 butir soal objektif yang di uji cobakan terdapat 25 butir soal yang valid dan digunakan sebagai soal post test pada kelas sampel. Data yang diperoleh dari hasil post test dianalisis menggunakan uji perbedaan rata-rata (uji-t). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol, dimana rata-rata nilai dari kelas eksperimen adalah 73,07 sedangkan pada kelas kontrol mempunyai rata-rata 66,66. Dengan analisis uji-t diperoleh thitung sebesar 2,1084 pada signifikansi 0,05 dan ttabel sebesar 1,671 karena nilai thitung ttabel sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipa Jigsaw memiliki perbedaan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada mata pelajaran sejarah di SMA Negeri 14Batam.  Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Hasil Belajar, Mata Pelajaran Sejarah.
TEKNOLOGI DAN TIPE MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF GERHARD E. LENSKI, Sebuah Tinjauan Filsafat Sejarah Tarwiyani, Tri
HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 1, No 1 (2016): Historia : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.577 KB) | DOI: 10.33373/his.v1i1.388

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk melihat pandangan Gerhard E. Lenski tentang tipe masyarakat, teknologi, serta filsafat sejarah yang terkandung dalam pemikiran Lenski tentang tipe masyarkat. Tulisan ini merupakan tulisan yang berupa studi pustaka. Tulisan ini membawa pada hasil: 1) Lenski membuat tipe masyarakat menjadi lima yaitu) masyarakat pemburu dan peramu (hunting and gathering),  masyarakat hortikutural dan pastoral (horticulture and pastoralism), masyarakat agraris (agriculture), masyarakat industri (industry), dan masyarakat post industri (postindustialism); 2) Perubahan kelima tipe masyarakat ini terjadi karena teknologi dan berjalan secara evolutif dengan adanya inovasi dan perubahan atau kepunahan; 3) Filsafat sejarah yang terkandung dalam pemikiran Lenski antara laian: a) sejarah digerakan oleh teknologi yang berjalan secara evolutif dengan adanya inovasi dan kepunahan (perubahan); sejarah berjalan maju ke depan; metode yang digunakan Lenski adalah metode empiris. Kata Kunci: Gerhard. E. Lenski, Teknologi, Tope Masyarakat, Fisafat Sejarah
Nilai-nilai Hukum dalam Masyarakat Bugis-Makassar (Sebuah Tinjauan Filsafat Hukum) Tarwiyani, Tri
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 22, No 3 (2012)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jf.3098

Abstract

Budaya Bugis-Makassar adalah salah satu budaya yang belum banyak diungkap sisi filosofisnya. Padahal nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalam kebudayan tersebut menarik dan tidak kalah dibandingkan nilai-nilai filosofis Barat. Penggalian nilai-nilai filosofis masyarakat Bugis-Makassar ini bertujuan untuk mencari dan merumuskan filsafat yang ada di Indonesia atau disebut dengan Filsafat Nusantara.Berdasarkan kajian yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan: (1) nilai-nilai hukum yang terdapat di masyarakat Bugis-Makasar berkaitan dengan hakikat manusia yang merupakan landasan dan dasar dari panggaderreng. (2) Dalam hal hukum dan keadilan, mereka memandang bahwa yang adil adalah yang benar yaitu dengan menempatkan segala sesuatu sesuai dengan tempatnya dan adanya keseimbangan. (3) Individu di dalam masyarakat ini diakui secara mutlak. (4) Negara (raja) harus menjamin hal tersebut karena perjanjian yang diadakan antara raja dengan masyarakat bukan berarti raja mempunyai kekuasaan yang mutlak. (5) Raja mempunyai tanggung jawab dan kewajiban terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakatnya.Kata kunci: nilai hukum, Bugis-Makassar, keadilan, kesejahteraan
Tingkatan Bahasa Jawa dalam Perspektif Metafisika Hans-Georg Gadamer Tarwiyani, Tri
Jurnal Filsafat "WISDOM" Vol 21, No 3 (2011)
Publisher : Fakultas Filsafat, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.395 KB) | DOI: 10.22146/jf.3108

Abstract

Hans Georg Gadamer argued that language is not a system of signs. Language is more than a system of signs. Language, according to Gadamer, does not come from reflective action because language describes subjective reality. It is only a communicated-reality that can be recognized by human. The essence of Gadamer’s metaphysicsis is that language is a world of experience so that between language and the world there is an interrelated relationship. By having language, human has its world because the world is essentially linguistics.The point of Gadamer’s metaphysics is then used to see levels in the Javanese language. The levels in the Javanese language, namely ngoko, madya, and krama, imply a person's attitude toward his interlocutor who has a different position. This is what Gadamer means, that by analyzing language of a particular community, a social system or class distinction in the community will berecognizable.Keywords: reality, being and language, Javanese language level, class distinction
FENOMENA PASAR KAGET DI KOTA BATAM TAHUN 1980-2015 (Sebuah Tinjauan Historis) PHENOMENON OF A TEMPORARY MARKET IN BATAM YEAR 1980-2015 (An Historical Overview Tarwiyani, Tri; Arnesih, Arnesih; Hutagaol, Novita Mandasari
JURNAL DIMENSI Vol 6, No 1 (2017): JURNAL DIMENSI (MARET 2017)
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.61 KB) | DOI: 10.33373/dms.v6i1.524

Abstract

Pertumbuhan industri di Batam mengakibatkan jumlah penduduk di Batam mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah penduduk berdampak kepada permintaan fasilitas kota yang memadai untuk memenuhi kebutuhan penduduk kota Batam. Salah satu fasilitas tersebut adalah tersedianya pasar, sebagai tempat pemenuhan kebutuhan pokok seperti sandang dan pangan. Fenomena yang muncul di Batam adalah berkembangnya pasar kaget sebagai salah satu jenis pasar tradisional yang  ada hampir diseluruh kecamatan, perumahan yang ada di kota Batam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah dan berkembangnya pasar kaget di Batam tahun 1980 hingga tahun 2015. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif historis dengan pendekatan sosial ekonomi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah yang mencakup heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pasar kaget telah ada di Batam sejak tahun 1990, berawal dari aktivitas jual beli di pelabuhan yang kemudian berkembang menjadi pasar kaget. Pasar kaget merupakan pasar yang tidak mendapatkan izin beroperasi (illegal) dari Dinas Pasar kota Batam. Berkembangnya pasar kaget akibat harga bahan pokok yang dijual lebih murah dibandingkan pasar tradisional lainnya. Kata Kunci: Kota Batam, Pasar Kaget, Pasar TradisionalIndustrial growth in Batam resulted in a population increase. The increase of population impacts on demand for extra facilities to meet Batam citizen needs. One such facility is the availability of the market, as the fulfillment of basic needs such as food and clothing. The phenomenon that appears in Batam is a growing market in shock as one of the traditional market in nearly all districts, housing in the city of Batam. The purpose of this study is to know the history and development of shock market in Batam from 1980 to 2015. This study is a qualitative study of historical approach to social and economic. The method used is the historical method that includes heuristics (collection of sources), source criticism, interpretation, and historiography. Based on the results obtained surprised the market has been in Batam since 1990, started from the trading activity in the harbor which later evolved into shock market. Shocked the market is a market that did not get permission to operate (illegal) from the Office of the market town of Batam. The growing market shock due to the price of basic commodities are sold cheaper than other traditional markets.Keywords: Batam city, shocked the market, traditional market
KLONING DALAM PERSPEKTIF DON IHDE Tarwiyani, Tri
JURNAL DIMENSI Vol 1, No 2 (2012): JURNAL DIMENSI
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.858 KB) | DOI: 10.33373/dms.v1i2.163

Abstract

Tulisan ini adalah sebuah tulisan yang menggunakan metode studi pustaka. Persoalan yang dibahas dalam tulisan ini antara lain apakah yang dimaksud dengan kloning, bagaimana pandangan Don Ihde tentang hubungan kebertubuhan teknologi, serta bagaimana pandangan Don Ihde tentang teknologi yang tertanam (embedded) dalam budaya terkait dengan relevansi kloning di Indonesia?Don Ihde adalah salah seorang tokoh dalam bidang Filsafat Teknologi, sebuah cabang filsafat khusus yang mempersoalkan antara lain tentang hubungan manusia dengan teknologi. Don Ihde menggambarkan fenomen hubungan yang terjadi antara manusia dengan teknologi yaitu pertama hubungan kebertubuhan di mana pada hubungan kebertubuhan, alat digunakan sebagai perpanjangan dari tubuh manusia, menjadi sebagian dari tubuh manusia dalam relasinya dengan dunia sekitar sehingga dikatakan bahwa manusia “menubuh” dengan alat, kedua hubungan hermeneutis, dimana alat teknologi dibaca sebagai teks yang perlu ditafsirkan, dan ketiga hubungan keberlainan di mana antara manusia dan teknologi dipandang sebagai dua hal yang berbeda dan berdiri sendiri-sendiri. Don Ihde sendiri memiliki konsep bahwa teknologi embedded (tertananm) dalam budaya. Hal ini artinya bahwa sebuah alat teknologi akan dipandang berbeda jika diterapkan pada kebudayaan yang berbeda. Pandangan inilah yang kemudian digunakan untuk melihat teknologi klonase atau teknologi kloning di Indonesia. Teknologi klonase akan dapat diterima di Indonesia tetapi jika teknologi ini dapat mengankat harkat dan martabat manusia. Hal ini juga berarti bahwa kloning yang bertujuan untuk membuat klonase manusia belum dapat diterima di Indonesia apalagi jika melihat dampak negatif dari teknologi ini.
Dimensi Aksiologis Tari Persembahan dalam Perspektif S.H. Schwartz Tarwiyani, Tri; Kadir, Gunawan Abdul
JURNAL DIMENSI Vol 10, No 1 (2021): JURNAL DIMENSI (MARET 2021)
Publisher : Universitas Riau Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/dms.v10i1.2897

Abstract

AbstrakTari Persembahan merupakan tari yang ditampilkan untuk menyambut tamu yang baru datang sehingga tidak jarang tari ini disebut juga sebagai tarian selamat datang. Tari Persembahan dipentaskan sebagai wujud penghormatan tuan rumah kepada tamu yang datang. Tari Persembahan sebagai sebuah kesenian mengandung berbagai nilai yang mencerminkan karakteristik masyarakat Melayu, dalam hal ini masyarakat Melayu di Kepulauan Riau, khususnya di Batam. Nilai-nilai tersebut dapat dilihat baik dalam gerakan maupun dalam busana yang dikenakan oleh para penari Tari Persembanhan tersebut. Adapun persoalan utama dalam tulisan ini adalah apa nilai-nilai yang terdapat dalam Tari Persembahan serta apa analisis aksiologis S.H. Schwartz terhadap nilai Tari Persembahan. Berdasarkan persoalan tersebut maka tujuan dari tulisan ini adalah untuk menggali nilai-nilai yang terdapat dalam Tari Persembahan secara umum untuk kemudian menganalisanya berdasarkan pandangan aksiologis S.H. Schwartz, salah seorang tokoh peneliti lintas budaya yang menemukan teori nilai dasar manusia (Theory of Basic Human). Tulisan ini bersifat studi pustaka. Analisa dalam tulisan ini menggunakan unsur-unsur metodis: historis, analitika bahasa, deskripsi, dan holistika. Tulisan ini sampai pada kesimpulan bahwa Tari Persembahan mengandung nilai-nilai luhur yang mencerminkan kepribadian masyarakat Melayu; jika berdasarkan konsep aksiologis S.H.Schwartz, Tari Persembahan mengandung nilai-nilai seperti nilai self-direction, stimulation, hedonism, achievement dan power, security, conformity dan tradition, benevolenve, universalism.
Sejarah Kebudayaan Melayu Tarwiyani, Tri
HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah Vol 6, No 2 (2021): Historia: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah
Publisher : UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33373/hstr.v6i2.3085

Abstract

Sebuah kebudayaan sama seperti makhluk hidup yang lahir, berkembang, dan kemungkinan dapat mati atau hilang. Eksistensi suatu kebudayaan terletak pada kemampuan masyarakat sang pemiliki kebudayaan untuk mempertahankan kebudayaan tersebut. Hubungan yang erat antara kebudayaan dan masyarakat sang pemilik kebudayaan sama seperti hanya manusia yang terdiri dari aspek material dan spititual. Tulisan singkat yang berjudul Sejarah Kebudayaan Melayu bertujuan untuk mengungkapkan salah satu kebudayaan di Indonesia yaitu kebudayaan Melayu khusunya terkait dengan perkembangan kebudayaan Melayu mulai dari awal kedatangan hingga saat ini yang menyebabkan masyarakat Melayu diidentikkan dengan Islam. Tulisan ini sampai pada penemuan bahwasannya kebudayaan telah mengalamai berbagai tahapan perkembangan yang dalam hal ini perkembangan kebudayaan tersebut terjadi juga karena adanya interaksi dengan kebudayaan lain.