Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERUBAHAN STRUKTUR JARINGAN MATA DAN OTAK PADA LARVA IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) YANG TERINFEKSI Viral Nervous Necrosis (VNN) DENGAN PEMERIKSAAN Scanning Electron Microscope (SEM) Putri, Rizka Rahmana; Yanuhar, U Uun; Suryanto H, Asus Maizar
Jurnal Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.649 KB)

Abstract

Penelitian mengenai perubahan struktur jaringan mata dan otak larva ikan kerapu tikus yang terinfeksi VNN dilaksanakan pada bulan Agustus-November 2012 di Laboratorium Reproduksi Ikan dan Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang, serta Laboratorium Biosains Universitas Brawijaya Malang. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk menghasilkan gambaran patologi dari struktur jaringan mata dan otak larva Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) yang terinfeksi penyakit Viral Nervous Necrosis (VNN) melalui analisis histopatologi dan pemeriksaan Scanning Electron Microscope (SEM).Pengamatan secara histologi menunjukkan bahwa infeksi VNN menyebabkan terjadinya perubahan bentuk, ukuran, maupun warna pada sel dalam jaringan. Setelah dianalisa menggunakan histopatologi, ditemukan kerusakan sel berupa hipertrofi dan atrofi pada jaringan mata, sedangkan pada jaringan otak ditemukan kerusakan sel berupa hipertrofi, kongesti, hemorrage, dan vakuolasi. Tingkat kerusakan tersebut terjadi pada seluruh sel dalam jaringan mata dan otak, sehingga kerusakan sel yang disebabkan infeksi VNN tergolong dalam kerusakan yang parah. Pengamatan struktur permukaan jaringan menggunakan SEM menggambarkan bahwa permukaan jaringan yang terinfeksi VNN sangat rusak dan tidak dapat dibedakan dengan jelas lapisan penyusunnya, baik pada jaringan mata maupun otak. Hasil pengukuran parameter kualitas air yang diukur selama penelitian antara lainrata-rata suhu27-28ºC, salinitas 30-32 ppt, DO 4,2-4,3 ppm, dan pH 7,1 – 7,3. Hasil kualitas air tersebut cocok untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan Kerapu Tikus. Kata kunci: Histopatologi, Scaning Electron Microscope,  Viral Nervous Necrosis
APPLICATION OF CRISPR ACTIVATION (CRISPRa) SYSTEM TO ZEBRAFISH (Danio rerio) GENES Rizka Rahmana Putri
JURNAL MINA SAINS Vol. 5 No. 2 (2019): Jurnal Mina Sains
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.947 KB) | DOI: 10.30997/jms.v5i2.2358

Abstract

CRISPR activation system is part of the function of CRSPR/Cas9 which is used to manipulate certain genes by activating these genes. CRISPR activation utilizes dCas9 (dead-Cas9) or Cas9 which is deactivated as DNA scissors, so that the use of Cas9 for gene activation does not cause targeted DNA chain termination. This research that uses this CRISPR activation is applied to the zebrafish gene (Danio rerio) aims to determine the mRNA level of the targeted gene. In this study, the ASCL1a and BCL6a genes from zebrafish were targeted as the object of study. The results showed that genes from zebrafish that were targeted had an increase in mRNA levels after being activated using CRISPR activation system. Keywords: CRISPR activation system (CRISPRa), zebrafish (Danio rerio), dCas9, ASCL1a gene, BCL6a gene
PEMECAHAN MASALAH PENYAKIT PADA IKAN HIAS DISCUS (Symphysodon Discus) MELALUI KEGIATAN PENYULUHAN Rizka Rahmana Putri; Mulyana Mulyana; Muarif Muarif; Heru Fahrudin
Qardhul Hasan: Media Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 7 No. 3 (2021): DESEMBER
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.881 KB) | DOI: 10.30997/qh.v12i3.3485

Abstract

Penyakit dalam budidaya ikan hias menjadi masalah utama yang dihadapi oleh pembudidaya ikan hias Discus di Kota Bogor. Minimnya pengetahuan tentang cara pencegahan munculnya penyakit yang menyebabkan masalah penyakit muncul dalam budidaya sehingga kualitas ikan yang diperoleh sangat rendah. Kepedulian kami terhadap permasalahan tersebut mendorong kami untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada pembudidaya ikan hias Discus. Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan informasi, pengetahuan, dan membantu memecahkan masalah dalam budidaya ikan hias Discus. Metode yang digunakan dalam kegiatan adalah metode POD (Pendekatan Orang Dewasa) yang dilakukan secara partisipatif dengan ceramah dan diskusi kelompok. Dari proses tanya jawab yang dilakukan bersama para pembudidaya, diketahui bahwa penyakit yang sering menyerang ikan hias Discus adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa. Munculnya protozoa disebabkan kesalahan dalam pengelolaan air sumber yang digunakan untuk memelihara ikan. Kami memberikan saran untuk perbaikan cara budidaya dan memanajemen kualitas sumber air yang akan digunakan oleh ikan hias. Selain itu, kami juga memberikan pengetahuan tentang cara pencegahan penyakit. Dengan pemberian solusi ini, pembudidaya ikan hias Discus pada akhirnya mengerti tentang pentingnya melakukan pencegahan penyakit dan memanajemen budidaya dengan baik agar hasil yang diperoleh mempunyai kualitas dan memberi keuntungan.
Histopatologi Jaringan Insang Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch,1792) Akibat Paparan Logam Berat Kromium (Cr) DI Sungai Desa Geluran Kabupaten Sidoarjo Yogi Eko Prasetyo; Indah Wahyuni Abida; Mertiara Ratih Terry Laksani; Rizka Rahmana Putri
Juvenil Vol 3, No 4 (2022)
Publisher : Department of Marine and Fisheries, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/juvenil.v3i4.17615

Abstract

ABSTRAKKromium (Cr) merupakan salah satu logam berat, kromium di alam bebas memiliki valensi (Cr3+) dan valensi (Cr6+). Cr6+ lebih toksik dibandingkan dengan Cr3+, karena sifatnya yang mudah larut dalam air. Dampak kromium bagi organisme akuatik dapat mengganggu metabolisme tubuh akibat terhalangnya enzim dalam proses fisiologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kromium dan mengetahui pengaruh kromium terhadap histopatologi jaringan insang, usus, dan hati ikan betok di Sungai Desa Geluran Sidoarjo. Penelitian ini di ambil pada bulan Desember 2020 sampai bulan April 2021. Metode yang digunakan pada pengambilan data adalah metode purposive sampling, dimana titik 1 sebelum ada pembuangan limbah, titik 2 dekat dengan pembuangan limbah dan titik 3 pada pertemuan air setelah pembuangan limbah dengan aliran air lain. Jumlah sampel ikan yang digunakan untuk preparat histologi yakni sebanyak 3 ekor pada setiap stasiun. Hasil analisa kromium didapatkan hasil pada titik 1, 2 dan 3 masing masing berkisar antara 0,001-0,004 ppm;  0,013, - 0,028ppm dan 0,011-0,021ppm. Hasil analisa histopatologi organ ikan jaringan insang pada titik 1 ditemukan berupa hiperplasia, di titik 2 dan 3 terdapat fusi lamela. Kata kunci: histopatologi, insang, ikan betok (Anabas testudineus), logam berat kromiumABSTRACTKromium (Cr) is one of the heavy metals, kromium in nature has valence (Cr3+) and valence (Cr6+). Cr6+ is more toxic than Cr3+, because it is easily soluble in water. The impact of kromium on aquatic organisms can disrupt the body's metabolism due to the obstruction of enzymes in physiological processes. This study aims to determine the levels of kromium and determine the effect of kromium on the histpathology of the gill, intestine, and liver tissue of Betok fish in the Geluran Sidoarjo River Village. This research was taken from December 2020 to April 2021. The method used in data collection is a purposive sampling meth where point 1 is before waste disposal, point 2 is close to waste disposal and point 3 is at the confluence of water after waste disposal with other water flows. The number of fish samples used for histological preparations was 3 at each station. The results of kromium analysis obtained results at points 1, 2 and 3 each ranging between 0.001-0.004 ppm; 0.013, - 0.028ppm and 0.011-0.021ppm. The results of histopathological analysis of the gill tissue of fish organs at the first point were found to be in the form of hyperplasia, at the second and third points there was lamella fusion.Keywords: histopathology,gill, betok fish (Anabas testudineus), kromium heavy metal