Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengalaman Public Figure Dalam Memaknai Hijrah Agung Tirta Wibawa; Riyanda Utari; Ulfa Yuniati
Bahasa Indonesia Vol 2 No 2 (2021): J-Kis: Jurnal Komunikasi Islam Desember 2021
Publisher : Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam IAI Pangeran Diponegoro Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53429/j-kis.v2i2.294

Abstract

Manusia membutuhkan bimbingan ajaran agama dalam setiap langkahnya agar tidak terpengaruh kepada kemaksiatan. Pemenuhan bimbingan dalam ajaran agama salah satunya dengan mengikuti kajian, majelis taklim maupun mengikuti komunitas yang memiliki visi misi yang sama. Gerakan Pemuda Hijrah, Pemuda Istiqamah, juga dari kalangan artis/public figure membentuk komunitas Musawarah atau juga dikenal dengan The Squad Musawarah. Fenomena public figure yang berhijrah dengan menutupi tubuhnya menggunakan pakaian tertutup dan jilbab menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti. Metode peneltianyang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Tujuan penelitian ini melihat kepada pengalaman berhijrah public figure di komunitas Musawarah, motif dan konsep diri serta niat dalam memaknai hijrah. Hasil daripada penelitian ini adalah: 1) pengalaman yang terjadi dalam berhijrah pada public figure termasuk pada hijrah fikriyah yakni hijrah pemikiran dan perilaku untuk meninggalkan kesenangan dari pekerjaan agar mendapatkan ketenangan disana (ridho Allah). 2) motif yang terjadi dalam proses berhijrah yaitu motif masa akan datang (in order to motive) juga motif karena. Dimana in order to motive (motif harapan) yakni dipandang memiliki tujuan yang digambarkan sebagai maksud, rencana dan harapan ke depannya (akhirat), juga termasuk perasaan untuk menjadikan kehidupannya adalah milik Allah SWT menjadikannya berserah diri dan memilih untuk menurut pada apa yang seharusnya dijalankannya saat ini. Sedangkan because motive (motif merujuk pada masa lalu) berhubungan dengan masa lalunya sebagai public figure yang dekat dengan kehidupan ajaran agama Islam sehingga, memiliki tujuan untuk menjadikan keluarga yang sakinah bersama dengan suami. 3) Niat berhijrah untuk menjadi lebih baik dalam iman, tulus serta ikhlas dalam memaknai setiap kejadian dalam hidupnya sebagai teguran dan petunjuk dari Allah SWT. Niat tulus untuk mencapai ridho-Nya bukan karena manusia.
MENGKAJI PESAN DAKWAH DALAM PROGRAM RELIGI DI TELEVISI DIGITAL Roni Tabroni; Ahmad Rifai; Agung Tirta Wibawa; Detyani Aulia Malik; Ziyan Dini Hunafa
Tatar Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan Vol 17, No 1 (2023): Tatar Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.828 KB) | DOI: 10.38075/tp.v17i1.294

Abstract

This study looks into religious programming in digital broadcasting facilities following the analog switch-off (ASO). Local television in West Java, specifically SMTV and MQTV, which have transitioned from analog to digital, is the subject of this study. The goal of this study is to examine how religious programming has changed on both televisions after they went digital. With a case study methodology, this research is qualitative. Three methods of data collection are used: direct interviews with television executives, observation, and monitoring the broadcast's content. According to the study's findings, switching to digital actually has a number of advantages, including improved picture and sound quality, more viewers, longer broadcast hours, and more effective funding. Both SMTV and MQTV acknowledge that there has been a rise in religious programming. Religious programming fills the extra time according to the leadership's policy of broadcasting 24 hours a day. Islamic and Christian religious lectures have been added to SMTV as a regular daily, weekly, and monthly program. The different Sundanese cultural arts shows on SMTV always feature religious material. MQTV also incorporates religious programming to enhance its reputation as a heartwarming Islamic television station. Religious programming comes in a wide range of formats, including monologue lectures, chat shows, consultations, and reality shows. The varied packaging are designed to prevent religious content from coming out as repetitive and dull.Keywords: broadcast; religious; digital; Analog Switch-off