Widodo S. Pranowo
Pusat Riset Kelautan, BRSDMKP, KKP

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Karakteristik Massa Air di Perairan Barat Daya Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur Try Al Tanto; Tri Hartanto; Mulia Purba; Widodo S. Pranowo
Jurnal Kelautan Nasional Vol 15, No 1 (2020): April
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (985.084 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v15i1.7660

Abstract

Karakteristik massa air dan percampurannya dapat dipengaruhi oleh angin dan aliran air laut ke lokasi tersebut. Massa air laut terbentuk dari komposisi suhu, salinitas, dan densitas pada kedalaman tertentu. Kajian pada perairan barat daya Pulau Sumba menarik dilakukan, karena belum ada informasi sejenis, serta masih kurangnya pengelolaan. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui karakteristik massa air yang menyusun perairan barat daya P. Sumba pada kondisi musim yang berbeda. Selain itu, menentukan stratifikasi massa air, struktur massa air (TS diagram), dan lapisan termoklin. Kajian massa air pada perairan barat daya P. Sumba dilakukan menggunakan data hasil reanalysis   (karakteristik massa air) seluruh lautan dunia (World Ocean Atlas 2013).   Pengolahan   data dilakukan berupa sebaran menegak dan melintang suhu dan salinitas, serta menentukan karakteristik massa air. Kisaran suhu perairan P. Sumba musim timur tergolong rendah, SPL berkisar 26,4 - 26,49 oC dan secara umum dari permukaan hingga dasar dengan rentang suhu 26,49 - 3,4 oC. Lapisan termoklin terjadi pada kedalaman 59,67 - 259,38 m dengan kisaran suhu 25,13 - 12,2 oC. Kisaran salinitas permukaan laut dari pantai menuju laut lepas sebesar 34,05 - 34,11 psu, dan nilai salinitas secara menegak adalah 34,05 - 34,70 psu, salinitas maksimum terjadi pada perairan laut lepas, terjadi pada kedalaman dekat termoklin. Berbeda kondisi pada musim barat, SPL lebih hangat berkisar 27,89 - 29,04 oC dan lapisan tercampur lebih tipis (< 50 m), serta lapisan termoklin terjadi pada kedalaman 45,60 - 234,89 m. Kisaran salinitas perairan juga sedikit berbeda (lebih tinggi) dengan rataan bulanan sebesar 34,52 - 34,61 psu. Pergerakan massa air permukaan pada perairan P. Sumba diperkirakan akibat angin muson . Karakteristik massa air yang terdapat ada perairan P. Sumba diperkirakan dipengaruhi oleh jenis North Pacific Subtropical Water ya ng bertransformasi mejadi jenis ITW, terjadi dekat lapisan termoklin dengan salinitas 34,55 - 34,7 psu, suhu 12 - 15°C, dan densitas 25,5 - 26. Pada lapisan bagian bawah lapisan termoklin diduga terdapat massa air Indonesian Intermediate Water (IIW),   dengan salinitas 34,6 - 34,7 psu, suhu 3 - 7 oC, dan densitas 27 - 27,7.
Studi Perbandingan Karakteristik Pasang Surut Hasil Perhitungan Data Lokal Dengan Model Pasang Surut Global di Perairan Indonesia: Comparative Study of Tidal Characteristics Calculation of Local Data Using Global Tidal Models in Indonesian Waters Choirul Umam; Widodo S. Pranowo; Khoirol Imam Fatoni
Jurnal Chart Datum Vol. 5 No. 2 (2019): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1128.27 KB) | DOI: 10.37875/chartdatum.v5i2.149

Abstract

TPXO 7.1 adalah model pasang surut yang berasal dari asimilasi data altimetri dengan model hidrodinamika. Dalam penelitian ini model TPXO 7.1 dijalankan menggunakan perangkat lunak Tidal Model Driver (TMD) untuk memprediksi. Penelitian dilakukan di 11 lokasi yaitu Sabang, Natuna, Marina Ancol, Sendang Biru, Sebatik, Lembar, Makassar, Maritain NTT, Ternate, Jayapura dan Merauke. Lokasi tersebut mewakili beberapa jenis geomorfologi perairan pesisir. Pengamatan data telemetri pasut diperoleh dari Pushidrosal dan BIG. T-tide matlab toolbox digunakan untuk menganalisis komponen harmonik pasang surut. Analisis data pengamatan dan prediksi telah dilakukan dan memberikan nilai RMSE (Root Mean Square Error). Hasil penelitian menunjukkan, nilai korelasi tertinggi terjadi di perairan Sebatik (R=0,9822), dan nilai korelasi terendah terjadi di perairan Marina Ancol (R=0,7689). Berdasarkan analisis tipe pasang surut antara data pengamatan dan prediksi, tipe pasang surut di perairan Marina Ancol mempunyai perbedaan. Tipe pasang surut Marina Ancol adalah harian tunggal (Formzahl= 4,53) berdasarka data pengamatan, sedangkan berdasarkan data prediksi campuran condong harian tunggal (Formzahl=2,69).
Studi Karakteristik Massa Air Laut di Perairan Timur Indonesia dengan Memanfaatkan Data Argo Float: Study of Seawater Mass Characteristics in Eastern Indonesian Waters by Utilizing Argo Float Data Indra Gunawan; Widodo S. Pranowo; Nawanto Budi Sukoco
Jurnal Chart Datum Vol. 5 No. 2 (2019): Jurnal Chart Datum
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Angkatan Laut (STTAL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37875/chartdatum.v5i2.151

Abstract

Laut Sulawesi, Selat Makassar, dan Terusan Lifamatola. Merupakan Perairan yang termasuk dalam Arus Lintas Indonesia (ARLINDO) sehingga memiliki karakteristik massa air laut yang unik. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis massa air laut di Perairan Timur Indonesia dengan mengganalisis diagram T-S, variabilitas massa air laut (suhu, salinitas, densitas dan kecepatan suara) musiman (musim Barat, musim peralihan I, musim Timur, dan musim peralihan II) pada 3 kedalaman yaitu 50m, 150m dan 300m. Teknik analisis menggunakan tools Ocean Data View dan Microsoft Excel. Hasil yang diperoleh di Laut Sulawesi terdapat 11 jenis massa air, di Selat Makassar 9 jenis massa air, dan di Terusan Lifamatola 7 jenis massa air. Kemudian dicari variabilitas suhu, variabilitas salinitas, variabilitas densitas, dan variabilitas kecepatan suara. ENSO dan IOD dihubungkan dengan karakteristik massa air laut untuk dicari korelasi signifikan di kedalaman 50m, 150m dan 300m di Perairan Timur Indonesia.