Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KAJIAN KEBIJAKAN PIJAR DALAM PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN DAN KONTRIBUSINYA TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA (KASUS PETANI JAGUNG DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR) Anwar Anwar; Hirwan Hamidi; Bambang Dipokusumo; Muhammad Zubair
JURNAL AGRIMANSION Vol 16 No 1 (2015): JURNAL ILMIAH AGRIIMANSION APRIL 2015
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v16i1.14

Abstract

ABSTRAK Petani yang mengikuti Program PIJAR jagung di Kabupaten Lombok Timur menghadapi persoalan pemasaran. Kelembagaan pasar jagung yang dibangun pemerintah nampaknya belum mampu mengakomodir produksi jagung yang ada khususnya produksi jagung yang diprodruksi pada lahan sawah. Oleh karena itu penelitian tahap II dengan judul Kajian Kebijakan PIJAR dalam Pengembangan Komoditas Unggulan dan Kontribusinya Terhadap Ekonomi Rumahtangga (Kasus Petani Jagung di Kabupaten Lombok Timur) memiliki tujuan khusus adalah: (a) Mengkaji struktur pasar jagung di Kabupaten Lombok Timur, dan (b) mendesain pola pemasaran dan kemitraan kelompok petani jagung dengan kelembagaan pasar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Participatory Rural Appraisal (PRA) pada pelaksanaan Program PIJAR. Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa struktur pasar jagung di Pulau Lombok adalah oligopsoni dengan melibatkan kelembagaan pasar seperti pedagang antar pulau, kelompok tani, pedagang pengumpul desa dan koperasi (iPasar). Temuan lainnya, berdasarkan hasil analisis AHP dapat disimpulkan bahwa petani lebih memilih untuk bermitra dengan pedagang antar pulau dalam bentuk contract farming termodifikasi daripada kelembagaan pasar lainnya. ABSTRACT The famers who has allowed and involped on PIJAR Program in East Lombok District has several problems not only the marketing but also the institutions that developed by the government. It has lack capable to accomudate all product of corn produced on dry land and wet land. Based on the fact, so that this reseach to be importan to be conducting. The aims of the researh are to study market structures of corn in East Lombok District and to design of market structure of corn and the collaborating among farmers-farmer institution/collectors and traders. Tembeng Putik Village is sample area of this research and farmers sample were farmers that involving in PIJAR Program. Participatory Rural Appraisal (PRA) method involved in this research and then AHP (Analytical Heirarchy Process) tool and analiytical concentration ratio that used to analysize the data. The result that olygopsoni is the market structuer of corn in East Lombok District and the kind of the collaboration is modified contract farmyng.
DAMPAK DEREGULASI PERDAGANGAN TERHADAP PENGEMBANGAN USAHATANI JAGUNG DI PULAU LOMBOK Hirwan Hamidi; Bambang Dipokusumo; anwar anwar
JURNAL AGRIMANSION Vol 18 No 1 (2017): Jurnal Imiah Agrimansion
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v18i1.22

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis keunggulan komparatif usahatani jagung di Pulau Lombok, (2) menganalisis dampak deregulasi perdagangan terhadap pengembangan usahatani jagung di Pulau Lombok. Metode yang digunakan untuk menjawab tujuan tersebut adalah survei sampel terhadap petani dan pedagang jagung. Model analisis yang digunakan Analisis Matriks Kebijaksanaan (Policy Analysis Matriks=PAM) yang meliputi: rasio biaya sumberdaya domestik (DRCR), koefisien proteksi input nominal (NPCI), koefisien proteksi output nominal (NPCO), dan koefisien proteksi efektif (EPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pengembangan usahatani jagung di Pulau Lombok memiliki keunggulan komparatif cukup tinggi seperti terlihat dari nilai DRCR 0,144; (2) dampak kebijakan pemerintah dalam subsidi input (pupuk) saat ini kurang nyata memberikan insentif terhadap petani jagung, sebab harga input yang diterima petani lebih tinggi daripada harga sosial yang seharusnya, seperti tercermin dari nilai NPCI 1,024 dan IT 49.814; (3) dampak kebijakan pemerintah dalam pasar output berpengaruh negatif terhadap harga jagung, sebab harga jagung yang diterima petani lebih rendah daripada harga sosial yang seharusnya, seperti tercermin dari nilai NPCO 0,922 dan OT -150.489; (4) dampak kebijakan pemerintah dan mekanisme pasar input-output yang berlaku kurang memberikan rangsangan (disinsentif) terhadap produsen jagung di Pulau Lombok, sehingga nilai tambah yang diperoleh petani, lebih rendah daripada yang seharusnya diterima, sebagaimana tercermin dari nilai EPC 0,915 dan EPR -0,198. ABSTRACT This study aims to: (1) analyze the comparative advantage of maize farming in the island of Lombok, (2) to analyze the impact of deregulation of trade to the development of maize farming in the island of Lombok. The method used to answer the purpose was a sample survey on farmers and corn traders. The analysis used the model of Matrix Analysis Policy, covering domestic resource cost ratio (DRCR), input nominal protection coefficient (NPCI), output nominal protection coefficient (NPCO), and effective protection coefficient (EPC). The results showed that: (1) the development of maize farming in the island of Lombok has a comparative advantage is fairly high as seen from DRCR of 0.144; (2) the impact of government policies on input subsidies (fertilizer) is currently less tangible to growers of corn, because input prices received by farmers is higher than the social price that should be, as reflected in the value of IT NPCI 1.024 and 49 814; (3) the impact of government policy on output market negatively affect the price of corn, because corn prices received by farmers is lower than the social price that should be, as reflected in the value NPCO 0.922 and OT -150 489; (4) the impact of government policies and market mechanisms input-output prevailing provide less incentives for corn producers in the island of Lombok, so the added value obtained by farmers, lower than it should be accepted, as reflected in the value of EPC 0.915 and EPR -0.198.
3. RESPON AREAL DAN PRODUKTIVITAS USAHATANI KEDELAI DI NUSA TENGGARA BARAT Hirwan Hamidi
JURNAL AGRIMANSION Vol 1 No 2 (2001): JURNAL AGRIMANSION MEI 2001
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v1i2.218

Abstract

ABSTRAK Secara teoritis, keputusan petani untuk mengembangkan komoditi tertentu didasarkan atas pertimbangan harga input, output dan iklim. Untuk mengetahui apakah variabel-variabel tersebut berespon terhadap areal pengembangan dan produktivitas kedelai di Nusa Tenggara Barat telah dilakukan penelitian dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga kedelai tahun sebelumnya dan besarnya curah hujan bulanan berespon secara nyata terhadap luas areal pengembangan kedelai. Sementara terhadap produktivitas hanya curah hujan bulanan yang berespon secara nyata. Oleh karena itu, untuk memacu pertumbuhan produksi kedelai melalui program perluasan areal maka kebijakan insentif harga kepada petani seyogyanya mendapat perhatian serius. ABSTRACT Theoritically, farmers decision to cultivate certain commodity is based on the consideration of input-output price and climate. To understand whether those variables have significant respons to the size of cultivation area and productivity of soybean in West Nusa Tenggara, this research was designed under descriptive method. The result shows that the soybean price per year recent monthly rainfall significantly were related to the size of soybean cultivation area. On the other hand, only monthly rainfall related to productivity. Therefore, to stimulate the improvement of soybean production through exetended areal program, the implementation of price incentive policy to the farmers should be concerned by goverment seriously.
6. STUDI KEBIJAKAN PRODUKSI PANGAN HUBUNGANYA DENGAN KETAHANAN PANGAN RUMAHTANGGA DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR (Kasus Rumahtangga Petani Konservasi Kecamatan Jerowaru) Bambang Dipokusumo; Anwar Anwar; Hirwan Hamidi; Suparmin Suparmin
JURNAL AGRIMANSION Vol 19 No 3 (2018): JURNAL AGRIMANSION DESEMBER 2018
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v19i3.252

Abstract

ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu ; 1. Mengkaji kebijakan pemerintah dan bentuk implementasinya program yang berkaitan dengan peningkatan produksi pangan dan ketahanan pangan di Kecamatan Jerowaru, 2. Mengkaji ketahanan pangan rumahtangga petani konservasi di Kecamatan Jerowaru, dan 3. Mengkaji hubungan pendapatan dan ketersediaan pangan rumahtangga petani konservasi di Kecamatan Jerowaru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik observasi, desk study dan teknik survei. Lokasi penelitian ini adalah Desa Sekaroh dan Desa Pemongkong yang dipilih secara purposive sampling. Responden penelitian berjumlah 40 rumahtangga petani sampel yang dipilih secara quota sampling. Data yang terkumpul dianalisis dengan cara; 1) analisis isi, 2) analisis pendapatan dan pengeluaran rumahtangga petani, 3)pola konsumsi pangan rumahtangga petani serta 4) analisis ketahanan pangan rumahtangga serta analisis korelasi spearman. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa: (1) kebijakan pemerintah dibidang produksi pangan memepengaruhi ketersediaan pangan dan ketahanan pangan rumahtangga petani konservasi, (2) tingkat ketahanan pangan rumahtangga petani konservasi adalah lemah ditunjukkan oleh sebagian besar rumahtangga berada pada tingkat rentan pangan, (3) pendapatan rumahtangga memiliki hubungan yang lemah dengan ketahanan pangan rumahtangga dengan nilai korelasi (r) yaitu 0,29. ABSTRACT The issue of food production policy is interested to be discussedtoday because it is relate to sustainable of production and farmer’s household wellfare and behind to increase food security until the household. So that, this research has several objectives are (1) to learn government policy that relate to food availability and food security at Jerowaru District; (2) to learn level of food security farmer’s household conservation at Jerowaru District; (3) to learn correlation of household farmer income with food security of conservation farmer household at Jerowaru District. Descriptive method was used with involved of observation technique, desk study and survey. Sekaroh and Pemongkong villages as sample areas was choosed by purposive sampling within 40 farmers to be the responden chossed by quota sampling. Deskriptive analysis, content analysis and consumption analysis and corelation analysis were involved in this research.The results showed: (1) The production policy were able to provide the food for farmer household, so influenced the food security of the farmers household conservation, (2) Levels of household food security atJerowaru District was still weak was 14 (35%), 4 (10%) was, vulnerable and 11 (27.5%) was strong. Futhermore, proportion of food expenditure (PFE) more than 60% and the rate of consumption of energy (RCE) less than 80% of the amount of nutritional adequacy (NA), (3) the food avaibility has a weak relationship to food household security with value of correlation (r) was 0.29.
STUDI KOMPARATIF PENDAPTAN DAN KESEMPATAN KERJA PADA USAHTANI KEDELAI DENGAN SISTEM TANAM SEBAR DAN TUGAL DI KECAMATAN ALAS KABUPATEN SUMBAWA Vita Anggi Tapisa; Bambang Dipokusumo; Hirwan Hamidi
JURNAL AGRIMANSION Vol 20 No 1 (2019): Jurnal Agrimansion April 2019
Publisher : Department of Agricultural Social Economics Faculty of Agriculture University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/agrimansion.v20i1.262

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengkaji perbandingan struktur pembiayaan usahatani kedelai dengan sistem tanam sebar dan sistem tanam tugal. (2) mengkaji perbandingan produksi usahatani kedelai dengan sistem tanam sebar dan sistem tanam tugal, (3) mengkaji perbandingan pendapatan usahatani kedelai sistem tanam sebar dan sistem tanam tugal, (4) mengkaji kesempatan kerja yang tersedia pada usahatani kedelai dengan sistem tanam tanam sebar dan sistem tanam tugal. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan tekhnik survei. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t data tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Biaya produksi pada usahatani kedelai sistem sebar lebih kecil dibandingkan usahatani kedelai sistem tugal dengan nilai masing-masing secara berurutan sebesar Rp 5.741.324/ha dan Rp 7.205.809/ ha, dengan persentase biaya variabel masing-masing sebesar 97,47% dan 97,68% dan sisanya 2,53% dan 2,32% pada biaya tetap. (2) Produksi pada usahatani kedelai sistem sebar lebih kecil dibandingkan usahatani kedelai sistem tugal setelah diuji dengan uji-t dengan taraf nyata 0,5 % dengan nilai masing-masing secara berurutan sebesar 1.301,42 kg/ha sebesar 1.787,04 kg/ha. (3) Pendapatan pada usahatani kedelai sistem sebar lebih kecil dibandingkan usahatani kedelai sistem tugal dengan nilai masing-masing secara berurutan sebesar Rp 1.806.935,65/ha; Rp 3.159.007,17/ha. (4) Kesempatan kerja pada usahatani kedelai sistem sebar dan sitem tugal sama dengan nilai masing-masing secara berurutan sebesar 53,47 HKO/ha dan 61,06 HKO/ha, dengan kesempatan kerja paling banyak berda pada jenis kegiatan penanaman dan pemanenan yang masing-masing sebesar 8,71 HKO/ha dan 12,82 HKO/ha pada sistem sebar sedangkan 12,59 HKO/ha dan 12,82 HKO/ha pada sistem tugal. (1) Disarankan kepada pemerintah untuk melakukan penyuluhan kepada petani untuk menggunakan sistem tanam tugal dalam usahatani kedelai. (2) Disarankan kepada petani untuk mengoptimalkan penggunaan input seperti pupuk sesuai dengan yang direkomendasikan. (3) Disarankan kepada petani untuk menggunakan teknologi pemupukan menggunakan sistem pembenaman di antara baris tanaman. ABSTRACT This study aims to: (1) To assess the comparison of the financing structure of soybean farming with spread cropping system and digging stick. (2) To examine the comparison of soybean farming production with spread cropping system and digging stick. (3) To examine the comparison of soybean farming income of spread cropping system and digging stick. (4) To assess available employment opportunities in soybean farming with spread cropping system and digging stick. This study uses descriptive methods with survey techniques. The data obtained were analyzed using unpaired data t test. The results showed that: (1) Production costs on soybean farming systems were smaller than those of digging stick soybean farming with their respective values of Rp 5,741,323.84/ha and Rp 7,205,808.64/ha, with a percentage variable costs were 97.47% and 97.68% and the remaining 2.53% and 2.32% at fixed costs. (2) Production on soybean farming system is smaller than tugal soybean farming after being tested by t-test with a real level of 0.5% with respective values of 1,301.42 kg/ha of 1,787.04 kg/ha. (3) Revenue on soybean farming system spreads smaller than digging stick system soybean farming with their respective values of Rp. 1,806,935.65/ha for Rp. 3,159,007.17/ha. (4) Job opportunities in the soybean farming system spread and digging stick system are equal to respectively value of 53.47 HKO/ha and 61.06 HKO/ha, with the most employment opportunities in each type of planting and harvesting activities -same at 8.71, HKO/ha and 12.82 HKO/ha on spread systems while 12.59 HKO/ha and 12.82 HKO/ha on digging stick systems. Suggestions that can be given (1) It is recommended to the government to conduct counseling to farmers to use digging stick planting systems in soybean farming. (2) It is recommended to farmers to optimize the use of inputs such as fertilizers as recommended. (3) It is recommended to farmers to use fertilization technology using a seeding system between rows of plants.