Sumber daya air sebagai salah satu sumber daya alam yang sangat vital, perlu dimanfaatkan dan ditangani secara seksama. Kehilangan air yang terjadi erat hubungannya dengan efisiensi. Besaran efisiensi dan kehilangan air berbanding terbalik. Bila angka kehilangan air naik maka efisiensi akan turun dan begitu pula sebaliknya. Efisiensi irigasi menunjukkan angka daya guna pemakaian air yaitu merupakan perbandingan antara jumlah air yang digunakan dengan jumlah air yang diberikan. Sedangkan kehilangan air adalah selisih antara jumlah air yang diberikan dengan jumlah air yang digunakan. Tujuan penelitian adalah menentukan besarnya kehilangan air irigasi saluran pembawa pada D.I Lanrae Kabupaten Barru dan mengkaji besarnya efisiensi irigasi saluran pembawa pada D.I Lanrae Kabupaten Barru. Metode kajian ini bersifat deskriptif yang merupakan kajian berdasarkan data-data yang sesuai dengan kondisi di lapangan dan bertujuan untuk mengevaluasi kondisi pada tahun kajian. Kehilangan air secara keseluruhan pada jaringan irigasi Air Lanrae adalah 13.82%. Saluran Induk Lanrae kehilangan akibat fisik dimana kehilangan air terjadi karena adanya rembesan air di saluran menunjukan bahwa sebagian dasar saluran induk lanrae telah tergerus sehingga air hilang disebabkan oleh rembesan secara vertikal.Sedangkan pada saluran sekunder dan tersier kehilangan akibat operasional terjadi karena adanya pelimpasan dan kelebihan air pembuangan pada waktu pengoperasian saluran dan pemborosan penggunaan air oleh petani.Hal ini menunjukkan bahwa besarnya kehilangan air melebihi kehilangan air yang disyaratkan untuk masing – masing saluran tersebut. Efisiensi rata–rata untuk saluran induk Lanrae 90.94%, sekunder 87.70%, dan tersier 79.91%, sehingga secara keseluruhan rata – rata efisiensi jaringan irigasi Air Lanrae sebesar 86.18%. Nilai efisiensi rata–rata dari saluran induk Lanrae diatas 90,94%, berarti air yang hilang sedikit karena saluran primer bersifat permanen dengan sedikit gerusan pada dinding dan dasarnya. Sedangkan pada saluran sekunder terutama saluran sekunder BR, sekunder BT, saluran tersier T3, dan saluran tersier T4, efisiensi reratanya berada dibawah nilai efisiensi KP yang ditetapkan Kehilangan air yang terjadi akibat evaporasi sangat kecil, sehingga air yang hilang lebih disebabkan oleh faktor fisik saluran.