Ardiani Sulistiani
Prodi S1 Kebidanan STIKES Estu Utomo

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENGARUH PELATIHAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL TERHADAP KOMPETENSI BIDAN TENTANG MANAGEMEN AKTIF KALA III PERSALINAN KABUPATEN BOYOLALI Ardiani Sulistiani; Sri Sukitin
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL HASIL - HASIL PENELITIAN & PENGABDIAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (76.378 KB)

Abstract

In Boyolali cause of maternal mortality due to postpartum hemorrhage was 44.4%. NormalDelivery Care training is the concept of Active Management of third stage of labor with theleadership of the third stage of labor is done proactively with the aim of producing a moreeffective uterine contractions. Objective: To determine the effect of the Normal Delivery CareTraining Midwives competency of third stage of labor Active Management. ResearchMethodology: observational research using cross sectional design. As a means of data collectionused questionnaires and checklist sheet. Analysis of the data used in this study is the use of chisquare.The sample in this study a number of 66 midwives and retrieval using purposivesampling technique.  Based on the results of research on the effect of normal delivery caretraining to midwives about the competence of the active management of the third stage inBoyolali number 66 midwives then showed that the majority of training midwives have a goodknowledge of as many as 26 were (39.4%) and skilled a total of 29 midwives (43.9%), themajority of respondents were not APN had no knowledge of either the 24 midwives (36.4%)and un skilled midwives were 21 (31.8%). Based on chi-square analysis of data with SPSS 18.0with a degree of confidence of 95% and a significant degree the results obtained 0.05 p value0.000 < 0.05, which means that there is an influence of normal delivery care training tomidwives about mangemen active competence third stage of labor. Based on our researchrevealed that there is significant relationship between the effect of normal delivery care trainingto midwives about the competence of the active management of the third stage of labor. Keywords: Normal Delivery CareTraining, CompetencyMidwife
EFEKTIFITAS PIJAT TUI NA TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN BALITA USIA 1 – 2 TAHUN Titik Wijayanti; Ardiani Sulistiani
Jurnal Kebidanan Indonesia Vol 10, No 2 (2019): JULI
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.883 KB) | DOI: 10.36419/jkebin.v10i2.280

Abstract

Latar Belakang : Pada tahun 2015 prevalensi balita yang memiliki berat badan dibawah garis merah KMS (Kartu Menuju Sehat) di Boyolali sebanyak 0,9% atau sebanyak 546 balita dan di wilayah Puskesmas Musuk terdapat 14 kasus balita mengalami gizi kurang atau sekitar 0,02 % (Dinas Kesehatan Boyolali, 2015). Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian gizi kurang antara lain faktor herediter dan faktor lingkungan. Pemerintah telah melakuka berbagai upaya untuk menurunkan atau mencegah kejadian gizi kurang pada balita, diantaranya dengan stimulasi pertumbuhan. Termasuk dalam stimulasi pertumbuhan adalah stimulasi/ rangsangan yang berupa pijat bayi salah satunya adalah Pijat Tui Na yang dapat meningkatkan kelancaran peredaran darah limfa dan sistem pencernaan yang berdampak pada peningkatan penyerapan asupan nutrisi sehingga dapat meningkatkan berat badan (Sukanto, 2010). Dengan dilakukan Pijat Tui Na akan membantu anak balita dalam meningkatkan nafsu makan sehingga berat badan juga meningkat dengan demikian dapat membantu menurunkan angka kejadian balita dengan berat badan rendah atau tudak sesuai umur. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pijat Tui Na terhadap kenaikan berat badan balita usia 1 – 2 tahun. Metode : Penelitian ini merupkan penelitian eksperimen semu atau quasi experiment designs, dengan rancangan one group pretest-postest dengan perlakukan Pijat Tui Na, sebelum memberikan Pijat Tui Na diawali dengan pengukuran berat badan anak (pre test), setelah diberikan Pijat Tui Na sebanyak 6x berturut – turut dalam seminggu diakhiri dengan pengukuran berat badan anak kembali (post test) 1 bulan kemudian . Sampel diambil dengan tehnik purposive yang memenuhi kriteria balita dengan berat badan kurang berdasarkan umur atau nafsu makannya sulit sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 20 balita.Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, dengan intrumen ceklist pijat Tui Na dan lembar observasi, sedangkan analisis data menggunakan Paired t test. Hasil : Hasil analisis data dengan Paired t testmenunjukkan bahwa nilai ρ-value (0,000) < α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya Pijat Tui Na efektif meningkatkan berat badan balita. Simpulan : Setelah dilakukan pijat Tui Na sebagian besar balita mengalami kenaikan berat badan artinya Pijat Tui Na efektif meningkatkan berat badan balita. Dengan demikian pijat Tui Na dapat lebih dikenalkan kepada tenaga kesehatan dan keluarga agar diterapkan pada balita dengan berat badan atau nafsu makan yang kurang
HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR Afif Maulidiyah; Ardiani Sulistiani, M.Kes.
Jurnal Kebidanan Volume 4 No. 1 Juni 2012
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v4i1.51

Abstract

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR Afif  Maulidiyah & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Bayi dengan berat lahir rendah atau BBLR (berat kurang dari 2500 gr) akan mengalami hambatan perkembangan dan kemunduran pada fungsi intelektualnya. Masalah BBLR terkait dengan anemia ibu hamil (kadar Hb <11 gr %) dan Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LILA < 23,5 cm), yang menggambarkan kekurangan nutrisi dalam jangka panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya. Penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan retrospektif ini bertujuan untuk mengetahui hubungan LILA dan kadar Hb ibu hamil dengan berat bayi lahir dengan populasi 40 ibu hamil dan menggunakan 35 sampel ibu hamil yang melahirkan di BPS Handayani dengan menggunakan tehnik purposive sampling. Hasil yang diperoleh adalah bahwa ibu hamil KEK sebesar 42,9 %, yang menderita anemia (Hb < 11 gr %) sebesar 60 %, sedangkan bayi dengan BBLR sebesar 45,7 %. Hubungan Lingkar lengan atas dengan berat bayi lahir sebesar 45,7%, hubungan kadar hemoglobin dengan berat bayi lahir sebesar 42,9 %. Ada hubungan antara LILA dan kadar Hb dengan berat bayi lahir ditunjukkan melalui uji chi square dengan nilai p-value 0,001 dan < 0,05. Saran yang diberikan kepada petugas kesehatan karena masih adanya ibu hamil yang KEK dan anemia serta masih tingginya angka BBLR dapat ditindaklanjuti melalui kegiatan penyuluhan atau pemberian makanan tambahan dan suplementasi tablet Fe kepada ibu hamil untuk mencegah terjadinya BBLR. Kata kunci: Lingkar Lengan Atas, Hemoglobin, Berat Bayi Lahir
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA Heni Krisnawati; Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali
Jurnal Kebidanan Volume 2 No. 1 Juni 2010
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v2i1.76

Abstract

FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA REMAJA Heni Krisnawati & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Hasil studi pendahuluan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali tanggal 13 dan 14 April 2009 diperoleh informasi dari guru BK (Bimbingan Konseling) dalam kurun waktu 3 tahun antara tahun 2006 - 2008 dari 538 siswa kelas X sampai XII terdapat beberapa siswa yang hamil sebelum menikah dan sampai saat ini masih ada satu siswa dalam tiap tahunnya yang hamil di luar nikah. Untuk mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah pada remaja di MAN 1 Boyolali. Dalam penelitian ini menggunakan desian penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional dimana variabel – variabel yang termasuk efek diobservasi skaligus pada waktu yang sama. Responden penelitian ini adalah sebanyak 87 siswa. Pada bulan mei sampai juni 2009 dengan alat ukur menggunakan kuesioner. Hasil penelitian, berupa faktor keluarga berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah pada remaja diperoleh nilai X2 9,538 pValue 0,002, faktor teman sebaya berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah pada remaja diperoleh nilai X2 4,632 p Value 0,032 dan faktor pendidikan seks yang diberikan di sekolah berpengaruh terhadap perilaku seks pranikah pada remaja diperoleh nilai X2 24,024 p Value 0,000. Kesimpulan yang didapat adalah keluarga berpengaruh signifikan terhadap perilaku seks pranikah pada remaja p Value 0,002 < 0,05. Teman sebaya berpengaruh signifikan terhadap perilaku seks pranikah pada remaja p Value 0,032 < 0,05. Pendidikan seks yang diberikan di sekolah berpengaruh signifikan terhadap perilaku seks pranikah pada remaja p Value 0,000 < 0,05.   Kata kunci : keluarga, teman , pendidikan seks di sekolah
HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN Nitasari Wulan Jayanti; Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali
Jurnal Kebidanan VOLUME 6 NO.1 JUNI 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v6i1.132

Abstract

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN Nitasari Wulan J & Ardiani Sulistiani Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Morbiditas dan mortalitas bayi di Indonesia cukup tinggi. Angka morbiditas anak di dunia menurut WHO pada bayi 19,05% di Indonesia. Kasus yang dominan adalah gangguan pada  sistem pencernaan antara lain sembelit dan diare sekitar 73,2%.Salah satu kemungkinan timbulnya  konstipasi yaitu pemberian makanan pendamping ASI  secara dini pada bayi dibawah umur 6 bulan karena sistem pencernaan bayi belum siap untuk mencerna atau menerima makanan pendamping ASI. Mengetahui hubungan pemberian MP ASI Dini dengan kejadian konstipasi pada bayi dibawah umur 6 bulan. Penelitian ini menggunakan survay analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi 39 responden di Posyandu Anggrek. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah total sampling. Sampel yang digunakan 39 responden. Instrumen penelitian dengan kuesioner, analisis data menggunakan rumus chi square. Penelitian dari 39 responden , diketahui bahwa responden yang diberikan MP ASI sebanyak 21  (53,8%) yaitu terdiri dari 17 responden (43.6%) mengalami konstipasi dan 4 responden (10,3 %) tidak mengalami konstipasi. Sedangkan pada responden yang  mendapat ASI Eksklusif sebanyak 18 (46,2%) dimana 13 responden (33,3%) tidak mengalami konstipasi dan 5 responden (12,8 %) mengalami konstipasi. Ditunjukkan dari X2 hitung ≥ X2 tabel ( 9,088≥ 3,481) maka hipotesis nol ditolak. Ada hubungan pemberian MP ASI dini dengan kejadian konstipasi pada bayi dibawah umur 6 bulan.   Kata kunci : Pemberian MP ASI Dini, Kejadian Konstipasi.  Ilmiah
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) Ardiani Sulistiani
Jurnal Kebidanan VOLUME 07 No.01, Juni 2015
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v7i01.193

Abstract

ABSTRAK Sadari sangat penting bagi wanita dan akan lebih baik jika sejak remaja sudah mempunyai pengetahuan tentang sadari dan menerapkan rutin. Kurangnya informasi yang tepat dan memadai, terutama tentang cara pemeriksaan payudara sendiri, sehingga para remaja putri tidak dapat mendeteksi secara dini adanya kanker payudara. Padahal kanker payudara adalah salah satu jenis yang menyebabkan kematian wanita setelah kanker servik. Tujuannya untuk Mengetahui Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri seluruh remaja putri di Desa Musuk, Kec Musuk Kab Boyolali .Penelitian ini dilakukan di seluruh remaja putri di Desa Musuk, Kec Musuk Kab Boyolali menggunakan desain quasi eksperimen dengan pendekatan one group pre-test and post-test. Subyek penelitian ini adalah remaja putri seluruh remaja putri di Desa Musuk, Kec Musuk Kab Boyolali. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan paired sample t-test. Hasil uji paired sample t-test antara rata-rata pengetahuan remaja putri tentang sadari sebelum perlakuan sebesar 15,2. Rata-rata pengetahuan remaja putri tentang sadari setelah perlakuan sebesar 19,9 dengan nilai t 25,192 dan terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri tentang SADARI dilihat dari pvalue 0,001 (p<0,05). Dengan terujinya penelitian ini terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri tentang sadari. Kata kunci :Penyuluhan Kesehatan, Pengetahuan, SADARI EFFECT OF HEALTH AWARENESS OF KNOWLEDGE OF YOUNG WOMEN BREAST SELF EXAMINATION ABSTRACTWomen breast self examination very important for women, and it would be better if the teenager already have knowledge of knowing and applying routine. Lack of proper information and adequate, especially about breast self-examination, so that young women can not detect early breast cancer. Though breast cancer is one of the causes of death of women after cervical cancer. The goal is to Know the Effects of Health Education Knowledge Against Young Women About Breast Self-Examination entire teenage daughter in Musuk Village, District Boyolali Regency .Penelitian Musuk is done in all the young women in the village Musuk, District Boyolali Regency Musuk using a quasi-experimental design with one group pre approach -test and post-test. The subjects of this study are young women all over the girls in the village Musuk, District Boyolali Regency Musuk. Methods of data collection using questionnaires. Data were analyzed using paired sample t-test. Results of paired samples t-test between the average knowledge about the young women aware of before treatment 15.2. The average knowledge about the teenage daughter women breast self examination after treatment of 19.9 with a value of 25.192 t and there is the effect of health education on the knowledge of young girls about women breast self examination views of pvalue 0.001 (p <0.05). With this study, there terujinya influence of health education on the knowledge of the young women breast self examination.  Keywords : Health Education , Knowledge , Women breast self examination
HUBUNGAN FREKUENSI SENAM YOGA DENGAN LAMA PERSALINAN KALA I FASE AKTIF Rima Pujianti Pujianti; Dwi Anita Apriastuti; Ardiani Sulistiani
Jurnal Kebidanan VOLUME 10. No. 02, DESEMBER 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v10i02.292

Abstract

Rima Pujianti 1), Dwi Anita Apriastuti2), Ardiani Sulistiani3)1) , 2), 3)Prodi D3 Kebidanan STIKES Estu Utomo BoyolaliE-mail: ardianisulistyani@gmail.com ABSTRAKLatar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada Tahun 2012 meningkat yaitu 359/100.000 kelahiran hidup.Salah satu penyebab kematian  ibu diantaranya adalah partus lama. Adapun salah satu penyebab terjadinya partus lama adalah ketidak seimbangan antara kekuatandalam mengejan dan his yang tidak adekuat.Dapat pula disebabkan karena faktor janin dan jalan lahir seperti malpresentasi atau malposisi janin, dan janin terlalu besar. Jalan lahir akan lentur pada perempuan yang rajin melakukan olahraga. Salah satu olah raga yang dapat dilakukan ibu hamil adalah senam yoga. Tujuan : mengetahui hubungan senam yoga dengan lama persalinan kala I fase aktif. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini ibu bersalin normal di Aura Cantika pada bulan April - Mei 2014, dengan teknik accidental sampling diperoleh sampel 30. Analisa data dengan menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukan dari 15 responden yang rutin melakukan senam yoga, 14 responden diantaranya (46.7%) lama persalinannya cepat, sedangkan dari 15 responden yang tidak rutin melakukan senam yoga, didapatkan 11 responden (36,7 %) mengalami persalinan cepat. Hasil uji chi square dengan SPSS 16.0 nilai p value = 0,032 yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara senam yoga dengan lama persalinan kala I fase aktif. Kesimpulan : Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara senam yoga dengan lama  persalinan kala I fase aktifKata Kunci :Senam yoga, lama persalinan kala I fase aktif.YOGA EXERCISES INFLUENCEON THE OHASE 1 STAGE OF LABOR LONGER ACTIVE ON MATERNATALABSTRACTBackground : maternal mortality rate in indonesia in 2012 live births increased that is 359/100.000 .one of the causes of marenal mortality include prolonged labor. As for one of the causesof prolonged labor is imbalance between the push and his strength is inadequate.can also be caused by factors such as the fetus and birth canal malpresentation or malposition, and the fetus is too large. Birth canal will be flexible in women who exercise diligently. One sport do pregnant women is yoga exercises. Research purposes : knowing the relationshif between yoga gymnesties and the longth of labor during the active phase. Research methods : A descriptive correlational study using cross-sectional approach. The population of this research is all normal maternal aura cantika in april-may 2014, with accidental sampling techniques samples obtained 30, sample taken with purposive sampling techniques and analyzed using chi square test statistic. Research result : Showed that of the 15 respondents, 14 respondents (46.7%) doing yoga exercise routine, long second stage of labor more quickly. Respondents who did not yoga exercise routine was 15 respondents ,11 respondents( 36,7 % )  long second stage of labor more quickly. The result of the chi square test with SPSS 16.0 p value = 0.032 showed that there was a significant relationship between yoga gymnastics and the length of labor during the active phase I. Knot : from this study it can be concluded that there is a relationship between yoga gymnastics and the length of labor during the active phase.Keyword : yoga exercise, duration of labor 1 when the active phase.
HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER DENGAN DETEKSI DINI GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BALITA DI DESA MUSUK KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Ardiani Sulistiani
Jurnal Kebidanan VOLUME 09 No.01, JUNI 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v9i01.304

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Angka kesakitan dan gangguan gizi saat ini masih sangat tinggi penyebabnya antara lain karna kurangnya pengetahuan kader tentang detekdi dini tumbuh kembang balita sehingga timbul berbagai gangguan yang di alami oleh balita. Dari 20 balita yang di jumpai terdapat keluhan dari beberapa orang tua balita, antara lain : 1 balita usia 3 tahun mengalami gangguan bicara yang harusnya sudah bisa bicara jelas seperti anak lainnya , 1 balita umur 2 tahun jika disentuh atau di peluk tidak mau bahkan sama orang tuanya sendiri memandangpun tidak mau seperti asyik dengan dunianya sendiri. Ada 1 balita umur 2 tahun mengalami gangguan motorik yang harusnya sudah biasa jalan dan naik tangga tapi anak  belum bisa berjalan. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kader dengan deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita di Desa Musuk, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Metode Penelitian. Desain penelitian ini analitik korelasional dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian  dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data. Subyek penelitian ini semua kader yang ada di Desa Musuk dengan jumlah sampel 31 responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisa data menggunakan chi square. Hasil Penelitian. Dari hasil uji chi square antara pengetahuan kader dengan deteksi dini gannguan tumbuh kembang balita menunjukan tidak terhapat hubungan yang significan dimana nilai p_value 0,516< 0,05. Kesimpulan. Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan kader dengan deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita.karena gangguan tumbuh kembang balita dapat di pengaruhi oleh banyak hal terutama pengetahuan kader.Kata kunci: Pengetahuan kader, Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balitaRELATIONSHIP KNOWLEDGE OF CADRES WITH EARLY DETECTION OF DISORDERS TODDLERS GROWTH IN MUSUK BOYOLALIABSTRACTBackground : Mortality rates and current nutritional disorders are still very high among other causes Because of the lack of cadre knowledge about early detection of toddlers growth so that the various disorders that occur by toddlers. Of the 20 infants found  there are complaints from some parents of children under five, among others: 1 toddler age 3 years experiencing speech disorders that should have been able to speak clearly like other children, , 1 toddler age 2 years if touched or in hugs by the parents show the rejection’s reactions like fun with his own world. There is a toddler aged 2 years experiencing motor disturbances that should have been a regular walk and go up the stairs but the child can not walk yet. Aim: To know the correlation of cadre knowledge with early detection of infant growth disorder in Musuk Village, Musuk Subdistrict, Boyolali District. Research Methods: The design of this research is correlational analytics using Cross Sectional approach that is a research by approach of observation or data collection. The subjects of this study were all cadres in the village of Musuk with a sample of 31 respondents. Methods of data collection using questionnaires. Data analysis using chi square. Research Result : From result of chi square test, between knowledge of cadre with early detection of infant growth disorder of toddler showed no significant relationship where p_value value 0,516 <0,05. Conclusion : From the research results can be concluded that there is no relationship between knowledge cadres with early detection of toddlers  growth disorders. Because growth disorders of infants can be influenced by many things, especially knowledge of cadres.Keywords: Knowledge of cadres, Early detection of infant's growth disorder
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP KETRAMPILAN IBU DALAM MELAKUKAN PIJAT BAYI Ardiani Sulistiani; Titik Wijayanti
Jurnal Kebidanan VOLUME 12. No.01, JUNI 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v12i01.368

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Pijat bayi merupakan salah satu bentuk perawatan yang baik  untuk perkembangan bayi. Di Indonesia pelaksanaan pijat bayi di masyarakat desa masih dipegang perannya oleh dukun bayi yang tidak sesuai dengan cara medis. Teknik pemijatan yang tidak benar pada bayi justru membahayakan bayi (Sujarwo, 2014). Pijat bayi yang terbaik adalah dilakukan oleh ibu. Wawancara kepada ibu balita umur 0-1 tahun di Dzaky SPA didapatkan keterangan bahwa belum pernah ada pendidikan kesehatan tentang pijat bayi dan kebanyakan warga belum bisa memijat bayinya sendiri. Tujuan: Mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap ketrampilan ibu dalam melakukan pijat bayi. Metode: Penelitian pra eksperimen, desain one group pretest postest. Populasi semua ibu yang memiliki bayi 0-1 tahun di Dzaky SPA pada bulan Januari-Februari 2019 sejumlah 27 responden. Teknik sampling dengan purposive sampling, jumlah responden yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah 22 responden. Instrument penelitian pendidikan kesehatan menggunakan SOP dan ketrampilan ibu dalam melakukan pijat bayi menggunakan cheklist yang diukur sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan. Analisis bivariat menggunakan mc nemar karena data berbentuk kategorik, dengan bantuan aplikasi program SPSS. Hasil:. Ketrampilan dalam melakukan pijat bayi sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar dalam kategori tidak terampil yaitu 81,8%. Ketrampilan dalam melakukan pijat bayi sesudah diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar dalam kategori terampil yaitu 63,6%. Terdapat perbedaan ketrampilan ibu dalam melakukan pijat bayi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan (0,002<0,05). Kesimpulan: Pendidikan kesehatan efektif terhadap peningkatan ketrampilan ibu dalam melakukan pijat bayi.  Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi bidan untuk melakukan pendidikan kesehatan pada ibu tentang pijat bayi agar ibu mampu melakukan pijat bayi secara mandiri .                                                                                                                   Kata Kunci: Pendidikan kesehatan, Ketrampilan ibu, Pijat bayi EFFECTIVENESS OF HEALTH EDUCATION ON THE MOTHER'S SKILLS IN PERFORMING BABY MASSAGEABSTRACTBackground: Baby massage is a good form of treatment for infant development. In Indonesia the implementation of baby massage in the village community is still held by the role of the traditional birth attendant who is not in accordance with medical methods. Improper massage techniques in infants actually endanger the baby (Sujarwo, 2014). Baby massage is best done by the mother. Interviews with mothers of toddlers aged 0-1 years at Dzaky SPA obtained information that there had never been health education about baby massage and most residents had not been able to massage their own babies. Objective: To find out the effectiveness of health education on mother's skills in doing baby massage. Method: Pre-experimental research, design one group pretest postest. The population of all mothers who have 0-1 year old babies in Dzaky SPA in January-February 2019 is 27 respondents. Sampling technique with purposive sampling, the number of respondents who fit the inclusion and exclusion criteria was 22 respondents. The health education research instrument uses SOP and the mother's skills in conducting infant massage using a checklist that is measured before and after health education. Bivariate analysis uses mc nemar because the data is categorical, with the help of the SPSS program application. Results: The skills in doing baby massage before being given health education were mostly in the unskilled category at 81.8%. The skills in doing baby massage after being given health education are mostly in the skilled category that is 63.6%. There are differences in maternal skills in performing infant massage before and after being given health education (0.002 <0.05). Conclusion: Health education is effective in increasing maternal skills in performing infant massage. The results of this study can be input for midwives to do health education to mothers about infant massage so that mothers are able to do baby massage independently. Keywords: Health education, Mother's skills, Baby massage
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PIJAT TUINA PADA BALITA USIA 1 – 2 TAHUN Titik Wijayanti; Ardiani Sulistiani
Jurnal Kebidanan VOLUME 12. NO.02, DESEMBER 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v12i02.397

Abstract

ABSTRAKMasa tumbuh kembang di usia balita merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan. Setiap orang tua menginginkan anaknya tumbuh dengan normal. Salah satu upaya untuk menaikkan berat badan adalah dengan pijat Tuina. Sebagai metode baru belum banyak ibu balita yang tahu tentang pijat Tuina dan mau anaknya dilakukan pijat Tuina. Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang antara lain umur, pendidikan, pengalaman dan sosial ekonomi (Green dalam Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini menggunakan desain analitik  kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu balita yang datang ke BPM Ardiani S pada bulan Mei sampai Juni 2019 sejumlah 42 ibu. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu balita sejumlah 42 ibu. Adapun tehnik sampling yang digunakan adalah total sampling. Dari hasil penelitian di ketahui 73,80% ibu berusia ? 20 tahun, 59,50% memiliki pendidikan menengah (SMA), 73,80% memiliki paritas multipara, 76, 20% ibu memberikan pijat Tuina, Ada hubungan antara umur ibu dengan pijat Tuina ( ? = 0,000 < 0,05), Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan pijat Tuina (? = 0,001 < 0,05), ada hubungan anatara paritas ibu dengan pijat Tuina (? = 0,037 < 0,05), ada hubungan secara simultan (bersama-sama) antara umur, pendidikan dan paritas ibu dengan pijat Tuina (? = 0,000 < 0,05), faktor umur memiliki hubungan yang paling kuat dengan pijat Tuina (? = 0,000 < 0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan baik parsial dan bersama antara umur, pendidikan dan paritas ibu dengan pijat Tuina, faktor yang paling kuat hubungannya dengan pijat Tuina adalah faktor Umur.Kata Kunci : Pijat Tuina, Umur, Pendidikan, Paritas.MOM CHARACTERISTIC RELATIONSHIP WITH TUINA MASSAGE IN CHILDREN 1 - 2 YEARS OLDABSTRACTThe period of growing up at the age of toddlers is a time that lasts quickly and will never be repeated, because it is often called the golden age. Every parent wants their child to grow normally. One of the efforts to gain weight is by using Tuina massage. As a new method, not many mothers of toddlers know about Tuina and want to do Tuina massage and want to do Tuina massage . Several factors that influence a person's health behavior include age, education, experience and socio-economy (Green in Notoatmodjo, 2012). This research uses a quantitative analytic design. The population in this study is mothers of children under five who came to BPM Ardiani S from May to June 2019 with a total of 42 mothers. The sample in this study were all mothers with a total of 42 mothers. The sampling technique used was total sampling. From the results of the study, it is known that 73.80% of mothers aged ? 20 years, 59.50% have secondary education (SMA), 73.80% have multiparity parity, 76, 20% of mothers give Tuina massage, There is a relationship between maternal age and Tuina massage (? = 0,000 <0.05), There is a relationship between maternal education and Tuina massage (? = 0.001 <0.05), there is a relationship between maternal parity and Tuina massage (? = 0.037 <0.05), there is a relationship Simultaneously (together) between age, education and parity of mothers with Tuina (? = 0,000 <0.05), the age factor had the strongest relationship with Tuina massage (? = 0,000 <0.05). Thus it can be denied that there is a partial and shared relationship between age, education and parity of massage mothers with Tuina and the strongest factor with Tuina massage is the age factor.Keywords: Tuina Massage, Age, Education, Parity