Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Gambaran Radiologis pada Bidang Neurologis Stroke Ilma Fahira Basyir; Ninda Nurkhalifah; I Gusti Bagus Widiamatra Linggabudi
Jurnal Syntax Fusion Vol 1 No 10 (2021): Jurnal Syntax Fusion: Jurnal Nasional Indonesia
Publisher : Rifa' Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/fusion.v1i10.84

Abstract

Setiap gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak mengacu sebagai istilah stroke. Stroke merupakan penyakit yang berada dimanapun dengan proporsi kejadian yang tidak tertandingi. Menurut World Health Organization (WHO) diperkirakan 17,5 juta orang meninggal dunia akibat penyakit kardiovaskular dengan 6,7 juta orang meninggal akibat stroke, yaitu urutan kedua tertinggi. Stroke dikategorikan menjadi 3 yaitu stroke iskemik/transient ischemic attack, stroke hemoragik, dan stroke transformasi iskemik menjadi hemoragik (IHT). Pencarian sumber dilakukan di portal online publikasi jurnal sebanyak 20 sumber yang berasal dari MedScape, Google Scholar dan Nation Center for Biotechnology Information/ NCBI dengan kata kunci stroke dan radiolog of stoke. Perubahan iskemik fase awal dapat dideteksi dengan CT-scan tanpa kontras. Menunjukkan korteks insular yang tidak jelas dan ganglia basalis kanan tertutup, dengan hilangnya perbedaan abu-abu-putih dan hiperdens. MRI dan CT-scan memiliki sensitivitas yang sama dalam mengidentifikasi stroke hemoragik, namun MRI memiliki sensitivitas lebih tinggi dalam mengidentifikasi stroke hemoragik subakut. Diagnosis IHT hanya ditentukan dengan radiologi yang akan dikategorikan sebagai hematoma parenkim atau infark hemoragik. Stroke adalah kematian jaringan otak yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Stroke dapat berupa iskemik, hemoragik maupun transformasi iskemik menjadi hemoragik.
Atopic Eczema Dan Komorbiditas Kondisi Psikologis: Bagaimana Hubungan Dan Tatalaksananya Ninda Nurkhalifah; Ridha Sasmitha Ajiningrum; Ilma Basyir; Genta Atsani; Zanetha Ilawanda
Jurnal Syntax Fusion Vol 2 No 01 (2022): Jurnal Syntax Fusion: Jurnal Nasional Indonesia
Publisher : Rifa' Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54543/fusion.v2i01.135

Abstract

Atopic eczema or atopic dermatitis (AD) is a chronic recurrent inflammatory skin disease. Atopic dermatitis is almost 20% in children and 10% in adults. The etiology of atopic dermatitis is genetic and environmental factors that cause abnormalities in the epidermis and immune system. To determine the psychological comorbidities of atopic dermatitis patients and their management. The writing of this article includes various sources originating from scientific journals on online portals of journal publications such as Medscape, Google Scholar, PubMed, and NCBI, with the keyword “Eczema Atopic” Individuals with AD are at risk for psychological disorders. Psychiatric comorbidities that can occur in AD patients are depression, anxiety, stress, behavioral disorders, and psychosis. Atopic dermatitis has a major impact on the mental health and quality of life of individuals with AD as a result of intense itching, unpredictable disease, and feelings of disability caused by skin lesions. Individuals with atopic eczema are more likely to experience depression and anxiety because of the effects of itching and discomfort, disability, and perceived social stigmatization. Lack of sleep due to itching at night can increase the risk of mental disorders. This causes individuals with AD to have a lower quality of life and higher stress levels than healthy individuals.