Rafsanjani
Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Identifikasi Sampah Laut Terapung (Floating Marine Debris) Berdasarkan Pola Musim di Perairan Pulau Barranglompo, Kota Makassar. Rafsanjani; Shinta Werorilangi; Wasir Samad; Amran Saru; Ahmad Faizal
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 8 (2021): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VIII KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah laut (marine debris) menjadi permasalahan yang semakin penting untuk dituntaskan semenjak Indonesia didaulat menjadi negara penghasil sampah terbanyak kedua di dunia setelah Cina. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi jenis dan menghitung kelimpahan sampah makro terapung serta melihat pola sebarannya dan pengaruh musim di perairan Pulau Barranglompo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2019 sampai Maret 2020. Metode pengambilan sampel sampah laut terapung menggunakan neustone net ukuran mesh size 0,5 mm dan luas bukaan jaring 150 cm x 50 cm, kemudiandipasang pada bagian belakang perahu lalu ditarik dengan kecepatan ±5 knot. Jenis sampah makro terapung yang didapatkan di perairan Pulau Barranglompo pada musim timur dan musim barat didominasi oleh sampah makro jenis plastik, kemudian diikuti oleh busa plastik, kaca dan keramik, kertas dan kardus, kayu dan bahan lainnya. Rata-rata kelimpahan jumlah sampah makro pada musim timur adalah 19.166,67 potong/km2 dan rata-rata kelimpahan berat sebesar 269.422 gram/km2 sedangkan kelimpahan jumlah sampah makro pada musim barat adalah 12.833,34 potong/km2 dan rata-rata kelimpahan berat sebesar 145.526,5 gram/km2. Kelimpahan sampah makro pada musim timur lebih tinggi dibandingkan dengan kelimpahan sampah makro pada musim barat. Kuat dugaan bahwa intensitas angin yang tinggi memicu kuatnya arus permukaan yang membawa sampah laut permukaan jauh ke arah utara hingga perairan Pulau Barranglompo selama periode musim timur.