Eko Sari Ajiningtyas
STiKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH BUAH TOMAT (SOLANUM LYCOPERSICUM) TERHADAP PENINGKATAN NAFSU MAKAN TIKUS PUTIH (RATUS NORVEGICUS STAIN WISTAR) Eko Sari Ajiningtyas; Christiani Mutiara Hilda; Lala Aruna
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.754 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v1i2.157

Abstract

Masalah kesehatan dijumpai di kalangan anak prasekolah/TK adalah berkurangnya nafsu makan anak makin meningkat. Makanan yang disuguhkan ibu harus mengandung unsur nutrisi serta sejumlah vitamin, mineral, dan serat seperti buah tomat. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh jus buah tomat terhadap peningkatan nafsu makan pada tikus putih (Ratus Novergicus Stain Wistar). Desain penelitian adalah true eksperimental dengan pendekatan metode pretest-posttest with control group. Populasinya tikus putih (ratus novergicus stain wistar), dengan sampel 20 tikus, tekhnik purposive sampling. Pengumpulan data dengan observasi. Hasil penelitian pada kelompok kontrol peningkatan berat badan rata-rata 0,12 gr – 0,37 gr dan porsi makan rata-rata 0,04 gr – 0,86 gr. Sedangkan pada kelompok perlakuan peningkatan berat badan rata-rata 0,63 gr – 5,33 gr dan peningkatan porsi makan rata-rata 0,04 gr– 3,14 gr.Analisis Uji  Uji T sampel beerpasangan didapatkan hasil nilai sig (2-tailed): 0,000 dan a: 0,05, jadi <a sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, artinya ada pengaruh buah tomat (solanum lycopersicum) terhadap nafsu makan tikus putih (ratus novergicus stain wistar), dengan kekuatan pengaruh 95% dan arah pengaruh positif.Masyarakat yang mempunyai anak usia pra sekolah untuk memberikan buah tomat setiap hari dengan tujuan meningkatkan nafsu makan anak sehingga tumbuh kembang anak dapat berkembang dengan baik.
HUBUNGAN SKOR SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR UJIAN TAHAP II Eko Sari Ajiningtyas
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.509 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v1i1.69

Abstract

Pendidikan Tenaga Kesehatan (Diknakes) bertujuan menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional yang memiliki kemampuan untuk bekerja secara mandiri, mampu mengembangkan diri dan beretika. Berdasarkan pengamatan kasar dari hasil ujian akhir semester dari masing-masing semester yang mendapat rangking 3 besar bukan yang mendapat rangking tinggi dalam seleksi sipenmaru, begitu pula sebaliknya saat sipenmaru mendapatkan rangking rendah belum tentu prestasi belajar juga rendah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan Skor Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Ujian Tahap II.  Jenis penelitian ini deskriptif korelasional dengan desain penelitian cross seksional Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester V tahun akademik 2015/2016, sebanyak 39 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah total sampling. Instrumen yang digunakan adalah data dari BAAK dan kuesioner. Data dianalisis menggunakan analisis korelasi dan regresi ganda. Hasil penelitian ini diketahui hampir separuh dari responden mempunyai skor sipenmaru yang tinggi, yaitu sebanyak 43,6%, sebagian besar dari responden mempunyai motivasi belajar yang tinggi, yaitu sebanyak 71,8 % dan hampir seluruh responden mempunyai tingkat prestasi belajar ujian tahap II baik, yaitu sebanyak 97,4%. kontribusi secara bersama antara variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 48,6%.  Hasil penelitian dapat disimpulkan secara bersama-sama skor sipenmaru dan motivasi belajar memiliki hubungan yang signifikan terhadap prestasi belajar ujian tahap II. Kata Kunci : Skor seleksi penerimaan mahasiswa baru, motivasi belajar, prestasi belajar ujian tahap II 
PENGARUH PENDIDIKAN SELF HYPNOSIS TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI HAID (Studi di SMA PGRI 2 Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur) Migy Rahman; Rahaju Ningtyas; Eko Sari Ajiningtyas
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 1 No 2 (2017)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.825 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v1i2.165

Abstract

Pendahuluan nyeri haid merupakan nyeri yang dirasakan ketika menstruasi. Tidak jarang nyeri tersebut mengganggu proses belajar mengajar di sekolah ketika nyeri tersebut datang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tentang pengaruh pendidikan self hypnosis terhadap penurunan intensitas nyeri haid di SMA PGRI 2 Sampit. Bahan dan metode penelitian: Jenis penelitan ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan dasain penelitian  menggunakan metode pre eksperiment design  dengan pendekatan one  group  pretest-post test design pada siswi SMA PGRI 2 Sampit tahun 2017 khususnya dikelas X dan XI seluruhnya berjumlah 53 orang siswi yang dijadikan populasi dan dijadikan sampel sebanyak 53 responden dengan teknik pengambilan sampling yaitu total sampling. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh self hypnosis terhadap nyeri haid maka perlu di analisis bivariat dengan menguji tingkat nyeri dengan uji Wilcoxon Signed Rank Test. Instrumen yang dugunakan adalah lembar observasi.Nyeri haid sebelum diberikan self hypnosis sebagian besar dari responden berskala nyeri 7-9 yaitu sebanyak 34 responden (64%). Sedangkan nyeri haid sesudah diberikan self hypnosis, hampir dari setengahnya responden mengalami nyeri ringan yang berjumlah yaitu 25 responden (47%). Hasil penenelilitan: Dengan hasil uji wilcoxon signed rank test dengan menggunaka aplikasi spss 16.0. di dapatkan nilai p= 0,000 menunjukan nilai p< 0,005 maka H0 di tolak dan H1 diterima. Kesimpulan: Penelitian dapat simpulkan bahwa ada Pengaruh  pendidikan self hypnosis terhadap penurunan intensitas nyeri haid di SMA PGRI 2 Sampit.
SENAM NIFAS BERSAMA DALAM PROSES INVOLUSI UTERI PADA IBU POST PARTUM DI BPS IDA SISWIASTUTIK KOTA PANGKALAN BUN Eko Sari Ajiningtyas
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.229 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v2i2.195

Abstract

Masa nifas (peurperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Proses pemulihan kesehatan pada masa nifas merupakan hal yang sangat penting bagi ibu setelah melahirkan, dimana ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan persalinan, setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala. Tidak jarang ligamen menjadi kendor yang mengakibatkan uterus jatuh kebelakang, tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya turun setelah melahirkan oleh karena ligamen, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor. Untuk memulihkan kembali jaringan jaringan penunjang alat genitalia tersebut, juga otot-otot dinding perut dan dasar panggul dianjurkan untuk melakukan latihan-latihan fisioterapi  tertentu  yang dapat dilakukan pada dua hari post partum.Khalayak sasaran dari pengabdian masyarakat ini ialah ibu-ibu post partum yang melakukan kunjungan di BPS Ida Siswiastutik. Untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan ini, maka dipilih beberapa metode pemecahan sebagai berikut: 1) Metode ceramah dan tanya jawab digunakan saat penyampaian materi senam nifas. 2) Metode demonstrasi dan latihan digunakan pada saat mempraktikkan senam nifas.Kegiatan dilaksanakan di BPS Ida Siswiastutik karena ibu post partum di BPS tersebut belum mengetahui tentang senam nifas dan tidak mengetahui cara melakukan senam nifas. Waktu pelaksanaan kegiatan selama 90 menit yang meliputi apersepsi tentang senam nifas, penyampaian pendidikan kesehatan tentang senam nifas, tanya jawab, demonstrasi senam nifas, redemonstrasi senam nifas dan evaluasi pendidikan kesehatan yang telah disampaikan kepada responden post partum. Kata kunci      : Tingkat Kecemasan, KIE, Menopause
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN MAKANAN, STRES, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN HIPERTENSI PADA USIA MENOPAUSE DI PUSKESMAS PANGKALAN LADA Eko Sari Ajiningtyas; Siti Fatimah; Rahmayanti Rahmayanti
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 2 No 1 (2018)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (471.872 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v2i1.87

Abstract

Kasus hipertensi paling banyak diderita pada kelompok umur >45 tahun. Jika dibandingkan dengan pria, ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi. Di Kalimantan Tengah didapatkan angka prevalensi 6% dari pria dan 11% pada wanita. Hipertensi pada usia menopause merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada wanita. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis faktor asupan makanan, stres, dan aktivitas fisik terhadap hipertensi pada usia menopause di Puskesmas Pangkalan Lada. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 50 orang. Penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni 2017. Pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali dengan data primer dan sekunder. Variabel penelitian meliputi hipertensi, asupan lemak, asupan natrium, stres, dan aktivitas fisik. Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis univariat, bivariat menggunakan uji Spearman rank, dan multivariat menggunakan uji Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik (p=0,017), stres (p=0,001), asupan lemak (p=0,001), asupan natrium (p=0,001) terhadap hipertensi pada usia menopause di Puskesmas Pangkalan Lada. Hasil regresi logistik menunjukkan bahwa asupan natrium memiliki tingkat resiko lebih tinggi terhadap hipertensi (p=0,021) jika dibandingkan dengan faktor yang lainnya. Sebagian besar wanita yang telah menopause menderita hipertensi sebanyak 70%. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor stress, aktivitas fisik, asupan lemak, dan asupan natrium dengan hipertensi pada usia menopause di Puskesmas Pangkalan Lada. Analisis multivariate diperoleh hasil hanya satu faktor asupan natrium yang paling dominan mempengaruhi hipertensi pada usia menopause. Kata Kunci : Hipertensi, asupan makanan, stres, aktivitas fisik, menopause