p-Index From 2019 - 2024
1.203
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Borneo Cendekia
Poppy Dwi Citra Jaluri
STIKes Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN DIARE TERHADAP SWAMEDIKASI DAN RASIONALITAS OBAT DI APOTEK KELURAHAN MENDAWAI KOTA PANGKALAN BUN Bella Patria Pratiwi; Poppy Dwi Citra Jaluri; Yogie Irawan
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.263 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v4i2.233

Abstract

Swamedikasi merupakan salah satu bagian dari perawatan diri. Swamedikasi diartikan dengan memilih dan menggunakan obat-obatan oleh seorang individu untuk mengobati penyakit yang diderita atau mengurangi gejala tanpa pengawasan medis. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengobati gejala-gejala penyakit ringan seperti diare, pusing, maag, batuk dan lain-lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan swamedikasi, rasionalitas penggunaan obat dan hubungan antara usia, pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan terakhir dengan tingkat pengetahuan swamedikasi. Penelitian ini menggunakan metode survei cross sectional dengan sampel penelitian pada pasien diare yang akan melakukan swamedikasi sebanyak 207 responden dari tiga apotek yang berada di Kelurahan Mendawai Pangkalan Bun. Responden berusia 18-59 tahun dan dipilih dengan metode purposive sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Data dianalisis dengan uji Chi-square menggunakan Statistical Product and Servicer Solution (SPSS) versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan swamedikasi pasien 40,1% tergolong baik, 56,5% tergolong sedang, dan 3,4% tergolong buruk. Rasionalitas penggunaan obat 63% rasional dan 37% tidak rasional. Berdasarkan hasil uji Chi-square, tingkat pengetahuan swamedikasi dipengaruhi faktor demografi yaitu usia dengan nilai (0,016), pendidikan terakhir dengan nilai (0,000), dan pekerjaan dengan nilai (0,000). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa mayoritas tingkat pengetahuan swamedikasi terdapat pengaruh hubungan terhadap faktor demografi yaitu pada faktor usia, pendidikan terakhir dan pekerjaan. Kata Kunci: Swamedikasi, Apotek, Pengetahuan, Rasionalitas penggunaan obat, Pangkalan Bun
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL BUNGA CENGKEH (Syzygiumaromaticum(L.) Merr.& Perry) TERHADAP WAKTU TIDUR MENCIT JANTAN Poppy Dwi Citra Jaluri; Febri Nur Ngazizah
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.318 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v2i2.125

Abstract

Telah diteliti pengaruh pemberian ekstrak etanol bunga cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry) terhadap waktu tidur mencit jantan galur jantan Swiss Webster yang diinduksi dengan fenobarbital pada dosis 100, 200 dan 400 mg / kgbb. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol bunga cengkeh pada dosis 200 dan 400 mg / kgbb dapat mempersingkat permulaan tidur mencit yang diinduksi dengan fenobarbital, berbeda reaksi terhadap kontrol positif (p <0,05). Ekstrak etanol bunga cengkeh dosis 400mg / kgbb juga dapat memperpanjang durasi tidur pada mencit yang diinduksi dengan fenobarbital yang berbeda kontak terhadap kontrol positif (p <0,05).                                                                                                  Kata kunci: bunga cengkeh, hipnotik-sedatif, fenobarbital 
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP QUALITY OF LIFE (QOL) PADA PASIEN HIPERTENSI DI APOTEK MEDIKA FARMA Febriyan Mulyanto; Yogie Irawan; Poppy Dwi Citra Jaluri
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 5 No 2 (2021)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.693 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v5i2.262

Abstract

Pendahuluan : Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang umum dan masih banyak terjadi di negara maju maupun berkembang. Tingkat pengetahuan yang baik juga dapat berdampak dalam kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan penggunaan obat antihipertensi dengan kualitas hidup pasien hipertensi.Metode : Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan di Apotek Medika Farma dengan sampel pasien yang membeli obat antihipertensi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purpose sampling dengan jumlah sampel 78 orang. Data dianalisis dengan uji validitas dan uji chisquare menggunakan Statistical Product And Service Solution (SPSS).Hasil : Penelitian ini menunjukan hasil tingkat pengetahuan penggunaan obat antihipertensi dalam kategori baik 76,9%, kualitas hidup pasien hipertensi dalam keadaan baik 89,7%, dan berdasarkan hasil  uji chisquare didapat nilai p value 0,001.Kesimpulan : Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan penggunaan obat antihipertensi dengan kualitas hidup pasien hipertensi di Apotek Medika Farma.
AKTIVITAS ANTIFUNGI INFUSA UMBI BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn), DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon aristatus) DAN KOMBINASI KEDUANYATERHADAP Candida albicans MENGGUNAKAN METODE CAKRAM KERTAS Poppy Dwi Citra Jaluri; Febri Nur Ngazizah
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.446 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v1i1.198

Abstract

Aktivitas Antifungi Infusa Umbi Bawang Putih (Allium Sativu, Linn), Daun kumis kucing (Orthosiphon Aristatus, Linn) dan kombinasi keduanya terhadap Candida Albicans menggunakan metode cakram kertas.Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui efek yang terjadi jika umbi bawang putih (Allium Sativum Linn) dan daun kumis kucing (Orthosiphon Aristatus) di kombinasikan sebagai antifungi untukCandida albicans. Uji antifungi ini dilakukan dengan mengkombinasikan infusa umbi bawang putih dan daun kumis kucing pada konsentrasi 10% :10%, 5%:10%, 2,5%:10%, 1,25%:10%, 10%:1,25%, 10%:5% dan 10% b/v:2,5% b/v. Dari hasil penelitian uji antifungi infusa umbi bawang putih, infusa daun kumis kucing dan kombinasi keduanya mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa dari hasil percobaan tunggal untuk umbi bawang putih dan daun kumis kucing yang efektif dalam menghambat jamur candida albicans adalah daun kumis kucing (Orthosiphon Aristatus) dengan konsentrasi 10% b/v dan diameter hambatnya sebesar 20,25 mm, untuk uji pengamatan visual umbi bawang putih dan daun kumis kucing dalam menghambat jamur candida albicans dari hasil yang didapatkan bahwa pada uji pengamatan visual didapatkan hasil yang bersifat antagonis dari masing-masing konsentrasi dalam menghambat jamur candida albicans.Kata Kunci : Antifungi, bawang putih, daun kumis kucing, Candida albicans, Cakram kertas
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP SWAMEDIKASI DAN RASIONALITAS OBAT DI APOTEK KELURAHAN MENDAWAI KOTA PANGKALAN BUN Mustika Antik Wibawa; Poppy Dwi Citra Jaluri; Fakhruddin Fakhruddin
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.392 KB)

Abstract

Swamedikasi adalah upaya seseorang untuk mengobati penyakit atau gejala ringan tanpa resep dokter.Keterbatasan pengetahuan masyarakat tentang obat, penggunaan obat, serta penyimpanan obat merupakan penyebab terjadinya kesalahan dalam swamedikasi.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang swamedikasi dalam penggunaan obat yang rasional pada penyakit gastritis.Penelitian ini menggunakan metode observasional analitikdengan sampel penelitian pada pasien gastritis yang akan melakukan swamedikasi sebanyak 207 responden berusia 18-49 tahun yang dipilih dengan metode consecuative sampling dari 3 apotek di kelurahan mendawai. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner yang telah di uji validitas. Data dianalisis dengan uji Chis-quare menggunakan Statistical Product And Servicer Solution (SPSS).Hasil penelitian menunjukanbahwa tingkat pengetahuan responden tentang swamedikasi gastritis di tiga apotek (87,0%) tergolong baik, (10,1%) tergolong cukup dan (2,9%) tergolong kurang. Untuk penggunaan obat swamedikasi gastritis (94,2%)responden menggunakan obat secara rasional dan (2,4%) tidak rasional. Berdasarkan hasil uji Chis-quaretingkat pengetahuan swamedikasi gastritis terhadap rasionalitas didapatkan nilai p value (0,057) > alpha (0,05).Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan responden tidak berpengaruh terhadap rasionalitas penggunaan obat. Kata Kunci :Swamedikasi, Apotek, Pengetahuan, Rasionalitas penggunaan obat, Pangkalan Bun.
PENGARUH PEMBERIAAN SEDIAAN EMULGEL CHITOSAN-EKSTRAK BIJI PINANG (ARECA CATECHU .L) DAN EMULGEL CHITOSAN–EKSTRAK DAUN KEDONDONG (SPONDIAS DULCIS FROST) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR PADA TIKUS Poppy Dwi Citra Jaluri; Merry Hardiani; Nur Anidah
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 3 No 1 (2019)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.32 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v3i1.132

Abstract

Pendahuluan: Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Biji pinang (Areca catechu .L) dan daun kedondong (Spondias dulcis Frost) memiliki khasiat sebagai obat tradisional yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi sediaan emulgel chitosan-ekstrak biji pinang (Areca catechu .L) dan formulasi sediaan emulgel chitosan-ekstrak daun kedondong (Spondias dulcis Frost) terhadap penyembuhan luka bakar pada tikus.Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian true experimental laboratories dengan rancangan penelitian pre-post test only control group. Menggunakan hewan uji tikus putih sebanyak 24 ekor. Setiap group terdiri dari 4 kelompok perlakuan yaitu kontrol positif, kontrol negatif, emulgel konsentrasi 10% dan 20%. Luka bakar dibuat menggunakan besi panas. Selama ±10 detik pada bagian punggung tikus. Data yang diperoleh dianalisi menggunakan uji one-way ANOVA dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui adanya perbedaan yang sifnifikan antar kelompok perlakuan.Hasil dan Pembahasan: Hasil uji post hoc emulgel-kitosan biji pinang diperoleh konsentrasi efektif dengan nilai signifikn 0,000 dibandingkan dengan kontrol negatif serta diperoleh konsentrasi paling efektif yaitu emulgel 20%. Hal ini terbukti berpengaruh efektif terhadap penurunan luka bakar. Konsentrasi yang paling efektif adalah emulgel dengan konsentrasi 20%. Hasil analisis pada hari ke-21 menunjukkan emulgel ekstrak daun kedondong konsentrasi 20% memiliki efektivitas penyembuhan luka yang tidak berbeda signifikan dengan konsentrasi 10%. Emulgel ekstrak daun kedondong konsentrasi 20% memiliki potensi penyembuhan luka bakar yang lebih baik. Kata kunci:  Emulgel, Biji pinang (Areca catechu .L), Daun Kedondong (Spondias dulcis Frost), Kitosan, Luka bakar, Penyembuhan luka.
PELATIHAN KADER POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUMPAI BATU ATAS Febri Nur Ngazizah; Rukmini Syahleman; Poppy Dwi Citra Jaluri; Jenny Oktarina
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 2 No 1 (2018)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.575 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v2i1.113

Abstract

Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang dipilih oleh masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela (Mantra, 1983). Lanjut Usia (Lansia) merupakan seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Dari kegiatan penyuluhan ini dapat dilihat bahwa para kader dan masyarakat banyak yang belum memahami tentang pelayanan terhadap lansia. Diharapkan kader dan para lansia dapat memahami pola hidup sehat. Kata kunci : Lansia 
PENGARUH FRAKSI SEMIPOLAR DAUN KARAMUNTING (Rhodomyrtus Tomentosa (Ait.) Hassk.) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA MENCIT PUTIH JANTAN YANG DIINDUKSI ALOKSAN Dwi Lestari; Fakhruddin Fakhruddin; Poppy Dwi Citra Jaluri
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.258 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v4i2.235

Abstract

Pendahuluan: Diabetes melitus merupakan suatu kondisi gangguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi semi polar daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.) terhadap penurunan kadar glukosa mencit putih jantan yang diinduksi aloksan.Metode: Pengujian ini menggunakan hewan uji sebanyak 18 ekor mencit yang terdiri atas 6 kelompok yaitu kontrol negatif (NaCMC 0,5%), kontrol positif (glibenklamide 0,65 mg/kgBB), kelompok III dan IV diberikan ekstrak daun karamunting dengan dosis 1 gr/kgBB dan 2 gr/kgBB, kelompok V dan VI diberikan fraksi semi polar daun karamunting dengan dosis 0,4 gr/KgBB dan 0,8 gr/KgBBHasil : Analisa data menggunakan uji ANOVA menyatakan signifikasi p<0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi semipolar daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.) dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan nilai penurunan persentase kadar gula darah mendekati kontrol positif yaitu 50,35%. Kemudian uji LSD menyatakan kelompok perlakuan VI dengan nilai sig 0,809 memiliki kempuan paling baik dalam menurunkan kadar glukosa darah diantara kelompok perlakuan lain.Kesimpulan : Fraksi semi polar daun karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa (Ait.) Hassk) 0,4 gr/kgBB dan 0,8gr/kgBB dapat memberikan berpengaruh dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit putih jantan yang diinduksi aloksan. Kata Kunci : Diabetes, Daun Karamunting, Aloksan, Rhodomyrtus tomentosa                       (Ait.) Hassk.)Pendahuluan: Diabetes melitus merupakan suatu kondisi gangguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fraksi semi polar daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.) terhadap penurunan kadar glukosa mencit putih jantan yang diinduksi aloksan.Metode: Pengujian ini menggunakan hewan uji sebanyak 18 ekor mencit yang terdiri atas 6 kelompok yaitu kontrol negatif (NaCMC 0,5%), kontrol positif (glibenklamide 0,65 mg/kgBB), kelompok III dan IV diberikan ekstrak daun karamunting dengan dosis 1 gr/kgBB dan 2 gr/kgBB, kelompok V dan VI diberikan fraksi semi polar daun karamunting dengan dosis 0,4 gr/KgBB dan 0,8 gr/KgBBHasil : Analisa data menggunakan uji ANOVA menyatakan signifikasi p<0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi semipolar daun karamunting (Rhodomyrtus tomentosa (Ait.) Hassk.) dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan nilai penurunan persentase kadar gula darah mendekati kontrol positif yaitu 50,35%. Kemudian uji LSD menyatakan kelompok perlakuan VI dengan nilai sig 0,809 memiliki kempuan paling baik dalam menurunkan kadar glukosa darah diantara kelompok perlakuan lain.Kesimpulan : Fraksi semi polar daun karamunting (Rhodomyrtus Tomentosa (Ait.) Hassk) 0,4 gr/kgBB dan 0,8gr/kgBB dapat memberikan berpengaruh dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit putih jantan yang diinduksi aloksan. Kata Kunci : Diabetes, Daun Karamunting, Aloksan, Rhodomyrtus tomentosa                       (Ait.) Hassk.)
PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN MIKROEMULSI EKSTRAK DAUN KENIKIR (Cosmos caudatus) TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT TIKUS YANG DI INDUKSI HATI AYAM Muhammad Yusuf; Poppy Dwi Citra Jaluri; Yogie Irawan
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (336.38 KB)

Abstract

Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat dalam darah diatas normal. Tanaman kenikir (Cosmos caudatus) merupakan tanaman yang banyak dijumpai di lingkungan sekitar, serta tanaman yang sudah tidak asing lagi dan telah banyak dikonsumsi sebagai sayuran. Salah satu kandungan dalam kenikir adalah senyawa golongan flavonoid. Pada penelitian ini mikroemulsi ekstrak kenikir digunakan untuk menurunkan kadar asam urat pada tikus yang diinduksi hati ayam. Mikroemulsi dibuat dengan menggunakan virgin coconut oil (VCO) sebagai fase minyak, Tween 80 dan Span 80 sebagai surfaktan dan gliserin sebagai kosurfaktan. Penelitian menggunakan 15 ekor tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi jus hati ayam. Tikus dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif mikroemulsi placebo, kontrol positif mikroemulsi Allopurinol 3,6 mg/200 g BB tikus, serta kelompok perlakuan mikroemulsi daun kenikir  10 mg/200 g BB tikus yang diberikan secara peroral. Pengukuran kadar asam urat dilakukan pada hari ke-0 (kadar awal), hari ke-7 (kadar setelah induksi) dan hari ke-13(kadar setelah perlakuan). Persen penurunan kadar asam urat dalam darah dianalisis secara statistika dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil uji statistika menyatakan ada perbedaan antara kelompok kontrol negatif dan positif dengan kelompok perlakuan mikroemulsi daun kenikir memiliki nilai signifikansi 0,000. Sehingga mikroemulsi daun kenikir dapat menurunkan kadar urisemia tikus yang diinduksi ekstrak hati ayam namun memiliki kemampuan yang tidak sebaik mikroemulsi allopurinol. Kata Kunci : Mikroemulsi, Kenikir (Cosmos Caudatus), Hiperurisemia, Ekstrak Hati Ayam, Allopurinol.
PENYULUHAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA DAN PENANAMAN TANAMAN OBAT KELUARGA DI PERUMAHAN BERINGIN RINDANG KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT Poppy Dwi Citra Jaluri; Mustika Antik Wibawa; Rahman Nur Chabib
JURNAL BORNEO CENDEKIA Vol 2 No 2 (2018)
Publisher : STIKES Borneo Cendekia Medika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.251 KB) | DOI: 10.54411/jbc.v2i2.126

Abstract

Kegiatan menanami pekarangan dengan tananam obat dikenal dengan nama toga. Program yang dahulu dinamai apoetik hidup ini tengah digunakan oleh pemerintah indonesia. Istilah toga lebih mengacu kepada penataan pekarangan. Jadi tidak berarti tanaman yang hanya tanaman hias yang berkhasiat obat. Tanaman obat yang tergolong rempah-rempah atau bumbu dapur, tananam pagar, tanaman buah, tanaman sayur, atau bahkan tananam liar pun dapat ditata di pekarangan sebagai toga. Selain sebagai bahan obat bagi anggota keluarga yang sakit, tanaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk aneka keperluan sesuai dengan kegunaan lainnya. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu diawali dengan pretest, kemudian penyuluhan materi dan terakhir postest. Dari pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan ini dapat dilihat bahwa sebagian besar peserta penyuluhan yaitu 28 orang dari 35 orang  (80%) belum pernah mendapatkan penyuluhan mengenai TOGA, semua peserta penyuluhan 35 orang  (100%) belum mengetahui sembilan tanaman obat yang sudah mengalami uji klinik, hanya sebagian kecil dari peserta yaitu 7 orang dari 35 orang  (20%) yang sudah menanam TOGA di rumah atau lingkungannya, dan hanya sebagian kecil dari peserta yaitu 7 orang dari 35 orang (20%) yang sudah pernah memanfaatkan TOGA. Kata kunci : toga, lingkungan, masyarakat