Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengenalan Peran TNI AD melalui Mobile Game untuk Remaja Aditya Satyagraha; Alfonzo Ronald Koapaha; Widihardjo Widihardjo
Wimba : Jurnal Komunikasi Visual Vol. 4 No. 2 (2012)
Publisher : KK Komunikasi Visual & Multimedia Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1846.877 KB) | DOI: 10.5614/jkvw.2012.4.2.5

Abstract

Role of Indonesian Army (TNI AD) as military institution which was maintaining the sovereignty of the Unitary Republic of Indonesia (NKRI ) from all forms of threats was vital, and needed to be supported by other elements of nations, especially the young generation of Indonesia. Therefore we needed recognition and understanding of the role of the army to teenager in order to create synergy between the Army and the younger generation in an effort to defend the country. In this study, researcher was trying to provide information and knowledge about the role of the army to teenager through mobile game. The method which was used in this study was descriptive-qualitative method, the theory of communication which associated with the delivery of messages and information technology, and the Army as theme and content in the game. The technique was observations data and facts in the field than developed it into game of new theme of TNI AD. The purpose of this research was to design learning media and recognition of the role of the TNI AD by using turn-based strategy game. The preparation of this thesis performed an assessment of the technology, collected information about TNI AD, game concept, Android operation system, and another necessary supported concept. Then continued with analysis, system design, implementation and system testing. Result from this research was a game design, titled Jejak Garuda. This game was turn-based strategy game and played individualy in platform mobile device with Android operation system based. Visual game was created in 2D, in purpose to make it attractive and light for mobile device, but the gameplay was created as attractive as possible in order to make high replay value.
Ideologi Jawa dalam Sampul Majalah "Djaka Lodang" Gamaliel W. Budiharga; Widihardjo Widihardjo; Triyadi Guntur Wiratmo
Wimba : Jurnal Komunikasi Visual Vol. 3 No. 2 (2011)
Publisher : KK Komunikasi Visual & Multimedia Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2125.785 KB) | DOI: 10.5614/jkvw.2011.3.2.3

Abstract

Majalah berbahasa Jawa adalah bagian dari wacana yang terpinggirkan. Majalah tersebut terbit dengan tiras yang tergolong pas-pasan, yaitu di bawah 10.000 eksemplar. Ketika masih ada majalah-majalah yang terbit dengan bahasa daerah, maka tentunya menjadi menarik untuk memberikan apresiasi atau kritik terhadap eksistensinya. Pertanyaan lebih lanjut, apa yang ingin dicapai majalah-majalah ini jika oplahnya minim? Salah satu argumentasi yang bisa dijelaskan adalah masalah ideologi majalah. Tulisan ini hendak menguraikan tanda-tanda visual yang muncul pada sampul majalah Djaka Lodang, sebagai salah satu majalah berbahasa Jawa, kemudian membongkar ideologi yang mengendap di balik tanda-tanda tersebut. Ideologi yang menggerakkan majalah juga menjadi ideologi yang dihadirkan dalam keseluruhan desain majalah. Objek penelitian adalah majalah "Djaka Lodang"™, sebuah majalah berbahasa Jawa sebagai contoh kasus untuk mengurai permasalahan ideologi ditampilkan melalui tanda-tanda visual dalam sampulnya. Majalah Djaka Lodang adalah sebuah praktik atau manifestasi ideologi Jawa, karena di dalam majalah tersebut memuat nilai-nilai yang diyakini oleh kebudayaan Jawa sebagai konteks dari majalah itu, serta gagasan yang ingin dikomunikasikan kepada masyarakat Jawa (sasarannya). Sebagai sebuah praktik ideologis, maka tanda-tanda visual yang ada pada majalah berbahasa Jawa bisa diurai dan dimaknai dalam kerangka ideologi Jawa. Pada sampul majalah, tanda-tanda visual menjadi unsur pembangun yang paling dominan yang bisa diurai melalui analisis semiotik untuk melihat argumentasi ideologis yang ada di balik tanda-tanda tersebut.