p-Index From 2019 - 2024
1.048
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Interaksi Online
Amida Yusriana
Prodi S1 Ilmu Komunikasi

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN TINGKAT PEMROSESAN PESAN PROGRAM EDUKASI KONSUMEN DAN PESAN SOCIAL MEDIA MARKETING DI INSTAGRAM JENIUS DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN NASABAH PADA JENIUS Siti Zahara Alawiyah Yulissa; Yanuar Luqman; Nurist Surayya Ulfa; Amida Yusriana
Interaksi Online Vol 10, No 3: Juli 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyaknya kasus penipuan berbasis social engineering yang terjadi mengatasnamakan bank digital Jenius dapat memberikan dampak negatif, salah satunya pada kepercayaan nasabah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan tingkat pemrosesan pesan edukasi konsumen tentang keamanan data digital dan pesan social media marketing di Instagram Jenius dengan tingkat kepercayaan nasabah pada Jenius. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif eskplanatori, dan hipotesisnya berpedoman pada teori elaboration likelihood model (ELM). Pengumpulan data dilakukan melalui survei online terhadap 100 nasabah Jenius yang mengikuti akun Instagram Jenius (@jeniusconnect). Hipotesis penelitian dianalisis dengan uji korelasi Kendall’s Tau B. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pemrosesan pesan program edukasi konsumen (X1) dan tingkat pemrosesan pesan social media marketing di @jeniusconnect (X2) memiliki hubungan yang signifikan dengan tingkat kepercayaan pelanggan terhadap Jenius (Y), sebagaimana dijelaskan oleh angka signifikansi masing-masing ialah 0,000 dan koefisien korelasi sebesar 0,394 dan 0,328.
Strategi Komunikasi Pemerintah Kabupaten Pati dalam Penerapan Smart Governance Auralia Wahyu Pradipta; Agus Naryoso; Amida Yusriana
Interaksi Online Vol 10, No 4: Oktober 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kabupaten Pati terpilih pada program “Gerakan Menuju 100 Smart City” sejak 2018. Akan tetapi, Kabupaten Pati masih minim dalam memanfaatkan teknologi yang ada untuk pelayanan publik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi komunikasi yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Pati dalam menerapkan smart governance dengan menggunakan tahapan penyusunan strategi dari Anne Gregory serta mendeskripsikan model strategi komunikasi yang digunakan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teori yang digunakan mengacu pada Planning Theory dan strategic communication best practices model. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Pati dalam menerapkan smart governance telah melakukan penyusunan strategi komunikasi sesuai dengan konsep perencanaan dari Anne Gregory yakni mulai dari analisis masalah, menetapkan tujuan, publik, pesan, strategi dan taktik, skala waktu dan sumber daya, serta evaluasi dan tinjauan. Tujuan penerapan smart governance adalah mewujudkan pelayanan publik yang efektif dan efisien melalui penggunaan teknologi. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Pati melakukan penyampaian informasi yang bersifat informatif dan persuasif melalui berbagai cara (sosialisasi secara langsung, pelatihan, publikasi media massa maupun media online dan media sosial, serta kolaborasi lembaga) dengan menargetkan masyarakat Kabupaten Pati berusia produktif yang memiliki handphone minimal android dan paham teknologi. Evaluasi dilakukan untuk melihat ketercapaian program dimana masih belum diketahui hasilnya karena belum melakukan evaluasi di tahun ini. Tinjauan yang dilakukan digunakan untuk mengidentifikasi perubahan strategis yang perlu dilakukan pada kegiatan komunikasi berikutnya.
Maintaining Family Communication in Long-Distance Relationship Between International Students and Parents Kania Salsabila Putri Rachmadi; Turnomo Rahardjo; Amida Yusriana
Interaksi Online Vol 11, No 1: Januari 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Communication is an important thing in an individual's life. Communication is also necessary for the family environment to maintain a harmonious relationship among family members. Parents certainly want the best for their children, including children's education, and they are willing to let their children study abroad, which makes them have to undergo long-distance relationships. In long-distance relationships, parents and children will face difficulties and challenges that require them to maintain family communication, including self-disclosure and trust in each other. The theory used in this research is the Self-Disclosure Theory by Altman and Taylor (1973). This study uses a qualitative interpretive research method with a phenomenological approach focusing on the informants' experiences. In addition, the researcher used in-depth interview techniques in the data collection process to gather information about the experience of parents and children on how they maintain family communication in long-distance relationships. Based on the research conducted on children studying abroad and parents experiencing long-distance relationships, it was found that each family has different ways of maintaining family communication during long-distance relationships. Maintaining family communication in long-distance relationships requires self-disclosure and a sense of trust in each other to achieve a harmonious family relationship. In this study, parents and children are committed to maintaining family communication so that family communication can remain stable and effective as before in a long-distance relationship. Overall, results suggested that a person’s commitment to the relationship is enhanced by their maintenance efforts to maintain family communication in a long-distance relationship.
Pengalaman Komunikasi Antara Orang Tua Dan Anak Pada Kasus Seks Pranikah Di Kota Semarang Fikri Onasis; Wiwid Noor Rakhmad; Amida Yusriana
Interaksi Online Vol 10, No 4: Oktober 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masa remaja adalah masa dimana terjadi pertumbuhan fisik, psikologis, dan intelektual secara pesat. Perubahan fisik akan membawa perubahan aspek psikologis yang menyebabkan remaja memiliki tingkat keingintahuan tinggi mengenai suatu hal baru seperti menjalin hubungan yang lebih intim dengan lawan jenis. Hal inilah yang menyebabkan remaja cenderung melakukan seks bebas. Perilaku seks yang dilakukan sebelum terjadinya ikatan pernikahan disebut dengan istilah seks pranikah. Seks pranikah saat ini merupakan permasalahan sekaligus fenomena sosial. Seks pranikah juga dapat dikatakan bukan suatu penyimpangan dan hal yang tabu lagi di kalangan remaja, namun telah menjadi hal yang wajar karena telah menjadi kebiasaan bahkan trend. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya kasus seks pranikah pada kelompok remaja dari tahun ke tahun. Karena dampak seks pranikah yang sangat besar inilah yang menjadikan orang tua seharusnya bertanggung jawab untuk memberikan pengawasan yang cukup agar terhindar dari perilaku menyimpang seperti seks pranikah. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi interpersonal, teori communication privacy management, dan teori family communication. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengalaman komunikasi antara orangtua dan anak pada kasus seks pranikah di Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengalaman komunikasi antara orang tua dan anak pada umumnya intens namun komunikasi yang terjadi diantara keduanya tidak terbuka, khususnya mengenai kehidupan pribadi anak. Hal ini dikarenakan terdapat batasan privasi antara orang tua dan anak seperti orang tua tidak boleh mengecek handphone anak, anak tidak terbuka mengenai gaya pacaran, anak tidak terbuka dengan aktifitas detailnya bersama teman – temannya.
Representasi Objektifikasi Seksualitas Wanita Pada Iklan Kondom Sutra Versi “Mantap – Mantap Makin Mesra” Di Antv Pada Pukul 02.00 WIB Malam Ratih Siswanti; Sunarto Sunarto; Amida Yusriana
Interaksi Online Vol 10, No 4: Oktober 2022
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Selama ini banyak media yang mengeksploitasi perempuan sebagai objek seks yang pada akhirnya melahirkan masyarakat yang syarat dengan kekerasan terhadap perempuan. Sosok perempuan pada media dijadikan sebagai daya tarik, dan menggambarkan bahwa perempuan sebagai simbol seks, termasuk dalam Iklan. Objektifikasi gender, terutama objektifikasi perempuan adalah aspek paling suram dari iklan media massa. Perempuan yang di objektifikasi secara seksual untuk tujuan komersial salah satunya terlihat pada iklan Kondom Sutra. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ideologi gender dominan, representasi objektifikasi seksualitas, dan mengetahui bentuk – bentuk objektifikasi seksualitas wanita pada iklan Kondom Sutra tersebut. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisis dilakukan dengan teknik analisis semiotika Roland Barthes 5 kode pembacaan. Representasi tersebut dilihat dari berbagai leksia yang muncul dalam iklan dan memasukan kedalam setiap kategori 5 kode pembacaan yaitu Kode Hermeneutika, Kode Proaretik, Kode Simbolik, Kode Kultural, dan Kode Semik. Iklan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah iklan Kondom Sutra versi “Mantap Mantap Makin Mesra” di ANTV pada pukul 02.00 WIB malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat penggambaran komedi seksual di setiap adegan, dari setiap adegan menggambarkan adanya objektifikasi dan ideologi dominan. Ideologi dominan yang melandasi adalah ideologi patriarki dimana laki – laki lebih dominan dibanding perempuan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah muted group theory. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui representasi objektifikasi seksualitas wanita pada iklan yang ditayangan di televisi. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa di dalam iklan Kondom sutra versi “Mantap – Mantap Makin Mesra” bagaimana media merepresentasikan wanita sebagai objek seksualitas dan menggambarkan bagaimana laki – laki menjadi pihak yang mendominasi.
PENGELOLAAN STIGMA TRANSGENDER DALAM PROSES PEMILIHAN PASANGAN Tantri Puji Widyasari; Agus Naryoso; Amida Yusriana
Interaksi Online Vol 11, No 1: Januari 2023
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mayoritas masyarakat Indonesia kerap menyamakan transgender sebagai perilaku sosial menyimpang dan abnormal. Berkembangnya stigma kemudian membuat mereka membatasi interaksi dengan lingkungan sekitar. Stigma tersebut juga memunculkan hambatan bagi transgender dalam memilih pasangan. Oleh karena itu, individu transgender perlu mengelola stigma yang ada agar dapat memilih pasangan dalam hubungan asmara yang ingin dicapai. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi pengelolaan stigma yang dilalui individu transgender dalam proses pemilihan pasangan. Beberapa teori yang digunakan mengacu pada Teori Stigma Management Communication, A Six-Stage Model of Relationships, Teori Gender in Interpersonal Communication, dan Teori Conflict Management Styles. Penelitian ini merupakan tipe penelitian deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan fenomenologi dan mempergunakan paradigma interpretif serta teknik pengumpulan data wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh informan lebih berfokus pada strategi menghindari tanggung jawab dan mengurangi serangan stigma dengan cara menghentikan profesi PSK, mengembangkan keterampilan, aktif berorganisasi, serta menjaga perilaku baik kepada orang-orang sekitarnya. Meski sempat merasakan khawatir akan adanya kesulitan memiliki pasangan, namun seluruh informan waria pada penelitian ini telah memiliki pasangan lelaki nontransgender. Proses pemilihan pasangan oleh transgender ditinjau melalui tahapan pengembangan hubungan dari tahap contact, involvement, hingga intimacy. Selama pengembangan hubungan asmara tersebut, masing-masing informan melakukan evaluasi terkait hal-hal yang ia peroleh ketika bersama dengan calon pasangan. Hasil dari evaluasi menjadi dasar bagi informan dalam meneruskan hubungan dan memilih calon tersebut untuk dijadikan pasangan atau tidak. Secara keseluruhan, informan mengutamakan memilih pasangan yang mampu menerima identitasnya selaku waria. Namun kemudian, pada akhirnya mayoritas dari mereka tidak berkeinginan melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.