Claim Missing Document
Check
Articles

Found 26 Documents
Search

Cendera Mata Berbasis Seni Etnik Batak Atmojo, Wahyu Tri
PANGGUNG Vol 21, No 3 (2011): Narasi Metaforik. Strategi, dan Elanvital
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v21i3.298

Abstract

  
Penciptaan Batik Melayu Sumatera Utara Atmojo, Wahyu Tri
PANGGUNG Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelaja
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v23i1.89

Abstract

ABSTRACT North Sumatera is rich with local cultures, one of them is Malay’s ornament with its various mo­ tives. Unfortunately, it has not directly touched the human daily needs. The ornament which con­ tains patterns and motives needs a real effort to be formed into work of art that touches men’s need. The shape and form are implemented into batik work. The process of batik creation needs several steps in series. Making the design, applying the wax, coloring the motives, and vanishing the wax are the steps that must be taken in the process of batik creation. The products of batik creation among others are batik shirt, batik pillowcase, etc. The coloring process uses napthol with green and yellow as the specific colors of Malay ethnic. Therefore, the specific Malay batik as the local identity in North Sumatera emanates. Keywords: batik creation, Malay’s ornament    ABSTRAK Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya lokal, salah satu di antaranya adalah ornamen Melayu  dengan  berbagai  motif.  Akan  tetapi  penerapannya belum  menyentuh  secara langsung terhadap kebutuhan masyarakat. Ornamen yang di dalamnya mengandung pola dan motif memerlukan usaha nyata untuk dapat diwujudkan sebagai karya seni yang ber- hubungan langsung dengan kebutuhan manusia. Bentuk dan wujud diimplementasikan ke dalam karya batik. Proses penciptaan batik memerlukan beberapa tahapan yang saling berurutan. Pembuatan desain, pencantingan, pewarnaan hingga proses menghilangkan li- lin merupakan tahapan yang harus dijalani sebagai langkah di  dalam proses penciptaan batik. Hasil proses penciptaan batik berupa baju batik lengan pendek, sarung bantal kursi, dan lain-lain. Semua produk batik tersebut menggunakan motif Melayu Sumatera Utara. Proses pewarnaan menggunakan napthol dengan warna hijau dan kuning sebagai warna khas etnis Melayu. Dengan demikian muncul batik khas Melayu sebagai identitas lokal di Sumatera Utara. Kata kunci: penciptaan batik, ornament Melayu
IMPLEMENTASI ORNAMEN PADA KERAJINAN KERAMIK Atmojo, Wahyu Tri; ., Misgiya; ., Sriwiratma
JURNAL PENELITIAN SAINTIKA Vol 14, No 1 (2014): Maret 2014
Publisher : JURNAL PENELITIAN SAINTIKA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian HibahBersaing pada tahun kedua (tahun 2014) yang berjudul”Penciptaan Karya Seni Kerajinan Keramik Berbasis Seni EtnikBatak Sebagai Unggulan Lokal Dan Nuansa Global” yangbertujuan untuk menghasilkan karya seni kerajinan keramikdengan mengimplementasikan ornamen tradisional etnik BatakSumatera Utara. Pada tahun pertama (tahun 2013) telahdihasilkan struktur desain kerajinan keramik sejumlah 30 buahdan sketsa desain ornamen etnik Sumatera Utara. Penelitian inimerupakan formula baru yang berkaitan dengan seni kerajinankeramik berbasis seni etnik Batak sebagai unggulan lokalnuansa global.Pada tahun kedua (2014) ini merupakan implementasidesain ornamen tradisional etnik Sumatera Utara pada strukturbentuk kerajinan keramik. Pelaksanaan implementasi desainornamen yang merupakan bagian dari penelitian HibahBersaing pada tahun kedua ini ditempuh melalui tiga tahap.Tahap pertama adalah menerapkan desain ornamen padastruktur benda seni kerajinan keramik menggunakan pensil.Tahap kedua adalah melakukan finishing dengan memberikanwarna cat poster pada desain ornamen etnik Batak denganwarna khas etnik Batak, yakni merah, hitam, dan putih. Tahapketiga adalah memberikan lapisan acrylic spray paint warnaclear lacquer agar warna cat poster tidak mudah tergores.Dengan demikian pada tahun kedua ini telah dihasilkanproduk seni kerajinan keramik yang telah dihiasi dengan motifornamen etnik Sumatera Utara. Oleh karena penelitian HibahBersaing ini 3 (tiga) tahun, maka rencana pada tahun ketiga(tahun 2015) adalah melaksanakan pameran produk karya senikerajinan keramik dan melakukan focus group discussion (FGD)dengan melibatkan perajin, dosen dan mahasiswa Jurusan SeniRupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan dengan mengundang praktisi seni dan media massa. 
Penciptaan Batik Melayu Sumatera Utara Atmojo, Wahyu Tri
PANGGUNG Vol 23, No 1 (2013): Strategi dan Transformasi Tradisi Kreatif: Pembacaan, Pemaknaan, dan Pembelajar
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.861 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v23i1.89

Abstract

ABSTRACT North Sumatera is rich with local cultures, one of them is Malay’s ornament with its various mo­ tives. Unfortunately, it has not directly touched the human daily needs. The ornament which con­ tains patterns and motives needs a real effort to be formed into work of art that touches men’s need. The shape and form are implemented into batik work. The process of batik creation needs several steps in series. Making the design, applying the wax, coloring the motives, and vanishing the wax are the steps that must be taken in the process of batik creation. The products of batik creation among others are batik shirt, batik pillowcase, etc. The coloring process uses napthol with green and yellow as the specific colors of Malay ethnic. Therefore, the specific Malay batik as the local identity in North Sumatera emanates. Keywords: batik creation, Malay’s ornament    ABSTRAK Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya lokal, salah satu di antaranya adalah ornamen Melayu  dengan  berbagai  motif.  Akan  tetapi  penerapannya belum  menyentuh  secara langsung terhadap kebutuhan masyarakat. Ornamen yang di dalamnya mengandung pola dan motif memerlukan usaha nyata untuk dapat diwujudkan sebagai karya seni yang ber- hubungan langsung dengan kebutuhan manusia. Bentuk dan wujud diimplementasikan ke dalam karya batik. Proses penciptaan batik memerlukan beberapa tahapan yang saling berurutan. Pembuatan desain, pencantingan, pewarnaan hingga proses menghilangkan li- lin merupakan tahapan yang harus dijalani sebagai langkah di  dalam proses penciptaan batik. Hasil proses penciptaan batik berupa baju batik lengan pendek, sarung bantal kursi, dan lain-lain. Semua produk batik tersebut menggunakan motif Melayu Sumatera Utara. Proses pewarnaan menggunakan napthol dengan warna hijau dan kuning sebagai warna khas etnis Melayu. Dengan demikian muncul batik khas Melayu sebagai identitas lokal di Sumatera Utara. Kata kunci: penciptaan batik, ornament Melayu
PEWARNAAN KAIN IKAT CELUP MENGGUNAKAN BAHAN ALAMI DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVAL) DI SANGGAR SENI PENDOPO Ebid, Ebid; Atmojo, Wahyu Tri
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 9, No 2 (2020): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Jurusan Seni Rupa Unimed

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v9i2.20680

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk “Mendeskripsikan Proses Dan Menganalisis Hasil Pewarna Daun Jambu Biji Terhadap Kain Ikat Celup”. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Eksperimen dalam penelitian untuk mengetahui besarnya pengaruh lamanya perendaman kain dalam larutan pewarna daun jambu biji terhadap hasil pencelupan pewarna pada kain blacu.Instrument ini dijaring memalui perlakuan yaitu pembuatan kain ikat celup dengan teknik ikat celup menggunakan pewarna alami yaitu daun jambu biji yang diamati beberapa waktu tertentu, dengan demikian dapat dirtikan bahwa butir – butir komponen tentang hasil warna ragam hias teknik ikat celup melalui pewarna daun jambu biji dapat digunakan untuk menjaring data penelitian. Hasil penelitian yang dilakukan menggunakan pengamatan secara visual, hasil yang diperoleh pada selama 1 jam, 2 jam, 3 jam perendaman larutan daun jambu biji dan perendaman kain selama 2 jam, 4 jam, 6 jam di setiap rendaman larutan daun jambu biji bahwa terdapat hasil warna yang signifikan pada teknik ikat celup, terdapat pengaruh perbedaan warna pada perendaman daun jambu biji pada teknik ikat celup dan warna yang dihasilkan beragam, mulai dari hijau muda hingga gijau kecokelatan dan hasil motif berbentuk lebih terang dan jelas, berbentuk motif baru pada dasar kain  pada perendaman yang paling lama.Kata Kunci: pewarna, daun, kain.AbstractThis study aims to "describe the process and analyze the results of guava leaf dye on the tie dye." The research method used was an experiment to find the effect of certain treatments on others under controlled conditions. Experiments in this study were to determine the effect of the length of soaking the cloth in a guava leaf dye solution on the dyeing results of the calico cloth. This instrument was netted through treatment, namely the manufacture of tie-dyed fabric using natural dyes, namely guava leaves which were observed for a certain time. , thus it can be concluded that the component items regarding the color yield of the decorative variety, the tie-dye technique through guava leaf dye, can be used to capture research data.The results of the research were carried out using visual observation, the results obtained for 1 hour, 2 hours, 3 hours of soaking guava leaf solution and soaking the cloth for 2 hours, 4 hours, 6 hours in each soaking guava leaf solution that there is a color result. There is a significant effect on the tie-dye technique, there is an effect of different colors on the immersion of guava leaves in the tie-dye technique and the resulting color varies, from light green to brownish green and the resulting motifs are lighter and clearer, in the form of new motifs on the base of the cloth on soaking the longest.Keywords: dye, leaves, cloth.. 
EFEKTIVITAS KOMBINASI TERAPI DINGIN DAN MASASE DALAM PENANGANAN CEDERA ANKLE SPRAIN AKUT Wahyu Tri Atmojo; Rachmah Laksmi Ambardini
MEDIKORA Vol 16, No 1 (2017): April
Publisher : Faculty of Sports Sciences, Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.109 KB) | DOI: 10.21831/medikora.v16i1.23485

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan kombinasi terapi dingin dan masase dalam menangani cedera ankle sprain akut pada atlet pencak silat Daerah Istimewa Yogyakarta.Penelitian ini merupakan penelitian Pre-Experimental Design dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Teknik pengambilan data menggunakan tes dan pengukuran berupa tes awal dan tes akhir dengan penentuan diagnosis cedera ankle sprain akut tersebut menggunakan angket catatan medis. Populasi dalam penelitian ini adalah atlet pemusatan latihan Daerah Istimewa Yogyakarta cabang olahraga pencak silat yang mengalami cedera ankle sprain akut. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik incidental sampling. Perhitungan jumlah sampel dihitung dengan rumus Slovin dan didapat sampel sebanyak 20 atlet. Teknik analisis data menggunakan uji-t berpasangan setelah sebelumnya melalui uji prasyarat, uji normalitas, dan uji homogenitas.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna pada perlakuan kombinasi terapi dingin dan masase dalam menangani cedera ankle sprain akut, dengan indikasi berkurangnya tanda radang cedera meliputi kemerahan, suhu panas, lingkar ankle, nyeri, serta meningkatnya ROM sendi ankle dengan nilai p = 0.000 (p0.05). Secara praktis, berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kombinasi terapi dingin dan masase efektif dalam menangani cedera ankle sprain akut pada atlet Pencak Silat Daerah Istimewa Yogyakarta.
PARIWISATA DAN SENI KERAJINAN KAYU DI GIANYAR BALI KELANGSUNGAN DAN PERUBAHANNYA Wahyu Tri Atmojo
BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i69TH XXXV.2392

Abstract

  Salah satu komponen dari dunia pariwisata adalah komunitas wisatawan. Oleh karena mereka menghendaki cenderamata yang otentik dan memiliki ciri khas tertentu, maka komunitas perajin merespons kehadiran mereka dengan menciptakan seni kerajinan kayu dalam bentuk cenderamata dengan mengacu pada seni wisata yang di dalamnya mengandung lima ciri khusus. Proses penciptaan seni kerajinan kayu dalam bentuk cenderamata itu menunjukkan adanya kelangsungan dan perubahan yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal.   Kata Kunci: Pariwisata, seni kerajinan cenderamata
PARIWISATA DI GIANYAR BALI DARI WISATA BUDAYA SAMPAI WISATA WANA Wahyu Tri Atmojo
BAHAS No 69TH XXXV (2008): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i69TH XXXV.2424

Abstract

Gianyar merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia. Daerah ini banyak diketemukan berbagai macam objek wisata, seperti objek wisata budaya, objek wisata purbakala, objek wisata remaja, objek wisata bahari, dan objek wisata wana. Masing-masing objek wisata tersebut memberikan suguhan atraksi wisata yang mempesona. Banyak wisatawan yang berkunjung ke daerah ini, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Sumber daya perajin yang menciptakan berbagai macam produk cenderamata juga merupakan atraksi yang mengagumkan. Produk yang mereka hasilkan dijadikan sebagai tanda kenang-kenangan, bahwa mereka pernah berkunjung ke Gianyar.   Kata Kunci : pariwisata, wisata budaya, wisata wana
SENI KERAJINAN CENDERAMATA SEBAGAI SENI WISATA BERBASIS SENI ETNIS BATAK GUNA MENDUKUNG KEPARIWISATAAN DI SUMATERA UTARA Wahyu Tri Atmojo
BAHAS No 74TH XXXVI (2009): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v0i74TH XXXVI.2519

Abstract

Salah satu komponen pengeluaran komunitas wisatawan adalah untuk belanja seni kerajinan cenderamata. Mereka menghendaki seni kerajinan cenderamata yang memiliki ciri khas dan hasil karya masyarakat setempat. Masyarakat setempat masih menjunjung tinggi terhadap benda-benda tradisional yang diyakini memiliki kekuatan magis. Komunitas wisatawan menghendaki seni kerajinan cenderamata yang berbasis tradisional dan sumber daya masyarakat setempat itu terjadi akulturasi sehingga muncul seni kerajinan cenderamata yang disebut sebagai seni wisata (tourist art) yang di dalamnya mencerminkan lima ciri khusus. Artikel ini merupakan implementasi hasil penelitian Hibah Bersaing Tahun Pertama. Pelaksanaan penelitian tahun pertama ditempuh melalui tiga tahap, yakni identifikasi, klasifikasi, dan eksplanasi. Tahap I adalah mengidentifikasi data yang telah dikumpulkan berkaitan dengan ornamen dan benda pakai tradisional di lima etnis Batak. Tahap ke II adalah mengklasifikasi terhadap jenis ornamen dan benda pakai tradisional etnis Batak. Tahap ke III adalah memberikan penjelasan secara komprehensip dan menentukan jenis ornamen maupun benda pakai tradisional etnis Batak sebagai bahan acuan merumuskan model seni kerajinan cenderamata sebagai seni wisata untuk mendukung kepariwisataan di Sumatera Utara.   Kata Kunci: Seni kerajinan cenderamata, seni wisata, dan seni etnis Batak
KETERAMPILAN MEMBUAT BATIK BAGI KOMUNITAS IBU-IBU RUMAH TANGGA DI DESA BANDAR SETIA Wahyu Tri Atmojo; Hida yat; La Ane
BAHAS Vol 28, No 3 (2017): BAHAS
Publisher : BAHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/bhs.v28i3.10070

Abstract

Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi mitra, yakni: peningkatan keterampilan dalam pembuatan kerajinan tangan khususnya pembuatan kerajinan batik; mengaktifkan program dasa wisma di bawah organisasi PKK dibidang pendidikan dan keterampilan, dan memberikan pengetahuan dan wawasan dalam mengelola usaha. Adapun manfaat yang diperoleh mitra  dari kegiatan ini adalah: (1) meningkatnya pengetahuan dan keterampilan serta produktivitas mitra dalam pembuatan kerajinan khususnya kerajinan batik; (2) Berjalannya program kegiatan Dasa Wisma di bawah organisasi PKK di Desa Bandar Setia dibidang keterampilan dalam pembuatan kerajinan tangan khususnya kerajinan batik. Metode pendekatan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan mitra adalah metode pelatihan, demonstrasi, praktek langsung, dan pendampingan.Pelaksanaan pengabdian dilakukan oleh Dr. Wahyu Tri Atmojo, M. Hum (Dosen Jurusan Seni Rupa FBS), Dr. Hidayat, M. Si (Jurusan Sejarah, FIS) dan Drs. La Ane (Jurusan Akuntansi, FE). Hasil luaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat dihasilkannya karya kerajinan batik. Setiap peserta menghasilkan 2 (dua) lembar kain batik. Desain yang mereka hasilkan mengikuti motif dan warna khas Sumatera Utara. Karya kerajinan batik tersebut dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan sandang maupun aksesoris rumah tangga dengan memodifikasi potongan kain sehingga ada perpaduan sesuai mode yang dikehendaki.