Mhd Nur
Universitas Andalas

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Badai Kehidupan Dalam Sejarah Masyarakat Nelayan di Nagari Air Haji Pesisir Selatan Sri Haryati Putri; Gusti Asnan; Mhd Nur
Bakaba : Jurnal Sejarah, Kebudayaan dan Kependidikan Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/bakaba.2020.v8i2.3612

Abstract

Nagari Airhaji dapat ditemukan sebuah potret kehidupan desa nelayan tradisional, yang dalam menggerakkan aktivitas perekonomiannya adalah sektor kelautan dan sangat mengandalkan mata pencaharian masyarakat sebagai nelayan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang bertujuan untuk mengetahui dinamika  kehidupan masyarakat dalam menjalani kehidupan sebagai seorang nelayan. Pada prinsipnya, para nelayan di Nagari Airhaji menyebut dirinya dengan sebutan “urang kapa”. Hal ini disebabkan oleh kedekatan hubungan emosional dan sehari-hari begitu dekat dan akrab dengan dunia laut. Bukan tidak mungkin apapun dapat terjadi di dalam laut termasuk pertaruhan nyawa apabila badai dan gelombang menghancurkan kapal sebagai tempat berlindung bagi nelayan. Meskipun demikian, dengan segala resiko dan rintangan yang dihadapi, tidak jarang ditemukan nelayan yang selama puluhan tahun menggantungkan hidupnya sebagai nelayan.
RIWAYAT PERADABAN AWAL ISLAM MINANGKABAU DI NAGARI TAPAKIS ULAKAN KABUPATEN PADANG PARIAMAN Mhd Nur
Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam Vol 7, No 1 (2022): JUNI
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/ttjksi.v7i1.7486

Abstract

Nagari Tapakis is located in Ulakan Tapakis District, Padang Pariaman Regency. The position of this nagari is on the west coast of West Sumatra facing the Indian Ocean. The purpose of this study is to reveal and explain the first entry of Islam in Nagari Tapakis which was developed by Sheikh Madinanh. Then continued by his student Sheikh Burhanuddin by developing Islam in Ulakan. The method used in this research is the historical method, which consists of heuristics, criticism, interpretation, and historiography stages. Sheikh Medina and Sheikh Burhanuddin have changed the civilization of ignorance in Tapakis into an Islamic civilization. They further developed the religion of Islam in the Minangkabau darek area. The nuances of the economic life of the Tapakis community after embracing Islam changed and they still depend on the sea. The world of agriculture is still dominant because the land is fertile. Pre-Islamic socio-religious conditions in Tapakis became unstable when Islam entered. Several surau were built and spread in Tapakis District as Islamic educational institutions. Many of the community members who initially worked as fishermen and active farmers also studied Islam, because it was easy to learn Islam. Many parents gave their children to Sheikh Burhanuddin to be educated in Islam
Badai Kehidupan Dalam Sejarah Masyarakat Nelayan di Nagari Air Haji Pesisir Selatan Sri Haryati Putri; Gusti Asnan; Mhd Nur
Bakaba Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Laboratorium Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1171.026 KB) | DOI: 10.22202/bakaba.2020.v8i2.3612

Abstract

Nagari Airhaji dapat ditemukan sebuah potret kehidupan desa nelayan tradisional, yang dalam menggerakkan aktivitas perekonomiannya adalah sektor kelautan dan sangat mengandalkan mata pencaharian masyarakat sebagai nelayan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang bertujuan untuk mengetahui dinamika  kehidupan masyarakat dalam menjalani kehidupan sebagai seorang nelayan. Pada prinsipnya, para nelayan di Nagari Airhaji menyebut dirinya dengan sebutan “urang kapa”. Hal ini disebabkan oleh kedekatan hubungan emosional dan sehari-hari begitu dekat dan akrab dengan dunia laut. Bukan tidak mungkin apapun dapat terjadi di dalam laut termasuk pertaruhan nyawa apabila badai dan gelombang menghancurkan kapal sebagai tempat berlindung bagi nelayan. Meskipun demikian, dengan segala resiko dan rintangan yang dihadapi, tidak jarang ditemukan nelayan yang selama puluhan tahun menggantungkan hidupnya sebagai nelayan.