Bambang Edi Warsito
Program Studi Ilmu Keperawatan

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN KUALITAS DOKUMENTASI PROSES ASUHAN KEPERAWATAN Yanti, Retyaningsih Ida; Warsito, Bambang Edi
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dokumentasi dalam keperawatan memegang peranan penting terhadap segala macam tuntutan masyarakat yang semakin kritis dan mempengaruhi kesadaran masyarakat akan hak-haknya dari suatuunit kesehatan. Pendokumentasian yang tidak dilakukan dengan lengkap dapat menurunkan mutu pelayanan keperawatan karena tidak dapat mengidentifikasi sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diberikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat, motivasi, dan supervisi dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 106 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57 (53,8%) responden berusia kurang dari 32 tahun, 88 (83,0%) responden berjenis kelamin wanita, 73 (68,9%) responden tingkat pendidikannya DIII Keperawatan, 54 (50,9%) responden masa kerja kurang dari 7 tahun, 74 (69,8%) responden tidak pernah mengikuti pelatihan pendokumentasian asuhan keperawatan, 56 (52,8%) responden motivasi pendokumentasian asuhan keperawatan tidak baik, 90 (84,9%) responden persepsi terhadap supervisi kepala ruang tentang pendokumentasian asuhan keperawatan baik, dan 58 (54,7%) kualitas dokumentasi kurang baik. Hasil penelitian tidak ada hubungan antara umur P value=0,478 (P >0,05), jenis kelamin P value = 0,659,tingkat pendidikan P value = 0,902, masa kerja P value = 0,546, dan pelatihan P value = 0,521 dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Ada hubungan antara motivasi P value = 0,036 dan supervisi kepala ruang P value = 0,041 dengan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah motivasi perawat yang tidak baik cenderung kualitas dokumentasi juga tidak baik (P value 0,036). Supervisi mempunyai hubungan yang signifikan dalam meningkatkan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan (P value = 0,041).
TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PERAWATAN PASIEN HALUSINASI DENGAN FREKUENSI KEKAMBUHAN PASIEN HALUSINASI DI RUMAH Sari, Anisa Setya; Warsito, Bambang Edi
medisains Vol 17, No 2 (2014)
Publisher : medisains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hallucination is a part of psychiatric health problem that today, the number of statistic of this case is more increase.This problem is not only became the responsibility of psychiatric hospital, but family also contributesto decide the carefulness which patient needs in home. Family’s level of knowledge about caring is importantto take research in correlation with the relapse that makes patient must to stay again in psychiatric hospital.This research was quantitative with analytic correlation method. The instrument used questioner. Populationin this research were all of the family who has family member as patient who checked up to Clinic of AminoGondohutomo Psychiatric Hospital Semarang, with the average of hallucination cases per month in 2010 were103. Sample taken with purposive sampling as much 82 respondents according to the inclusion and exclusioncriteria made by researcher. The correlation between family’s level of knowledge and frequency of relapsewere analyzed by Chi Square correlation. The research showed that there is no significant correlation betweenfamily’s level of knowledge about caring for hallucination patient with frequency of relapse in home (p value>α).The research concluded that family’s level of knowledge is only a little part of factors that influences family’sbehavior in caring for hallucination patient in home. It needs to do deeper assessment about the causes ofrelapse on hallucination patient in home.Keyword: family’s level of knowledge, relapse, hallucination
Shift Kerja Dan Beban Kerja Berpengaruh Terhadap Terjadinya Kelelahan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Di Rumah Sakit Pemerintah Rusdi, Rusdi; Warsito, Bambang Edi
Jurnal Manajemen Keperawatan Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Manajemen Keperawatan
Publisher : Jurnal Manajemen Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Effects of Work Shift and Workload towards the Occurrence of Nurses Work Fatigue in Inpatient Ward of Governence Hospital. Introduction: Nurses work fatigue is an important problem in any industrial process, including nursing services industrial sector. Nurses work fatigue can lead to work accidents to patients and nurses themselves. Heavy workload and patterns of non-standard work shift can lead to work fatigue to nurses who work in shifts. Methods: This research aims to determine the effect of work shift and workload on nurses work fatigue. The kind of this research is an analytical survey with cross sectional design. The subjects of this research are 30 respondents. Each respondent was measured its fatigue before and after working. Work shift was measured by using a standard checklist sheet of work shift,workload was measured by using the daily log and work fatigue was measured by using a Raction meter Lakasidaya L 77. Result: Data analysis was performed by using bivariate analysis with Chi-Square test to determine the effect of the independent variables on the dependent variable and multivariate analysis by using logistic regression analysis with Backward LR method.The results of bivariate analysis of the independent variable that influences on the dependent variable (nurses work fatigue) are: morning work shift (p value = 0.030), evining work shift )p value = 0,038), night work shift (p value = 0.042), morning workload (p value = 0.014), evening workload (p value = 0.042) and night workloads (p value = 0.004). On the multivariate analysis, the variables that influence are morning work shift (OR = 0.082), night work shift (OR = 0.053), night workload (OR = 0.028). Recommendation: For Nurse manager, the result this research can be input for humen resource policy in shift system must gain for work shift and work load standard.
PENGARUH TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI KELURAHAN KARANGSARI KABUPATEN KENDAL Susanti, Wiwi; Warsito, Bambang Edi; Armunanto, -
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2013: PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PPNI JAWA TENGAH
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.45 KB)

Abstract

Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistole sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastole sedikitnya 90 mmHg. Pada pasien hipertensi dapat menggunakan penatalaksanaan non farmokologi, salah satunya dengan terapi  imajinasi terpimpin. Terapi Imajinasi terpimpin merupakan terapi yang bertujuan untuk menahan terbentuknya respon stress, terutama dalam sistem saraf dan hormon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi imajinasi terpimpin terhadap perubahan tekanan darah pada hipertensi di Kelurahan Karangsari Kabupaten Kendal. Desain penelitian pra eksperimental menggunakan metode one group pretest-posttest design. Jumlah sampel sebanyak 29 responden dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan uji normalitas Shapiro – Wilk yang menunjukan p value  < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Selanjutnya dilakukan uji beda menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil uji statistik menunjukkan nilai value tekanan darah sistole sebelum dan sesudah diberikan terapi imajinasi terpimpin (0,001) lebih kecil darinilai alpha (0,05),  value tekanan darah diastole sebelum dan sesudah diberikan terapi imajinasi terpimpin  (0,001) lebih kecil dari nilai alpha (0,05), sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan ada pengaruh terapi imajinasi terpimpin terhadap perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi di Kelurahan  Karangsari Kabupaten Kendal. Saran peneliti, Terapi imajinasi terpimpin perlu dijadikan sebagai salah satu tindakankeperawatan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Kata kunci  :  Tekanan darah ,Terapi imajinasi terpimpin.
PENGARUH PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG FUNGSI MANAJERIAL KEPALA RUANG TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Warsito, Bambang Edi; Mawarni, Atik
Nurse Media Journal of Nursing Vol 1, No 1 (2007): MEDIA NERS
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (133.666 KB) | DOI: 10.14710/nmjn.v1i1.281

Abstract

Influence of the Nurse’s Perception about Function of the Head Nurse Management toward Nursing Care Management Implementation at Inpatient Room of Dr. Amino Gondohutomo District Mentally Hospital in Semarang. The functions of management such as planning, organizing, guiding, monitoring, and controlling had not been done well by the head nurse. Nursing management is important to determine the nursing care services for client at inpatient room. Aim of this research was to analyse influence of the nurse’s perception about function of the head nurse management toward nursing care management implementation at Inpatient Room of Dr. Amino Gondohutomo District Mentally Hospital in Semarang. This was a quantitative and qualitative research with cross sectional approach. Population was nurses at inpatient room and all head nurses. Number of sample was 52 nurses taken by Proportionate stratified random sampling at 12 inpatient rooms. The questionair was used to collect data continued with cross check to the head nurses about perception of management. Result of this research showed that implementing of nursing care management is good (65,4%). Perception of a nurse about the head’s nurse management namely: (1) Good planning (53,8%), no significant association (p=0,857), and no influence (p=0,543, Exp B=0,700). (2) Good organizing (55,8%), no significant association (p=0,982), and no influence (p=0,982, Exp B=1,013). (3) Good guiding (75%), significant associated (p=0,002), and significant influence (p=0,035, Exp B=4,888). (4) Not good monitoring (51,9%), significant association (p=0,007), and significant influence (p=0,068, Exp B=3,679). (5) Not good controlling (59,6%), no significant association (p=0,873), and no influence (p=0,873, Exp B=1,100). Conclusion of the research is the nurse who perceives not good the head’s nurse guiding has a risk to be not implementing the nursing care management (p=0,035, Exp B=4,888), and the nurse who perceives not good the head’s nurse monitoring has a risk to be not implementing the nursing care management (p=0,068, Exp B=3,679).
PENGARUH SUPPORTIF EDUKATIF TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI: LITERATUR REVIEW ., Sutarwi; Warsito, Bambang Edi
JURNAL ILMU KEPERAWATAN INDONESIA (JIKI) Vol 12 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 12 No 1 April 2019
Publisher : JURNAL ILMU KEPERAWATAN INDONESIA (JIKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (32.638 KB)

Abstract

Edukasi Suportif merupakan salah satu intervensi keperawatan dalam mendukung pasien untuk meningkatkan pengetahuan pre operasi. Pengalaman di lapangan masih banyak pasien yang belum tahu tentang persiapan-persiapan sebelum di lakukan pre operasi. Salah satu fokus asuhan keperawatan pada perioperatif adalah fase pre operasi, pada fase ini perawat melakukan penyuluhan atau memberikan informasi, hal ini di definisikan sebagai tindakan supportif dan edukasi yang dilakukan perawat untuk membantu pasien operasi dalam meningkatkan kesehatannya sendiri sebelum dan sesudah dilakukan operasi. Manfaat Supportif Edukatif pada pasien pre operasi adalah pasien dapat memahami alasan pentingnya berbagai latihan untuk memulihkan kondisi pada pasca operasi dan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, cara melakukan latihan dengan benar, mengurangi komplikasi pada setiap pemulihan, serta akan mempersingkat waktu rawat inap di rumah sakit. Operasi merupakan tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,operasi yang di tunggu pelaksanaannya akan .menyebabkan kecemasan pada pasien. Kecemasan yang terjadi di hubungkan dengan rasa nyeri,kemungkinan cacat, menjadi bergantung dengan orang lain dan mungkin mati. Operasi adalah penyembuhan penyakit dengan jalan memotong,mengiris anggota tubuh yang sakit. Biasanya dilaksanakan dengan anestesi baik general maupun regional, di rawat inap. Anestesi general yaitu anestesi yang bertujuan untuk menghilangkan sensasi di seluruh tubuh dan kesadaran, jenis operasi yang dilaksanakan lebih serius daripada operasi kecil, operasi ini beresiko pada ancaman jiwa.
PERAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PENCEGAHAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA :LITERATUR REVIEW Triyani, Feri Agus; Warsito, Bambang Edi
JURNAL ILMU KEPERAWATAN INDONESIA (JIKI) Vol 12 No 1 (2019): Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 12 No 1 April 2019
Publisher : JURNAL ILMU KEPERAWATAN INDONESIA (JIKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (25.236 KB)

Abstract

Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa yang ditandai oleh adanya penyimpangan yang sangat dasar dan adanya perbedaan dari pikiran, disertai dengan adanya ekspresi emosi yang tidak wajar. Salah satu pengaruh terjadinya kekambuhan pada pasien skizofrenia yaitu adanya faktor keluarga dengan emosi yang tinggi. Namun peran dukungan keluarga dengan sikap menerima merupakan faktor pendukung dalam proses penyembuhan pasien skizofrenia terutama dalam mencegah kekambuhan. Tujuan : Memberikan gambaran dalam mencegah kekambuhan pada pasien skizofrenia dengan peran dukungan keluarga. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studiliterature review. Sumber pustaka yang digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah dengan melakukan telaah jurnal dan buku referensi. Kata kunci dalam pencarian yaitu Peran dukungan keluarga, kekambuhan, pasien skizofrenia Dukungan emosional dapat memberikan perasaan nyaman, pemberian perhatian yang mana pada pasien skizofren hal tersebut sangat dibutuhkan agar tidak merasa diasingkan, Dukungan informasional keluarga merupakan bentuk dukungan pemberian informasi yang dapat menekan stresor pada pasien skizofrenia, Dukungan Instrumental merupakan salah satu dukungan dalam pemenuhan kebutuhan seperti makan, minum istirahat pada penderit dan dukungan penilaian dalam mengenali dan mengatasi kondisi yang sedang dialami oleh pasien skizofren dalam pencegahan kekambuhan. Peran keluarga dengan dukungan secara emosional, informasional, instrumental dan penilaian dapat dilakukan dalam pencegahan kekambuhan pada pasien skizofrenia.
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP : LITERATUR REVIEW Suweko, Hadi; Warsito, Bambang Edi
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 10, No 1 (2019): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : STIKES Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v10i1.532

Abstract

Perilaku caring perawat merupakan salah satu aspek penting dalam memenuhi kepuasan pasien, hal ini menjadi salah satu indikator kualitas pelayanan disebuah rumah sakit. Tujuan  Untuk mengetahui hubungan  perilaku caring perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap di rumah sakit. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi literature review. Sumber pustaka yang digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah dengan melakukan telaah jurnal dan buku referensi dengan kata kunci  perilaku caring perawat, dan kepuasan pasien. Hasil Perilaku caring perawat berhubungan dengan tingkat  kepuasan pasien di ruang rawat inap rumah sakit. Perubahan leadership dalam profesi keperawatan terus dikembangkan, diharapkan dapat diaplikasikan secara nyata, semakin berkembang, semakin diakui dan dapat  menunjukkan kinerja yang profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan. Kesimpulan ada hubungan yang signifikan perilaku caring Perawat dengan tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap rumah sakit. Perilaku caring sangat penting bagi setiap orang, juga sangat dibutuhkan bagi perawat selaku pemberi asuhan keperawatan di rumah sakit.
Analisis Karakteristik Individu Terhadap Kejenuhan Perawat Triwijayanti, Renny; Dwiantoro, Luky; Warsito, Bambang Edi
Journal of Nursing and Health Vol. 1 No. 1 (2016): Journal of Nursing and Health
Publisher : Yakpermas Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52488/jnh.v1i1.35

Abstract

Latar belakang : Kejenuhan kerja prevalensi sangat tinggi dalam perawatan, terutama tenaga kesehatan dan perawat, karena mereka selalu mengalami situasi kerja yang memacu stres, bekerja dengan kontak langsung pada pasien yang memiliki tingkat penyakit yang berbeda. Perawat mengalami burnout lebih tinggi dibandingkan dengan profesi lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik perawat terhadap kejenuhan kerja perawat. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross sectional terhadap 85 perawat di ruang rawat inap. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kejenuhan kerja dengan skala Maslach Burnout Inventory. Hasil : Dari hipotesis yang ada didapatkan terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan masa kerja dengan burnout perawat. Berkenaan dengan kejenuhan menyimpulkan bahwa perawat muda cendrung mengalami burnout lebih tinggi dari perawat tua. Perawat dengan masa kerja lebih lama cendrung mengalami burnout lebih rendah. Kesimpulan : Untuk meningkatkan program yang dapat menurunkan kecendrungan burnout dengan memberikan kesempatan kepada perawat yang lebih muda untuk ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan perawat. Kata kunci : Kontrol Diri Dan Kejenuhan Kerja, Usia Perawat.