Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

TRAGEDI DALAM BUKU PROSA LIRIK CALON ARANG: KISAH PEREMPUAN KORBAN PATRIARKI KARYA TOETI HERATY Gusti Ngurah Teguh Arya Saputra; I Wayan Dauh; Ni Nyoman Sri Winarti
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 5 No 1 (2022): Vidya Wertta: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prosa Lirik Calon Arang karya Toeti Heraty merupakan karya sastra feminism atau feminime writing. Kecendrungan sastra feminime writing adalah mengangkat tema tentang tubuh dan perempuan sebagai subyek sosial budaya dan cenderung mendekonstruksi teks-teks tradisional. Salah satunya adalah pembelaan pengarang terhadap tokoh Calon Arang yang selama ini bagi pengarang diberi stigma tradisional sebagai perempuan jahat. Melalui tokoh yang digambarkan secara bebas ini, peneliti mencoba meneliti lebih dalam hubungan prosa lirik Calon Arang. Adapun rumusan masalah yang diangkat adalah: (1) Bagaimanakah tragedi dalam Prosa Lirik Calon Arang : Kisah Perempuan Korban Patriarki Karya Toeti Heraty? Adapun teori yang digunakan untuk membedah persoalan adalah tragedi Nietzschean untuk menganalisa alur cerita yang terkandung dalam prosa lirik Calon Arang, menganalisa dua tokoh yaitu Calon Arang dan Mpu Baradah serta menghubungkan figur Calon Arang terhadap kebudayaan Bali. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) teks prosa lirik Calon Arang tidak hanya sebuah teks feminime writing saja melainkan didaalmnya tersimpan tragedi. Calon Arang sebagai sebuah figur yang mewakili kebuasan, keliaran, dan kemabukan, dan pemberontakan sedangkan Mpu Baradah sebagai counter-figure merupakan tokoh yang memiliki visi, misi kehidupan yang teratur, mewah dan harmonis.
AJARAN KARMAPHALA DAN PANCA SATYA DALAM GEGURITAN JAYAPRANA I Wayan Dauh
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 2 No 1 (2019): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (641.881 KB) | DOI: 10.32795/vw.v2i1.323

Abstract

Karya sastra Bali tradisional seperti Gaguritan sangat penting perannya. Apalagi di dalamnya terdapat nilai dasar ajaran agama Hindu. Artikel ini berupaya mengkaji ajaran agama Hindu yang terkandung dalam Geguritan Jayaprana. Setidaknya, berdasarkan hasil kajian, ajaran agama Hindu yang terkandung dalam Gaguritan Jayaprana adalah (1) ajaran Karmaphala dan (2) Ajaran Panca Satya.
PANCA GENTA AGEM-AGEMAN IDA RSI BHUJANGGA WAISNAWA PADA UPACARA BHUTA YADNYA I Wayan Dauh; Anak Agung Gede Dira
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 3 No 2 (2020): Vidya Wertta, Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel ini membahas tentang Panca Genta dalam agem-ageman Ida Rsi Bhujangga Waisnawa pada Upacara Bhuta Yadnya. Bentuk “Panca Genta” adalah 5 (lima) buah benda sakral yang memiliki bentuk yang berbeda-beda seperti Genta Padma, Genta Uter dan Genta Orag memiliki bentuk yang agak mirip, Katipluk berbentuk seperti gendang dan Sungu atau Sangka dibentuk dari kulit kerang besar sebagai terompet. Tetapi ke lima itu memiliki fungsi yang sama saat pelaksanaan Upacara Bhuta Yadnya. Fungsi “Panca Genta” adalah menghubungkan secara spritual antara para Sadhaka dengan para Dewa-Dewa, juga menarik dan mengumpulkan roh-roh alam bawah seperti setan, tonya, memedi, bhuta kala, dan roh-roh yang mengganggu alam ini, untuk dibersihkan, dan berfungsi untuk “Nyomya” atau meng inisiasi para roh-roh jahat dan roh alam bawah, agar sifat Bhuta berubah menjadi sifat Dewa.
TRADISI MELASTI DALAM RANGKAIAN HARI RAYA NYEPI DI DESA PANCASARI, SUKASADA, BULELENG I Wayan Dauh; Made Bagus Surya Dharma
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 4 No 1 (2021): Vidya Wertta: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/vw.v4i1.1704

Abstract

Ritual melasti di Desa Pancasari berbeda dengan desa-desa lainnya di Bali. Pelaksanaan ritual melasti tidak hanya dilaksanakan di danau saja, melainkan juga di laut. Melasti di danau dilakukan saban menjelang Hari Raya Nyepi, sementara melasti di laut dilaksanakan apabila melasti biasa juga dilakukan selama lima tahun. Makna tradisi melasti yang dilaksanakan antara di danau dan laut tidak jauh berbeda. Hanya saja jika upacara melasti dilakukan di danau pelaksanaannya menggunakan satu tirta atau satu mata air saja dan pemujaannya kepada Dewi Danuh. Jika melasti dilakukan di laut maka upacara pelaksanaannya berada pada tingkat yang utama atau dalam agama Hindu disebut utamaning utama karena laut merupakan sumber dari segala sumber mata air yang ada. Laut merupakan muara dari semua sumber mata air yang disebut (Narmada).
PENANAMAN NILAI SRADHA MELALUI DHARMAGITA I Wayan Dauh; Ni Ketut Sukiani; Ni Ketut Mustiari
VIDYA WERTTA : Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia Vol 4 No 2 (2021): Vidya Wertta: Media Komunikasi Universitas Hindu Indonesia
Publisher : FAKULTAS ILMU AGAMA DAN KEBUDAYAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemajuan teknologi dan informasi berlangsung sangat cepat. Generasi kini sudah mudah mengakses segala jenis informasi dan pengetahuan, baik itu informasi yang positif bagi tumbuh kembang anak dan pembentukan karakternya, begitu juga informasi yang justru membuat generasi berkembang tanpa arah. Hanya saja jika perkembangan teknologi yang sangat canggih tidak dibarengi dengan penanaman nilai dan moralitas akan berdampak buruk pada generasi muda. Mereka akan tercerabut dari ruang-ruang sosial, budaya dan keagamaannya. Maka dari itu, penelitian ini berupaya untuk mengkaji perihal peranan budaya khususnya aktivitas dharmagita dalam upaya penanaman nilai untuk memperkuat keimanan generasi muda Hindu.
Jejak Kuasa Majapahit dalam Kebertahanan Tradisi Mesabatan Biu di Desa Wisata Tenganan Dauh Tukad Kabupaten Karangasem, Bali A. A. Kade Sri Yudari Sri; I Wayan Dauh
Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal Vol 1 No 1 (2021): Arif: Jurnal Sastra dan Kearifan Lokal
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (639.855 KB) | DOI: 10.21009/Arif.011.08

Abstract

Tulisan ini mengkaji kearifan lokal yang dilakukan para pemuda Tenganan Dauh Tukad ketika memasuki masa akil balig, setiap tahun, pada bulan ketiga menurut perhitungan kalender setempat. Tujuan penelitian untuk mengetahui alasan tradisi mesabatan biu dipertahankan dan mengetahui makna simbol–simbol yang digunakan dalam atraksi. Dengan menggunakan metode kualitatif, analisis deskriptif interpretatif serta pendekatan antropologi sastra dapat mengungkap sikap dan perilaku masyarakat yang berpegang teguh pada keyakinan terhadap mitologi dan pemujaan leluhur. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa tradisi mesabatan biu mengingatkan keperkasaan para pendahulu saat mempertahankan wilayah yang akhirnya jatuh di tangan penguasa Majapahit. Hal ini terbukti masih eksisnya bangunan suci Pura Dalem Majapahit sebagai simbol kuasanya. Adapun sarana yang digunakan hanyalah simbol bahwa wilayah tersebut merupakan perkebunan kelapa dan pisang. Semangat pantang menyerah mempertahankan wilayah terekspresi melahirkan tradisi perang-perangan yang unik. Kondisi demikian menjadikan desa Tenganan Dauh Tukad sebagai salah satu desa wisata di Kabupaten Karangasem.
KAJIAN ETNOMEDISIN LIRIK PUPUH PUCUNG DAN AKTUALISASINYA PADA PERILAKU SOSIO-RELIGIUS MASYARAKAT HINDU BALI Putu Sabda Jayendra; Gusti Ngurah Yoga Semadi; I Wayan Dauh
Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 22 No 2 (2022): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v22i2.3394

Abstract

Pupuh Pucung merupakan salah satu bentuk kearifan lokal Bali yang berbentuk nyanyian tembang atau gending. Masyarakat Bali juga lazim mengenalnya dengan istilah “gending Bibi Anu” dan tergolong dalam kelompok Sekar Alit. Lirik Pupuh Pucung ini dalam pemahaman mayoritas masyarakat Hindu di Bali dikait-kaitkan dengan tuntunan hidup, pembentukan karakter, serta membentuk manusia yang sejati dan utama. Namun lirik dalam Pupuh Pucung juga memiliki makna lain dalam perspektif ilmu kesehatan. Lirik tersebut mengandung petunjuk (clue) tentang dasar pencegahan penyakit. Hal ini karena apabila dikaitkan dengan kehidupan sosio-religius masyarakat Hindu Bali, sarana yang disebutkan dalam lirik tersebut berupa mesui dan bawang sangat lumrah digunakan dalam berbagai ritual keagamaan dan perlindungan dalam aspek magis. Dengan kata lain, berbagai ritual yang menggunakan sarana yang disebut secara tersurat dalam lirik Pupuh Pucung tersebut sesungguhnya merupakan pola-pola etnomedisin. Etnomedisin merupakan pola-pola tindakan yang berhubungan dengan pengobatan medis dengan unsur-unsur budaya. Oleh sebab itu, perilaku religius yang berpedoman pada lirik Pupuh Pucung tersebut sesungguhnya bukan tindakan yang berdasar mitos semata, namun dapat dikaji kebenarannya secara ilmiah.
PENDAMPINGAN DAN OPTIMALISASI PERAN KADER POSYANDU DALAM PENCEGAHAN MALNUTRISI PADA ANAK DI BANJAR KAYEHAN, BALI Putu Nuniek Hutnaleontina; I Wayan Dauh; Ni Ketut Mulyadewi; Putu Ayu Windarmayanthi; Ni Putu Delia Trisna Pratami; Raka Aris Januarta; Nyoman Arista Puspa Dewi
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 12 (2023): Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v6i12.4476-4483

Abstract

Posyandu memainkan peran penting dan strategis dalam memperluas akses ke layanan kesehatan ibu dan anak, serta mendeteksi dan mengintervensi sejak dini pertumbuhan dan perkembangan anak balita melalui penimbangan dan pengukuran rutin ke pos pelayanan terpadu (posyandu). Keberadaan posyandu memungkinkan pemerintah untuk memperluas jangkauan layanan kesehatan masyarakat, terutama untuk ibu dan anak. Kegiatan pendampingan ini bertujuan untuk mendukung upaya kader Desa Dawan dalam memantau pertumbuhan balita di Banjar Kayehan, dengan fokus pada penyuluhan yang tidak disengaja tentang pentingnya gizi anak. Hasil dari kegiatan ini telah memberikan kesadaran kepada orang tua balita terkait pentingnya mengikuti kegiatan posyandu setiap bulan dan pemenuhan gizi anak untuk mencegah stunting serta malnutrisi secara berkepanjangan. Hasil kegiatan ini sangat diapresiasi oleh orang tua balita dengan antusias yang tinggi untuk mengikuti kegiatan ini. Kedepan, kegiatan ini harus dilaksanakan secara berkelanjutan guna memaksimalisasi program pencegahan dan pengendalian stunting di Indonesia.