Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS GEJALA MORFOFONEMIK DALAM DIALEK BAHASA SUNDA DI KECAMATAN SINDANGWANGI, KABUPATEN MAJALENGKA (ANALYSIS OF MORPHOPHONEMIC SYMPTOMS IN SUNDANESE DIALECT, SINDANGWANGI DISTRICT, MAJALENGKA) Allif Pradana; Lia M. Indriyani; Wagiati Wagiati
Metalingua: Jurnal Penelitian Bahasa Vol 20, No 1 (2022): METALINGUA EDISI JUNI 2022
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/metalingua.v20i1.917

Abstract

AbstrakPenelitian ini  bertujuan untuk mengetahui analisis terhadap gejala morfofonemik dalam dialek Bahasa Sunda Kecamatan Sindangwangi. Teori yang akan dibahas tersebut dikaji berdasarkan teori morfofonemik  yang bertujuan untuk menganalisis perubahan bunyi dalam variasi bahasa dialek sunda sindangwangi, kabupaten Majalengka yang berbatasan dengan penutur dari bahasa dan dialek yang berbeda secara geografis , dengan berbagai teori penunjang dari teori fonetis artikulatoris Bahasa Sunda dan unsur khas Bahasa Sunda yang disampaikan oleh Fatimah Djajasudarma (2013). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan kualitatif untuk memaparkan hasil analisis yang fundamental dan dalam, dengan beberapa metode pengumpulan data yaitu : 1.teknik simak dan ,2. Teknik cakap. Dengan kriteria informan yang sudah ditetapkan. Hasil dari penelitian ini adalah adanya beberapa gejala morfofonemik yaitu : 1. Metatesis, 2. Protesis, 3. Epentesis, 4. Asimilasi progresif, 5. Asimilasi Regresif , dan 5. Adaptasi, dalam dialek Bahasa Sunda kecamatan Sindangwangi.Kata Kunci : Dialek, Morfofonemik, Fonetis Artikulatoris, Variasi BahasaAbstrackThis study aims to determine the analysis of morphophonemic symptoms in the Sundanese dialect, Sindangwangi sub-district. The theory that will be discussed is reviewed based on morphophonemic theory which aims to analyze sound changes in variations in the Sundanese dialect of Sindngawangi, Majalengka district which borders speakers of geographically different languages and dialects, by sharing supporting theories from the articulatory phonetic theory of Sundanese and typical elements of the Sundanese language presented by Fatimah Djajasudarma (2013). The method used in this study is a qualitative approach method to describe the results of a fundamental and deep analysis, with several data collection methods, namely: 1. Listening technique and . From this research, there are several morphophonemic symptoms, namely: 1. Metathesis, 2. Prosthesis, 3. Epenthesis, 4. Progressive assimilation, 5. Regressive assimilation, and 5. Adaptation, in the Sundanese dialect of Sindangwangi.Keywords: Dialect, morphophonemic, articulatory phonetics, language variation.
INOVASI FONETIS BAHASA SUNDA DI PERBATASAN KABUPATEN MAJALENGKA DENGAN KABUPATEN CIREBON DAN KUNINGAN Allif Pradana; Wahya Wahya; Hera Meganova Lyra
SEBASA Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 6 No 2 (2023): JURNAL SEBASA
Publisher : Universitas Hamzanwadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29408/sbs.v6i2.20922

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan varian bahasa sunda di perbatasan Kabupaten Majalengka dengan Kabupaten Cirebon dan Kuningan yaitu di kecamatan sindangwangi sebagai wilayah borderland bahasa Sunda yang memiliki pembaharuan inovasi fonetis pada kosakata nya menjadikan bahasa sunda di kecmatan sindangwangi mempunyai perubahan dari bentuk ataupun makna. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori borderland oleh dahareni (2010) dan Inovasi Internal oleh Wahya (1995). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif qualitatif oleh Djajasudarma (2010) untuk memaparkan secara dalam temuan dari penelitian dan teknik catat dan lanjutan simak oleh Nandra dan Reniwati untuk pencarian 229 kosakata budaya (2009). Hasil penelitian dari 35 kosakata asal dengan 40 varian inovatif beshasil ditemukan dan dideskripsikan menjadi: 1. Proses Fonologi satu tahap dengan: 1. Perubahan fonem, 2. Penambahan fonem, 3. Pengurangan fonem, 4. Metatesis, dan 2. Proses fonologi dua tahap untuk mengukur urutan diakronis dari 5 varian kosakata inovatif.