Indo Santalia
Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SEJARAH ISLAM MODERN DI IRAN DAN IDE PEMBAHRUAN AYATULLAH KHOEMENI Saleh Al Hadab; Indo Santalia; Wahyuddin G
Jurnal Ilmiah Hospitality Vol 11 No 1: Juni, 2022 (Sepcial Issue)
Publisher : Sekolah Tinggi Pariwisata Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/jih.v11i1.1691

Abstract

The Persian Safawi Empire was one of the Muslim political forms at the beginning of the Islamic development. Compared to the two other major empires, namely the Mughals and the Ottomans, the Safawi empire was the most west under pressure. As it is known that the progress of a nation depends on the development of science and technology, it has happened to young people in Iran, causing the country to no longer depend on other countries and to be able to stand on its own. The interest of western countries in pressuring Iran is an interesting thing to discuss. Therefore, the paper aims to examine the history of the development modern Islam in Iran to the idea of ​​reforming Ayatollah Khomeini in Iran. In describing, the author uses historical research methods with a qualitative approach. The results show that the development of Islam in Iran was initiated by Caliph Umar bin Khattab in carrying out the expansion of Islamic territories. However, in the era of the Qajar dynasty (1785/97-1925) and the Pahlavi dynasty (1925-1979) they did not make significant progress towards the development of Islam. The Iranian revolution brought major changes in the political field, by forming a new and independent system of government
Qath’i Dan Zhanni Terhadap Pemahaman Al Qur’an Dan Al Sunnah Vera Ayu Oktoviasari; Indo Santalia; Andi Aderus
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8540

Abstract

Ahli ushul fiqh secara umum mengelompokkan dalil ke dalam tiga bentuk, yaitu nas, zahir, dan mujmal. Dalil yang termasuk dalam kategori nas dijelaskan oleh mayoritas pakar ushul fiqh sebagai dalil yang tidak memungkinkan memiliki makna lain. Sementara itu, dalil yang termasuk dalam kategori zahir dan mujmal dianggap sebagai dalil yang bersifat zhanni, karena makna dari dalil tersebut masih membawa kemungkinan adanya makna lain. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis tentang qath’i dan zhanny dalam pemahaman Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Penelitian ini merupakan penelitian Pustaka, dimana peneliti menganalisis berbagai literatur dari artikel, jurnal dan buku. Hasil  penelusuran peneliti menunjukkan bahwa suatu petunjuk hukum atau nas yang pengertiannya dapat dipahami dengan jelas tanpa ada peluang untuk menginterpretasikan dengan yang lain, sedang zanni suatu pentunjuk hukum yang  dapat menerima makna lain. Sedangkan menurut ulama, baik nas yang bersumber dari al-Qur’an maupun hadis jika ditinjau dari segi dalalah-nya maka kedua nya dapat digolongkan   kepada qath’i al-dalalah dan zanni al- dalalah sementara dari segi penulisan atau periwayatannya terdapat perbedaan yang terletak pada nas al-Qur’an yang hanya bersifat qath’i al-wurud.