Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Lama Waktu Starvasi Aphis gossypii Terhadap Laju Penularan Virus Pada Capsicum frustescens L. Sebagai Modul Pembelajaran Mikrobiologi Amoi Sinaga; Sularno ,; Edi Azwar
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 5, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v5i1.5093

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah lama waktu starvasi mempercepat munculnya symptom virus pada tanaman Capsicum frutescent L. Penelitian ini dilaksanakan secara mandiri di tempat tinggal peneliti dengan menggunakan 3 perlakuan starvasi Aphis gossypii. Setiap perlakuannya diulang sebanyak 3 kali. Sebagai pembanding disediakan juga tanaman kontrol dengan ulangan yang sama yaitu sebanyak 3 kali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Aphis gossypii mampu menularkan virus setelah periode starvasi 15, 30, 45, dan 60 menit. Semakin lama periode starvasi maka persentase tanaman terinfeksi semakin cepat. Periode starvasi optimum dalam penelitian ini adalah 60 menit (1 jam). Simpulan dari penelitian ini adalah lama waktu starvasi mempercepat munculnya symptom virus pada tanaman Capsicum frutescent L
1001 Mangrove dan Pegar Bambu Untuk Optimalisasi Pencegahan Abrasi Pada Kawasan Pantai di Desa Pematang Kuala Serdang Bedagai Pandu Prabowo Warsodirejo; Muhammad Surodani; Masniah Apriani Berutu; Ana Lanna Sari Harahap; Sucy Nurani Putri; Dinda Ayu Lestari; Anggraini Br Sembiring; Mariani Utari Sagala; Nadila Ismi; Amoi Sinaga
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 3, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v3i2.3307

Abstract

Pantai merupakan daerah di perairan yang dipengaruhi oleh pasang surut tertinggi dan air surut terendah. Pasang surut air laut dapat menyebabkan beberapa dampak negatif bagi ekosistem wilayah pantai seperti abrasi dan intrusi air laut, keadaan ini tentunya berdampak negatif juga bagi penduduk disekitar wilayah pantai. Pada observasi pantai di desa Pematang Kuala ini, telah terjadi beberapa dampak negatif seperti abrasi dan intrusi air laut. Hal ini dakibatkan kurangnya pertahanan pasang surut air laut, yang pada kesempatan ini kami akan menambahkan 1001 mangove dan juga pembuatan PEGAR ( pemecah gelombang ambang rendah) yang terbuat dari bambu sebagai pertahanan pasang surut air laut, mengurangi dampak abrasi yang terjadi pada daerah ini, dan berharap kedepannya dapat meningkatkan ekonomi masayarakat