Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Lama Fase Inokulasi Aphis gossypii Terhadap Kecepatan Munculnya Simptom Virus Pada Tanaman Capsicum frutescen Nadila Ismi; Sularno ,; Pandu Prabowo Warsodirejo; Yusri Fefiani
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 5, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v5i1.4815

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu inokulasi Aphis gossypii terhadap kecepatan munculnya virus pada tanaman Capsicum frutescen.  Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biologi FKIP UISU Medan sejak bulan Juni sampai Agustus 2021.  Penelitian bersifat eksprimental dengan analisis deskriftif tanpa membandingkan perbedaan signifikasi antar perlakuan lama fase inokulasi.  Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan lama fase inokulasi Aphis gossypii pada tanaman Capsicum frutescen yaitu selama 15 menit, 30 menit, 45 menit dan 60 menit.  Masing –masing perlakuan menggunakan 3 ulangan.  Hasil penelitian menunjukan bahwa  semua tanaman Capsicum frutescen setelah  perlakuan inokulasi Aphis gossypii menunjukkan munculnya symptom (gejala) serangan virus.  Makin lama fase inokulasi makin cepat munculnya symptom pada tanaman.  Pada fase inokulasi 15 dan 30 menit symptom muncul pada hari ke tiga,  sedang pada fase inokulasi 45 menit, symptom muncul pada tanaman cabe dihari ke dua dan pada fase inokulasi 60 menit symptom muncul pada hari pertama.   Symptom virus pada tanaman Capsicum frutescen ditandai dengan ciri-ciri yang sama yaitu daun  tanaman Capsicum frutescen lebih mengkilat, daun berkerut tidak rata atau keriting, terdapat belang-belang hijau gelap, tangkai daun membengkok dan lebar daun menyempit (shoe string)  warna daun Capsicum frutescen  relatif hijau gelap.  Dari penelitian ini juga diketahui bahwa virus tanaman Capsicum frutescen  yang ditransmisikan oleh Aphis gossypii bersifat non persisten.
1001 Mangrove dan Pegar Bambu Untuk Optimalisasi Pencegahan Abrasi Pada Kawasan Pantai di Desa Pematang Kuala Serdang Bedagai Pandu Prabowo Warsodirejo; Muhammad Surodani; Masniah Apriani Berutu; Ana Lanna Sari Harahap; Sucy Nurani Putri; Dinda Ayu Lestari; Anggraini Br Sembiring; Mariani Utari Sagala; Nadila Ismi; Amoi Sinaga
BEST Journal (Biology Education, Sains and Technology) Vol 3, No 2 (2020): September 2020
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/best.v3i2.3307

Abstract

Pantai merupakan daerah di perairan yang dipengaruhi oleh pasang surut tertinggi dan air surut terendah. Pasang surut air laut dapat menyebabkan beberapa dampak negatif bagi ekosistem wilayah pantai seperti abrasi dan intrusi air laut, keadaan ini tentunya berdampak negatif juga bagi penduduk disekitar wilayah pantai. Pada observasi pantai di desa Pematang Kuala ini, telah terjadi beberapa dampak negatif seperti abrasi dan intrusi air laut. Hal ini dakibatkan kurangnya pertahanan pasang surut air laut, yang pada kesempatan ini kami akan menambahkan 1001 mangove dan juga pembuatan PEGAR ( pemecah gelombang ambang rendah) yang terbuat dari bambu sebagai pertahanan pasang surut air laut, mengurangi dampak abrasi yang terjadi pada daerah ini, dan berharap kedepannya dapat meningkatkan ekonomi masayarakat