Widiyatno
Bagian Silvikultur, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Jl. Agro No 1., Bulak Sumur Yogyakarta

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH KOMPOSISI DAN BAHAN MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI PINUS ( Pinus merkusii) Hardiwinoto, Suryo; Nurjanto, Handojo H; Nugroho, Agung W; Widiyatno, Widiyatno
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

PERTUMBUHAN MERANTI (Shorea spp.) PADA SISTEM TEBANG PILIH TANAM JALUR DENGAN TEKNIK SILVIKULTUR INTENSIF (TPTJ-SILIN) Widiyatno, Widiyatno; Soekotjo, Soekotjo; Naiem, Moh; Hardiwinoto, Suryo; Purnomo, Susilo
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penanaman pengayaan intensif pada kawasan hutan bekas tebangan (Logged Over Area, LOA), telah dilakukan oleh PT Sari Bumi Kusuma sejak tahun 1999. Luas kawasan yang telah ditanami dengan jenis-jenis indigenous grup meranti sekitar 21.000 ha sampai dengan tahun 2007. Jenis meranti yang digunakan untuk penanaman adalah Shorea leprosula Miq, S. parvifolia Dyer, S. platyclados Sloot. ex Foxw, S. johorensis Foxw dan S. dasiphylla Foxw. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi hasil evalusi pertumbuhan jenis-jenis Dipterocarpa terpilih dan pengaruh naungan terhadap pertumbuhan yang ditanam dengan sistem Tebang Pilih Tanam Jalur dengan penerapan teknik silvikultur intensif (TPTJ-SILIN). Penelitian mengunakan tanaman meranti pada sistem TPTJ yang telah berumur 1-5 tahun. Pada setiap kelas umur tanaman dibuat 10 buah plot PUP monitoring dengan ukuran 50 m x 100 m (0,5 ha). Dari penanaman lima tahun terakhir riap DBH tanaman tertinggi adalah S.leprosula Miq, yaitu 1,94 cm/thn dan diikuti oleh S.platyclados Sloot. ex Foxw, S.johorensi Foxw, S.parvifolia Dyer dan S.dasiphylla Foxw yang masing-masing mempunyai riap DBH sebesar 1,81, 1,59, 1,58 dan 1,49 cm/thn. Pertumbuhan yang masih sangat bervariasi di lapangan disebabkan karena perbedaan tingkat naungan. Perbaikan tipe naungan 1-2 dan 1-3 akan meningkatkan perkembangan DBH antara 17-69% dan 20-96%.  Sedangkan pada variabel tinggi perbaikan tipe naungan 1-2 dan  tipe naungan 1-3, masing-masing akan meningkatkan pertumbuhan tinggi antara 18-22% dan 18-33%.
Productivity of Arrowroots and Taro Grown Under Superior Teak Clones with Several Levels of Stand Density Prehaten, Daryono; Hardiwinoto, Suryo; Na’iem, Mohammad; Supriyo, Haryono; Widiyatno, Widiyatno; Rodiana, Dian
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 13, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v13i1.26428

Abstract

Perum Perhutani has an important role in providing food and wood for people. Diversity and diversification of food will reduce the need for one type of food, namely rice as a staple food. Some tuber and rhizome are source of alternative foodstuffs, such as taro and arrowroot. This study aimed to determine the suitability and productivity of arrowroot and taro planted under old superior teak clones with several levels of stand density. Arrowroot and taro were planted under 14-year-old teak stands with 4 levels of density. Both plants were planted in the form of an array, measuring of 3m x 15m, with a spacing of 75cm x 75cm between plants. They were arranged in Randomized Completely with Block Design (RCBD) placed in 4 blocks of observation as replications.  The results showed that under superior teak clone had the potential to be planted with arrowroot and taro. Teak stand density influenced significantly some characteristics of arrowroot (leaves number, leaves area, stem height, stem diameter, root length) and taro (stem diameter, tuber diameter). Arrowroot productivity per hectare increased with low density of teak stands, accounted for 55, 59, 80, and 88 kg respectively. Meanwhile, taro productivity from very high to low teak density were 365, 301, 523, and 426 kg/ha. The novelty of this study is that there is no record of intercropping studies on old superior teak clones, so this is among the first studies. The benefit of from this research result, it could be employed by Perhutani to support the Indonesian government in the national food security program
Space Planting, Competition, and Productivity of a Seven-Year-Old Clonal Teak Plantation in the East Java Monsoon Forest Area Rika Bela Rahmawati; Suryo Hardiwinoto; Widiyatno; Budiadi; Yahya Amin; Hasanusi Hasanusi
Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 27 No. 2 (2021)
Publisher : Institut Pertanian Bogor (IPB University)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7226/jtfm.27.2.123

Abstract

Tree breeding of teak results in selected clones with high growth. Intensive silviculture is required to support a large-scale clonal teak plantation. Appropriate spacing is one of the methods to increase forest plantation productivity. Research of teak clone spacing was conducted on a seven-year-old clonal teak plantation with randomized completely block design. The treatments tested in this study were four plant spacing distances, namely, 3 m × 3 m, 6 m × 2 m, 8 m × 2 m, and 10 m × 2 m. Results show that spacing had significantly different effects on diameter, height, bole height, branch angle, crown area, crown projections, volume, and competition index. However, the height growth did not exhibit any significant differences. The 10 m × 2 m spacing produced the best diameter growth, crown area, and competition index, but has a low volume per hectare and the lowest height of free branch and branch angle. Meanwhile, the 3 m × 3 m spacing will increase bole height and stand volume per hectare. This result suggests that spacing could improve the growth of teak clone but must be followed by intensification of proper maintenance to reduce branch angle and increase bole height.
PERTUMBUHAN MERANTI (Shorea spp.) PADA SISTEM TEBANG PILIH TANAM JALUR DENGAN TEKNIK SILVIKULTUR INTENSIF (TPTJ-SILIN) Widiyatno Widiyatno; Soekotjo Soekotjo; Moh Naiem; Suryo Hardiwinoto; Susilo Purnomo
Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam Vol 8, No 4 (2011): Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jphka.2011.8.4.373-383

Abstract

Penanaman pengayaan intensif pada kawasan hutan bekas tebangan (Logged Over Area, LOA), telah dilakukan oleh PT Sari Bumi Kusuma sejak tahun 1999. Luas kawasan yang telah ditanami dengan jenis-jenis indigenous grup meranti sekitar 21.000 ha sampai dengan tahun 2007. Jenis meranti yang digunakan untuk penanaman adalah Shorea leprosula Miq, S. parvifolia Dyer, S. platyclados Sloot. ex Foxw, S. johorensis Foxw dan S. dasiphylla Foxw. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi hasil evalusi pertumbuhan jenis-jenis Dipterocarpa terpilih dan pengaruh naungan terhadap pertumbuhan yang ditanam dengan sistem Tebang Pilih Tanam Jalur dengan penerapan teknik silvikultur intensif (TPTJ-SILIN). Penelitian mengunakan tanaman meranti pada sistem TPTJ yang telah berumur 1-5 tahun. Pada setiap kelas umur tanaman dibuat 10 buah plot PUP monitoring dengan ukuran 50 m x 100 m (0,5 ha). Dari penanaman lima tahun terakhir riap DBH tanaman tertinggi adalah S.leprosula Miq, yaitu 1,94 cm/thn dan diikuti oleh S.platyclados Sloot. ex Foxw, S.johorensi Foxw, S.parvifolia Dyer dan S.dasiphylla Foxw yang masing-masing mempunyai riap DBH sebesar 1,81, 1,59, 1,58 dan 1,49 cm/thn. Pertumbuhan yang masih sangat bervariasi di lapangan disebabkan karena perbedaan tingkat naungan. Perbaikan tipe naungan 1-2 dan 1-3 akan meningkatkan perkembangan DBH antara 17-69% dan 20-96%.  Sedangkan pada variabel tinggi perbaikan tipe naungan 1-2 dan  tipe naungan 1-3, masing-masing akan meningkatkan pertumbuhan tinggi antara 18-22% dan 18-33%.
PENGARUH KOMPOSISI DAN BAHAN MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI PINUS (Pinus merkusii) Suryo Hardiwinoto; Handojo H Nurjanto; Agung W Nugroho; Widiyatno Widiyatno
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 8, No 1 (2011): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2011.8.1.9-18

Abstract

Sifat fisika kimia media tumbuh, khususnya porositas dan ketersediaan nutrisi diperlukan untuk memproduksi semai pinus ( Jungh et de Vries) yang berkualitas. Daun segar dan seresah daun pinus dapat digunakan sebagai media tumbuh yang dapat memenuhi persyaratan yang dimaksud. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi dan bahan media terhadap pertumbuhan semai pinus. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan rancangan acak lengkap berblok, dengan dua faktor dan tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah bahan daun pinus (A) yaitu: daun segar kasar, seresah daun kasar dan seresah daun halus. Faktor kedua adalah aras pupuk organik dan tanah (B), yaitu masing-masing dengan aras: 45%, 35%, 25% dan 15%. Analisis varians bersarang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Parameter yang diukur adalah kandungan N, nisbah C/N media tumbuh serta pertumbuhan tinggi dan diameter semai pinus. Pertumbuhan semai pinus terbaik didapatkan melalui komposisi media dengan perlakuan 35% pupuk organik, 35% tanahdan 30% daun segar kasar (B A). Bahan daun segar kasar mempunyai kandungan N tertinggi dan nisbah C/N terendah, serta menghasilkan pertumbuhan semai terbaik. Komposisi media direkomendasikan sebagai media tumbuh untuk memproduksi semai pinus.
PENGARUH KOMPOSISI DAN BAHAN MEDIA TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI PINUS (Pinus merkusii) Suryo Hardiwinoto; Handojo H. Nurjanto; Agung W. Nugroho; Widiyatno Widiyatno
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 7, No 3 (2010): JURNAL PENELITIAN HUTAN TANAMAN
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.104 KB) | DOI: 10.20886/jpht.2010.7.3.121-130

Abstract

Sifat fisika-kimia media tumbuh, khususnya porositas dan ketersediaan nutrisi diperlukan untuk memproduksi semai pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vries) yang berkualitas. Daun segar dan seresah daun pinus dapat digunakan sebagai media tumbuh yang dapat memenuhi persyaratan yang dimaksud. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi dan bahan media terhadap pertumbuhan semai pinus. Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan rancangan acak lengkap berblok, dengan dua faktor dan tiga blok sebagai ulangan. Faktor pertama adalah bahan daun pinus (A) yaitu: daun segar kasar, seresah daun kasar dan seresah daun halus. Faktor kedua adalah aras pupuk organik dan tanah (B), yaitu masing-masing dengan aras: 45%, 35%, 25% dan 15%. Analisis varians bersarang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh. Parameter yang diukur adalah kandungan N, nisbah C/N media tumbuh serta pertumbuhan tinggi dan diameter semai pinus. Pertumbuhan semai pinus terbaik didapatkan melalui komposisi media dengan perlakuan35% pupuk organik, 35% tanah dan 30% daun segar kasar (B2A3). Bahan daun segar kasar mempunyai kandungan N tertinggi dan nisbah C/N terendah, serta menghasilkan pertumbuhan semai terbaik. Komposisi media B2A3 direkomendasikan sebagai media tumbuh untuk memproduksi semai pinus.
PERCEPATAN KEMAMPUAN BERAKAR DAN PERKEMBANGAN AKAR STEK PUCUK Shorea platyclados MELALUI APLIKASI ZAT PENGATUR TUMBUH IBA Suryo Hardiwinoto; Rixa Riyanti; Widiyatno Widiyatno; Adriana Adriana; Widaryanti Wahyu Winarni; Handojo Hadi Nurjanto; Eko Priyo
Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol 10, No 2 (2016): Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan
Publisher : Center for Forest Biotechnology and Tree Improvement (CFBTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.934 KB) | DOI: 10.20886/jpth.2016.10.2.63-70

Abstract

Shorea platyclados is one of fast-growing Dipterocarp species for enrichment planting in Logged-Over Area (LOA) of tropical rain forests. One of the constrain to supply the seedling for support enrichment planting is the irregular flowering of S. platyclados. Moreover, the vegetative propagation is an alternative method to provide the sustainable seedling for enrichment planting in the LOA. This experiment was carried out to assess the effects of IBA concentrations on rooting ability, the primary and secondary root lengths, and the accumulated number of primary and secondary roots on shoot cutting of S. platyclados. The research was conducted in Completly Randomized Design (CRD) with 5 replications. The treatment was five concentrations of IBA, i.e. 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, and 100 ppm. The data were analyzed using one-way analysis of variance (one way ANOVA) to determine the effect of IBA concentration variation amongst the treatments. The Duncan Multiple Range Test (DMRT) was used for multiple comparisons among the means of treatment at tα=5%, Results showed IBA concentrations significantly affected the rotting ability, the primary and secondary root length of shoot cutting (P < 0.05). On the other hand, the number of primary and secondary roots was not significantly different among treatment (P > 0.05). For rooting ability, 100 ppm of IBA concentration was the highest of all treatments. Meanwhile, 75 ppm of IBA concentration was the best treatment for development of root, i.e. the number of primary roots, the length primary and secondary roots.
PENGARUH SIFAT FISIKA MEDIA TERHADAP KEMAMPUAN BERAKAR DAN PEMBENTUKAN AKAR STEK PUCUK Shorea playlados DI PT. SARI BUMI KALIMANTAN TENGAH Suryo Hardiwinoto; Adriana Adriana; Handojo Hadi Nurjanto; Widiyatno Widiyatno; Fransisca Dhina; Eko Priyo
Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan Vol 4, No 1 (2010): Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan
Publisher : Center for Forest Biotechnology and Tree Improvement (CFBTI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpth.2010.4.1.37-47

Abstract

Seedling production of S. platyclados through vegetative propagation offers various advantages particularly mass production of good quality seedling in a certain time can be attained. Shoot cutting is affected by various factors including the physical properties of several media on rooting ability and early root development of S. platyclados shoot cuttings. Completely Randomized Design (CRD) was used with 6 replications. Three medium used were Dipterocarp wood sawdust, wood sawdust + rice husk (2/1), and rice husk charcoal. Result showed that wood sawdust bulk density was highest (0.36 kg/l) in compare to that of wood sawdust + rice husk (0.29 kg/l) and rice husk charcoal (0.17 kg/l). The bulk density has positively correlated (r = 0.97) with Water Holding Capacity (WHC) and negatively correlated with porosity (r = -0.99). Rooting ability of the shoot cutting in sawdust + rice husk (2/1) was highest (63%) in compare to that in wood sawdust (43%) and positively correlated with porosity (r=0.59). Early root development in the media did not show significant difference; however, the media of wood sawdust and wood sawdust + rice husk (2/1) tended to have a better early root development compare to rice husk charcoal.
Identifikasi tipe kerusakan pada jati (Tectona grandis) klon unggul umur 5 tahun di Hutan Rakyat Gunungkidul, Yogyakarta Farid Wijaya; Puji Lestari; Singgih Utomo; Widiyatno Widiyatno
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (527.063 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.6054

Abstract

Penanaman jati (Tectona grandis) menggunakan klon unggul marak dilakukan pada beberapa tahun terakhir ini, tidak hanya di hutan negara tetapi juga di hutan rakyat. Kerusakan tanaman pada awal pertumbuhannya akan sangat memengaruhi kelangsungan hidup maupun pertumbuhan tanaman tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe-tipe kerusakan serta mengukur Luas Kerusakan (LK) dan Intensitas Kerusakan (IK) yang terjadi pada tegakan jati umur 5 tahun di hutan rakyat. Penelitian dilakukan  pada tegakan jati klon unggul di hutan rakyat Gunungkidul dari Bulan September hingga November Tahun 2020. Penelitian dilakukan dengan membuat petak ukur 20x20 m sebanyak masing-masing 3 buah di 3 tegakan pada lokasi yang berbeda. Pengamatan kerusakan difokuskan pada bagian batang dengan menggunakan metode skoring. Hasil penelitian menunjukkan tipe kerusakan yang ditemukan berupa rayap, liana, dan luka terbuka. Kerusakan akibat rayap pada batang bawah (LK= 97,2-100% dan IK= 51-62,4%) lebih besar dibandingkan dengan batang atas (LK= 4,4-17% dan IK= 1,3-6,5%). Liana hanya ditemukan pada batang bawah (LK= 1,5-22,6% dan IK= 0,9-11%). Kerusakan akibat luka terbuka pada batang bawah (LK= 2,2%-5,1% dan IK= 1,2-2,3%) lebih besar dibandingkan batang atas (LK ≤ 1,6% dan IK ≤ 1,1%).