Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN Dewi Kurniasih,
Otopro Vol 6, No 2 (2011)
Publisher : Otopro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebisingan memberikan dampak yang negative bagi pekerja yang bekerja di industri, yaitu memberikan dampak berupa gangguan auditory dan non auditory. Penelitian ini akan menganalisis hubungan antara intensitas kebisingan dengan hasil pengukuran tekanan darah, dan hubungan antara karakteristik individu dengan hasil pengukuran tekanan darah. Dimana hasilnya bahwa intensitas kebisingan tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada peningkatan tekanan darah, hal ini karena dipengaruhi adanya ritme kerja di Pabrik Tekstil X. Karakteristik individu yang paling berhubungan adalah umur. Noise give negative impact to worker in industry, there are give impact in form of auditory and non auditory. This research have been analysis relationship between noise intensity with result of blood pressure measurement, and relationship between individual characteristic with result of blood pressure measurement. In which the result is noise intensity do not give significant influence to increase blood pressure, it is influence by work ritme in Textile  Factory X. Its mostly influence by age.
PENGUKURAN BUDAYA K3 PADA TINGKAT NON MANAJERIAL DENGAN MENGGUNAKAN COOPER’S RECIPROCAL SAFETY CULTURE MODEL DI PT. X Kurniasih, Dewi; Rachmadita, Renanda Nia
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 8, No.2, Mei 2013
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.365 KB) | DOI: 10.12777/jati.8.2.83-88

Abstract

Keselamatan kerja (safety) merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam menjamin kesejahteraan pekerja. Penyelenggaraan program safety dalam kegiatan operasional maupun manajerial di suatu perusahaan memberikan dampak positif karena mampu mempertahankan reputasi dan memberi keuntungan bagi perusahaan. Budaya keselamatan kerja (safety culture) merupakan perilaku, kepercayaan, persepsi dan nilai yang disepakati secara bersama yang berkenaan dengan Keselamatan Kerja. Dimana safety culture diterapkan  untuk mencapai derajat performansi K3 yang dipahami dan dijadikan prioritas utama dalam suatu organisasi. Permasalahan yang terjadi adalah sulitnya membangun safety culture di lingkungan kerja sebagai bentuk perilaku pencegahan kecelakaan ketika bekerja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penerapan safety culture pada level non manajerial di perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan bantuan kuesioner yang disebar ke tingkat non manajerial PT. X., dimana kuesioner yang disusun berdasarkan Cooper's Reciprocal Safety Culture Model yaitu budaya yang dilihat dari dimensi orang, organisasi dan faktor pekerjaan, tetapi pada penelitian ini yang menjadi telaah adalah dimensi orang yang jika dijabarkan lagi yaitu menjadi 10 sub dimensi. Hasil dari penelitian ini adalah mendapatkan hasil pengukuran skor penilaian safety culture seluruh responden melebih skor 3 yang artinya budaya keselamatan yang ada di PT. X melebihi rata-rata. Dari hasil tersebut factor yang masih lemah , berada pada sub dimensi keyakinan tentang penyebab kecelakaan, pengaruh tekanan kerja dan efektifitas prosedur darurat, dengan skor < 4. Kata Kunci : budaya keselamatan kerja, cooper’s reciprocal safety culture model, keselamatan kerja, non manajerial   Abstract   Safety is one of the important factors to be considered by the company to ensure the welfare of workers. Implementation of safety programs within operational and managerial activities have a positive effect for the company because it is able to maintain its reputation and benefit for the company. Safety culture is the attitudes, beliefs, perceptions and values that employees share in relation to safety which is applied to achieve the degree of safety performance that is understood and used as a priority in organization. The problem is the difficulties of establishing safety culture in the workplace as a form of accident prevention behaviors during work. Therefore, this study aimed to determine the extent of the application of the safety culture at the non-managerial level in the company. This study was conducted with the help of questionnaires distributed to a non-managerial level PT. X, where questionnaires were developed based on Cooper's Reciprocal Safety Culture Model, which are 3 dimension, they are people dimension, organization and job factors. In this study, the focus is a people dimension and if we explain come to 10 sub dimension. The results from this study is the value of safety culture of all respondents is more than 3. This means that the safety culture in PT. X more than the average.  From these results, the sub dimensions of beliefs about the causes of the accident, the effect of work pressure and effectiveness of emergency procedures each has score less than 4. Thus, these sub dimensions are still weak. Keywords : cooper’s reciprocal safety culture model, non managerial, safety, safety culture
Analisa Hubungan Pengaruh Keterlibatan Pekerja Dalam Sistem Manajemen Keselamatan Kerja terhadap Tingkat kecelakaan Wynnie Zadah, Binti Mualifatul R., Dewi Kurniasih
Techno Bahari Vol 3 No 1 (2016)
Publisher : Politeknik Negeri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab dasar dari sebuah kecelakaan kerja berasal dari lingkungan tidak aman (unsafe condition), perilaku tidak aman (unsafe action), atau gabungan keduanya.Keterlibatan emosional, fisik dan kognitif pekerja memiliki pengaruh pada efektifitas sistem manajemen keselamatan kerja untuk mengurangi kecelakaan.Data kecelakaan yang diperoleh selama kurun waktu April hingga Desember 2014 terjadi 128 kasus kecelakaan di seluruh area PT X. Jumlah kecelakaan terbanyak ada pada divisi Atasan Sepatu sebanyak 77 kasus dalam waktu 8 bulan saja.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sistem manajemen keselamatan kerja, keterlibatan pekerja, dan kecelakaan di PT X.   Persamaan permodelan struktural berbasis varian (Partial Least Square Structural Equation Modeling – PLS SEM) dengan bantuan software SmartPLS 3.0 digunakan untuk menganalisis bagaimana hubungan antar variabel secara teknik multivariat sekaligus mengkonfirmasi teori yang sudah dipaparkan oleh penelitian sebelumnya. Survey dilakukan dengan menggunakan skala likert 1   – 4 kepada 192 pekerja atasan sepatu PT X. Hasil dari penelitian yang dianalisis dalam efek mediasi, diketahui bahwa hubungan antara sistem manajemen keselamatan kerja dengan kecelakaan adalah positif dengan nilai 5.083, hubungan antara sistem manajemen keselamatan kerja dengan keterlibatan pekerja adalah positif dengan nilai 15.256, hubungan antara keterlibatan pekerja dengan kecelakaan adalah positif dengan nilai 4.472.   Berdasarkan hasil dari analisa kecocokan model dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel laten memiliki berhubungan positif satu sama lain. Penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam memberikan masukan atau saran untuk perbaikan strategi manajemen dalam mengurangi tingkat kecelakaan dengan meningkatkan keterlibatan pekerja dalam sistem manajemen keselamatan kerja.
Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Loyalitas Karyawan dan Keterkaitannya dengan Kesehatan Renanda Nia Rachmadita; Dewi Kurniasih; Rina Sandora
Jurnal Teknik dan Manajemen Industri Vol 6, No 2: Desember 2011
Publisher : Teknik dan Manajemen Industri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perusahaan yang memiliki karyawan yang loyal akan menunjukkan performansi yang lebih baik dan seringkali akan mengakibatkan konsumen yang lebih loyal. Budaya juga memiliki fungsi penting bagi perusahaan. Budaya memberikan orientasi kepada manusia berkenaan dengan bagaimana melakukan tindakan pada situasi tertentu. Seringkali kurangnya perhatian pihak manajemen menyebabkan menurunnya loyalitas karyawan, dan hal ini berantai dimana budaya organisasi mempengaruhi pekerja khususnya dari sisi kesehatan psikologi pekerja, salah satunya dapat diamati dari tensi tekanan darah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor budaya organisasi pada PT. X dan menguji pengaruh faktor-faktor budaya organisasi tersebut terhadap loyalitas karyawan di PT. X. Selain itu juga menghubungkan antara budaya organisasi dengan hasil pemeriksaan tekanan darah dari pekerja, serta hubungan antara tingkat loyalitas karyawan dengan hasil pemeriksaan kesehatan. Dengan menggunakan analisis faktor diperoleh faktor-faktor pembentuk budaya organisasi di PT. X dan analisis multiple regression untuk menguji pengaruh budaya organisasi terhadap loyalitas karyawan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor budaya organisasi pada PT. X adalah orientasi pada konsumen, kepemimpinan, harmoni, job challenge, pengakuan kepada karyawan, orientasi pada pekerjaan, orientasi pada orang, kreativitas, tanggungjawab terhadap masyarakat, pengembangan karyawan, social cohesion dan team building. Dari hasil uji dapat diketahui bahwa p=0,109 (p0,05) maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara kenaikan tekanan darah dengan budaya organisasi. Sedangkan berdasarkan uji regresi logistik mempengaruhi kenaikan tekanan darah p=0,039 (p0,05) hal ini menunjukkan faktor loyalitas memiliki pengaruh pada peningkatan tekanan darah.
A Model of Factors Affecting the Use of Personal Protective Equipment Using a Path Analysis among PLTU Contractor Workers in East Java Wisdha Riezqi Ginandhani; Dewi Kurniasih; Farizi Rachman
The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health Vol. 10 No. 1 (2021): The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.316 KB) | DOI: 10.20473/ijosh.v10i1.2021.137-143

Abstract

Introduction: Based on the survey data in one of the PLTUs in East Java from January-November 2019, there were 9.134 findings of non-compliance with PPE. In addition, based on the audit data from October to November 2019, there were 125 findings of non-compliance with the use of PPE. The factors causing this non-compliance could be seen from the characteristics of the workers or could be based on the Health Belief Model (HBM) approach through 6 constructs. Based on these data, this article aimsto analyze a model of factors that have a direct and indirect effect on the use of PPE on PLTU contractor workers in East Java. The researchers used the Health Belief Model approach because the use of PPE for workers is an effort related to healthy behavior in the workplace. Methods: This research was a quantitative research. The total sample was 100 workers from a population of 400 contractors workers, based on the Slovin methodand as a fulfillment of the path analysis requirement. The analyses of direct and indirect effects between variables used a path analysis method. Results: The results of data processing showa direct effect of perceived benefits (t=4,837), cues to action (t=5,990), perceived severity (t=2,131), knowledge (t=3,183), and perceived susceptibility (t=2,212) on the use of PPE, while education iis known to have an indirect effect on the use of PPE through knowledge (t=2,222). Conclusion: Perceived benefits, cues to action, perceived severity, knowledge, and perceived susceptibility have a direct effect on the use of PPE. However, education has an indirect effect on the use of PPE through knowledge.Keywords: health belief model, occupational diseases, path analysis, personal protective equipment
Psychological Capital Impacts on Safety Behavior of Contractor Workers using the SEM Method Heppy Ridhatul Aula; Dewi Kurniasih; Farizi Rachman
The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health Vol. 10 No. 2 (2021): The Indonesian Journal of Occupational Safety and Health
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.098 KB) | DOI: 10.20473/ijosh.v10i2.2021.180-187

Abstract

Introduction: A steam power plant company is an electric energy production company, utilizing main energy sources such as coal, biomass, and other energies that are related to production process. This company is a big industry that operates 24 hours and have many various steps of production process. It is also supported by a variety of high-risk system equipment such as confined spaces, working at height, hot work, ergonomics, mechanics, and others. This type of work can lead to workers’ unsafe conditions and unsafe acts. One of the causes is the psychological aspects of workers, namely the lack of workers’ awareness and understanding in implementing occupational safety aspects. Workers’ psychology in this study is Psychological Capital (PsyCap) with self-efficacy, hope, optimism, and resilience dimensions. This study aims to analyze PsyCap impacts on safety behavior of contractor workers. Methods: this study was an observational analytic research using cross-sectional approach. The population was all workers in a steam power plant company in units 7&8, totalling 400 contractors. This study was conducted by distributing questionnaires to 101 respondents of contractor workers. The questionnaires consisted of items about self-efficacy, hope, optimism, and resilience dimension of PsyCap and safety compliance and safety participation dimension of safety behavior. The analysis used a Structural Equational Modeling (SEM) method and AMOS software. Results: PsyCap dimensions that impacted on safety behavior was optimism. Conclusion: optimism dimension was the factor that had the strongest impact on safety behavior especially workers’ safety compliance. Meanwhile, other PsyCap dimensions which did not have not impact on safety behavior were safety compliance and safety participation dimensions.Keywords: contractor worker, psychological capital, safety behavior, steam power plant company, structural equational modelling
Analisa Komposisi Material Barium M-Heksaferit (BAM) Berbahan Dasar Pasir Besi Pantai Cilacap dan Taluk Kuantan Dianita Wardani; Dewi Kurniasih; Aditya Maharani; Ratna Budiawati
Journal of Applied Electrical Engineering Vol 6 No 1 (2022): JAEE, June 2022
Publisher : Politeknik Negeri Batam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30871/jaee.v6i1.4047

Abstract

Analyzing the material composition of iron sand from Cilacap beach and iron sand from Taluk Kuantan beach in Riau. In this research, the synthesis of barium M-Hexaferrite is made from iron sand from Cilacap beach and iron sand from Taluk Kuantan beach, Riau. In the research method, the test was carried out using composition analysis with FTIR test. The characteristics of the test using the FTIR test that the iron sand of the Cilacap beach has an Fe content of 86.53% and does not carry out refining. while the iron sand of Taluk Kuantan beach has an Fe content of 82.86% and is not purified. Based on the wave number value, BAM doped with Cu has the best wave number value and the highest transmittance value is around 92% at wavelengths from 1467.03 to 669.56 cm−1.
ANALISIS PENGARUH FAKTOR SAFETY LEADERSHIP TERHADAP SAFETY BEHAVIOR PEKERJA INDUSTRI KEMASAN Nanda Dini Eka Syah Putri; Dewi Kurniasih; Farizi Rachman
Jurnal Statistika Universitas Muhammadiyah Semarang Vol 10, No 1 (2022): Jurnal Statistika Universitas Muhammadiyah Semarang
Publisher : Department Statistics, Faculty Mathematics and Natural Science, UNIMUS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jsunimus.10.1.2022.32-43

Abstract

Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja pada salah satu industri kemasan di Jawa Timur masih belum dilakukan dengan optimal sehingga berdampak pada tingginya angka kecelakaan kerja. Mayoritas kecelakaan kerja disebabkan oleh perilaku tidak aman yang dipicu oleh rendahnya safety behavior. Pengaruh safety leadership terhadap safety behavior diketahui sangat kuat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh safety leadership meliputi safety motivation, safety concern, dan safety policy terhadap safety behavior. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan menggunakan desain cross-sectional. Total populasi pekerja pada divisi jumbo bag sebanyak 91 pekerja. Sedangkan responden yang digunakan sebanyak 75 pekerja yang telah dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dari total populasi. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini meliputi safety motivation, safety concern, dan safety policy, sedangkan variabel dependen meliputi safety behavior. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup berskala likert. Data yang didapat dianalisis menggunakan metode regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS (Statistical Package for the Social Sciences). Hasil penelitian menunjukkan bahwa safety motivation (p=0,045), safety concern (p=0,004), dan safety policy (p=0,019) memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel dependen berupa safety behavior.
Influence of Safety Management Practices on Safety Performance with Safety Knowledge as Intervening Variable in Safety Representative Rina Sandora; Dewi Kurniasih; Gilang Armanda Putri
Tibuana Vol 6 No 1 (2023): Tibuana
Publisher : UNIPA PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/tibuana.6.1.6496.38-43

Abstract

Phosphoric acid production companies have a lot of potential hazards that can lead to work accidents. The preventive actions taken by the company is by establishing an SHE (Safety, Health and Environment) division and appointing a safety representative. Based on the results of the safety patrol record, it turns out that there are still a lot of unsafe actions and unsafe conditions that occur and the value of the frequency rate in 2021 is worth 0.23. This study aims to determine the influence of safety management practices on safety performance mediated by the safety knowledge on 40 safety representatives. The method used to analyze the relationship between variables is PLS-SEM (Partial Least Square – Structural Equation Modeling). The results showed that there was a positive and significant influence between safety management practices on safety performance with a p-value of 0.018. In addition, safety management practices also have a positive and significant impact on safety performance mediated by safety knowledge with a p-value of 0.004 and a VAF value of 49,59%. Recommendations that can be given are in the form of implementing safety training, installing safety signs in the workplace, updating and socializing standard operating procedures for work and implementing safety talk and safety briefing.
PELATIHAN PEMBUATAN “VERTIPOT” SEBAGAI UPAYA URBAN FARMING PADA LAHAN TERBATAS DI KALIJUDAN SURABAYA Dewi Kurniasih; Indri Santiasih; Wiwik Dwi Pratiwi
Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): Kumawula: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/kumawula.v6i1.38744

Abstract

Kalijudan merupakan salah satu kelurahan di Surabaya dengan jumlah penduduk sebanyak 14.282 orang dan luas wilayah 131.354 hektar di mana 63,4% wilayah berupa daratan. Letak Kalijudan di tengah Kota Surabaya dengan jumlah penduduk yang besar dan luas wilayah terbatas, menyebabkan masyarakat Kalijudan harus bijak dan kreatif dalam menggunakan lahan. Urban farming dengan vertipot (VP) merupakan salah satu alternatif dalam pemberdayaan pangan keluarga di era pandemi, sekaligus merupakan upaya pengelolaan sampah di lingkungan keluarga. Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat melalui kegiatan pelatihan tentang vertical garden (VG) terutama yang menggunakan wadah pot atau yang dikenal dengan vertipot (VP). Sasaran pelatihan adalah ibu-ibu warga Kalijudan. Karakteristik masyarakat Kalijudan yang sebagian besar (50,1%) penduduknya adalah perempuan sangat sesuai dalam kegiatan urban farming mengingat perempuan dipandang memiliki ketelitian, keterampilan, dan kecermatan yang lebih dibandingkan laki-laki selama proses berkebun. Materi diberikan oleh Tim PkM Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) meliputi pembuatan wadah/pot untuk menanam tanaman pangan yang memanfaatkan barang bekas di sektor rumah tangga, pembuatan media tanam, dan perawatan tanaman. Pot memanfaatkan kaleng plastik bekas cat yang diberi lubang sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Kaleng plastik disusun 3 (tiga) tingkatan, yang di dalamnya diberi pipa PVC dengan diameter 4 inci. Pipa PVC digunakan untuk meletakkan sampah organik yang pada umumya diperoleh masyarakat dari sampah dapur. Air lindi yang keluar dari sampah tersebut dimanfaatkan tanaman sebagai nutrisi untuk tumbuh dan berkembang. Hal ini karena lindi mengandung unsur-unsur makro dan mikro nutrient yang dibutuhkan tanaman sebagai sumber nutrisi, antara lain adalah Nitrogen (10-600 mg/lt), Amonium Nitrogen (10-800 mg/lt), Nitrat (5-40 mg/lt), total Fosfor (1-70 mg/lt), total Fe (50-600 mg/lt).