Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

EFEK ANTIOKSIDAN PEMBERIAN EKSTRAK PLASENTA DOMBA ORAL PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY: Efek Antioksidan Ekstrak Plasenta Domba Siufui Hendrawan; Sukmawati Tansil Tan; Nuraeni; Meilani Kumala
Jurnal Medika Hutama Vol. 3 No. 03 April (2022): Jurnal Medika Hutama
Publisher : Yayasan Pendidikan Medika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sheep placental extract (SPE) has been widely consumed in several parts of the world, owing to its capability to enhance vitality and anti-aging activity. However, the biological mechanism and safety effect of SPE have not been robustly studied. Hence, this research aims to assess the antioxidant capacity and broad safety effect of the SPE. An experimental study was conducted on Sprague Dawley rats (n=9 male; n=9 female); randomly allocated into 3 groups (n=6). The control group received distilled water, low-dose group received 500 mg/kg BW of SPE, while high-dose group received 1000 mg/kg BW of SPE; 3 times a week for 1 month respectively. At endpoint, superoxide dismutase (SOD) activity was measured as the parameter of antioxidant capacity and histopathology staining was performed on several tissues: skin, liver, uterus, ovarium, testicle; using Haematoxylin Eosin staining to assess the SPE toxicity effect. As the result, the SOD activity increased in line with the SPE doses given. Although not statistically significant different compared with the control group (54.49±18.41 %inhibition rate), the highest mean SOD activity was found on high-dose group (64.30±9.21 %inhibition rate), while low-dose group had mean SOD activity of 61.60±14.69 %inhibition rate. The effect of SPE on SOD activity did not appear to cause significant differences between male and female rats. Histopathological examination did not show any abnormalities in skin, liver, or reproductive organs caused by the SPE. This study demonstrated that oral administration of SPE in rats could increase antioxidant capacity, although not significantly and did not exert any toxicity effect in general.
PEMERIKSAAN STATUS GIZI SEBAGAI UPAYA PREVENTIF PENYAKIT DEGENERATIF PADA SISWA SEKOLAH BM JAKARTA PUSAT Meilani Kumala; David Limanan; Alexander Halim Santoso
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 3, No 1 (2020): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.19 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v3i1.8034

Abstract

These day the number of school-age children who suffer from obesity has doubled compared to 2010. Children who are obese tend to remain obese in adulthood and are at risk of suffering from various non-communicable diseases such as heart and blood vessel disease, metabolic syndrome, diabetes, and others. Based on these conditions in an effort to prevent obesity early which is one of the factors causing non-communicable diseases, it is necessary to check the nutritional status of high school students who are classified as adolescents. Activities include data collection on student identity, snack food patterns, types of snacks, and daily student activities and followed by measurements of body weight, height, and waist circumference to get an overview of the nutritional status of students. This dedication activity involved the Tarumanagara University Faculty of Medicine students. The results of the examination found that most of the 48 students and 37 students who had been assessed for nutritional status experienced height based on age (TB / U) within normal limits. As many as 34.1% of adolescents are overweight and overweight. The percentage of overweight and obesity in adolescents is quite large compared to nationally, urban, or in DKI Jaya. The mean waist circumference (Lp) 31.25% of male adolescents were found to be above the normal limit indicating excess fat in the abdominal area, while the average Lp of adolescent girls was still within normal limits. In terms of daily activities which are one of the factors causing obesity, 67.1% of adolescents engage in sports activities, but many hours are also used to use gadgets, which are about five hours per day. Most (94.1%) of adolescents consume various kinds of snacks including biscuits, chips, nuts, and fruit. Based on the results obtained, it is necessary to assess nutritional status regularly and also counseling about a healthy lifestyle.ABSTRAK:Dewasa ini jumlah anak umur sekolah yang menderita obesitas mengalami peningkatan dua kali lipat dibandingkan tahun 2010. Anak-anak yang obes cenderung untuk tetap obes di umur dewasa  dan berisiko menderita berbagai penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, sindrom metabolik, diabetes, dan sebagainya. Berdasarkan keadaan tersebut dalam upaya pencegahan secara dini terjadinya obesitas yang merupakan salah satu faktor penyebab penyakit tidak menular, perlu dilakukan pemeriksaan status gizi pada siswa siswi sekolah menengah atas yang merupakan tergolong umur remaja. Kegiatan meliputi pendataan identitas siswa, pola makanan cemilan, jenis cemilan, dan aktifitas siswa sehari-hari dan dilanjutkan dengan pengukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar pinggang untuk mendapatkan gambaran status gizi siswa. Kegiatan pengabdian ini melibatkan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara. Hasil pemeriksaan didapatkan bahwa sebagian besar dari 48 siswa dan 37 siswi yang telah dilakukan penilaian status gizi mengalami tinggi badan berdasarkan umur (TB/U) dalam batas normal. Sebanyak 34,1% remaja mengalami berat badan berlebih dan kegemukan. Persentase kelebihan berat badan dan obesitas pada remaja ini cukup besar dibandingkan secara nasional, perkotaan ataupun di DKI Jaya. Rerata lingkar pinggang (Lp) 31,25% remaja laki-laki didapatkan sudah di atas batas normal yang menunjukkan adanya kelebihan lemak di daerah perut, sedangkan rerata Lp remaja perempuan masih dalam batas normal. Ditinjau dari aktivitas sehari-hari yang merupakan salah satu fator penyebab kegemukan didapatkan sebesar 67,1% remaja melakukan aktivitas olah raga, namun tidak sedikit juga waktu yang digunakan untuk menggunakan gadget yaitu sekitar lima jam per hari. Sebagian besar (94,1%) remaja mengonsumsi bermacam macam cemilan meliputi biskuit, chips, kacang dan buah. Berdasarkan hasil yang didapat perlu dilakukan penilaian status gizi secara rutin dan juga penyuluhan tentang gaya hidup yang sehat.
UPAYA PENGENDALIAN STUNTING MELALUI EDUKASI POLA MAKAN SEHAT DAN SEIMBANG SELAMA SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN Meilani Kumala; Alexander Halim; Susy Olivia Lontoh; Sari Mariyati Dewi Dewi
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 2 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i2.12906

Abstract

Stunting or short stature is one of the nutritional problems in toddlers in the world, especially in developing countries. The results of Survei Status Gizi Balita Indonesia in 2019 showed the prevalence of stunting in Indonesia reached 27.7% which indicates stunting is still a moderate problems. The impact of stunting can affect the increased rates of morbidity and mortality in toddlers, also the decrease quality of life in adulthood. Various factors can influence stunting related to chronic malnutrition during the first 1,000 days of life covering the fetal period in the womb up to the first two years of life. This period is a rapid growth period and does not occur in the next age group,  therefore adequate nutritional intake is very important at this period. Tomang subdistrict which is a partner of FK UNTAR islocated in the West Jakarta area where, the RISKESDAS Report of DKI Jakarta Province 2018, showed that the percentage of very short stature and short stature is 12,87% of toddlers in the West Jakarta area. The first step to reducing and control the prevalence of stunting has been conducted an education about Healthy and Balanced Diet During the First Thousand Days to cadres in the village of Toman, West Jakarta. The activity showed that most cadres experienced increased knowledge about healthy food intake and balanced nutrition after getting based on pre-posttests of education. The achieved results need to be followed up with training and mentoring so that the cadres are always motivated and renew their knowledge related to stunting management. So, they can carry out their duties thus can contribute to reducing the prevalence of stunting in toddlersABSTRAK:Stunting atau pendek merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia terutama di negara sedang berkembang. Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2019 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,7% yang menunjukkan stunting di Indonesia masih merupakan masalah dengan kategori tingkat sedang. Dampak stunting pada balita dapat berakibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita, serta menurunnya kualitas hidup di usia dewasa. Berbagai faktor dapat memengaruhi terjadinya stunting terkait kekurangan gizi kronis selama 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) anak yang meliputi masa janin dalam kandungan sampai dua tahun setelah kelahiran. Masa HPK merupakan masa proses tumbuh kembang yang sangat cepat dan tidak terjadi pada kelompok usia selanjutnya, oleh karena itu pemenuhan asupan gizi pada masa ini sangat penting. Kelurahan Tomang yang merupakan mitra FK UNTAR terletak di daerah Jakarta Barat dimana berdasarkan Laporan RISKESDAS Provinsi DKI Jakarta 2018, menunjukkan kejadian sangat pendek dan pendek sebesar 12,87% pada usia bawah dua tahun di wilayah Jakarta Barat. Sebagai langkah awal untuk pencegahan dan pengendalian terjadinya stunting, telah dilakukan edukasi mengenai Pola Makan Sehat dan Seimbang Selama HPK kepada para kader di kelurahan Tomang, Jakarta Barat. Kegiatan edukasi tersebut menunjukkan sebagian besar kader mengalami peningkatan pengetahuan tentang asupan makanan sehat dan gizi seimbang setelah mendapat edukasi berdasarkan pre-pos tes. Hasil yang dicapai ini perlu dilakukan tindak lanjut dengan pelatihan dan pendampingan agar para kader selalu termotivasi dan memperbaharui pengetahuan terkait pengendalian stunting dalam menjalankan tugasnya dengan demikian dapat berkontribusi dalam upaya menurunkan angka kejadian stunting pada balita.
EDUKASI POLA MAKAN SEHAT DALAM UPAYA PENGENDALIAN HIPERTENSI DI MASA PANDEMI COVID-19 Meilani Kumala
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 4, No 1 (2021): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jbmi.v4i1.10555

Abstract

Hypertension is a non-communicable disease (NCD) with a high prevalence in both developed and developing countries, including Indonesia. Riskesdas 2018 shows the prevalence of hypertension in 2018 is increased by 8.3% compared to 2013. Studies that have been conducted shows that sufferers of Corona-19 virus infection (COVID-19) have been increased in severity when accompanied by hypertension. The first case of COVID-19 in Indonesia was found in DKI Jakarta. The area of Tomang urban village is one of the 25th urban villages with the highest number of Covid-19 cases in Jakarta. Among other NCDs, hypertension and diabetes mellitus are found in high numbers in Tomang, West Jakarta. According to this condition, preventive efforts are needed to reduce the high risk of complications in NCDs sufferers such as hypertension, in the Tomang area, West Jakarta. Appropriate dietary intake, including balanced nutrition and adequate fluid intake, is one of the ways to control hypertension and increase immunity. As a concrete action in raising awareness to the community in Tomang Village, West Jakarta, education has been carried out regarding the pattern of healthy and balanced diet as an effort to prevent and control hypertension and also prevent COVID-19. The results of these educational activities based on the pre-post test showed that most of them had increased knowledge about healthy food intake and balanced nutrition after receiving this education. A regular education to the public is needed regarding a balanced nutritional diet including an appropriate food intake pattern in controlling hypertension and efforts to increase immunity.ABSTRAK:Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) dengan angka kejadian yang tinggi baik di negara maju maupun negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Data Riskesdas 2018, didapatkan peningkatan angka kejadian hipertensi sebesar 8,3% dibandingkan angka kejadian hipertensi pada tahun 2013. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan penderita infeksi virus Corona-19 (COVID-19) tingkat keparahan meningkat bila disertai hipertensi. Kasus pertama COVID-19 di Indonesia ditemukan di DKI Jakarta. Wilayah kelurahan Tomang yang merupakan daerah mitra FK Untar termasuk dalam 25 kelurahan dengan jumlah kasus tertinggi Covid-19 di Jakarta. Angka kejadian hipertensi serta DM di kelurahan Tomang, Jakarta Barat, didapatkan merupakan penyakit yang cukup tinggi diantara PTM lainnya. Untuk itu perlu dilakukan upaya preventif untuk menurunkan risiko komplikasi yang tinggi pada penderita PTM seperti hipertensi, di wilayah Tomang Jakarta Barat. Asupan makanan dengan pola makanan sehat, bergizi mencakup gizi seimbang dan aman serta asupan cairan yang sesuai kebutuhan adalah salah satu langkah untuk mengendalikan hipertensi dan meningkatkan kekebalan tubuh. Sebagai bentuk nyata untuk meningkatkan kesadaran kepada msayarakat di kelurahan Tomang Jakarta Barat, telah dilakukan edukasi mengenai pola asupan makanan sehat dan seimbang sebagai salah satu upaya pencegan dan pengendalian hipertensi dan pencegahan COVID-19. Hasil kegiatan edukasi tersebut berdasarkan pre-pos tes menunjukkan sebagian besar terdapat peningkatan pengetahuan tentang asupan makanan sehat dan gizi seimbang setelah mendapat edukasi. Perlu dilakukan edukasi secara rutin kepada masyarakat terkait pola makan gizi seimbang merupakan pola asupan makanan yang sesuai dalam mengendalikan hipertensi dan upaya meningkatkan kekebalan tubuh