Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pelaksanaan Webinar Makin Cakap Digital sebagai Bentuk Pemberdayaan Pandu Digital Daring untuk Masyarakat Indonesia Andhi Nur Rahmadi; Nurul Jannah Lailatul Fitria
Journal of Social and Policy Issues Volume 2, No 2 (2022): April-June
Publisher : Pencerah Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemberdayaan masyarakat bagian dari upaya pemerintah dalam penyelenggaraan pembangunan negara. Pemberdayaan masyarakat diagendakan dengan rangkaian kegiatan yang berkesinambungan, berkelanjutan, dan berkala secara dinamis. Bentuk kegiatan dalam pemberdayaan memanfaatkan unsur-unsur potensial yang ada secara sinergis. Tujuan utama dari pemberdayaan untuk meningkatkan kekuatan secara mandiri untuk memenuhi kebutuhannya dan mampu beradaptasi dengan tantangan masa depan. Pemerintah dalam hal ini diwakilkan oleh Kementerian Kominfo meluncurkan program kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan konsep webinar. Tema webinar ini adalah Literasi Digital Nasional "Makin Cakap Digital". Sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat di era digital. Riset dalam naskah ini, menggunakan metode kualitatif deskriptif. Kajian menerapkan sistem studi kasus dalam riset. Fokus dalam riset berorientasi pada power dan intervensi media baru dalam konsep pemberdayaan masyarakat secara daring dengan menggunakan platform webinar. Tujuan penelitian untuk mengetahui konsep media baru membahas materi 4 pilar terkait literasi digital yang diselenggarakan oleh Kominfo. Program webinar ini dapat memaparkan value masyarakat untuk berpartisipasi aktif pada paradigma baru pembangunan khususnya berkaitan dengan literasi digital. Konsep kegiatan webinar Literasi Digital Nasional "Makin Cakap Digital" oleh Kominfo merupakan strategi pemerintah mewujudkan 6 dimensi pemberdayaan dengan pemaparan 4 pilar literasi digital
Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi Kreatif dan Sektor Pangan Guna Rintis Kemandirian Ekonomi di Desa Banyuanyar Lor Kabupaten Probolinggo Verto Septiandika; Imam Sucahyo; Renny Candradewi Puspitarini; Andhi Nur Rahmadi; Nur Cholifa
Pelita Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2022): Pelita Masyarakat, September
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/pelitamasyarakat.v4i1.7889

Abstract

Banyuanyar Lor Village is one of the villages in the Probolinggo Regency, East Java. Most of the residents of this village make a living as onion farmers. At least 85 percent of the residents are shallots farmers. shallots farmers play an important role in maintaining the sustainability of Probolinggo Regency as a producer of shallots that have economic advantage as in the community system, processing, and processing of shallots. Shallots are of the strategic commodities that are produced periodically and are superior in this village. Unfortunately, these agricultural products have limited added value. Shallots, if not sold directly, are only processed as snacks, additional spices, and others whose marketing is not yet wide enough. Combining village advantages and agricultural potential and empowering women, socialization activities that open opportunities for collaboration in the field of community service are carried out. This socialization activity was inserted with processed red onion products in the form of cookies created by the creativity of students participating in KKN. This socialization activity is a collaboration of major post-pandemic themes such as "Recover Faster, Rise Stronger", creative economy, economic independence and entrepreneurship in 3 collaborative activities that are sharing experiences and invitations to rise up after the pandemic.
Pelaksanaan Webinar Makin Cakap Digital sebagai Bentuk Pemberdayaan Pandu Digital Daring untuk Masyarakat Indonesia Andhi Nur Rahmadi; Nurul Jannah Lailatul Fitria
Journal of Social and Policy Issues Volume 2, No 2 (2022): April - June
Publisher : Pencerah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58835/jspi.v2i2.44

Abstract

The research was conducted on the Makin Cakap Digital Webinar with 5 speakers. One as a key opinion leader is a national public figure named Fanny Fabriana, and 4 resource persons are experts and experts according to the field of discussion, namely Klemens Rahardja, Ninik Rahayu, H. Gatot Sulaeman AP, Msi, and Wanta Heryana. The research in this paper uses descriptive qualitative methods. The research method is based on postpositivism or enterpretive philosophy. To examine the condition of natural objects, where the researcher is the key instrument, the data collection technique is done by triangulation, namely a combination of observation, interviews and documentation. Information and data obtained tend to be qualitative data, data analysis is inductive or qualitative, and qualitative research results are to understand meaning, understand uniqueness, construct phenomena, and find hypotheses. Focus on power-oriented research and new media interventions in the concept of online community empowerment using the webinar platform. Research findings to determine the concept of new media discuss the 4 pillars related to digital literacy held by Kominfo. This webinar program can explain the value of the community to actively participate in the new paradigm of development, especially with regard to digital literacy
IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 115 TAHUN 2022 STUDI DI SDN SUKOHARJO 3 PROBOLINGGO Siti Marwiyah; Andhi Nur Rahmadi; Diana Anggraeni
JISIP UNJA (Jurnal Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Jambi) Vol 7, No 2 (2023): November
Publisher : Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Fakultas Hukum Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jisipunja.v7i2.27252

Abstract

Penyelenggaraan pendidikan perlu mendapat dukungan dan partisipasi dari berbagai elemen seperti masyarakat, pihak sekolah, sarana prasarana, dan anggaran. Khususnya pada unsur anggaran dan biaya pendidikan sangat dibutuhkan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan oleh aparatur di lingkup pendidikan. Pelaksanaan Anggaran menjadi bagian dari proses Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Salah satunya adanya program Bosda. Pemerintah Kota Probolinggo menerapkan pengembangan Program Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) SDN/SDLBN. Salah satunya yang menjalankan adalah SDN Sukoharjo 3. Hal ini menarik untuk di teliti terkait penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran pada Proses Penyerapan Anggaran Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) di SDN Sukoharjo 3 Probolinggo. Peneliti ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penghimpunan data didapatkan dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil riset menunjukkan ada penerapan dua teori, yaitu teori pertama terkait implementasi Kebijakan Penunjukan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) pada Proses Penyerapan Anggaran Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) di SDN Sukoharjo 3 Probolinggo berdasarkan Teori Implementasi Kebijakan Publik, meliputi model manajemen sistem-sistem; model proses birokrasi; model perkembangan organisasi; dan model konflik dan bargaining. Teori kedua adalah Fungsi Anggaran pada Proses Penyerapan Anggaran Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) di SDN Sukoharjo 3 Probolinggo, meliputi planning (perencanaan); organizing (pengorganisasian); actuating (menggerakan); dan controlling (pengendalian).
RELASI BUDAYA POLITIK MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS PANCA MARGA DALAM MENYIKAPI ISU POLITIK PEMILU 2024 Andhi Nur Rahmadi; Vadhea Nuraliza; Alisyia Putri Melani; Yunita Agustin; Faradilla La Seda; Nurlaili Izzatur Rohmah; Uswatul Hasanah
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP) Vol. 7 No. 3 (2024): Inprogress Volume 7 No 3 Tahun 2024
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i3.27949

Abstract

Indonesia akan memasuki pemilu yang dilaksanakan secara serentak pada tahun 2024 mendatang. Salah satu kekhawatiran yang muncul menjelang pemilu adalah isu politik identitas. Berkaca dari pengalaman Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 yang lalu, politik identitas dapat menjadi ancaman bagi pelaksanaan Pemilu 2024 karena berpotensi memecah preferensi politik di masyarakat atas dasar isu suku, agama, ras, dan antargolongan yang dibawanya. Salah satu partai politik baru, yaitu Partai Ummat, bahkan sudah terang-terangan akan mengusung politik identitas dalam menghadapi Pemilu 2024. Isu-isu seperti ini mencederai implementasi demokrasi di negara kita karena bisa menghasilkan perbedaan politik yang tajam dan berujung pada kekerasan. Politik identitas adalah ancaman yang harus diwaspadai menjelang kontestasi politik tahun depan. Masyarakat harus memiliki budaya politik partisipatif yang didukung dengan tingkat kesadaran politik yang cukup tinggi. Pemerintah harus memastikan aksesibilitas pemilu bagi semua warga negara, terutama untuk orang dengan disabilitas atau yang tinggal di daerah terpencil, serta memastikan transparansi dan keterbukaan dalam proses pemilihan umum.