Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PENINGKATAN PERAN KELUARGA DALAM KEPATUHAN MINUM OBAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA Aristina Halawa
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v3i1.346

Abstract

Kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia sangat penting untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Peran keluarga dalam kepatuhan minum obat ini untuk mencegah terjadinya kekambuhan sangat penting karena keluarga adalah orang terdekat dari pasien. Pengetahuan yang baik akan menjadikan keluarga memiliki peran yang baik sebaliknya bila pengetahuannya kurang maka mereka akan berperan kurang sehingga kekambuhan pasien akans erring terjadi dan hal ini akan merugikan baik pasien itu sendiri, kleuarga maupun masyarakat. Tujuan pelaksanaan pengabdian masyarakat dalam bentuk penyuluhan kesehatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan keluarga pasien skizofrenia dalam kepatuhan minum obat pasien sehingga hal ini akan mencegah terjadinya kekambuhan pada pasien. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan informasi dalam bentuk penyuluhan kesehatan pada 14 keluarga pasien skizofrenia. Tehnik pengambilan data dilakukan dengan melkaukan pretest dan postest setelah memberikan penyuluhan kesehatan. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan perubahan pengetahuan peserta setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan dimana jumlah peserta yang memiliki pengetahuan baik dari 2 peserta (14%) menjadi 9 Peserta (64%) dan peserta yang pengetahuannya kurang dari 8 (58%) menjadi 0 atau tidak ada. Dengan pengetahuan yang baik ini maka keluarga akan mampu meningkatkan perannya dalam membantu anggota keluarganya yang menderita skizofrenia dalam kepatuhan minum obat sehingga kekambuhan akan dapat dicegah.Kesimpulan dari pengabdian masyarakat ini adalah peran keluarga sangat penting dalam kepatuhan minum obat pasien skizofrenia sehingga dapat mencegah terjadinya kekambuhan.
PERBANDINGAN MEKANISME KOPING LANSIA TERHADAP PROSES PENUAAN ANTARA YANG TINGGAL DIPANTI WERDA USIA UNDAAN WETAN DENGAN YANG TINGGAL PADA KELUARGA DI KELURAHAN LAKARSANTRI SURABAYA Aristina Halawa; Imam Safi'i
Jurnal Keperawatan Vol 3 No 2 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.886 KB)

Abstract

Proses menua dimaknai dengan sebagaimana kemunduran terutama pada ketidakfungsian fungsifungsi baik bio-fisio-spiko-sosio dan kemampuan yang pernah dimilikinya, hal demikian dapat membuat lansia menjadi stress. Dalam mengatasi stress lansia menggunakan mekanisme pertahanan diriya itu mekanisme koping berorientasi pada tugas dan berorientasi pada ego. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan mekanisme koping lansia terhadap proses penuaan antara yang tinggal di Panti Werda Usia Undaan Wetan dengan yang ada di RT1 RW4 Lakarsantri Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain penelitian ”studykomparatif”. Populasi sebanyak 40 lansia dan didapatkan sampel sebanyak 36 lansia yang dibagi menjadi 18 lansia yang berada di Panti Werda Usia Undaan Wetan dan 18 lansia yang ada di Lakarsantri Surabaya. Metode sampling yang digunakan “Simple Random Sampling”. Data dikumpulkan melalui koesioner. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan lansia yang tinggal di PantiWerda Usia Undaan Wetan didapatkan 10 lansia (55,56%) yang berorientasi pada tugas dan 8 lansia (44,44%) berorientasi pada ego.Sedangkan lansia yang tinggal di Kelurahan Lakarsantri RT1 RW4 didapatkan semua lansia (100%) yang berorientasi pada tugas, hasil ujistatistik Man Whitney p = 0.002, ditolak artinya terdapat perbedaan. Penggunaan mekanisme koping berorientasi pada ego dapat di cegah dengan adanya dukungan keluarga.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MEMBACA MAHASISWA TINGKAT 3 AKPER WILLIAM BOOTH SURABAYA Aristina Halawa
Jurnal Keperawatan Vol 3 No 1 (2014): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.215 KB)

Abstract

Minat membaca adalah kekuatan yang mendorong untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas membaca dengan kemauan sendiri. Di AkpernWilliam Booth mahasiswa yang mempunyai minat membaca sangatlah rendah. Faktor yang mempengaruhi antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Penelitian ini dilakukan di Akper William Booth Surabaya untuk mengetahui faktor apa yang paling mempengaruhi minat membaca mahasiswa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Populasi diambil dari seluruh mahasiswa tingkat 3 Akper William Booth Surabaya. Jumlah Sampel 58 responden. Metode sampling yang digunakan yaitu simple random sampling, Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa baik faktor internal maupun faktor eksternal dapat mempengaruhi minat membaca mahasiswa tingkat 3 Akper William Booth Surabaya dan faktor yang paling dominan mempengaruhi minat membaca mahasiswa yaitu faktor psikologis. Untuk mempertahankan minat membaca maka faktor-faktor yang mempengaruhi seharusnya dapat ditingkatkan dengan cara memotivasi mahasiswa agar memiliki minat membaca yang tinggi.
DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KESEPIAN (LONELINESS) PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA TEGAR KEMLATEN VII SURABAYAKEMLATEN VII SURABAYA Afnan Agus P; Aristina Halawa
Jurnal Keperawatan Vol 4 No 2 (2015): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2613.572 KB)

Abstract

Lansia yang mengalami keterpisahan akan mengangap dirinya hanya sendiri serta sering mengalami masalah psikologis yang menimbulkan kesepian. Perasaan kesepian dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan perasaan putus asa, depresi, menyalahkan diri dan impetient boredom. Individu yang mengalami perasaan kesepian sangat membutuhkan dukungan sosial keluarga untuk mengurangi tekanan psikologis selama lansia mengalami kesendirian. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dukungan sosial keluarga dengan kesepian pada lansia di Posyandu Lansia Tegar Kemlaten VII SurabayaKemlaten Surabaya. Rancangan penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Metode Korelasi. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berada di Posyandu Lansia Tegar Kemlaten VII Surabayaberjumlah 45 lansia, Pengambilan sampel mengunakan Simple Random Sampling dengan jumlah sampel 40 lansia yang terdiri dari 28 lansia pria (70%) dan 12 lansia perempuan (30%). Data yang dikumpulkan diperoleh melalui dua kuesioner yaitu kuesioner dukungan sosial keluarga dan kuesioner kesepian. Data yang terkumpul dilakukan analisa uji Regresi Ordinal dengan nilai p < 0,05 pada penelitian didapatkan hasil p = 0,00 dimana H0 ditolak yang artinya ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan kesepian pada lansia. Dari hasil yang didapat diharapkan posyandu tetap mengadakan kegiatan sosial yang dapat meningkatkan hubungan sosial antar lansia dan pemberian penyuluhan kesehatan kepada masyarakat atau keluarga yang tinggal bersama lansia tentang pentingnya dukungan sosial keluarga untuk lansia.
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DM TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DM DI CLUB DIABETES MELITUS Aristina Halawa; Pandeirot M Nancye
Jurnal Keperawatan Vol 5 No 1 (2016): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1164.655 KB)

Abstract

Kepatuhan diet DM merupakan cara pengobatan yang perlu diperhatikan oleh penderita DM karena hal tersebut membantu menstabilkan gula darah. Seorang penderita DM dikatakan patuh bila seseorang tersebut melaksanakan apa yang seharusnya dia lakukan dalam hal ini misalnya menjalankan diet DM. Banyak penderita DM yang harus dirawat di rumah sakit karena kadar gula dalam darahnya tidak stabil karena meningkat (hiperglikemi) atau (hipoglikemi) karena pola makan yang tidak baik atau dengan kata lain karena tidak patuh terhadap diet yang seharusnya dijalankan. Menurut mereka (penderita DM) bahwa pemberian pendidikan kesehatan baik melalui penyuluhan atau secara langsung diinformasikan sudah diberikan oleh petugas kesehatan, tetapi karena begitu banyak makanan yang dihindari dan diukur yang merupakan pantangan dari pasien DM sehingga pasien lupa, setiap kali makan harus diatur jam makan, jenis makanan dan jumlah makanan yang dimakan. Oleh karena itu pemberian pendidikan kesehatan ini harus terus diberikan agar penderita DM tetap diingatkan sehingga mereka patuh pada diet DM mereka. Penelitian ini menggunakan metode penelitian one-group pre-post test design yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan diit pada penderita DM di Club DM RS. William Booth Surabaya. Populasi yang diambil adalah penderita Diabetes Melitus yang tergabung dalam Club DM RS William Booth Surabaya dengan menggunakan teknik probability sampling yaitu simple random sampling. Alat ukur yang digunakan pada saat pengumpulan data adalah dengan menggunakan lembar kuisoner. Analisa data yang digunakan adalah dengan uji Mc Nemar. Hasil penelitian menunjukkan sebelum pemberian pendidikan kesehatan 12 responden patuh dan 16 responden tidak patuh, sedangkan setelah pemberian pendidikan kesehatan 28 responden patuh, dan hasil uji statistic Mc Nemar didapatkan P: 0,00. Dengan demikian hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian pendidikan kesehatan kepada masyarakat dapat menambah pengetahuan mereka, lalu mulai merubah perilakunya dari yang tidak sehat menjadi perilaku yang sesuai dengan kesehatan seperti patuh pada Diet DM.
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK KELAS 4 SD Aristina Halawa
Jurnal Keperawatan Vol 6 No 1 (2017): Jurnal Keperawatan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1589.685 KB)

Abstract

Anak yang mendapatkan pola asuh kurang baik dari orang tua akan berpengaruh buruk terhadap prestasi belajarnya, anak menjadi kurang bertanggung jawab, dimana anak akan sering membolos sekolah, tidak ada inisiatif untuk belajar dan bersikap acuh terhadap tugas yang diberikan. Prestasi belajar anak tidak luput dari peran orang tua, karena pola asuh yang di berikan oleh orangtua dapat mempengaruhi prestasi belajar anak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh oran tua dengan prestasi belajar anak. Metode: Penelitian ini menggunakan desain korelasi, populasi pada penelitian ini yaitu seluruh siswa dan siswi kelas 4 SDN Dukuh Kupang IV – 491 Surabaya sejumlah 46 responden dengan sample sebanyak 41, menggunakan teknik simple random sampling. Variabel Independent yaitu pola asuh orang tua, variabel Dependent yaitu prestasi belajar anak. Alat ukur pola asuh menggunakan kuisioner dan prestasi belajar menggunakan observasi. Hasil: Hasil penelitian di SDN Dukuh Kupang yaitu pola asuh penelantar sebesar 19 responden (46%), dan prestasi belajar anak sebagian besar mendapatkan prestasi baik 38 responden (93%). Sedangkan dari hasil uji statistik dengan uji regresi ordinal diperoleh hasil nilai P=0,08 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar anak. Diskusi: Dari hasil yang didapat diharapkan orang tua memiliki waktu yang lebih untuk memperhatikan belajar anak agar prestasi anak dapat lebih meningkat lagi.
PENDIDIKAN KESEHATAN PENTINGNYA POSYANDU LANSIA Erika Untari Dewi; Ni Putu Widari; Aristina Halawa; Tikky Dea Amalia; Hastotanoyo ,; Dimas Widjanarko
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.335 KB) | DOI: 10.47560/pengabmas.v2i1.281

Abstract

Meningkatnya jumlah lansia sebenarnya adalah indikator yang menunjukkan semakin sehatnya penduduk Indonesia karena usia harapan hidupnya meningkat, meskipun disisi lain produktivitas mereka menurun. Program pengembangan kesehatan lansia tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dan partisipasi yang baik dari lansia itu sendiri. Hasil kegiatan yang didapatkan dari kegiatan program “Penyuluhan tentang Pentingnya Posyandu Lansia” yaitu kegiatan yang dilakukan antra lain seperti pemberian penyuluhan kesehatan tentang Posyandu Lansia di wilayah masyrakat binaan ners 2020. Hasil yang didapat yaitu diantaranya : Setelah diberikan penyuluhan kesehatan di masyarakat binaan ners 2020 terjadi peningkatan pengetahuan pada lansia tentang posyandu lansia, terbukti dari pada kegiatan penyuluhan posyandu lansia di masyarakat binaan ners 2020 didapatkan pengetahuan baik setelah penyuluhan 71% dari 15 orang yang datang. Selama kegiatan yang ada keikutsertaan lansia dalam kegiatan mengalami peningkatan dibuktikan dari kegiatan yang pertama di masyarakat binaan ners 2020 dari jumlah total lansia sebanyak 21 orang yang hadir saat itu sebanyak 21 (100%) orang. Manfaat yang didapat dari kegiatan tersebut diatas bagi masyarakat yaitu diantaranya sebagai berikut: Lansia dapat meningkatkan derajat kesehatannya dan produktivitas agar tidak memperparah kondisi. Lansia dapat mempererat hubungan tali silaturahmi dari kegiatan yang dijalankan pada program, selain itu dengan adanya kegiatan ini lansia dapat bertukar pikiran antara satu dengan yang lain dan petugas kesehatan yang ada. Meningkatkan kesadaran lansia untuk selalu menjaga kesehatannya dengan kontrol rutin baik di puskesmas maupun posyandu.
PENINGKATAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA Aristina Halawa
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v3i2.395

Abstract

Deteksi gejala dini dalam gangguan jiwa perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas agar tidak terjadi keterlambatan penanganan pada fase awal yang dapat disembuhkan. Masyarakat yang telah memahami tentang tanda dan gejala gangguan jiwa maka mereka akan dapat mengambil keputusan dengan mudah ketika mereka menemukan tanda dan gejala itu untuk dibawa ke pelayanan kesehatan sehingga proses pengobatannya akan alebih mudah. Tujuan dari kegiatan pengabdian masayrakat ini adalah meningkatkan pengetahuan keluarga tentang deteksi dini gangguan jiwa. Metode yang digunakan adalah memberikan penyuluhan kesehatan kepada keluarga yang yang sedang berkunjung ke Poliklinik Rumah sakit Jiwa sebanyak 15 keluarga penderita skizofrenia. Tehnik pengambilan data dilakukan dengan melkaukan pretest dan postest setelah memberikan penyuluhan kesehatan. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan perubahan pengetahuan peserta setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan dimana jumlah peserta yang memiliki pengetahuan baik dari 4 peserta (27%) menjadi 11 Peserta (73%) dan peserta yang pengetahuannya kurang dari 7 (46%) menjadi 0 atau tidak ada. Dengan meningkatnya pengetahuan ini maka keluarga akan mampu meningkatkan perannya dalam melakukan deteksi dini adanya gangguan jiwa pada anggota keluarganya dan dapat melakukan upaya pencegaha sehingga lebih mudah diatasi atau tidak berlanjut pada keadaan yang lebih parah.
PENINGKATAN PERAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN GANGGUAN JIWA MELALUI PENYULUHAN TENTANG DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA Aristina Halawa; Nurul Imam
Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/pengabmas.v4i1.501

Abstract

Masalah kesehatan jiwa perlu diketahui oleh masyarakat karena banyak orang yang memiliki masalah kejiwaan dan gangguan jiwa berada di masyarakat. Oleh karena itu masyarakat perlu dibekali pengetahuan tentang deteksi dini gangguan jiwa sehingga masyarakat dapat mengetahui segera bila ada gangguan dan dapat meningkatkan perannya dalam upaya pencegahan gangguan jiwa. Dengan penngetahuan yang memadai juga maka masyarakat dapat mencapai dan mempertahakankan kesehatan jiwa yang optimal. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan keluarga tentang deteksi dini gangguan jiwa sehingga masyarakat dapat berperan dalam mencegah gangguan jiwa. Metode yang digunakan adalah memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di Gereja Betlehem Surabaya yaitu sebanyak 36 peserta. Tehnik pengambilan data dilakukan dengan melakukan pretest sebelum pemberian pendidkan kesehatan dan postest setelah memberikan pendidikan kesehatan. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan perubahan pengetahuan peserta. Sebelum diberikan penyuluhan Kesehatan menunjukkan sebagian besar peserta memiliki tingkat pengetahuan yang kurang yaitu 20 peserta (55 %) yang memiliki pengetahuan cukup yaitu 10 peserta (28%) dan yang memiliki pengetahuan baik yaitu 6 peserta (17%). Setelah diberikan penyuluhan Kesehatan peserta Sebagian besar memiliki pengetahuan yang baik yaitu 27 peserta (75%) dan sisanya memiliki pengetahuan cukup yaitu 9 peserta (25%) dan tidak ada peserta yang tingkat pengetahuannya kurang. Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat maka masyarakat akan lebih meningkatkan perannya dalam mencegah terjadinya gangguan jiwa.