Jamli Barus
Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Keteladanan Kepemimpinan Paulus terhadap Kepemimpinan Guru Kristen Berdasarkan Kisah Para Rasul 20:17-38 Genti Turnip; Jamli Barus; Liantri Fena Silitonga
ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54024/illuminate.v1i2.170

Abstract

This study aims to determine how much influence the understanding of Paul's exemplary leadership has on the leadership of Christian teachers at SMK Negeri 2 Medan, with the research hypothesis: "There is a positive and significant effect of understanding Paul's exemplary leadership on the leadership of Christian exemplary teachers at SMK Negeri 2 Medan using descriptive statistical technique. with a population of all Christian teachers at SMK Negeri 2 Medan with a population of 38 people using the sample because the population is below 100 people. Research data was collected using research instruments (questionnaires). Moment Correlation (ryx) with alpha formula In connection with the results of this study the researchers provided input to all teachers, especially every Christian teacher at SMK Negeri 2 Medan in order to maximize leadership such as leadership of Paul.Keywords: role model, leadership, christian teacher AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keteladanan kepemimpinan Paulus terhadap kepemimpinan guru Kristen di SMK Negri 2 Medan, dengan hipotesis penelitian: “Ada pengaruh positif dan signifikan keteladanan kepemimpinan Paulus terhadap kepemimpinan guru Kristen di SMK Negri 2 Medan Penelitian ini merupakan hasil penelitian dengan menggunakan teknik statistik deskriptif dengan populasi seluruh guru Kristen di SMK Negeri 2 Medan dengan jumlah populasi 38 orang. populasi dibawah 100 orang Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian (kuesioner) Sebelum kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dengan menggunakan rumus reliabilitas Pearson Product Moment Correlation (ryx) dengan rumus alpha Sehubungan dengan hasil penelitian ini, peneliti memberikan masukan bagi semua guru kristen khususnya setiap guru kristen r di SMK Negeri 2 Medan agar dapat memaksimalkan kepemimpinan seperti kepemimpinan Paulus.Kata Kunci: keteladanan, kepemimpinan, guru kristen
Dampak Pemahaman Siswa tentang Pendidikan Agama Kristen menurut 2 Timotius 3:14-17 Terhadap Minat Belajar Afolo Zebua; Jamli Barus; Rasmalem Raya Sembiring; Resie VM Sinaga; Genti Turnip
ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54024/illuminate.v2i1.171

Abstract

Interest in learning is influenced by external factors and internal factors. Interest in learning is motivated by intelligence, learning motivation, family environment and selected friends. Students' understanding of Christian religious education according to 2 Timothy 3:14-17 includes spirituality, namely holding the truth and knowing the scriptures and with behavior in terms of guiding life and doing good. The method used is quantitative research with survey methods. The research method used is a type of quantitative research with survey methods. The research was conducted on 40 respondents. As a result, the effect of students' understanding of Christian religious education according to 2 Timothy 3:14-17 on interest in learning is significant with a correlation value of 0.627 with a good category; and the contribution is 0.393 or 39.9%, and the linear regression equation Y = 29, 18 + 0.47 X is significant. Consistently increasing the role of parents to motivate their children; increasing the teacher's role in teaching students' understanding of Christian Religious Education seriously, and being careful in choosing friends will increase interest in learning. The more students understand about Christian religious education according to 2 Timothy 3:14-17, it will have an impact on increasing student interest in learning significantly.Keywords: impact, understanding, interest of learning AbstrakMinat belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Minat belajar dipengaruhi oleh kecerdasan, motivasi belajar, lingkungan keluarga dan teman. Pemahaman siswa tentang pendidikan agama Kristen menurut 2 Timotius berkaitan dengan spiritualitas, yaitu berpegang pada kebenaran dan mengetahui kitab suci dan terkait dengan perilaku yaitu membimbing hidup dan berbuat baik. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode survey. Penelitian dilakukan terhadap 40 responden. Hasil penelitian diperoleh pemahaman siswa Pendidikan Agama Kristen tentang pendidikan agama Kristen menurut 2 Timotius 3:14-17 pada minat siswa adalah signifikan dengan korelasi 0,627 dalam kategori baik, dengan kontribusi 0,393 atau 39,3% dengan persamaan regresi linier Y = 29, 18 + 0,47 X signifikan. Peningkatan peran orang tua yang secara konsisten memotivasi anaknya, peningkatan pemahaman siswa oleh guru secara serius, dan pemilihan teman yang cermat akan meningkatkan minat belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman siswa terhadap pendidikan agama Kristen, menurut 2 Timotius 3:14-17, maka secara signifikan akan meningkatkan minat siswa terhadap Pendidikan Kristen.Kata Kunci: dampak, pemahaman, minat belajar
Signifikansi Memahami Sikap yang Benar di konteks Penderitaan Menurut 1 Petrus 4:7-11 untuk Berperilaku Saleh Rika Kartika; jamli barus; rasmalem raya sembiring; aslinawati gurusinga; dhean amos lumbantobing
ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 2, No 2 (2019): Desember 2019
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54024/illuminate.v2i2.164

Abstract

AbstractSuffering is a reality in life. No one is willing to suffer, but no one can escape from it. Suffering is a grace of God for believers. Among believers, some can understand the meaning of suffering in their life, but some do not understand it. 1 Petrus 4:7-11 describes about the true attitude in suffering contexts in order to behaving a goodliness life. The problem is how significant is  the true attitude in suffering contexts according to 1 Peter 4:7-11 in order to behaving a goodliness life? Method used in to answer the question is a quantitative research with survey method. As a result is the signification of the understanding of the true attitude in suffering contexts according to 1 Peter is very significant to influence to behave a goodliness life; the value of (r xy2) is 0.90 or 90 %; regression equation Y = 106,3 + 89x is significant. So, the more believer understand the true attitude in suffering contexts, the stronger he keep on behaving a goodliness life although he suffers..Key words: signification, true attitude, suffering, behaving a goodliness lifeAbstrakPenderitaan adalah realitas dalam hidup. Penderitaan tidak dikehendaki, namun penderitaan tak dapat dihindari. Penderitaan adalah anugerah bagi orang percaya. Di kalangan orang percaya, ada yang dapat memahami makna penderitaan, dan ada yang kurang memahaminya.  Ada orang percaya yang dapat memaknai penderitaan, namun lebih banyak yang kurang memahamnya. 1 Petrus 4:7-11 membicarakan tentang Sikap yang benar di konteks penderitaan untuk berperilaku saleh. Permasalahannya adalah bagaimanakah signifikansi memahami sikap yang benar di konteks penderitaan menurut 1 Petrus 4:7-11 untuk berperilaku saleh?  Metode yang digunakan untuk menjawab pertanyaan ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode survey. Hasilnya adalah Signifikansi Memahami Sikap yang Benar di konteks Penderitaan menurut 1 Petrus 4:7-11 sangat berpengaruh untuk berperilaku saleh; nilai derteminasinya (r xy2)sebesar 90 %; persamaan regresi  Y = 106,3 + 89x adalah signifikan. Jadi, jika orang percaya semakin memahami sikap yang benar berada di berbagai-bagai penderitaan, maka semakin gigih orang itu untuk  tetap berperilaku saleh sekalipun menderita.Kata kunci: signifikansi, sikap yang benari, Penderitaan, berperilaku saleh
Hubungan Kepribadian Guru dengan Sikap Siswa dalam Proses Pembelajaran Thomson Siallagan; Jamli Barus
ILLUMINATE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 6, No 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54024/illuminate.v6i1.214

Abstract

AbstractEducation as "a conscious, systematic and continuous effort to transmit, generate or acquire either knowledge, attitudes, values, skills, or sensibilities, or any result of such an effort. A person's personality is the work of the Holy Spirit through the Word that we preach or proclaim; through the Gospel that we establish as the center of faith, we 'give birth' to them through the power of the Gospel and the Word by the Holy Spirit in the power of God. Then as the end goal of Christian education, they have the personality or character of Christ. The personality of a lecturer can basically be seen from his actions, speech, the way he associates, the way he dresses and the way he deals with every problem or issue he faces. Lecturers are professional educators who are tasked with developing the personality of students or now better known as student character. Adequate mastery of the personality competence of a lecturer will greatly help efforts to develop the character of his students. By presenting as a figure who can be di-gugu (trusted) and imitated. Psychologically, children tend to feel confident in what the teacher is teaching. Keywords: personality, student behaviour  AbstrakPendidikan sebagai sebuah usaha sadar, sistematis dan berkesinambungan untuk menyalurkan, menghasilkan atau memperoleh pengetahuan, sikap, nilai, keterampilan atau kepekaan, serta segala sesuatu yang dihasilkan dari usaha tersebut. Kepribadian seseorang adalah karya Roh Kudus melalui Firman yang kita beritakan atau beritakan; melalui Injil yang kita tetapkan sebagai pusat iman, kita "melahirkan" mereka dengan kuasa Injil dan Firman melalui Roh Kudus dalam kuasa Allah. Kemudian, sebagai tujuan akhir dari pendidikan Kristen, mereka memiliki kepribadian atau karakter Kristus. Kepribadian seorang dosen pada dasarnya dapat dilihat dari tindakannya, tutur katanya, cara bergaulnya, cara berpakaiannya dan cara menyikapi setiap masalah atau persoalan yang dihadapinya. Dosen adalah pendidik profesional yang dibebani tugas untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa, atau yang lebih dikenal dengan karakter mahasiswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang dosen akan sangat membantu upayanya dalam mengembangkan karakter mahasiswanya. Dengan menampilkan dirinya sebagai sosok yang dapat di-gugu (dipercaya) dan ditiru. Secara psikologis, anak cenderung mempercayai apa yang diajarkan oleh gurunya. Kata Kunci: kepribadian, sikap siswa