Christin Angelina Febrianti
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FAKTOR KELAINAN KONGENITAL PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT ABDUL Yunani Yunani; Anita Bustami; Christin Angelina Febrianti
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 5, No 2 (2016): Volume 5 Nomor 2
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v5i2.460

Abstract

Angka kejadian kelainan kongenital berkisar 15 per-1000 kelahiran. Kejadian pada anak umur dibawah satu tahun serkitar 4-5%. Angka kejadian di RSAM Bandar Lampung mengalami peningkatan setiap tahun. Tahun 2013, 115 kasus dan 2014 mningkat menjadi 151 kasus. Tujuan penelitian diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelainan congenital pada bayi baru lahir di ruang Perinatologi RSAM Bandar Lampung 2015.Jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan studi kasus control. Data yang digunakan adalah data sekunder. Populasi seluruh bayi yang dirawat di Ruang Perinatologi RSAM 2014, dengan sampel sejumlah 112 (56 kasus dan 56 kontrol). Variabel meliputi faktor genetik, infeksi, obat, umur, hormonal, gizi, serta kelainan kongenital pada bayi baru lahir.Hasil penelitian univariat kelompok kasus, faktor genetik sebesar 14 (25%), faktor infeksi 23 (41%), faktor obat 18 (32%), faktor umur 22 (39%), faktor hormonal 19 (34%), dan faktor gizi kurang sejumlah 17 responden (30%). Ada hubungan faktor genetic (p=0,008), infeksi (p=0,013), penggunaan obat (p=0,023), umur beresiko (p=0,021), hormonal (0,014), dan gizi (p=0,004) dengan kelainan kongenital pada bayi baru lahir. Gizi merupakan faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan kelainan congenital. Disarankan pemerintah hendaknya melakukan penjaringan ibu hamil lebih intensif agar mereka cepat diketahui jika terjadi kekurangan gizi. Demikian masyarakat harus pro aktif untuk memeriksakan kehamilannya dengan tertip, serta menjaga asupan gizi dengan baik.Kata kunci : Kelainan congenital
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN, KONSUMSI JAJAN SEHAT DAN PENGGUNAAN JAMBAN SEHAT DENGAN KEJADIAN HEPATITIS A PADA SISWA DI MADRASAH ALIYAH RAUDHATUL HUDA AL ISLAMI KABUPATEN PESAWARAN Fina Apriliana; Khoidar Amirus; Christin Angelina Febrianti
JURNAL DUNIA KESMAS Vol 3, No 4 (2014): Volume 3 Nomor 4
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jdk.v3i4.413

Abstract

Sekolah sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan, hal inidisebabkan karena banyaknya data yang menyebutkan bahwa munculnya sebagianpenyakit yang sering menyerang anak usia sekolah, misalnya diare, kecacingan, anemiadan hepatitis A. Hepatitis A merupakan urutan pertama dari berbagai penyakit hati didunia terjadi secara sporadic di seluruh dunia, dengan kecenderungan pengulangansiklus epidemic.Di Kabupaten Pesawaran jumlah penderita hepatitis A mencapai 121penderita. Pada bulan Desember tahun 2012 terdapat 45 siswa yang positif terserangvirus hepatitis A. Tujuan penelitian ini adalah diketahui hubungan perilaku CTPS,konsumsi jajanan sehat, penggunaan jamban sehat dan kejadian hepatitis A pada siswadi Madrasah Aliyah Raudhatul Huda Al Islami Kabupaten Pesawaran 2013.Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan crosssectional. Populasi studi adalah siswa kelas XI dan XII sebanyak 290 orang dan sampel165 orang, analisa menggunakan uji Chi-square.Hasil uji analisis univariat menunjukkan dari 165 sampel ada 22,4% respondenyang menderita hepatitis A, sebagian besar responden mempunyai kebiasaan kurangbaik dalam perilaku CTPS (69,1%), sebagian besar responden tidak mengkonsumsi jajansehat (81,8%), sebagian besar responden tidak menggunakan jamban sehat (69,7%).Didapatkan ada hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun (p-value = 0,001), perilakukonsumsi jajan sehat (p-value = 0,011), ada hubungan perilaku penggunaan jambansehat (p-value = 0,000) dengan kejadian hepatitis A pada siswa. Saran, sekolahmengupayakan pengadaan fasilitas seperti tempat untuk cucitangan sederhana,melakukan modifikasi menu makanan di asrama, merencanakan pengadaan kantin dalamlingkungan sekolah yang dikelola oleh pihak sekolah, dan secara bertahap mampumeningkatkan kualitas dan kuantitas fisik jamban yang ada di sekolah.Kata kunci : Cuci Tangan, Jajanan, Jamban, Hepatitis