Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Jurnal Kreativitas PKM

Sosialisasi Sadari Sebagai Langkah Awal Pencegahan Kanker Payudara R.A. Helda Puspitasari; Ayu Dewi Nastiti; Erik Kusuma; Dwining Handayani; Evy Aristawati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 5 (2022): Volume 5 No 5 Mei 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i5.5724

Abstract

ABSTRAK Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Salah satu penyakit kanker yang lebih banyak terjadi pada wanita adalah kanker payudara yaitu tumor ganas yang tumbuh didalam jaringan payudara yang meliputi kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Menurut World Health Organization, di Indonesia angka kematian yang disebabkan oleh kanker payudara menempati urutan ke-10 setelah kanker paru, sedangkan berdasarkan Riset Kesehatan Dasar, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 330.000 orang. Tujuan dilakukannya pemberdayaan masyarakat pada petani perkebunan teh dalam rangka untuk pencegahan awal kanker payudara pada wanita. Pemberdayaan dilakukan dengan cara menyebarkan pengetahuan melalui praktek SADARI dalam rangka pencegahan awal penyakit kanker payudara. Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan sebelum kegiatan pelatihan ini, pengetahuan ibu tentang buku SADARI: rendah (75%), cukup (15%), tinggi (10%). Setelah edukasi didapatkan adanya peningkatan yang cukup signifikan dari pengetahuan ibu: rendah(10%), cukup 15%), baik ( 75%). Kata Kunci: Sadari, Pencegahan, Kanker Payudara ABSTRACT Cancer is one of the leading causes of death worldwide. One of the most common cancers in women is breast cancer, which is a malignant tumor that grows in the breast tissue, which includes the mammary glands, milk ducts, fatty tissue and connective tissue in the breast. According to the World Health Organization, in Indonesia the death rate caused by breast cancer ranks 10th after lung cancer, while based on Basic Health Research, the prevalence of tumor/cancer in Indonesia is 1.4 per 1000 population or about 330,000 people. The purpose of doing community empowerment on tea plantation farmers in order to prevent early breast cancer in women. Empowerment is done by spreading knowledge through the practice of BSE in the context of early prevention of breast cancer. Based on the results of the pre-survey conducted before this training activity, mothers' knowledge of BSE books: low (75%), sufficient (15%), high (10%). After education, it was found that there was a significant increase in maternal knowledge: low (10%), sufficient 15%), good (75%). Keywords: Awareness, Prevention, Breast Cancer
Pemanfaatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) dalam Mengurangi Kejadian Stunting yang Berwawasan Agronursing di Kawasan Pesisir Desa Watuprapat Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan Dwining Handayani; Erik Kusuma; R.A Helda Puspitasari; Ayu Dewi Nastiti
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 4 (2022): Volume 5 No 4 April 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i4.5392

Abstract

ABSTRAK Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh multi factorial dan bersifat antar generasi. Di Indonesia masyarakat sering menganggap tumbuh pendek sebagai factor keturunan. Persepsi yang salah dimasyarakat membuat masalah ini tidak mudah diturunkan dan membutuhkan upaya besar dari pemerintah dan berbagai sektor terkait. Pendidikan dan pengetahuan ibu yang rendah juga berpengaruh besar terhadap kejadian stunting pada balita. Prevalensi stunting di Kabupaten Pasuruan dipengaruhi oleh jumlah balita stunting yang ada di setiap desa, salah satu desa yang angka prevalensi stunting masih tinggi adalah desa Watuprapat, dimana jumlah balita yang mengalami stunting sebanyak 21 balita dan merupakan salah satu desa yang termasuk fokus penanganan stunting di Kabupaten Pasuruan.  Tujuan dari edukasi kepada kader kesehatan dan guru PAUD diharapkan dapat menambah wawasan dan kemampuan dalam mencegah dan mengurangi stunting dengan memanfaatkan hasil pekarangan di sekitar rumah dalam menambah nilai gizi pada balita. Adapun kegiatan yang dilakukan berupa penyuluhan tentang pemahaman umum stunting, penyebab terjadinya stunting, ciri-ciri penderita stunting dan cara pencegahannya  menggunakan leaflet dan demonstrasi membuat lauk berupa nugget dari daun kelor dan udang. Terdapat peningkatan pengetahuan kader tentang stunting dan kemampuan mengolah bahan makanan dari hasil pekarangan di rumah dengan hasil rendah 10%, cukup 10% dan baik 80%. Hasil penyuluhan ini diharapkan dapat disosialisasikan kepada masyarakat dalam upaya mencegah dan mengurangi kejadian stunting di desa Watuprapat kecamatan Nguling Kabupaten pasuruan. Kata Kunci : Stunting, KRPL, Balita   ABSTRACT Stunting is a chronic nutritional problem caused by multi-factorial and intergenerational. In Indonesia, people often consider growing short as a hereditary factor. The wrong perception in the community makes this problem not easy to solve and requires great efforts from the government and various related sectors. Mother's low education and knowledge also has a big influence on the incidence of stunting in toddlers. The prevalence of stunting in Pasuruan Regency is influenced by the number of stunting toddlers in each village, one of the villages where the stunting prevalence rate is still high is Watuprapat village, where the number of toddlers experiencing stunting is 21 toddlers and is one of the villages that includes the focus of stunting handling in the District Pasuruan. The purpose of education for health cadres and PAUD teachers is expected to be able to add insight and abilities in preventing and reducing stunting by utilizing the results of the yard around the house in increasing nutritional value for toddlers. The activities carried out were in the form of counseling on general understanding of stunting, the causes of stunting, the characteristics of stunting sufferers and how to prevent it using leaflets and demonstrations of making side dishes in the form of nuggets from Moringa leaves and shrimp. There is an increase in the knowledge of cadres about stunting and the ability to process food ingredients from the results of the yard at home with low yields of 10%, 10% sufficient and 80% good. The results of this counseling are expected to be socialized to the community in an effort to prevent and reduce stunting rates in Watuprapat village, Nguling sub-district, Pasuruan Regency. Keywords: Stunting, KRPL, Toddler
Pemberdayaan Kader Posyandu Lansia dalam Upaya Pencegahan Hipertensi dan Komplikasinya Ayu Dewi Nastiti; Erik Kusuma; R.A Helda Puspitasari
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 1 (2022): Volume 5 No 1 Januari 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i1.5280

Abstract

ABSTRAKHipertensi di Indonesia memerlukan perhatian yang serius karena merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberculosis. Seiring dengan semakin meningkatnya angka penderita hipertensi di Indonesia, pemerintah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan untuk lansia agar derajat dan mutu kesehatan lansia penderita hipertensi dapat meningkat. Salah satunya yaitu dengan mencanangkan pelayanan kesehatan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan di tingkat masyarakat dilakukan oleh Posyandu Lansia. Uraian situasi di atas merupakan dasar mengapa perlu dilakukan pemberdayaan kader posyandu lansia untuk pencegahan hipertensi dan komplikasinya di Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa pemberian edukasi tentang hipertensi dan komplikasinya serta, memberikan pelatihan pemerikasaan tekanan darah bagi kader. Subjek dalam kegiatan ini adalah seluruh kader kesehatan di wilayah Kecamatan Purwosari. Lokasi ini dipilih mengingat kasus hipertensi di wilayah ini masih cukup tinggi. Kegiatan pengabdian ini mendapatkan sambutan hangat dari peserta. Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta yang aktif dalam diskusi dan mengajukan pertanyaan. Setelah sesi diskusi pemateri malakukan post test secara lisan kepada peserta, dalam post test yang dilakukan 100% peserta mampu menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pemateri dengan benar. Kesimpulan yang bisa ditarik dari kegiatan ini seluruh peserta cukup aktif dalam kegiatan ini dan tidak meninggalkan tempat sampai acara selesai. Upaya peningkatan pengetahuan  masyarakat tentang penyakit hipertensi dapat lebih maksimal setelah diadakan kegiatan ini diukur dengan hasil apersepsi dan evaluasi. Kata Kunci: Pemberdayaan, Kader, Hipertensi ABSTRACTHypertension in Indonesia requires serious attention because it is the 3rd cause of death after stroke and tuberculosis In line with the increasing number of hypertension sufferers in Indonesia, the government has formulated various health service policies for the elderly so that the degree and quality of health of elderly people with hypertension can increase. One of them is by implementing health services for the elderly through several levels. Services at the community level are provided by the Elderly Posyandu. The description of the situation above was the basis of why it is necessary to empower elderly Posyandu cadres for the prevention of hypertension and its complications in Purwosari District, Pasuruan Regency. The form of this community service activity was in the form of providing education about hypertension and its complications as well as providing training in blood pressure checks for cadres. The subjects in this activity were all Health Cadres in the Purwosari District area. This location was chosen considering that there were still many cases of hypertension in this region. This service activity received a warm welcome from the participants. This is evidenced by the large number of participants who are active in the discussion and asking questions. After the discussion session the speaker performs a post test orally to the participants, in the post test 100% participants were able to answer the questions presented by the speaker correctly. The conclusion that can be drawn from this activity was that all participants were quite active in this activity and do not leave the venue until the event was over. Efforts to increase public knowledge about hypertension can be maximized after this activity was measured by the results of apperception and evaluation. Keywords: Empowerment, Cadres, Hypertension   
Edukasi Buku KIA dan Peningkatan Koping Ibu Menghadapi Masa Kehamilan Pada Masa Pandemi Covid-19 R.A Helda Puspitasari; Dwining Handayani; Erik Kusuma; Ayu Dewi Nastiti; Evy Aristawati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Volume 4 Nomor 6 Desember 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v4i6.4487

Abstract

ABSTRAK Ibu hamil dan bayi dikategorikan sebagai kelompok yang rentan dalam pandemi virus corona yang mewabah di sekitar 230 negara seluruh dunia, sehingga dalam proses kehamilan ibu juga merasakan kehawatiran yang berlebih karena kurang paham tentang kehamilan dan takut akan kondisi bayi yang ada di kandugannya. Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang buku KIA dan meningkatkan koping ibu dalam menghadapi masa kehamilan pada masa pandemic covid-. Kegiatan ini dilakukan di Klinik Asyifa Kabupaten Pasuruan. Kegiatan ini diawali dengan memberikan pertanyaan seputar pengetahuan ibu dalam menghadapi masa kehamilan dan mengenai langkah ibu dalam mengahdapi permasalahn kehamilan yang dihadapi. Dilanjutkan dengan memberikan materi menggunakan leaflet dan BUKU KIA. Semua ibu antusias dalam mengikuti kegiatan ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang mereka ajukan. Kegiatan ini efektif dilakukan dalam peningkatan pengetahuan ibu dan peningkatan koping ibu dimana terlihat adanya peningkatan pengetahuan dan koping ibu sebelum dan sesudah mendapatkan penyuluhan yang terlihat dari koesioner pre dan post test. Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk meningkatkan pemahaman ibu mengenai masa kehamilan serta peningkatan koping ibu. Kata Kunci: Edukasi, Buku KIA, Koping, Ibu Hamil  ABSTRACT Pregnant women and babies are categorized as a vulnerable group in the corona virus pandemic which is endemic in around 230 countries around the world, so that in the process of pregnancy, mothers also feel excessive anxiety due to lack of understanding about pregnancy and fear of the condition of the baby in their womb. The purpose of this activity is to increase mother's knowledge through education on MCH books in dealing with pregnancy and improve maternal coping in dealing with pregnancy during the COVID-19 pandemic. This activity was carried out at the Asyifa Clinic. This activity begins by asking questions about the mother's knowledge in dealing with pregnancy and about the mother's steps in dealing with pregnancy problems. Followed by providing materials using leaflets and MCH BOOK. All mothers were enthusiastic in participating in this activity as seen from the many questions they asked. This activity was effectively carried out in increasing maternal knowledge and increasing maternal coping where it was seen that there was an increase in maternal knowledge before and after receiving counseling as seen from the pre and post test questionnaires and increased maternal coping.. Keywords: Knowledge, MCH Handbook, Coping, Pregnant Women
Peningkatan Edukasi Kesehatan Phbs Melalui Story Telling Pada Pengungsi Erupsi Gunung Semeru Ayu Dewi Nastiti; Erik Kusuma; R.A. Helda Puspitasari; Dwining Handayani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 10 (2022): Volume 5 No 10 Oktober 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i10.7479

Abstract

Pada Sabtu (14/12/2021) pukul 15.20 WIB, Gunung Semeru memuntahkan endapan magma dari dalam perut bumi. Larutan silika bersuhu tinggi terbang bersama kepulan asap tebal hingga meluas ke berbagai penjuru Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Dengan kondisi seperti itu mengharuskan masyarakat sekitar untuk mengungsi di tempat yang lebih aman. Berada dalam satu lokasi dengan ratusan orang tentunya akan sangat memungkinkan untuk munculnya masalah kesehatan baru, salah satunya adalah alergi dan gatal-gatal. Hal tersebut mengingat minimnya penyediaan air bersih di lokasi pengungsian. Selain masalah kesehatan yang mengintai para pengungsi, tentunya masalah psikis juga bisa muncul dalam kondisi tersebut, tidak terkecuali bisa terjadi juga pada anak-anak. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat ini berupa kegiatan pendidikan kesehatan tentang Peningkatan Edukasi Kesehatan PHBS Melalui Story Telling. Sasaran pelaksanaan kegiatan ini seluruh anak-anak di tempat pengungsian mulai dari usia 3-12 tahun. Topik kegiatan yang dilakukan adalah tentang PHBS. PHBS  atau personal hygiene merupakan bagian yang penting sebagai upaya dalam menjaga kesehatan tubuh. Melihat sasaran kegiatan yang merupakan kategori anak, oleh sebab itu diperlukan media yang tepat dalam pelaksaannya. Metode penyampaian edukasi yang dipilih dalam kegiatan ini adalah story telling. Story telling merupakan salah satu bentuk metode penyampaian informasi dengan cara mendongeng ataupun bercerita, bisa dilakukan secara berkelompok ataupun perseorangan (Listuayu, 2016). Metode story telling dianggap paling tepat untuk penyampaian edukasi hal itu mengingat dunia anak adalah dunia bermain, sehingga diharapkan dengan memberikan edukasi melalui story telling upaya untuk menyampaikan informasi bisa lebih mengena dan anak menjadi lebih antusias. Kesimpulan dari kegiatan ini Upaya peningkatan pengetahuan  masyarakat terutama anak-anak tentang pentingnya menerapkan PHBS dalam menjaga kebersihan diri dapat lebih maksimal setelah diadakan kegiatan ini.
Edukasi Pencegahan dan Penanganan Diabetes Mellitus Serta Skrining Penderita Diabetes Mellitus Erik Kusuma; Ayu Dewi Nastiti; R.A Helda Puspitasari; Dwining Handayani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 9 (2022): Volume 5 No 9 September 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i9.6415

Abstract

ABSTRAK Penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius karena dapat menimbulkan komplikasi akut maupun kronik. Untuk meminimalisirkan komplikasi Diabetes Mellitus diperlukan pengetahuan yang cukup mengenai DM dan penanganan yang tepat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pencegahan dan penanganan Diabetes Mellitus. Sasaran kegiatan ini adalah tim penggerak PKK dan kader kesehatan Kecamatan Purwosari. Terdapat dua kegiatan yang dilakukan yaitu 1) pemberian heath education tentang Diabetes Mellitus, 2) skrining penderita diabetes Mellitus. Pemberian edukasi kesehatan dilakukan dengan menggunakan teknik ceramah dan diskusi. Media yang digunakan adalah banner, leaflet dan LCD untuk pemaparan materi. Peserta sangat antusias mendengarkan materi  yang diberikan dan aktif berdiskusi. Hal ini terbukti dengan banyaknya peserta yang mengajukan pertanyaan, sehingga terjadi diskusi yang menarik antara peserta dan pemateri. Berdasarkan hasil pre test yang dilakukan sebelum pemberian materi, pengetahuan peserta tentang Diabetes Mellitus antara lain rendah (25%), cukup (55%), tinggi (20%). Setelah edukasi didapatkan adanya peningkatan pengetahuan yang cukup signifikan yaitu rendah (10%), cukup 25%), baik (65%). Melalui edukasi pencegahan dan penanganan diabetes Mellitus serta skrining penderita diabetes Mellitus diharapkan pengetahuan masyarakat tentang Diabetes Mellitus meningkat, sehingga mampu melakukan tindakan pencegahan secara mandiri. Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Edukasi, Pencegahan, SkriningABSTRACT Diabetes Mellitus is a degenerative disease that requires appropriate and serious treatment because it can cause acute and chronic complications. To minimize the complications of Diabetes Mellitus, sufficient knowledge about DM and proper treatment is needed. This activity aims to increase public knowledge in the prevention and management of Diabetes Mellitus. The target of this activity is the PKK driving team and health cadres in Purwosari District. There are two activities carried out, namely 1) providing heath education about Diabetes Mellitus, 2) screening people with diabetes mellitus. The provision of health education is carried out using lecture and discussion techniques. The media used are banners, leaflets and LCDs for material presentation. Participants were very enthusiastic about listening to the material provided and actively discussing. This was proven by the large number of participants who asked questions, resulting in an interesting discussion between the participants and the presenters. Based on the results of the pre-test conducted before giving the material, participants' knowledge about Diabetes Mellitus was low (25%), sufficient (55%), high (20%). After education, it was found that there was a significant increase in knowledge, namely low (10%), enough 25%), good (65%). Through education on the prevention and treatment of diabetes mellitus and screening of people with diabetes mellitus, it is hoped that public knowledge about Diabetes Mellitus will increase, so that they are able to take preventive actions independently.  Keywords: Diabetes Mellitus, Education, Prevention, Screening
Pemberdayaan Remaja melalui Pembentukan “Kartar Husada” sebagai Upaya Memutus Mata Rantai Penyebaran Covid-19 Erik Kusuma; Ayu Dewi Nastiti; R.A Helda Puspitasari; Dwining Handayani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 8 (2022): Volume 5 No 8 Agustus 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i8.6344

Abstract

ABSTRAK Rendahnya kesadaran dan kedisplinan masayarakat menjadi tantangan besar bagi pemerintah dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Kerjasama dari semua elemen di masyarakat khususnya generasi muda sangat diperlukan. Kegiatan ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 melalui pembentukan Kartar Husada (Karang Taruna Husada). Peserta dalam kegiatan ini adalah 25 orang remaja di Kelurahan Tembokrejo Kecamatan Purworejo Kota Pasuruan. Lokasi ini dipilih karena jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 cukup banyak pada bulan Agustus 2020. Kegiatan yang dilakukan meliputi 3 (tiga) tahapan, yaitu 1) pemberian penyuluhan tentang Covid-19 dan  healthy life style untuk memutus mata rantai penyebaran covid-19, 2) pelatihan penggunaan masker dengan benar serta cuci tangan 6 langkah, 3) pembentukan Kartar Husada (Karang Taruna Husada) untuk meningkatkan peran serta remaja dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kelurahan Tembokrejo. Penyuluhan kesehatan dilakukan dengan menggunakan teknik ceramah dan diskusi. Pelatihan dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi. Media yang digunakan adalah slide power point, video pembelajaran dan leaflet. Hasil kegiatan menunjukkan rerata skor pre-test adalah 6, sedangkan rerata skor post-test adalah 9. Perbedaan rerata skor pre-test dan post-test adalah 3. Disimpulkan bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan peserta kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM). Keterampilan peserta dalam penggunaan masker yaitu 24 orang mampu melakukan sesuai ceklist dan hanya 1 orang yang tidak sesuai dengan ceklist. Keterampilan peserta dalam melakukan cuci tangan 6 langkah dengan benar yaitu sebanyak 22 orang mampu melakukan sesuai ceklist dan 3 orang tidak sesuai ceklist. Hasil ini menunjukkan bahwa peserta dapat mempraktikkan penggunaan masker dan cuci tangan 6 langkah yang benar. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan remaja yang diperkuat dengan pembentukan “Kartar Husada” diharapankan mampu membuat remaja berdaya, bergerak, berubah, dan dapat menjadi katalisator untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan. Kata Kunci: Covid-19, Remaja, Pemberdayaan  ABSTRACT The low awareness and discipline of the community is a big challenge for the government in breaking the chain of the spread of Covid-19. Cooperation from all elements in society, especially the younger generation, is needed. This study aims to break the chain of the spread of Covid-19 through the formation of Kartar Husada (Karang Taruna Husada). Participants in this activity were 25 teenagers in Tembokrejo Village, Purworejo District, Pasuruan City. This location chose because the number of confirmed Covid-19 patients was quite large in August 2020. The activities carried out included 3 (three) stages, namely 1) providing counseling about Covid-19 and healthy life style to break the chain of Covid-19 spread, 2 ) training on using masks correctly and washing hands in 6 steps, 3) establishing Kartar Husada (Karang Taruna Husada) to increase youth participation in breaking the chain of spread of Covid-19 in Tembokrejo Village. Health education is carried out using lecture and discussion techniques. The training is given using the demonstration method. The media used are power point slides, learning videos and leaflets. The results of the activity showed that the average pre-test score was 6, while the post-test average score was 9. The difference in the average pre-test and post-test scores was 3. It was concluded that counseling can increase the knowledge of participants. Participants' skills in using masks, 24 people were able to do according to the checklist and only 1 person who did not match the checklist. The skill of washing hands in 6 steps correctly, 22 people were able to do it according to the checklist and 3 people did not match the checklist. These results indicate that participants can practice proper use of masks and hand washing. Through the formation of "Kartar Husada" it is hoped that teenagers will be able to be empowered, move, change, and can be a catalyst to increase public awareness in complying with health protocols. Keywords: Covid-19, Youth, Empowerment
Penguatan Edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam Tatanan Rumah Tangga sebagai Upaya Menciptakan Keluarga Ber-PHBS Ayu Dewi Nastiti; Erik Kusuma; R.A. Helda Puspitasari; Dwining Handayani
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 4 (2023): Volume 6 No 4 April 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i4.9477

Abstract

ABSTRAK Penerapan Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satau cara untuk mengurangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan satu fase yang diterapkan oleh seseorang untuk menciptakan derajat sehat. Perilaku hidup sehat dapat terlihat dari mengonsumsi makanan yang sehat, mengatur pola makan dan berolahraga yang cukup. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan  edukasi kepada masyarakat agar mampu untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat yang dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga. Hal tersebut untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini dilaksanakan di Depan kantor Desa,Logowok , Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan.  Penyampaian materi dilakukan dalam bentuk persentasi menggunakan media X banner, yang disampaikan di kantor Desa,Logowok , Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan. Tahapan kegiatan terdiri dari tahapan persiapan yaitu melakukan observasi keadaan lingkungan sekitar rumah warga Desa Logowok , Kecamatan Pohjentrek Kabupaten Pasuruan oleh mahasiswa dan penentuan jadwal dan lokasi pelaksanaan penyuluhan PHBS; tahapan pelaksanaan yaitu kegiatan penyuluhan PHBS;. Kata Kunci: PHBS, Hidup Bersih dan Sehat,  Pola Hidup  ABSTRACT Implementation of clean and healthy living behavior is one of the ways to reduce health problems that exist in society. Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) is a phase that is applied by a person to create a healthy degree. Healthy living behavior can be seen from eating healthy food, managing diet and getting enough exercise. The purpose of this activity is to provide education to the community so that they are able to adopt a clean and healthy lifestyle that starts with themselves and their family environment. This is to be able to increase public knowledge and awareness in implementing clean and healthy living behaviors. This activity was carried out in front of the village office, Logowok, Pohjentrek District, Pasuruan Regency. Submission of material was carried out in the form of a presentation using the X banner media, which was delivered at the Village office, Logowok, Pohjentrek District, Pasuruan Regency. The stages of the activity consisted of the preparatory stage, namely observing the condition of the environment around the houses of the residents of Logowok Village, Pohjentrek District, Pasuruan Regency by students and determining the schedule and location for implementing PHBS counseling; the implementation stage, namely PHBS counseling activities; Keywords : PHBS, Clean and Healthy Living, Lifestyle
Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam Membangun Gaya Hidup Sehat Sejak Dini di Wilayah Pesisir Kota Pasuruan Erik Kusuma; Dwining Handayani; Ayu Dewi Nastiti; R.A. Helda Puspitasari
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 9 (2023): Volume 6 No 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i9.10841

Abstract

ABSTRAK Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di sekolah adalah upaya memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu dan mampu mempraktikkan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Anak usia sekolah (6-12 tahun) merupakan sasaran yang sangat efektif dalam merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat. Usia ini merupakan usia yang rawan akan masalah kesehatan sehingga dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan serta prestasi belajar. Kegiatan ini dilakukan di SDN Ngemplakrejo Kota Pasuruan. Pemilihan lokasi didasarkan pada 1) penerapan PHBS di sekolah tersebut tergolong rendah, 2) terletak di wilayah pesisir Kota Pasuruan, dimana wilayah pesisir termasuk kedalam fokus sasaran keperawatan agronursing yang memiliki ruang lingkup agrikultural 3) hasil  penelitian sebelumnya didapatkan bahwa penerapan PHBS di wilayah pesisir tergolong rendah. Sasaran kegiatan ini adalah siswa kelas 5 dan 6 SD sebanyak 45 orang. Edukasi diberikan melalui ceramah, diskusi dan demonstrasi. Media edukasi berupa buklet, slide power point yang disesuaikan dengan usia  anak, video PHBS, dan poster. Kuesioner digunakan untuk mengukur dimensi pengetahuan dan sikap. Dimensi tindakan diukur melalui lembar observasi. Dari hasil evaluasi didapatkan hasil bahwa pada dimensi pengetahuan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik tentang cuci tangan 6 langkah dengan benar (62%), menjaga kebersihan gigi dan mulut (67%), memilih jajanan sehat (56%) dan membuang sampah pada tempatnya (58%). Pada dimensi sikap sebagian besar responden memiliki sikap yang positif tentang cuci tangan 6 langkah dengan benar (78%), menjaga kebersihan gigi dan mulut (71%), memilih jajanan sehat (73%) dan membuang sampah pada tempatnya (80%). Pada dimensi tindakan sebagian besar responden melakukan tindakan cuci tangan 6 langkah dengan benar (69%), menjaga kebersihan gigi dan mulut (78%), memilih jajanan sehat (71%) dan membuang sampah pada tempatnya (73%). Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) mampu membangun gaya hidup sehat sejak dini dengan meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan PHBS. Kata Kunci: PHBS, Gaya Hidup Sehat, Wilayah Pesisir  ABSTRACT Clean and Healthy Living Behavior (PHBS) in schools is an effort to empower students, teachers, and the school community to know and be able to practice PHBS, and play an active role in realizing healthy schools. School-age children (6-12 years) are very effective targets in changing behavior and healthy living habits. This age is an age that is prone to health problems that can affect the process of growth and development as well as learning achievement. This activity was carried out at SDN Ngemplakrejo Pasuruan City. The site selection was based on 1) the implementation of PHBS in the school was relatively low, 2) it was located in the coastal area of Pasuruan City, where the coastal area was included in the focus of agronursing nursing nursing targets that had an agricultural scope 3) the results of previous studies found that the application of PHBS in coastal areas was relatively low. The target of this activity is 45 students in grades 5 and 6 of elementary school. Education is provided through lectures, discussions and demonstrations. Educational media in the form of booklets, power point slides tailored to the age of children, PHBS videos, and posters. Questionnaires are used to measure dimensions of knowledge and attitudes. Action dimensions are measured through observation sheets. From the evaluation results, it was found that in the knowledge dimension, most respondents had good knowledge about washing hands 6 steps correctly (62%), maintaining dental and oral hygiene (67%), choosing healthy snacks (56%) and disposing of garbage in its place (58%). On the attitude dimension, most respondents have a positive attitude about washing hands 6 steps properly (78%), maintaining dental and oral hygiene (71%), choosing healthy snacks (73%) and disposing of garbage in its place (80%). In the action dimension, most respondents carried out 6-step hand washing actions correctly (69%), maintaining dental and oral hygiene (78%), choosing healthy snacks (71%) and disposing of garbage in its place (73%). Clean and Healthy Behavior Education (PHBS) is able to build a healthy lifestyle from an early age by increasing PHBS knowledge, attitudes and actions. Keywords: PHBS, Healthy Lifestyle, Coastal Area