p-Index From 2019 - 2024
0.817
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Agrikultura
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Respon Hama Penggerek Buah Kopi (Hypothenemus hampei Ferr.) (Coleoptera: Curculinoidae: Scolytidae) terhadap Ekstrak Buah Kopi yang Terinfestasi Hama sebagai Atraktan di Perkebunan Kopi Rakyat Gunung Tilu Rasiska, Siska; Safira, Sania; Hidayat, Yusup; Yulia, Endah; Ariyanti, Mira
Agrikultura Vol 33, No 3 (2022): Desember, 2022
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v33i3.40277

Abstract

Penggerek buah kopi (PBKo), Hypothenemus hampei Ferr. adalah salah satu hama utama pada tanaman kopi. Persentase serangan hama PBKo pada buah kopi dapat mencapai 100% jika tidak ada pengendalian. Salah satu teknologi pengendalian hama PBKo yang dapat dilakukan adalah penggunaan ekstrak buah kopi yang terinfestasi hama PBKo sebagai atraktan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh esktrak buah kopi yang terinfestasi sebagai atraktan hama PBKo dan memperoleh konsentrasi ekstrak buah kopi terinfestasi yang paling efektif sebagai atraktan imago hama PBKo. Selain itu juga dipelajari serangga arthropoda lain yang tertangkap. Penelitian ini dilakukan di perkebunan kopi rakyat Gunung Tilu, Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada bulan November 2021 hingga Maret 2022. Pembuatan ekstraksi buah kopi terinfestasi dengan menggunakan teknik maserasi dan destilasi air dilakukan di Laboratorium Pestisida dan Toksikologi Lingkungan, sedangkan pengamatan hama dilakukan di Laboratorium Hama Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan yaitu P0 = kontrol; P1 = 50 mL air sulingan, P2 = 100 mL air sulingan, P3 = 150 mL air sulingan, P4 = 50 mL ekstrak etanol, P5 = 100 mL ekstrak etanol, P6 = 150 mL ekstrak etanol dan P7 = etanol 10 mL dengan masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak buah kopi terinfestasi dengan menggunakan teknik maserasi dan destilasi air tidak dapat menarik hama PBKo serta tidak menurunkan intensitas serangan hama PBKo. Namun, ekstrak buah kopi terinfestasi dapat menarik sejumlah serangga hama dari ordo Diptera famili Drosophilidae dan parasitoid dari ordo Hymenoptera famili Braconidae.
Efikasi Ekstrak Air dan Pupuk Organik Cair Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Patogen Alternaria solani secara In Vitro dan In Vivo Erawati, Alfira Dewi; Yulia, Endah; Dono, Danar
Agrikultura Vol 34, No 2 (2023): Agustus, 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v34i2.48596

Abstract

Penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur Alternaria solani merupakan penyakit penting pada tomat. Alternaria solani mampu menginfeksi tanaman tomat pada setiap fase pertumbuhan tanaman sejak dari benih, bibit hingga fase generative pada hampir setiap musim tanam. Pengendalian penyakit bercak daun umum dilakukan dengan menggunakan pestisida sintetik namun aplikasi yang tidak bijaksana dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan. Pemanfaatan pestisida nabati dapat menjadi alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan. Tanaman kelor merupakan tanaman yang berpotensi dalam menekan pertumbuhan jamur patogen karena mengandung senyawa antijamur. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan ekstrak air dan pupuk organik cair (POC) daun kelor dalam menghambat pertumbuhan A. solani serta meningkatkan pertumbuhan tanaman tomat. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fitopatologi dan rumah kaca Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor dari bulan Januari-April 2023. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Pengujian pengaruh ekstrak air daun kelor terhadap A. solani dilakukan menggunakan metode makanan beracun dan pengujian pengaruh ekstrak dan POC daun kelor dengan metode perlakuan benih dan aplikasi pada tanah dan tanaman. Perlakuan berupa lima konsentrasi ekstrak 1-5%, kontrol dan fungisida propineb 0,25% serta aplikasi POC konsentrasi 5 ml/l pada pengujian in vivo. Hasil penelitian in vitro menunjukkan bahwa konsentrasi 2-5% menghambat pertumbuhan koloni jamur A. solani mencapai 46,8% dan menyebabkan malformasi hifa jamur A. solani. Hasil penelitian in vivo menunjukkan bahwa ekstrak kelor 5% + POC mampu menekan kejadian penyakit hingga 77,8% serta meningkatkan vigor bibit tanaman tomat dengan pertumbuhan bibit yang lebih tinggi, jumlah daun yang lebih banyak serta bobot basah bibit yang lebih besar.
Uji Ekstrak Metanol Biji Kembang Telang (Clitoria ternatea L.) dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni serta Produksi dan Perkecambahan Konidia Jamur Fusarium oxysporum f. sp. cepae Suganda, Tarkus; Kaltsum, Rumaisha Thifaaliyah; Tripuspasari, Lindung; Yulia, Endah
Agrikultura Vol 35, No 1 (2024): April, 2024
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v35i1.53887

Abstract

Fusarium oxysporum f. sp. cepae (FOC) adalah patogen penyebab penyakit moler pada bawang merah, dan termasuk salah satu patogen yang sulit untuk dikendalikan. Pengendalian menggunakan pestisida sintetik tidak dianjurkan karena mampu membahayakan ekosistem. Salah satu alternatif yang lebih ramah lingkungan untuk pengendalian adalah dengan menggunakan pestisida nabati. Tanaman kembang telang berpotensi untuk digunakan sebagai bahan pestisida nabati, terutama bagian bijinya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan ekstrak metanol biji kembang telang dalam menghambat pertumbuhan koloni, produksi konidia, serta perkecambahan konidia FOC. Percobaan dilakukan di Laboratorium Fitopatologi Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran pada bulan April sampai dengan September 2023. Percobaan dilakukan dengan metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas 6 konsentrasi ekstrak (0,1; 1; 2; 3; 4; 5%) dengan 4 ulangan. Pengujian terhadap penghambatan pertumbuhan koloni dilakukan menggunakan metode makanan beracun (poison food), sementara pengujian terhadap penghambatan produksi konidia dilakukan dengan menghitung kerapatan konidia setelah aplikasi ekstrak, dan pengujian terhadap penghambatan perkecambahan dilakukan dengan menghitung jumlah konidia yang berkecambah pada campuran agar-konidia yang telah diaplikasikan ekstrak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak metanol biji kembang telang mampu menghambat pertumbuhan koloni dan perkecambahan konidia FOC, namun tidak mampu menghambat produksi konidianya. Penghambatan tertinggi terhadap pertumbuhan koloni ditunjukkan oleh konsentrasi 3-5% dengan persentase penghambatan 18,5-25,4%, sementara penghambatan tertinggi terhadap perkecambahan konidia ditunjukkan oleh konsentrasi 5%, dengan persentase penghambatan 18,1%.
Kejadian dan Uji Hipersensitivitas Bakteri yang Berasosiasi dengan Penyakit Busuk Batang Jagung di Sumbawa Nusa Tenggara Barat Fitri, Elysa; Widiantini, Fitri; Yulia, Endah
Agrikultura Vol 34, No 2 (2023): Agustus, 2023
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/agrikultura.v34i2.48717

Abstract

Jagung merupakan salah satu komoditas penting yang mendukung perekonomian nasional di Indonesia, khususnya bagi masyarakat Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Keberadaan penyakit tanaman pada tanaman jagung dikhawatirkan menjadi ancaman terhadap produktivitas jagung di NTB. Salah satu penyakit yang dapat mengakibatkan kerugian hasil yang tinggi pada tanaman jagung adalah penyakit busuk batang yang dilaporkan disebabkan oleh patogen bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kejadian penyakit dan menguji hipersensitivitas bakteri yang berasosiasi dengan penyakit busuk batang pada tanaman jagung di Kabupaten Sumbawa. Observasi di lapangan dilakukan di Kabupaten Sumbawa NTB sementara percobaan laboratorium dilaksanakan di Laboratorium Karantina Tumbuhan Sumbawa dan Laboratorium Bioteknologi Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, pada rentang waktu dari Februari hingga April 2023. Hasil survei lapangan menunjukkan bahwa gejala penyakit busuk batang ditemukan pada 13 lokasi pertanaman jagung di Kabupaten Sumbawa termasuk Kecamatan Moyo Hulu, Utan, Labangka, Labuhan Badas, Unter Iwes dan Potatano dengan kejadian penyakit yang masih rendah. Hasil uji Gram menunjukkan 13 isolat yang diperoleh adalah Gram negatif yang merupakan karakteristik umum bakteri patogen. Hasil uji hipersensitivitas pada daun tembakau menunjukkan gejala positif untuk 13 isolat bakteri tersebut.