Irfan Yulianto
Faculty Of Fisheries And Marine Science, Bogor Agricultural University, Bogor

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TINJAUAN HUKUM DAN KEBIJAKAN KAWASAN KONSERVASI LAUT (KKL) MUKIM IE MEULEE, KOTA SABANG: Suatu Implementasi Pengelolaan Perikanan Tangkap di Pulau Kecil Irfan Yulianto; Budy Wiryawan; A Mukminin
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 2 No. 1 (2011): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.279 KB) | DOI: 10.29244/jmf.2.1.9-17

Abstract

The coastal area of Weh Island is divided into sub-districts (lhok) which are managed by traditional leader known as Panglima Laot. The Panglima Laot has the authority to regulate customary laws that aimed to bring social harmony and resolve conflicts concerning the marine resource use. In Anoi Itam and Ie Meulee of the east coast of Weh Island, the communities have high awareness toward the sustainable of the natural resources use, and this has led to the implementation of gear restrictions and no fishing zones regulations as part of their customary laws. These regulations have generated conflict with the other custom community, because the other custom community claimed that these existing customary regulations do not have legal base regulations. Gap analysis and analytical hierarchy process was used to analyze and describe the regulation that can be used as their optional regulation base. The result indicated that the Weh Island custom community had chosen a marine protected area that managed by community through Panglima Laot adopting regulations that recognised by local government. In the process of implementation, the determination area is a key priority (36.92%) followed by the establishment of management institutions (23.92%), financing (21.19%) and surveillance (17.94%).
STRATEGI DAN REKOMENDASI PENGELOLAAN PERIKANAN KARANG BERDASARKAN STATUS KELEMBAGAAN (Strategies and Reef Fisheries Management Recommendations Based on Institutional Status) Irfan Yulianto; Budy Wiryawan; Am Azbas Taurusman
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 2 No. 2 (2011): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.614 KB) | DOI: 10.29244/jmf.2.2.121-127

Abstract

Dengan adanya Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah kabupaten atau pemerintah kota memiliki peranan penting dalam pengelolaan perikanan karang. Disisi lain kapasitas sebagian pemerintah kabupaten dan kota dalam pengelolaan perikanan masih relatif lemah. Sehingga banyak pemerintah kabupaten dan kota tidak melakukan kegiatan pengelolaan perikanan karang. Kota Sabang, merupakan kota terletak di ujung barat laut Pulau Sumatera, termasuk wilayah Provinsi Aceh. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kota Sabang, bidang perikanan merupakan salah satu bidang prioritas dalam rencana tersebut. Salah satu masalah utamanya adalah kapasitas pemerintah Kota Sabang masih terbatas dalam melakukan pengelolaan perikanan khususnya perikanan karang sehingga memiliki kelemahan dalam menyusun strategi pengelolaan perikanan. Tujuan penelitian ini adalah: adanya kajian status kelembagaan pemerintah kota sabang dalam melakukan pengelolaan perikanan karang; dan adanya strategi dan rekomendasi pengelolaan perikanan karang berdasarkan status kelembagaan. Metode yang dipakai dalam studi ini adalah Institutional Development Framework (IDF) yang dikembangkan oleh Renzi (1996) dan Manulang (1999). Hasil penelitian menunjukkan secara kelembangaan, Dinas Kelautan, Perikanan dan Pertanian (DKPP), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), dan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Kebersihan dan Pertamanan (BAPEDALKEP) berada dalam tahap pemantapan dalam melakukan pengelolaan perikanan karang.Kata kunci: kapasitas pemerintah, pengelolaan perikanan, perikanan karang
DINAMIKA PERIKANAN KERAPU DI TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA (Grouper Fishery Dynamics in Karimunjawa National Park) Irfan Yulianto; Budy Wiryawan; Am Azbas Taurusman; Prihatin I. Wahyuningrum; Vita R. Kurniawati
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 4 No. 2 (2013): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.465 KB) | DOI: 10.29244/jmf.4.2.175-181

Abstract

ABSTRACTKarimunjawa National Park is one of the national parks that have the objective to maintain fish populations in the Java Sea, where one of them is grouper. Grouper is one of the target fish in the national park. The objective of this study is to assess the conditions and dynamics of the grouper fishery in Karimunjawa National Park. Fish landing surveys were conducted to collect the data. Fishing gear types, grouper species, and weight of each species were collected. Calculation of Catch per Unit Effort (CPUE) per month and two-way ANOVA statistical tests were used for data analysis. Results of this study indicated that catches of grouper using speargun was significantly higher than the catch using handline. There was a seasonal cycle of the grouper catch, where the value of the highest CPUE occurred in transitional season between the west and east monsoon season, from March to May.Key words: CPUE, grouper fishery, Karimunjawa National Park-------ABSTRAKTaman Nasional Karimunjawa merupakan salah satu taman nasional yang salah satu tujuannya untuk mempertahankan populasi ikan di Laut Jawa, dimana salah satunya adalah perikanan kerapu. Ikan kerapu merupakan salah satu target penangkapan di perairan Taman Nasional Karimunjawa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kondisi dan dinamika perikanan kerapu di Taman Nasional Karimunjawa. Survei pendaratan ikan dilakukan untuk pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan kerapu, jenis hasil tangkapan, dan berat masing-masing jenis hasil tangkapan setiap trip. Perhitungan nilai Catch per Unit Effort (CPUE) setiap bulan dan uji statistik two ways ANOVA digunakan untuk analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan kerapu dengan menggunakan speargun lebih tinggi dan berbeda nyata secara statistik dibandingkan hasil tangkapan dengan menggunakan pancing. Terdapat siklus musiman hasil tangkapan, dimana nilai CPUE tertinggi terjadi pada musim peralihan antara musim barat dan musim timur yakni dari bulan Maret hingga Mei.Kata kunci: CPUE, perikanan kerapu, Taman Nasional Karimunjawa
PARAMETER POPULASI KERAPU SUNU (Plectropomus sp.) DAN OPSI PENGELOLAANNYA DI PERAIRAN KARIMUNJAWA Siska Agustina; Moh Natsir; Menofatria Boer; . Purwanto; Irfan Yulianto
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 9 No. 2 (2018): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (622.789 KB) | DOI: 10.29244/jmf.9.2.119-131

Abstract

ABSTRACTGroupers are important fisheries resources in the tropic and sub-tropic due to it has high economic value, so that continuously exploitation even in some waters have collapsed and high capture pressureThe study aimed to identify population parameters of coral grouper (Plectropomus sp.) in Karimunjawa waters as basic information for fisheries management. Sampling method using fish landing observation method for fish catches in 14 days every month since 2010-2015 caught in Karimunjawa waters. Growth parameters, mortality, length at first capture, and recruitment pattern analysis using the Rstudio, FiSAT II and spawning potential ratio with LB-SPR analysis. The growth rate is relatively slow with k values ranging from 0.10 to 0.13 and lifespan of 21.93-27.73 years. The stock condition of the coral grouper species of P. leopardus, P. maculatus, and P. Oligacanthus was indicated overfished with E> 0.5 and SPR of 0.14, 0.22, and 0.25. These indicate that the 3 species of Plectropomus sp. in Karimunjawa is at unsustainable levels. Coral grouper type P. areolatus has E=0.45 and SPR=0.52, meaning that this type of grouper has a low exploitation rate and high spawning potential compared to other species coral grouper in Karimunjawa waters.Keywords: coral grouper, fisheries, Karimunjawa waters, stock statusABSTRAKIkan kerapu adalah sumber perikanan penting di daerah tropis dan sub-tropis karena bernilai ekonomis tinggi, sehingga terus dilakukan eksploitasi bahkan beberapa perairan telah mengalami collapse dan tekanan penangkapan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi parameter-parameter populasi ikan kerapu sunu (Plectropomus sp.) di perairan Karimunjawa sebagai informasi dasar dalam pengelolaan perikanan. Metode pengambilan data menggunakan metode observasi (pengamatan) terhadap hasil tangkapan ikan selama 14 hari dalam satu bulan dari tahun 2010-2015 yang ditangkap di Perairan Karimunjawa. Analisis parameter pertumbuhan, mortalitas, length first capture, dan recruitment pattern menggunakan program Rstudio, FiSAT II dan rasio potensi pemijahan dengan analisis LB-SPR. Laju pertumbuhan tergolong lambat dengan nilai k berkisar 0,10-0,13 dan lifespan 21,93-27,73 tahun. Kondisi stok ikan kerapu sunu jenis P. leopardus, P. maculatus, dan P. oligacanthus diindikasikan mengalami kondisi tangkap lebih dengan E > 0,5 dan SPR sebesar 0,14, 0,22, dan 0,25. Hal ini menunjukkan bahwa penangkapan saat ini untuk 3 spesies kerapu sunu di Karimunjawa berada pada tingkat yang tidak berkelanjutan. Kerapu sunu jenis P. areolatus memiliki E sebesar 0,45 dan SPR 0,52, artinya kerapu jenis ini memiliki tingkat eksploitasi yang rendah dan potensi pemijahan yang tinggi dibandingkan jenis kerapu sunu lainnya di Perairan Karimunjawa.Kata kunci: kerapu sunu, perikanan, Perairan Karimunjawa, status stok
Pengembangan Kawasan Konservasi Untuk Mendukung Pengelolaan Perikanan yang Berkelanjutan di Indonesia Andi Rusandi; Amehr Hakim; Budy Wiryawan; Sarmintohadi; Irfan Yulianto
Marine Fisheries : Journal of Marine Fisheries Technology and Management Vol. 12 No. 2 (2021): Marine Fisheries: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut
Publisher : Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jmf.v12i2.37047

Abstract

Pemerintah Indonesia telah menargetkan 32,5 juta hektar kawasan konservasi atau 10% dari luas perairan Indonesia pada tahun 2030 yang merupakan kontribusi untuk komitmen global Sustainable Development Goal dan Convention on Biological Diversity. Pada awal pembentukan, kawasan konservasi tersebut lebih ditujukan kepada perlindungan biodiversitas, namun seiring dengan waktu dirasa perlu untuk kawasan konservasi dapat mendukung keberlanjutan sumber daya ikan sesuai dengan amanat Undang-Undang Perikanan. Riset ini dilakukan untuk mengkaji luasan dan sebaran kawasan konservasi di Indonesia, serta mengkaji target konservasi, berkenaan dengan fungsinya dalam mendukung pengelolaan perikanan. Hasil penelitian menunjukkan pemerintah Indonesia sudah mengalokasikan 28,08 Juta hektar atau 377 kawasan konservasi, dengan luas 12,9 juta hektar atau sebanyak 64 kawasan konservasi telah ditetapkan oleh menteri. Perlu ada prioritas utama untuk mengembangan kawasan konservasi di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 571 dan 718, dan prioritas berikutnya di WPPNRI 572, 712, 716, dan 717. Selain itu perlu dikembangan indikator dan alat ukur di masing-masing kawasan konservasi terkait ikan ekonomis penting yang merupakan salah satu target konservasi utama dari kawasan konservasi yang ada di Indonesia.
Communicative Approach in Language Teaching: a Method to Improve Students’ Interpersonal Skills Ana Elvia Jakfar; Irfan Dwi Yulianto
International Conference on Education and Language (ICEL) Vol 2 (2013): 1st ICEL 2013
Publisher : Bandar Lampung University (UBL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (630.87 KB)

Abstract

AbstractCommunicative approach has become a popular method used in teaching and learning a language. This method has also been widely used in Indonesia for teaching and learning English. The basic assumption used by this method is that language is a means of communication, so that when learning a language the learners also need to engage in meaningful communicative activity. Thus, typical classroom activities involved many interactions among the language learners and the teachers, for example, role playing, information gap activities, and games. Consequently, for the success of the classroom activity, the students not only need to be taught the language skills needed but also the interpersonal skills. Interpersonal skills defines as the ability to interact effectively with someone and teamwork. Furthermore, interpersonal skills such as leveraging diversity, empathy, leadership, influence, communication, conflict management, and synergy are soft skills that students need to master, especially since Indonesia Education system decided to include soft skills in the curriculum. It means that teacher needs to use teaching methods that can develop students’ hard skills and soft skills.This presentation aims at reporting a research result that investigated the use of communicative approach to teach both language skills and interpersonal skills of the students. A literature review on the communicative approach teaching method and the importance of interpersonal skills for successful communication will be reviewed. Finally, the presentation will discuss about the practical recommendations on how to use the approach, so that it can develop both the language skills and the interpersonal skills of the students. 
ECOSYSTEM APPROACH TO REEF FISHERIES MANAGEMENT IN WEH ISLAND, NANGROE ACEH DARUSSALAM Irfan Yulianto; Budy Wiryawan; Am Azbas Taurusman
Indonesian Fisheries Research Journal Vol 17, No 2 (2011): (December, 2011)
Publisher : Research Center for Fisheries

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.367 KB) | DOI: 10.15578/ifrj.17.2.2011.53-61

Abstract

Fisheries management has been traditionally governed to maximize economic benefit with little concern on its ecological impacts. Food and Agriculture Organization with its Code of Conduct for Responsible Fisheries has played an important role to a fundamental change in the new paradigm of fisheries management, which include ecosystem aspect. The Food and Agriculture Organization has mandated that every country in the world should use this approach. Weh Island is located in AcehProvince that has good coral reef condition and rich in reef fishes, therefore reef fishery is prominent. The objectives of this study are (1) to study the ecological status of reef fish, and (2) to formulate the priority areas as candidates of marine protected areas in Weh Island. Fish catch survey, underwater visual census, and focus group discussion were conducted to collect data. Data analysis used fish biomass, financial analysis, linear goal programming, and marxan analysis. Results of this study successfully identified eight fishing gears operated in Weh Island in artisanal reef fisheries. These fishing gears are gillnet, bottom gillnet, handline, muroami, trolline, speargun, longline, and purseseine. There were 84 species identified as high economic value species and were modelled in this study. Gillnet and bottom gillnet were identified as optimum fishing gears. I.e. Meulee, Anoi Itam, Iboih, Jaboi, and Klah Island were identified as priority areas.