Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : ECOPLAN : JOURNAL OF ECONOMICS AND DEVELOPMENT STUDIES

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN EKONOMI MIKRO DI KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH Ahmad Yunani
Ecoplan Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecoplan.v1i1.6

Abstract

Abstrak-Tujuan Penelitian ini adalah untuk Kajian Perekonomian Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai evaluasi dan perencanaan dalam upaya mendukung program pembangunan daerah dan dalam rangka menganalisa perekonomian daerah dilihat dari sektor UMKM dan IKM yang dapat meningkatkan PAD, Kesempatan Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kebijakan pengembangan ekonomi mikro di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pada tahun 2017, dibagai menjadi empat kategori yaitu bantuan langsung, bantuan infrastruktur pendukung dan pengembangan kawasan, bantuan penguatan lembaga (capacity building), dan bantuan pemasaran (marketting). Masyarakat menilai bahwa tidak merasa puas dengan kinerja Instansi Pemerintah terkait program pengembangan ekonomi mikro, hal itu ditunjukkan dengan prosentase 81,3 %, yang merasa puas sebesar 10,5 %, tidak tahu 5,8 %, dan tidak menjawab 2,4 %. Untuk keterlibatan dalam penyusunan rencana kerja (Renja) oleh SKPD terkait bahwa pelaku usaha ekonomi mikro tidak pernah terlibat ditunjukkan dengan prosentase 68, 4 % dan yang pernah terlibat sebesar 22,9 %, masyarakat miskin juga tidak pernah terlibat sebesar 66,6 % dan pernah terlibat sebesar 10,3 %, dan untuk kaum perempuan yang pernah terlibat sebesar 20,8 %, tidak pernah terlibat 35,8 % dan tidak tahu sebesar 38,9 %. Sasaran program pengembangan ekonomi mikro yang dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Tengah , dinilai masyarakat belum mencapai sasaran, dimana penilaian tersebut ditunjukkan dengan prosentase 44,7 % (tidak tepat sasaran), untuk penilaian tepat sasaran sebesar 33,4 %, tidak tahu 19,2 %, dan tidak menjawab sebesar 2,6 %.Kata Kunci: ekonomi mikro, potensi, daerah
Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan (Pendekatan Perhitungan PDRB Hijau) Muhammad Anshar Nur; Ahmad Yunani; Siti Mutmainah Zulfaridatul Yaqin
Ecoplan Vol 1 No 2 (2018)
Publisher : Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecoplan.v1i2.10

Abstract

This study aims to determine and analyze the contribution of the forestry sector to the development of the province of South Kalimantan in 2012 - 2016 by using the Green GRDP calculation approach. The study uses a descriptive method with quantitative data processing on secondary data supported by primary data through the calculation value for unit rent, depletion, degradation and depreciation of logs harvesting activities in natural forest and plantation forest. The results of the study show that the value of unit rent, depletion, degradation and depreciation per unit of production in natural forest is relatively much greater than that of plantation forest. This value is around 81 % in natural forest and 9 % in plantation forest, so it is necessary to intensify the management of plantation forest for the supply of logs as well as an effort to reduce pressure on natural forest in South Kalimantan. The green contribution of the forestry sector to regional development is smaller or less than the contribution of the forestry sector in the calculation of conventional GRDP, which means that the province of South Kalimantan has sacrificed assets (natural capital) from depreciation of forest resources that have not been calculated as added value of the forestry sector in the calculation of conventional GRDP. The value of forestry sector revenue as the value of compensation and incentives from the value of forest and environmental resource depreciation is relatively very small compared to the value needed for prevention and recovery. The contribution (value added) of the real forestry sector to the development of the province of South Kalimantan by including the value of depreciation of forest resources is around 119 % of the GRDP listed in conventional GRDP. Keywords: Green GRDP, Forestry Sector, Harvesting of Logs, Natural Forest, Plantation Forest
PERANAN PROGRAM BANTUAN BAZNAS BAGIPENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PENERIMA ZAKAT DI KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN M Muallifurrahmi A; Ahmad Yunani
Ecoplan Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecoplan.v2i1.17

Abstract

Zakat merupakan salah poin dalam rukun Islam. Apabila syahadat, shalat, puasa, dan haji lebih kepada ibadah ritual individu, maka zakat lebih dominan kepada ibadah sosial, karena dalam zakat terdapat kewajiban seorang muzakki untuk mengeluarkan 2,5% harta yang dimilikinya untuk diberikan kepada mustahik. Zakat bisa menjadi salah satu alternatif solusi dalam mengentaskan kemiskinan dan peningkatan ekonomi masyarakat khususnya kaum muslimin yang menjadi mayoritas di negeri ini. Penelitian ini mencoba menggali lebih dalam terhadap program-program Baznas Kabupaten Hulu Sungai Selatan khususnya yang berkaitan dengan program bantuan modal usaha serta meninjau lebih jauh terhadap praktik dalam pelaksanaan penyalurannya di lapangan. Dalam rangka mengumpulkan berbagai data yang dibutuhkan, penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field reseach). Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk menjelaskan fenomena tertentu yang ada didalam masyarakat. Baznas Kabupaten Hulu Sungai Selatan telah berperan aktif dalam pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah. Hal ini dibuktikan dengan eksistensi di masyarakat dalam proses pengumpulan hingga pendistribusiannya ditengah masayarakat. Adapun dalam rangka membangun ekonomi yang mandiri pada mustahik Baznas memiliki satu program unggulan yaitu program Hulu Sungai Selatan Makmur (HSS Makmur) dengan konsep bantuan modal usaha kepada mustahik. Manfaat utama dari program HSS Makmur dalam peningkatan ekonomi masyarakat adalah membuat mustahik penerima bantuan modal bisa mandiri secara ekonomi kedepannya, sehingga mustahik yang pada awalnya hanya menerima bantuan zakat pada akhirnya mudah mudahan menjadi muzakki yang mengeluarkan zakat setelah usaha yang dijalankannya berhasil. Secara umum terjadi peningkatan dalam pemasukan dana ‎dalam pengelolaan zakat oleh Baznas Kabupaten HSS dari tahun ‎‎2013 hingga 2017, khusunya berasal dari zakat profesi, zakat maal, ‎infaq dan shadaqah.‎ Secara keseluruhan pada aspekekonomi dan sosial Mustahik yang telah menjalankan dan merasakan hasil dari usahanya berdampak pada kondisi finansial yang lebih baik, khususnya para penerima modal usaha produktif yang ‎usahanya sudah mulai berkembang dan memberdayakan ‎masyarakat sekitarnya tentunya telah memberikan kontribusi ‎positif di masyarakat.
ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (STUDI KASUS KOTA BANJARMASIN DAN KABUPATEN TANAH BUMBU) Martin Vegarika Suntari; Ahmad Yunani
Ecoplan Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/ecoplan.v2i2.19

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat ketimpangan pembangunan ekonomi dan ketimpangan distribusi pendapatan di Kota Banjarmasin dan Kabupaten Tanah Bumbu serta bagaimana komparatif dari ketimpangan pembangunan ekonomi dan ketimpangan distribusi pendapatan pada dua wilayah tersebut. Penelitian ini menggunakan data sekunder runtun waktu tahun 2013-2017 yang diperoleh dari BPS. Analisis tingkat ketimpangan pembangunan ekonomi dengan menggunakan indeks Williamson, sedangkan untuk menganalisis ketimpangan distribusi pendapatan dengan menggunakan indeks gini rasio. Hasil analisis komparatif indeks Williamson dan indeks gini rasio selama tahun 2013-2017 didapatkan bahwa masing-masing alat analisis memiliki hasil yang berbeda sehingga dapat dijabarkan saat tingkat ketimpangan pembangunan ekonomi wilayah tinggi untuk wilayah Kabupaten Tanah Bumbu dengan rata-rata 0,171 terjadi karena peran sektor ekonomi yang bertumpu pada SDA (pertambangan dan penggalian), kurang lancarnya mobilitas barang dan jasa(penyebaran barang dan migrasi). Akan tetapi tingkat ketimpangan distribusi pendapatannya rendah dengan rata-rata sebesar 0,312 karena deprensiasi pekerjaan masyarakatnta yang tidak jauh berbeda sehingga distribusi pendapatannya lebih merata. Saat ketimpangan pembangunan ekonomi Kota Banjarmasin rendah dengan rata-rata 0,021 terjadi karena Kota Banjarmasin merupakan pusat/konsentrasi perekonomian di Provinsi Kalimantan Selatan (ibukota provinsi) selain juga memiliki kesediaan infrastruktur yang lebih lengkap dari wilayah lain, akan tetapi tingkat ketimpangan distribusi pendapatannya tinggi dengan rata-rata 0,354 terjadi karena perbedaan jenis pekerjaan dan skill yang dimiliki masyarakat Kota Banjarmasin serta memiliki luas wilayah ynag kecil sehingga terjadi ketidakmerataan distribusi pendapatan. Kata Kunci : Indeks Williamson, dan Indeks Gini Rasio