Ayu Tresna Yunita
Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Nasionalisme Eropa dan Pengaruhnya Pada Lagu Seriosa di Indonesia Ayu Tresna Yunita
Resital: Jurnal Seni Pertunjukan (Journal of Performing Arts) Vol 13, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/resital.v13i2.522

Abstract

Gerakan nasionalisme berkembang di Eropa pada tahun 1830 dan menyebar ke berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia. Gerakan nasionalisme Eropa pada perkembangannya memberi pengaruh yang besar terhadap perkembangan nasionalisme di kawasan Asia-Afrika khususnya di Indonesia dan perkembangan dalam sejarah musik. Gerakan nasionalisme dalam musik diawali di Rusia lalu kemudian diikuti gerakan nasionalisme di negara-negara Skadinavia, Spanyol, Italia, Hongaria, Inggris dan Amerika Serikat. Nasionalisme Eropa mempengaruhi beberapa komponis dalam menciptakan karya musiknya. Mereka memasukkan unsur-unsur melodi dan syair yang sesuai dengan musik rakyat dan yang sudah dikenal oleh masyarakat mereka. Di Indonesia, nasionalisme membuat para komponis Indonesia menciptakan lagu dengan tujuan mengobarkan semangat berjuang untuk melepaskan diri dari penjajah. Beberapa komponis Indonesia pada waktu jaman itu antara lain, W.R. Supratman, Kusbini, Ismail Marzuki dan Cornel Simanjuntak. Lagu seriosa yang diciptakan para komponis Indonesia mempunyai peranan yang besar terhadap perjuangan mencapai kemerdekaan. Lagu-lagu seriosa yang diciptakan dengan menggunakan ilmu-ilmu musik dari Barat seperti tangganada diatonis, harmoni, struktur bentuk lagu, ritmes dan lain sebagainya merupakan hasil pengaruh musikal dari Barat.Kata kunci: Nasionalisme, pengaruh musikal, lagu seriosaABSTRACTNasionalism in Europ and Its Impact on Indonesian Seriosa Song. The growing of nationalism movements in Europe in 1830 had spread out to all over the world, as well as in Indonesia. It gave considerable influence on the development of nationalism in Asia and Africa, especially in Indonesia, in term of the development in the history of music. The nationalism movement in music began in Russia and then was followed by the movement of nationalism in Scandinavian countries, Spain, Italy, Hungary, the United Kingdom and the United States. European nationalism has affected several composers in creating their music as they incorporate elements of melody and lyric in accordance with folk music which they have been familiar with. In Indonesia, nationalism made Indonesian composers created songs as an expression of their spirit against the Dutch colonial government. Some of Indonesian composers at that time, among others, were WR Supratman, Kusbini, Ismail Marzuki and Cornel Simanjuntak. Seriosa Song composed by Indonesian composers who had an important role to fight for the Indonesian independence. Seriosa songs which are created by using western musical’s standard as diatonic scales, harmony, the structure of a song form, rhyme, and so forth can be said as a result of the western musical influences.Keywords: Nationalism, musical influences, seriosa song
Studi Eksploratif Bahan Ajar Cello Berbasis Metode Suzuki Nandya Abror Nurmusabih; Hari Martopo; Ayu Tresna Yunita
PROMUSIKA Vol 5, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v5i1.2281

Abstract

Metode Suzuki merupakan metode pembelajaran musik yang menekankan pentingnya pendidikan bakat musik sedini mungkin untuk anak-anak dengan menggunakan bahasa ibu (mother tongue). Metode ini banyak disalahartikan oleh masyarakat hanya dengan menggunakan kurikulum buku saja, tanpa menerapkan filosofi dari penciptanya, Shinici Suzuki yaitu dididik dengan kasih sayang Nurtured by Love (dididik dengan kasih sayang) dan teorinya yaitu Talent Education (pendidikan bakat). Tujuan eksplorasi Metode Suzuki ini yaitu: (1) untuk memperkaya bahan ajar cello berbasis Metode Suzuki Cello menggunakan metode eksploratif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sesuatu yang belum diketahui, belum dipahami, dan belum dikenali dengan baik, (2) untuk mensosialisasikan Metode Suzuki dalam pembelajaran cello. Kesimpulan yang dapat diambil adalah: (1) pengayaan bahan ajar cello dalam Metode Suzuki menggunakan metode eksploratif, (2) metode eksploratif yang diterapkan pada pengayaan bahan ajar cello sebagai upaya mensosialisasikanera.
Aplikasi Pembelajaran Mata Kuliah Aransemen Musik Pendidikan II: Studi Kasus di SMP Al-Azhar Yogyakarta Ayu Tresna Yunita
PROMUSIKA Vol 4, No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v4i1.2270

Abstract

Mata Kuliah Aransemen Musik Pendidikan I dan  II pada kurikulum 2009 Program Studi Seni Musik,  termasuk kelompok mata kuliah keahlian berkarya yang terdapat didalam minat utama Musik Pendidikan. Deskripsi mata Kuliah Aransemen Musik Pendidikan II yaitu mampu membuat aransemen musik pendidikan dengan bentuk ansambel musik untuk tahap menengah  (siswa Sekolah Menengah Pertama). Penelitian ini  berguna untuk mengatasi kendala dan mencari solusi pada proses pengajaran Aransmemen Musik Pendidikan dalam bentuk ansambel musik di sekolah Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analisis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan metode teoritical. Penguasaan materi unsur-unsur musik menjadi dasar untuk membuat aransemen di mana subyek terkait dengan konsep-konsep seperti bentuk, harmoni, tandingan, dan perangkat komposisi (Watanabe;1967,5). Pada penelitian ini, hasil teori tentang aransemen musik yang didapat selama proses perkuliahan aransemen musik pendidikan II di kelas, selanjutnya diaplikasikan ke SMP Al Azhar Yogyakarta yang kemudian hasilnya lalu dikaji lebih mendalam.  Hasil aransemen mata kuliah aransemen musik pendidikan dapat di aplikasikan di SMP Al-Azhar. Bentuk aransemen dengan format ansambel yang menggunakan instrumen rekorder, pianika, biola, glokenspiel, perkusi, gitar elektrik, bass elektrik, keyboard, drumset serta vokal menjadi ansambel musik bentuk baru yang memang tepat bagi kegiatan ansambel musik di Sekolah Menengah Pertama.
Implementasi Materi Musik Berdasarkan Kurikulum Tematik 2013 Sekolah Dasar di Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta Ayu Tresna Yunita; Ayub Prasetiyo; Aditya Tri Anggara Astanta
PROMUSIKA : Jurnal Pengkajian, Penyajian, dan Penciptaan Musik Vol 9, No 1 (2021): April 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/promusika.v9i1.5774

Abstract

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013, maka sekolah dari tingkat Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Tingkat Atas mulai memberlakukan kurikulum 2013. Kurikulum tematik  2013 untuk  Sekolah Dasar terdiri dari kompetensi inti dan kompetensi dasar. Pembelajaran seni khususnya seni musik termasuk dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBDP). Penelitian tentang implementasi pelajaran seni musik berdasarkan kurikulum tematik 2013 di sekolah dasar yang berada di kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengajaran pendidikan SBDP khususnya seni musik dan apakah hasil kompetensinya bisa tercapai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Tujuh Sekolah Dasar diambil sebagai sampel populasi dari total duapuluh tiga Sekolah Dasar di Kecamatan Sewon, Bantul, Yogyakarta. Informasi informasi dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Pengajaran SBDP seni musik yang diajarkan oleh guru kelas, hasilnya belum sesuai dengan capaian kompetensi pada kurikulum 2013. Hal ini antara lain disebabkan karena kurang adanya pelatihan atau diklat tentang pengajaran seni musik sekolah dasar bagi guru kelas dan guru pengampu SBDP tidak memiliki latar belakang pendidikan seni khususnya seni musik. Kendala dan kesulitan bisa diatasi antara lain dengan membuat metode atau modul pengajaran music untuk sekolah dasar, mengadakan workshop, seminar dan pelatihan seni musik.AbstractImplementation of Music Material Teaching Based on Thematic Curriculum 2013 in Elementary School in Sewon Bantul District, Yogyakarta. Based on the Regulation of the Minister of Education and Culture of the Republic of Indonesia No. 81A of 2013 concerning the Implementation of the 2013 Curriculum, schools from Elementary to Senior High level began to apply the 2013 Curriculum. The 2013 thematic curriculum for Elementary School consists of core competencies and essential competencies. Learning art, especially music, is included in Cultural Arts and Crafts (SBDP). Research on the implementation of music lessons based on the 2013 thematic curriculum in several elementary schools in the Sewon district of Bantul Yogyakarta aimed to find out how SBDP education teaching, especially the art of music, and whether the competency result by achieved. This study used quantitative research methods. Seven out of twenty-three elementary schools were chosen as population samples in Sewon District, Bantul, Yogyakarta. Information was collected using questionnaires and interviews. The results of SBDP teaching of music art taught by classroom teachers are not following the competency achievements in the 2013 curriculum. The partly due to the lack of training or education and training on teaching music art for elementary school teachers, and SBDP teachers themselves do not have an art education background, especially music. This paper suggested solutions to overcome obstacles and difficulties by making methods or modules for teaching music at the elementary school level, holding workshops, seminars, or training in the art of musicKeywords: implementation; 2013 curriculum; music
Efektivitas Blended Learning Dalam Pembelajaran Keyboard Di SD Budya Wacana Yogyakarta Eureka Julius Teruna Ryan; Suryati Suryati; Ayu Tresna Yunita
IDEA: Jurnal Ilmiah Seni Pertunjukan Vol 18, No 1 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan musik saat ini menjadi salah satu hal yang penting bagi siswa. Melalui pendidikan musik, siswa diharapkan lebih peka terhadap lingkungan di sekitarnya. Pendidikan musik di Sekolah Dasar meliputi bernyanyi dan bermain alat musik. Salah satu sekolah yang menghadirkan pendidikan musik adalah SD Budya Wacana Yogyakarta. Di SD Budya Wacana Yogyakarta terdapat pembelajaran keyboard yang merupakan bagian dalam pelajaran Seni Musik. Pembelajaran keyboard di sekolah ini menghadapi kesulitan ketika siswa tidak hadir, yang menyebabkan siswa tersebut ketinggalan materi sehingga tidak dapat memainkan lagu yang diberikan oleh guru. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk menganalisis efektivitas blended learning dalam pembelajaran keyboard di SD Budya Wacana Yogyakarta. Siswa yang terlibat dalam penelitian ini berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa kelas IV B dan 11 siswa kelas V C. Proses pembelajaran terdiri dari empat pertemuan onsite dan dua pertemuan online. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk merancang materi pembelajaran dengan menggunakan teknologi dan internet. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh siswa mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa blended learning efektif dalam pembelajaran keyboard di SD Budya Wacana Yogyakarta.kata kunci: blended learning, efektivitas, keyboard, pembelajaranThe Effectiveness of Blended Learning in Keyboard Learning at Budya Wacana Elementary School Yogyakarta Music education is currently an important thing for students. Through music education, students are expected to be more sensitive to the environment around them. Music education in elementary school includes singing and playing musical instruments. One of the schools that provides music education is SD Budya Wacana Yogyakarta. At SD Budya Wacana Yogyakarta there is keyboard learning which is part of the Music Arts lessons. Keyboard learning at this school faces difficulties when students are absent, which causes the students to miss the material so they cannot play the songs given by the teacher. This research uses a qualitative method with a case study approach to analyze the effectiveness of blended learning in keyboard learning at SD Budya Wacana Yogyakarta. There were 20 students involved in this research, consisting of 9 students in class IV B and 11 students in class V C. The learning process consisted of four onsite meetings and two online meetings. It is hoped that this research can become a reference for designing learning materials using technology and the internet. The research results show that all students achieved scores above the Minimum Completeness Criteria. Thus, it can be concluded that blended learning is effective in keyboard learning at SD Budya Wacana Yogyakarta.keywords: Blended learning, effectinevess, keyboard learning