Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : Padaringan : Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi

Penggunaan Ruang Publik Sebagai Tempat Berjualan Pedagang Pasar Tungging Cempaka Raya Kelurahan Telaga Biru Kota Banjarmasin Muhammad Faisal Sigit Ruswinarsih ,Rahmat Nur
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 3, No 3 (2021): September 2021
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.186 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v3i3.3972

Abstract

Bagi pedagang pasar tungging Jalan Cempaka Raya, jalan sebagai ruang publik yang berfungsi sebagai ruang ekonomi yang dimiliki oleh berbagai individu yang terlibat didalamnya. Selain itu ruang publik memungkinkan interaksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Fungsi pasar tungging sebagai ruang publik bagi pedagang pasar tungging (2) Upaya aktor pasar tungging dalam menjaga eksistensi pasar tungging. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif. Sumber data yang ditetapkan yaitu dengan purposive sampling dengan pedagang yang sudah lama berjualan di pasar tungging Jalan Cempaka Raya. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data hasil penelitian ini menggunakan reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) fungsi pasar tungging sebagai ruang publik adalah sebagai ruang yang menampung aktivitas berjualan pedagang pasar tungging. Sebagai sumber matapencaharian bagi pedagang pasar tungging. Serta pasar tungging berfungsi sebagai tempat terjadinya interaksi sosial. (2) Upaya aktor pasar tungging dalam menjaga eksistensi pasar tungging adalah dengan membayar uang keamanan. Menjaga keamanan dan kebersihan  Menjalin hubungan baik antara pedagang dan pengelola pasar 
KELUARGA NELAYAN DI DESA TABONIO (Kajian Struktur Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan di Desa Tabonio Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut ) Sigit Ruswinarsih Sigit Ruswinarsih
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 1, No 3 (2019): (Juli)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.997 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v1i3.1409

Abstract

Tulisan ini dihasilkan dari sebuah penelitian tentang keluarga nelayan yang mendiami wilayah perdesaan Tabonio di pesisir pantai Kecamatan Takisung. Masyarakat nelayan  asli Banjar dan sebagian pendatang dari Bugis dan Jawa berbaur dalam komunitas yang berpendapatan lebih banyak dihasilkan dari hasil sumber laut dan sebagian dari hasil bercocok tanam pertanian padi dan sayur mayur serta kebun buah.  Keluarga nelayan di Desa Tabonio terdiri dari keluarga bos kapal, keluarga juragan dan keluarga anak buah kapal. Status sosial keluarga nelayan di Desa Tabonio dilihat dari dari pekerjaan dan pendidikan. Kedua aspek tersebut ternyata berperan dalam struktur keluarga nelayan. Keluarga nelayan ditinjau dari status ekonomi bisa ditinjau dari rumah keluarga, penghasilan, serta aset berharga.  Keluarga bos kapal sudah pasti memiliki semua asset yang diperlukan untuk pekerjaan melaut disamping lahan pertanian. Keluarga nelayan juragan memiliki alat tangkap ikan baik yang sederhana maupun yang lebih lengkap dan beberapa juga memiliki lahan untuk bertani. Anak buah kapal hanya memiliki tenaga sebagai modal mereka melaut.
Perilaku Ekonomi Sosial Nelayan Di DesaPaminggir Seberang Kecamatan Paminggir Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalsel Sigit Ruswinarsih
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 1, No 1 (2019): (Januari)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (369.8 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v1i1.3018

Abstract

Tulisan ini bermaksud memberikan gambaran tentang aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat nelayan. Pada umumnya masyarakat nelayan terutama yang tinggal di daerah pesisir terindikasi sebagai masyarakat yang hidup serba substantif. Masyarakat nelayan yang menjadi subyek penelitian adalah nelayan yang beroperasi di daerah perairan darat seperti sungai dan daerah rawa di Desa Paminggir Seberang. Pada masyarakat seperti ini menimbulkan pertanyaan bagaimana mereka mengelola perilakunya dalam memenuhi kebutuhan. Oleh masyarakat setempat sebutan nelayan adalah meiwak. Aktivitas meiwak tergantung pada musim. Musim kemarau adalah musim dimana paiwakan berpesta dengan hasil yang melimpah. Meiwak dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga. Saat melakukan aktivitas inilah tampak jalinan relasi sosial antar sesama paiwakan, antar paiwakan dengan pemakelar ikan dan juga dengan sesama tetangga sebagai konsumen.
Cinderella Dalam Arus Perubahan Sosial (Telaah Sosial Budaya Terhadap Film Cinderella) Nasrullah, Sigit Ruswinarsih
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 1, No 1 (2019): (Januari)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (638.166 KB) | DOI: 10.20527/padaringan.v1i1.3019

Abstract

Sebuah cerita dongeng yang menyebar ke segenap penjuru dunia, biasanya menjadi inspirasi untuk dilakukan atau pun sebaliknya dihindari oleh seseorang. Selain itu, penyebaran dari sebuah cerita akan semakin meluas dan ingatan masyarakat akan disegarkan kembali manakala cerita dongeng ditampikan dalam bentuk film. Film Cinderella adalah salah satu contoh yang menarik untuk dikaji. Penelitian ini beranjak dari anggapan bahwa sebuah cerita pada umumnya dilihat pada permukaan saja. Pun, cerita Cinderella dapat menjadi inspirasi bahwa kesuksesan itu dapat terjadi tanpa kerja keras. Pengumpulan data penelitian yang dilakukan secara penuh melalui observasi dengan cara menonton film dan mentransformasikan cerita kedalam teks sinopsis, telah mendapatkan temuan bahwa perubahan sosial yang dilakukan oleh agen perubah yakni Cinderella dilakukan penuh perjuangan, ketabahan, keberanian dan kejujuran serta tanpa ambisi kekuasaan..
Penguatan Karakter Melalui Seni Bela Diri Pencak Silat Kuntau Pada Masyarakat Kalimantan Selatan, Indonesia Sigit Ruswinarsih; Yuli Apriati; Elly Malihah
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 5, No 01 (2023): PADARINGAN : Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/pn.v5i01.7571

Abstract

The symptoms of the weakening of the immoral behavior of the younger generation deserve more and more attention. The problem is how to develop character education based on local wisdom as a solution to this problem? The martial art of pencak silat is one of the local wisdoms of the Indonesian nation in the form of a series of methods of defending oneself from various physical attacks from outside oneself. Pencak silat kuntau is an alternative program to strengthen community character. This study explores the local wisdom values of kuntau martial arts and analyzes the practice of kuntau martial arts in order to strengthen the character of the fighters. Articles from research using a phenomenological approach obtain data through observation, in-depth interviews and documentation related to the learning process of martial arts. It was found that learning in the form of kuntau martial arts training contains character values, at least in the form of responsible and peace-loving behavior. The character of a fighter is formed through exercises, internal and external competitions, interactions before, during and after training and competition, as well as the example of the teacher (trainer). Based on the content of its noble values, kuntau martial art can be disseminated as a medium for strengthening character in society and schools.
Hambatan Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Kampung Tanggui Sebagai Kampung Wisata Di Kota Banjarmasin Sabrina Rosyidah; Sigit Ruswinarsih; Rahmat Nur
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi) Vol 5, No 01 (2023): PADARINGAN : Jurnal Pendidikan Sosiologi Antropologi
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/pn.v5i01.7566

Abstract

Kampung Tanggui is located in Kuin Cerucuk Village, Banjarmasin City. Tanggui is a round hat in the shape of a hat used by the community as a head protector from activities under the sun, especiallyOriver community activities. The raw material for tanggui comes from nipa palm forests which can beOfoundPon the banksOof rivers, especially rivers which are still affected by sea tides. The method used in this study is aOqualitativeomethod. TheOdata source wasOselected by snowball sampling technique. DataOcollection wasOcarried out byOobservation, interview and documentationOtechniques. The data analysisOtechnique used is dataOreduction technique, data presentation,OandOconclusionOdrawing. Testing the validityOof theOdata wasOcarried0outPby sourceOtriangulation, technical triangulation and time triangulation. TheOresults of thisOstudy indicate that the form ofOthe community's role as tourism executor in the development of Kampung Tanggui as a tourist village in Banjarmasin City is divided into three roles. (1) The role in this decision-making is in the form of a free community of opinion to convey criticism and suggestions for progress in the development of Kampung Tanggui. (2) RoleOin improvingOthe quality of tourism products. The community plays a role in mutual cooperation activities for the convenience of tourist destinations and efforts to increase sales of tourism products. (3) Role in sharing financial benefits. The distribution of these financial benefits is in the form of economic benefits felt by the communityOand the availability of jobs in the Kampung Tanggui tourist area.